BAB 9

“Beneran tante? Nggak masalah kalau saya ikut masuk ke dalam? Angel berkata dengan perasaan kaget.

“Sudah, kamu tidak usah takut, tante yang tanggung jawab kalau terjadi sesuatu di dalam nanti” Karin menarik tangan angel dan mengajak nya masuk ke restaurant. Ketika mereka masuk ke dalam restaurant itu, sepanjang perjalanan di dalam, ia hanya menunduk saja, dan semua mata tertuju pada angel seolah mereka semua merasa jijik.

“Eh lihat tu, kok pemulung bisa masuk dan makan disini ya, padahal kan ini restaurant yang mewah, dan dia kok bisa bersama nyonya Karin ya?”ujar beberapa pengunjung itu.

Merasa mereka sedang mengejek angel, sontak Karin membentak mereka, “ Hei, jaga mulut mu! Dia tamu ku, jangan berani-beraninya kamu ngomong seenaknya!” Sontak semua pengunjung yang tadi berusaha menghina angel menjadi diam tanpa sepatah kata pun dan mereka hanya menunduk.

Sampainya mereka di meja makan, mereka duduk dan Karin memanggil pelayan dan berniat memesan makanan, kemudian pelayan itu datang menghampiri mereka dan spontan ia kaget melihat pemulung itu. Merasa geram, iya langsung berkata,

“Hei pemulung, tadi kan saya sudah menyuruhmu untuk pergi, mengapa kamu malah masuk kesini hah!” Bentak pelayan itu dan menarik tangan pemulung itu dan berusaha menyuruhnya pergi. “Hei! Lancangkan sekali kamu mengusir tamu ku hah! Kamu pikir kamu siapa!”

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi pelayan itu. Wajah pelayan yang tadinya cantik, seketika tergambar sebuah telapak tangan merah di pipi kiri nya. Karin menampar pelayan yang mencoba mengusir angel.

Suara tamparan itu sangat keras sampai semua pengunjung menatap kearah mereka dan yang tadinya di restaurant itu ribut dengan suara keramaian banyak orang, spontan suasana menjadi hening sekarang.

Seorang pelayan yang lain bergegas mendatangi kantor manajer dan melaporkan atas apa yang terjadi di restaurant dan manajer itu bergegas keluar menghampirinya.