“Eh, bentar-bentar …, coba kaliah lihat ke sana!” potong Joe, sambil menunjuk kearah pantai yang mengarah ke laut.
Sontak, Angel yang tadi sedang menggoyang-goyangkan tubuh Samuel sambil menarik baju nya, seketika berhenti. Lalu, Dia dan Samuel menoleh kearah yang di tunjukkan oleh Joe. Cassey dan Davin juga langsung menoleh kearah itu.
Tampak dari kejauhan, mereka melihat lima mobil SUV hitam berjalan masuk ke sebuah kapal yang sedang bersandar di laut dekat pantai itu. Lalu, terlihat juga seorang pria bertubuh kekar, tengah berjaga di depan pintu masuk sambil memberi aba-aba kepada mobil-mobil itu untuk masuk ke dalam kapal.
“Itu … itu bukan nya kapal selam? Gila! Serius, tuh?!” tanya Davin, dengan raut wajahnya yang sangat terkejut.
“Kapal selam? Kok bisa memuat mobil, ya? Entar, kapalnya tenggelam, dong?” tanya Angel pada Davin. “Yee …, namanya juSetelah perdebatan selesai, Angel, Joe, Samuel dan Davin, masuk ke dalam mobil SUV hitam milik Angel setelah memberikan kunci mobil dan sedikit petunjuk cara menggunakan mobil Lamborghini miliknya kepada Cassey. “Bagaimana? Kalian sudah siap?” tanya Davin, menoleh kearah Joe, Samuel dan Angel.Mereka menganggukkan kepala tanpa ragu, mengiyakan pertanyaan Davin. Setelah itu, Davin menghidupkan mesin mobil dan langsung menginjak pedal gas mobil, pergi menerobos masuk ke barisan paling belakang mobil-mobil SUV itu. Tampak dari dalam mobil, mereka melihat ada sekitar tiga mobil SUV lagi tepat di depan mobil mereka. Tidak tahu, yang mana mobil SUV yang membawa Chelsea dan Fanny, karena semua mobil itu tampak sama. Ternyata, pria berbadan kekar yang tengah berjaga di depan pintu masuk kapal, sepertinya tidak hanya berdiri sambil memberikan aba-aba masuk ke dalam kapal. Melainkan, dia juga terlihat sedang memeriksa mobil-mobil itu satu persatu sebelum
“Apa, aku pulang ke rumah Angel saja, sambil menunggu kabar mereka? Secara ‘kan, di sana juga ada Jordi yang mungkin bisa membantuku mencari solusi? Tapi …, bodo’ ah! Sudah pukul sebelas malam juga, ya kali Aku disini sendirian. Entar, malah Aku pula yang di culik, hiii …,” kata Cassey pada dirinya sendiri.Lalu, Cassey membuka pintu mobil Lamborghini Angel, melompat masuk dan menutup kembali pintu mobil, menghidupkan mesin mobil, lalu memutar balikan arah mobil dan langsung pergi meninggalkan pantai itu menuju rumah Angel.*** Sesampainya di rumah Angel, Cassey menghentikan mobil Lamborghini itu, tepat di depan rumahnya Jordi. Kemudian, Cassey membuka pintu mobil, melompat keluar dan menutup kembali pintu mobil itu. Lalu, Cassey langsung berlari menuju rumah Jordi. *Tok … tok … tok ….* “Eh, siapa itu, sayang? Kok, ada orang ma
“Eh, bagaimana, sudah kosong, tuh …,” kata Samuel pada Angel.Angel, Davin dan Joe, langsung menoleh ke segala arah, untuk melihat kondisi sekitar. Tampak di sekitar garasi itu, sudah tidak ada satupun orang, melainkan hanya ada mobil-mobil yang tersusun rapi disana. Lalu, mereka bertiga menganggukkan kepala kearah Samuel dan kemudian, perlahan, mereka semua keluar dari mobil. “Nona, anda jangan jauh-jauh dari kami. Tetap berada di belakang saya. Kamu, Sam, berjaga di barisan paling belakang, tepat di belakangnya nona Angel. Sedangkan kamu Vin, kamu yang memimpin jalan,” kata Joe, menyusun strategi dengan sedikit berbisik. “Loh, kenapa saya yang harus berada di depan, tuan?” tanya Davin, terkejut mendengar perkataan Joe. “Secara ‘kan, kamu ini seorang detektif, pasti lah kamu memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah apapun itu. Mau itu masalah yang sudah la
Davin dan Samuel, tiba di sebuah pintu, setelah menaiki tangga. Pintu itu tertutup, lalu Davin mencoba membuka pintu itu dengan sangat hati-hati. *Jeglek!*Pintu terbuka, Davin sedikit mengeluarkan kepalanya, lalu menoleh ke segala arah. Davin melihat, ada dua jalur lagi luar pintu itu. Jalur itu bercabang membentuk huruf L. Satu jalur lurus ke depan, satu lagi belok ke sebelah kanan. Davin menutup kembali pintunya, “Ada apa, Vin?” tanya Samuel berbisik. “Kita di hadapkan dengan dua jalur. Satu jalaur lurus, satu mengarah lurus di sebelah kanan. Bagaimana?” tanya balik Davin. “Ya, mana Aku tahu, secara ‘kan, pemimpinannya adalah kamu,” jawab Samuel. “Hmm … apa mungkin, kita berpencar? Saya lurus ke depan, kamu ke sebelah kanan. Atau mungkin sebaliknya, saya mengambil jalur kanan, kamu lurus ke depan?” tanya Davin.&nbs
Setibanya Davin di tangga itu, dia melihat seorang gadis yang mirip sekali dengan Chelsea. Lalu, dia berteriak memanggil gadis itu dengan sebutan Chelsea, lalu berlari menghampirinya. Namun, ketika gadis itu menoleh kearah Davin, “Ya, tuan?” tanya gadis itu pada Davin. “Eh, maaf, nona, saya kita, anda adalah teman saya, hehe …,” jawab Davin, tertawa kecil sambil menggaruk kepalanya.Gadis itu tersenyum, lalu menganggukkan kepalanya, dan kemudian, berjalan pergi meninggalkan Davin. “Gila, kirain tadi Chelsea. Eh, tapi gadis itu cantik juga. Ah, sayang sekali tadi, saya tidak sempat berkenalan dengannya. Ah, yah sudah lah …,” kata Davin pada dirinya sendiri.Kemudian, dia langsung melanjutkan perjalanannya menuju lantai tiga.*** “Hahaha … selamat datang, wahai tikus-tikus lucu … besar juga nyali kalian, untuk menyelin
Mendengar itu, jantung Angel langsung berdegup kencang. Wajahnya tampak cemas bercampur bingung pada saat itu. Dia menoleh kearah Samuel dan Davin, yang terlihat menggelengkan kepala kearah Angel. Namun, melihat waktu yang tersisa sedikit, Angel mencoba menarik nafas dalam-dalam, lalu berjalan maju, “Baik! Aku akan menyerahkan diriku,” teriak Angel tanpa ragu. *Teeeeet ….*Tepat setelah Angel berkata seperti itu, jam yang ada di latar monitor itu menunjukkan pukul 00:00:00. “Pilihan yang bagus! Hmm … waktunya pas sekali, ya. Mungkin kalau kamu telat semenit saja, akan lain ceritanya, hahaha …, yah sudah, sini maju,” kata pria itu.Perlahan, Angel maju selangkah demi selangkah menuju pria itu. Teriakan demi teriakan yang dilontarkan Samuel, Davin, Chelsea dan Fanny yang melarangnya untuk maju, kini teriakan itu takkan membuatnya mundur. Demi persah
Pukul tujuh pagi setelah selesai acara ulang tahun Angel, kapal selam naik ke permukaan dan kembali ke pantai. Saat itu, William berkata, dia harus segera kembali ke kota asalnya, karena masih banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Setelah berpamitan, William pergi menggunakan kapal selamnya, bersama dengan Komandan Bradley, Brandon, Bu Aura, dan yang lainnya. Namun, Davin masih tetap tinggal bersama dengan Angel dan yang lain, karena William yang memintanya untuk tetap tinggal. “Nah, sekarang bagaimana? Kita langsung pulang, atau bagaimana, nih?” tanya Angel. “Hmm … langsung pulang aja deh, Ngel … Aku tidak dapat tidur semalaman, karena pesta kamu begitu meriah,” jawab Chelsea. “Yah, Aku malahan tidak mengantuk sama sekali, nih …,” kata Angel. “Yah sudah, kita pulang saja dulu, kalau anda ingin jalan-jalan, nanti deh, kalau kita sudah sampai
*Ciiittt!*Joe dan yang lainnya, tiba di rumah Angel. Davin memarkirkan mobil SUV itu, di depan garasi mobil Angel. *Jeglek!* “Wah, akhirnya sampai juga, huaaahhh …,” kata Chelsea, sambil menguap dan membuka pintu mobil. “Kenapa, Sayang? Kamu lelah ya, karena semalaman tidak dapat tidur?” tanya Joe pada Chelsea, yang juga baru saja keluar dari mobil. “Iya nih, Sayang … sehabis bekerja, Aku tidak dapat tidur, karena orang-orang William, langsung membawaku dan juga Fanny, menuju kapal itu,” jawab Chelsea, sedikit manja pada Joe. “Yah sudah, kamu masuk ke dalam, mandi bila perlu, setelah itu langsung tidur, ya …,” kata Joe sambil mengelus rambutnya Chelsea.Chelsea menganggukkan kepala, setelah itu, dia berjalan masuk ke dalam rumah Angel. “Jadi, bagaimana, Vin?” tanya Joe pada Dav