Satu unit Helikopter Airbus H225 Super Puma mendarat di pinggir pantai dan juga, sekitar 10 unit Helikopter tempur Bell Boeing V-22 Osprey mendarat di belakangnya. Lalu, seorang pria berbadan yang tak terlalu tinggi dengan wajah yang sangat tampan menggunakan jas Stuart Hughes Diamond turun dari helicopter dengan 50 pasukan militer yang siap mati untuk mengawal pria itu. Kemudian, pria itu berjalan kearah Joe yang sepertinya sudah berdiri dengan wajah yang pucat dan sangat ketakutan pada saat itu.
“S… S… Se… Sel… Sela… Selamat… Selamat siang tuan William…” Kata Joe sembari menundukkan tubuhnya serendah mungkin kepada pria itu.
Dan ya, pria itu adalah William. Adik dari Angel Mendez, seorang pria yang sangat-sangat kaya hampir di separuh belahan dunia setelah ayahnya dan Angel. Lalu, perlahan William mendongakkan kepalanya Joe, dan,
“Plak!!!”
Sebuah tamparan mendarat di pipi Joe. Lalu, William berkata dengan nada yang sangat-sangat lembut kepada Joe,
“Joe… Kamu… Tahu kesalahanmu?”
“T… T… T… Tahu tuan William. M… M… Ma… Maafkan saya tuan, saya tidak menduga kalau hal ini akan terjadi. Saya sungguh minta maaf tuan…” Jawab Joe dengan nada bicara yang sangat gugup.
Melihat itu, Chelsea langsung berdiri dan berjalan menghampiri William dengan raut wajahnya yang sangat-sangat marah pada saat itu. Tiba-tiba,
“Plak!!!”
Sebuah tamparan mendarat di pipi William. Sontak, 50 pasukan milliter yang ada di belakangnya William langsung mengangkat senjata mereka dan langsung mengarahkannya ke Chelsea. Namun, William memberi arahan untuk tetap tenang dan menurunkan senjata mereka.
“Aww…” Kata William sembari memegangi pipinya.
Sontak, Joe yang melihat itu langsung berdiri mematung dengan jantung yang berdegup sangat kencang dan seketika, wajahnya menjadi sangat pucat. Kalau disuruh memilih, lebih baik Joe memilih untuk pingsan pada saat itu. Tapi, sepertinya Joe tidak bisa melakukan itu. Lalu,
“Hei! Kamu pikir kamu siapa hah! Seenaknya saja kamu tiba-tiba datang kesini dan menampar pacarku!” Bentak Chelsea dengan perasaan yang sangat marah kepada William.
“Eh, jadi… Ini pacarmu Joe? Hahaha… Sepertinya, dia orang yang cukup berani ya, hahaha. Dan ya, sepertinya kamu pandai dalam memilih wanita. Emm… Kalau dilihat-lihat, dia cantik juga ya, hahaha” Kata William kepada Joe sembari memegangi dagunya Chelsea.
Melihat itu, Cassey dan Fanny langsung berdiri dan berlari menghampiri Chelsea.
“Hei! Anda bisa sopan sedikit ga!?” Bentak Cassey kepada William.
“Waahhhh… Kamu siapa lagi? Simpanannya Joe? Atau bagaimana, hahaha” Kata William kepada Cassey dengan sedikit tertawa.
“Plak!!!”
Sebuah tamparan mendarat lagi ke pipi William. Sontak, pasukan milliter itu lagi-lagi mengangkat senjatanya dan jika William memerintahkan mereka untuk menembak, pasukan itu siap untuk menembak mereka semua. Tapi, lagi-lagi William memerintahkan mereka untuk tetap tenang dan menurunkan kembali senjata mereka.
“Tuan, tolong mulut anda dijaga ya! Anda tahu, kami ini siapa!?” Bentak Fanny yang tadi sempat menampar William.
“Hah!? Bagaimana nona? Anda barusan ngomong apa? Saya tidak mendengarnya, maaf” Kata William sembari mendekatkan telinganya ke Fanny.
“Kamu tahu kami siapa!? Kami adalah sahabatnya Angel! Angel Mendez! Orang yang paling kaya di negara ini! Asal kamu tahu saja ya! Dan kamu, tiba-tiba datang kesini dan menampar temanku se-enaknya saja!” Bentak Fanny tepat di telinganya William.
“Wow… Ah, ternyata kalian… Kalian… Chelsea, Cassey dan Fanny? Apakah itu benar?” Tanya William sembari masih memegangi pipinya.
“Ya! Itu benar! Saya Fanny! Ah, jadi ternyata, kamu sekarang sudah tahu kami siapa kan? Sekarang, sebaiknya kamu meminta maaf kepada Joe sekarang! Kalau tidak…”
“Kalau tidak? Kalau tidak, apa yang akan anda lakukan kepadaku wahai nona yang cantik…” Kata William dengan nada bicara yang lembut.
“Kalau tidak, kamu akan menyesalinya seumur hidupmu!” Bentak Fanny.
“Wow, hahaha… Menyesal? Nah, jadi begini ya nona-nona yang cantik… Sekarang, giliran saya yang bertanya kepada kalian. Kalian tahu saya siapa?” Tanya William kepada Chelsea, Fanny dan Cassey.
“Hah!? Kamu? Hahaha… Siapa kamu rupanya? Artis? Bukan tuh, hahaha…” Kata Chelsea dengan nada bicara yang sedikit mengejek.
“Wah… Hei Joe, tolong dong, beritahu mereka tentang siapa aku sebenarnya.” Kata William kepada Joe dengan nada bicara yang lembut.
“Ba… Baik tuan… Sayang… Cassey… Fanny, beliau adalah adik dari nona Angel. Orang terkaya hampir di separuh belahan dunia setelah ayahnya dan nona Angel. Dan Samuel, beliau jugalah yang mengangkat Samuel menjadi seorang mata-mata dibawah naungannya ayah nona Angel untuk menjaga nona Angel di kampus kalian” Kata Joe sembari sedikit berbisik kepada Chelsea, Cassey dan Fanny.
Mendengar itu, Chelsea, Cassey dan Fanny langsung terdiam dan berdiri mematung dan seketika, wajah mereka bertiga menjadi pucat sepucat-pucatnya. Lemas dan tak berdaya, tidak bisa mengatakan sepatah katapun, bahkan untuk menolehkan pandangannya saja, mereka bertiga sudah tidak sanggup lagi. Lalu,
“Permisi ya nona-nona…” Bisik William sembari berjalan kearah Joe.
Kemudian, William berserta 50 pasukan milliternya dan juga Joe berjalan bersama menuju posko utama untuk membahas tentang Angel, Samuel dan Draniela.
“Ja… Jadi… Dia… Adiknya Angel? Serius?” Tanya Cassey kepada Chelsea dan Fanny.
Chelsea dan Fanny hanya diam saja tanpa menjawab sepatah katapun pertanyaan Cassey sembari masih berdiri mematung dengan pandangan mengarah ke laut.
Sesampainya di posko utama,
“Jadi, bagaimana? Sudah ada tanda-tanda dari Angel, Samuel dan siapa tuh satu lagi korban yang terjatuh ke laut juga…?” Tanya William.
“Emm… Maaf tuan, korban yang satu lagi adalah seorang anak perempuan berusia 7 tahun, dan dia merupakan seorang anak dari supir pribadinya nona Angel tuan. Dan, menurut informasi dan bukti yang berhasil di kumpulkan dari seluruh tim penyelamat yang berhasil saya kerahkan, nona Angel, Samuel dan Draniela terjatuh dan terbawa arus laut sampai ke negara Bahama. Tapi, kita tahu kalau negara Bahama terdiri dari 700 pulau. Nah, kita belum mengetahui lokasi pasti keberadaan mereka. Yang pasti, mereka mengarah ke negara tersebut tuan. Dan sekarang, para tim penyelamat itu sedang berusaha untuk terus mencari ke seluruh pulau di negara Bahama.” Jawab Joe.
“Emm… Bahama ya… Kamu sudah coba menghubungi Ratu Elizabeth II yang memimpin negara itu?”
“Ah, saya lupa tuan. Pemerintah di negara itu kan memiliki hubungan baik dengan keluarga anda. Ah, saya memikirkan itu karena saya sedang sangat-sangat panik tuan. Jadi, cara berfikir saya terhambat. Mohon maaf tuan, akan segera saya hubungi sekarang.” Kata Joe.
Kemudian, Joe langsung berjalan keluar sembari mengeluarkan ponselnya. Lalu, Joe langsung menghubungi seseorang dari negara Bahama yang tak lain adalah menteri dari pemerintahan Bahama.
“Selamat siang tuan Roland.”
“Ah, tuan Steven Joe dari keluarga Mendez… Sudah lama saya tidak mendengar kabar tentang anda. Bagaimana kabar anda tuan?”
“Ah, kabar saya baik tuan. Terima kasih sebelumnya, tapi saya tidak bisa berlama-lama, jadi langsung saja ke inti pembicaraannya tuan…”
“Ah, mengapa terburu-buru sekali tuan Joe… Memangnya, ada masalah apa sampai anda terburu-buru begitu?”
“Ahli waris dari keluarga Mendez, anak dari tuan Alexander H Mendez yaitu Angel Mendez terjatuh dari kapal pesiar milik keluarga Mendez. Ada sekitar 2 korban lainnya yang ikut terjatuh ke laut bersama dengan nona Angel. Nah, menurut informasi yang saya dapatkan, mereka terjatuh di perairan laut yang mengarah ke negara Bahama. Saya juga sudah mengerahkan beberapa pasukan penyelamat untuk mencari mereka dan sepertinya, mereka sudah menyebar ke seluruh pulau milik negara Bahama. Jadi…”
“Hah!? Anda serius tuan Joe?”
“Ya tuan, jadi saya minta kerja samanya kepada anda untuk ikut serta dalam pencarian mereka bertiga.”
“Ya tuan Joe, anda tidak perlu khawatir, selama masih di kawasan negara Bahama, semuanya akan baik-baik saja. Setiap harinya, pasukan angkatan laut kami selalu melakukan patroli di laut. Jadi, bisa di pastikan kalau mereka semua aman. Untuk informasinya, saya akan selalu menghubungi anda kalau-kalau kami menemukan sesuatu tentang keberadaan mereka.”
“Oke tuan, terima kasih atas kerja samanya.”
“Sama-sama tuan Joe.”
Percakapan pun berakhir. Lalu, Joe kembali ke dalam posko utama.
“Bagaimana Joe?” Tanya William.
“Saya sudah menghubungi ketua menteri kepulauan Bahama tuan. Beliau mengatakan kalau pasukan angkatan laut Bahama selalu melakukan patroli di kawasan perairan laut mereka setiap harinya. Jadi, bisa di pastikan kalau mereka bertiga selamat.” Jawab Joe.
“Bagus. Dan…
“Ding ding ding”Ponsel Joe berdering.“Tuan?” Tanya Joe kepada William.“Ya, silahkan Joe” Jawab Joe.Kemudian, Joe langsung bergegas keluar dan menjawab panggilan itu.“Halo tuan Roland…”“Halo tuan Joe, salah satu dari kapal pasukan angkatan laut yang sedang patroli di perairan laut di kepulauan Grand Bahama, menemukan seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 7 tahun. Kondisinya sangatlah kritis. Mereka sedang berusaha untuk memberikan pengobatan terbaik untuk menyelamatkan nyawa anak itu. Untuk sekarang, hanya anak itu yang baru saja di temukan. Apakah anak itu adalah salah satu korban yang terjatuh dari kapal pesiar tuan?”“Ya! Dia adalah korban yang terjatuh dari kapal pesiar itu. Tolong berikan pengobatan yang terbaik untuknya! Tolong selamatkan dia!”“Oke tuan, saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuknya. Oke tuan, mu
Perairan Bahama, 18 Sept 2014, 17:30.“Tuan William, sepertinya kita sudah tepat di atas kapal pasukan angkatan laut negara Bahama. Kita juga sudah mendapat izin untuk mendarat di kapal itu untuk melihat korban yang selamat. Bagaimana perintah selanjutnya tuan?” Kata komandan dari pasakukan milliter William yang berada di Helikopter William.“Oke, langsung mendarat saja. Untuk pasukan lain, bisa menunggu di udara sembari terus memantau korban yang lain. Siapa tahu, akan ada tanda-tanda dari mereka.” Kata William.Kemudian, pilot yang bertugas membawa Helikopter itu mendaratkan Helikopter di atas kapal milik pasukan angkatan laut Bahama. Tampak dari dalam Helikopter, seorang pasukan dari angkatan laut Bahama memberi arahan kepada pilot di Helikopter William untuk mendaratkan Helikopter itu. Setelah itu, Helikopterpun mendarat dengan mulus.‘Eh!? Kok ada Helikopter? Milik siapa ya?’Lalu, William turun dari Helikop
“Ah, kenal om, kenal banget malah.”“Emm… Menurut kamu, kak Angel orangnya gimana?”“Ah, kak Angel orangnya baik banget om, dia baik, suka menolong, eh! Kemarin, kak Angel baru saja membelikan rumah untuk ibu-ibu pemulung loh om. Dan juga, kak Angel memberikan kami rumah yang letaknya di samping rumahnya kak Angel. Pokoknya, kak Angel itu orangnya baik banget lah om.”“Hahaha… Oh, begitu ya… Nah, kebetulan, om adalah adik dari kak Angel, hehe”“Hah!? Serius om? Wah, pantesan wajah om tampan sekali, sama seperti kak Angel yang mempunyai wajah yang cantik juga, hihi”“Ah, kamu ini bisa saja. Nah, sudah puas jalan-jalannya? Atau, mau menjemput kakak-kakakmu dulu?”“Eh, beneran om?”“Iya dong, hehe.”“Yasudah om, kita ke tempatnya kakak-kakak saya dulu saja, lalu kita jalan-jalan lagi. Bolehkan om?”
Mendez Hotel, 19 Sept 2014, 07:00 pagi.Jeglek!“Selamat pagi tuan!” Kata dua orang pasukan milliter William yang sejak tadi malam berjaga di depan kamarnya William.“Pagi… Eh, kok kalian disini? Kalian begadang semalaman?” Tanya William kepada pasukannya.“Siap! Benar tuan!” Jawab pasukan William.“Hah? Emm… Yasudah, kalian pasti lelahkan? Sana pergi cari sarapan untuk kalian, lalu kalian bisa istirahat dan sepertinya, saya tidak perlu penjagaan untuk sekarang.”“Siap! Terima kasih tuan!”Kemudian, kedua pasukan William pergi meninggalkan William sendiri sembari mengenakan baju tidur. Lalu,“Selamat pagi tuan Williaaaam…” Kata Chelsea yang baru saja keluar dari kamar VIP di sebelah kamar William bersama dengan Fanny dan Cassey.“Pagi…” Jawab William dengan nada bicara yang cuek.“Ih, wajah tuan la
Puk…“Jangan… Biarkan saja dulu, jangan di ganggu… Tunggu hatinya tenang dulu…” Kata William sembari menarik pundak Cassey dan Fanny untuk menahan mereka agar tak menghampiri Joe.Kemudian, Cassey dan Fanny menoleh kearah William,“Awas! Kamu… Tega ya… Tega ya kamu menghancurkan hubungan mereka! Kamu tahu…”“Ssssttt… Kamu salah… Tidak mungkin aku tega mengambil Chelsea dari Joe. Aku hanya menguji Chelsea saja, aku juga sempat berdiskusi kepada Joe dan sepertinya Joe menyetujuinya. Dan ya, seperti dugaanku, Chelsea lebih memilihku daripada Joe yang sudah cukup lama bersama dengannya.” Kata William memotong perkataan Cassey.“Hah!!!”Sontak, Cassey dan Fanny terkejut setelah mendengar perkataan William.“M… Ma… Maksudnya?” Tanya Fanny dengan nada bicara yang sedikit terbata-bata.“Iya, jad
“Emm… Dok, saya boleh masuk?” Tanya William kepada dokter itu.“Ah, tentu boleh tuan, silahkan. Tapi, sepertinya pasien sedang beristirahat untuk saat ini.”“Ah, tidak masalah Dok, saya hanya ingin berbicara kepada Joe saja.”“Oh, yasudah kalau begitu tuan.”Kemudian, William masuk ke dalam posko menghampiri Joe.Puk!“Hei… Bagaimana sekarang?” Tanya William sembari menepuk bahunya Joe dengan nada bicara yang sedikit berbisik kepada Joe.“Eh, tuan William… Yah, begini lah tuan…” Jawab Joe sembari masih tetap menggenggam tangannya Chelsea.“Hmmpphh… Kamu bilang, untuk apa mencintai kalau tidak di cintai. Eh, ketika Chelsea jatuh dan kondisinya sekarat, kamu nangis, eleh…”“Ya, mau bagaimana lagi tuan, mulut bisa berbicara, tapi hati tidak tuan. Anda pasti akan mengalaminya juga ketika nanti a
Bahama, 19 Sept 2014, 13:00 siang.“Lapor tuan! Sebagian pasukan telah mendarat. Bagaimana selanjutnya tuan?” Tanya Komandan pasukan milliter William.“Emm… Oke, suruh semua pasukan menyebar ke seluruh kota. Kamu dan bawa satu orang lagi dan ikut bersama saya. Kita akan mencari di sekitar sini terlebih dahulu.” Jawab William.“Baik tuan.”Kemudian, Komandan itu berjalan ke pasukannya dan memberikan perintah sesuai perkataan William. Setelah itu, semua pasukan itu langsung pergi menyebar ke kota untuk mencari keberadaan Angel dan Samuel dengan berbekalkan foto Angel dan Samuel. Lalu, Komandan itu kembali ke tempat William bersama dengan seorang pasukan milliter kepercayaannya.“Tuan, semua pasukan sudah menyebar ke seluruh kota. Saya juga sudah membawa salah satu pasukan terbaik saya. Bagaimana selanjutnya?”“Sebentar, sepertinya kita bisa bertanya kepada Ibu yang tengah mengambil a
“Bu, kita jalan-jalan ke kota yuk, bosen nih di rumah terus, hehe” Kata Angel kepada bu Aura.“Emm… Memangnya kamu mau kemana Ngel?” Tanya bu Aura.“Emm… Ga tau bu, yang penting berkeliling di kota. Aku juga ingin melihat-lihat dan sedikit mengenal kota ini, siapa tahu aku bisa sedikit mengingat sesuatu bu…”“Yaudah, ayo, tapi sebentar saja ya, soalnya Ibu lelah, hehe.”“Loh, yasudah, saya dan Fina saja yang pergi bu. Ibu beristirahat saja di rumah, Fina kan cukup familiar dengan jalan di kota ini, iya kan Fina?”“Iya kak, hanya jalannya saja sih yang aku tahu, kalau misalkan kakak bertanya sesuatu, sepertinya aku kurang bisa menjawabnya, soalnya aku juga tidak tahu terlalu banyak.” Kata Fina.“Ah, tidak masalah, yang penting kamu tahu jalan pergi dan jalan pulang saja supaya kita tidak tersesat.”“Iya kak, kalau hanya jalann
Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h
Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p
Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A
“Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa
Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent
Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga
“Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo
Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.
“Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri