“Ding ding ding”
Ponsel Joe berdering.
“Tuan?” Tanya Joe kepada William.
“Ya, silahkan Joe” Jawab Joe.
Kemudian, Joe langsung bergegas keluar dan menjawab panggilan itu.
“Halo tuan Roland…”
“Halo tuan Joe, salah satu dari kapal pasukan angkatan laut yang sedang patroli di perairan laut di kepulauan Grand Bahama, menemukan seorang anak perempuan yang kira-kira berusia 7 tahun. Kondisinya sangatlah kritis. Mereka sedang berusaha untuk memberikan pengobatan terbaik untuk menyelamatkan nyawa anak itu. Untuk sekarang, hanya anak itu yang baru saja di temukan. Apakah anak itu adalah salah satu korban yang terjatuh dari kapal pesiar tuan?”
“Ya! Dia adalah korban yang terjatuh dari kapal pesiar itu. Tolong berikan pengobatan yang terbaik untuknya! Tolong selamatkan dia!”
“Oke tuan, saya akan berusaha untuk memberikan yang terbaik untuknya. Oke tuan, mungkin itu saja informasi yang bisa saya sampaikan, nanti saya akan terus menghubungi anda jika ada informasi terbaru.”
“Oke tuan, tolong ya.”
“Oke tuan Joe.”
Percakapan berakhir. Joe langsung berlari ke posko 2 menghampiri Jordi.
“Jordi!!!” Teriak Joe sembari masuk kedalam posko 2.
“Eh! Ada apa tuan Joe! Bagaimana!? Apakah ada tanda-tanda dari anak saya!?” Tanya Desya yang langsung bangkit dari tempat tidur.
“Draniela selamat!!!”
“Hah!? Astaga Tuhan… Terima kasih karena engkau telah menyelamatkan anak saya…” Kata Desya yang langsung bersujud syukur sembari meneteskan air mata.
“Jadi tuan, bagaiman? Draniela dimana tuan? Apakah saya bisa melihatnya?” Tanya Jordi yang sepertinya sangat penasaran.
“Dia masih dirawat oleh pasukan angkatan laut negara Bahama. KAmu tenang saja, dia pasti akan selamat. Tapi, untuk saat ini, dia harus masih harus di rawat disana. Nanti kalau kondisinya sudah membaik, saya akan menyuruh pasukan angkatan laut Bahama untuk mengantarkan Draniela kesini.”
“Terima kasih tuan Joe, saya sangat berhutang budi kepada anda…” Kata Jordi sembari memeluk Joe dengan erat.
“Tidak Jordi, saya tidak melakukan apapun. Berterima kasihlah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena-Nya, Draniela bisa selamat.”
Mendengar itu, Jordi langsung melepaskan pelukannya dan langsung bersujud syukur bersama dengan istrinya. Melihat itu, Joe merasa terharu dan tersenyum kepada mereka. Lalu, Joe langsung keluar dan kembali ke posko utama meninggalkan mereka.
“Permisi tuan William…” Kata Joe yang baru saja tiba di dalam posko utama.
“Bagaimana Joe?” Tanya William.
“Draniela, anak dari supir pribadi nona Angel berhasil di temukan oleh pasukan angkatan laut Bahama dalam kondisi kritis tuan. Dan juga, pasukan angkatan laut Bahama sudah memberikan pengobatan terbaik mereka ke anak itu. Bisa di pastikan kalau anak dari supir pribadi nona Angel akan baik-baik saja.”
“Bagus! Yang tersisa hanyalah Angel dan Samuel?”
“Iya tuan…”
“Oke baiklah, sepertinya, saya sendiri yang harus turun kesana. Joe, tetap selalu menghubungi saya kalau ada informasi terbaru tentang mereka. Saya dan pasukan milliter saya akan terbang ke Bahama untuk mencari mereka.”
“Baik tuan”
William menganggukkan kepalanya dan kemudian pergi keluar menghampiri pasukan milliternya. Dengan sedikit aba-aba, pasukan milliter itu langsung berbaris di belakang William menuju ke Helikopter.
“Eh? Kalian masih disini? Kok kalian berdiri seperti patung yang ada di mall-mall itu ya, hahaha” Kata William sembari menepuk bahu Chelsea dan Fanny.
Seketika, Chelsea dan Fanny tersentak. Kemudian, mereka langsung menoleh ke William, dan,
“Brakk!”
“Tuan, tolong maafkan atas kelancangan kami tuan…”
“Iya tuan, kami tidak bermaksud melakukan itu tuan…”
Chelsea dan Fanny menjatuhkan tubuhnya dan bersujud meminta maaf di kakinya William.
“Eh-eh! Apa-apaan kalian ini! Pasukan!”
Mendengar aba-aba itu, seluruh pasukan bersiap untuk menembak.
“Kalian mau bangkit atau mau di tembak!”Bentak William.
“Tidak apa-apa tuan, kalau anda mau menembak saya, yasudah, tembak saja. Saya akan menerimanya kok, lagian anda lebih tampan daripada Joe. Jadi, kalau anda mau menembak saya, saya akan langsung menjawab iya dengan sepenuh hati…” Kata Chelsea sembari masih terus bersujud meminta maaf kepada William.
“Eh!? Apaan? Menembak? Menembak bagaimana maksud kamu?”
“Anda ingin menembak saya untuk jadi pacar anda kan tuan? Yasudah, saya mau tuan, mau banget malah…” Kata Chelsea.
“Iya tuan, saya juga mau tuan. Tidak masalah kalau saya jadi yang kedua setelah Chelsea tuan.” Kata Fanny meneruskan perkataan Chelsea.
“Loh? Huwahahaha… Apasih? Kalian ini… Astaga…” Kata William sembari menepuk keningnya.
“Kenapa tuan? Anda malu ya? Yasudah tidak masalah, kalau anda memaafkan saya, otomatis saya langsung menjadi pacar anda tuan.” Kata Chelsea kepada William.
“Iya tuan, saya juga begitu tuan” Kata Fanny meneruskan perkataan Chelsea.
“Eh? Kalian ini… Hei-hei! Bangkit sekarang, bangkit!” Bentak William sembari menarik tangan Chelsea dan Fanny.
“Dengar ya, saya sedang terburu-buru sekarang! Draniela sudah ditemukan dan di nyatakan selamat! Sekarang, saya akan terbang kesana untuk memastikan keselamatannya. Jadi, lebih baik kalian menyingkir dari sini, atau…”
“Atau apa tuan? Ayo cepat katakan tuan, saya sudah tidak sabar nih, hihi” Kata Chelsea.
“Iya tuan, saya juga tidak sabar menunggu jawaban dari anda…” Kata Fanny meneruskan perkataan Chelsea.
“Astaga… Pasukan! Tahan mereka sampai saya masuk ke dalam Helikopter!” Kata William kepada pasukannya.
“Siap tuan!” Jawab pasukan milliter William.
Seketika, beberapa pasukan itu langsung memegangi Chelsea dan Fanny sampai William masuk kedalam Helikopter.
“Tuan, ai lop yuu…” Teriak Chelsea kepada William yang sepertinya sudah terbang menggunakan Helikopternya.
Setelah itu, para pasukan milliter itu bergegas masuk ke Helikopter mereka dan kemudian, terbang mengikuti Helikopter William menuju Bahama.
Setelah semua Helikopter itu terbang meninggalkan Chelsea Fanny dan Cassey, Joe langsung menghampiri mereka.
“Sayang… Apakah benar yang kamu katakan tadi?” Tanya Joe kepada Chelsea.
“Hah!? Eh, tidak kok sayang, itu hanya spekulasi saja. Untungnya tuan William itu tidak mengatakan iya.” Jawab Chelsea.
“Kalau iya bagaimana? Kamu akan jadian dong dengannya?”
“Yaiya lah, dan aku akan jadi kakak iparnya Angel, dan menjadi perempuan terkaya di seluruh dunia, huwahahaha” Kata Chelsea dengan sedikit tertawa jahat.
“Hikss… Tega kamu sayang…” Kata Joe sembari berpura-pura menangis.
“Eh!? Eh, ga gitu sayang, hahaha. Aku bercanda loh, ulu-ulu-ulu…” Kata Chelsea sembari mencubit-cubit pipinya Joe.
Kemudian, Fanny mendudukkan dirinya di atas pasir disamping Cassey yang juga sedang duduk di atas pasir sembari memandangi laut.
“Cass… Draniela sudah selamat, Samuel dan Angel Selamat juga atau tidak ya?” Tanya Fanny kepada Cassey.
“Husss! Kamu ini bicara apa sih Fan! Kok kamu jadi pesimis begitu? Kamu tidak lihat pasukannya tuan William tadi? Terus juga Helikopter yang mereka gunakan tadi? Terus kabar yang katanya sudah dipastikan kalau Draniela sudah selamat, kamu masih ragu? Draniela yang usianya masih sangat muda saja bisa selamat, apalagi Samuel dan Angel yang kita tau kalau mereka bisa berenang. Kamu masih ragu? Ayolah, optimis dong! Doakan yang terbaik untuk mereka Fan! Sejak kapan kamu menjadi pesimis begini sih!?” Jawab Cassey sembari mencoba menghibur Fanny.
“Emm… Iya juga ya Cass. Ah, iya, mereka pasti selamat! Pasti selamat!”
“Nah, gitu dong, ini baru Fanny yang ku kenal, hehe” Kata Cassey sembari merangkul Fanny.
Perairan Bahama, 18 Sept 2014, 17:30.“Tuan William, sepertinya kita sudah tepat di atas kapal pasukan angkatan laut negara Bahama. Kita juga sudah mendapat izin untuk mendarat di kapal itu untuk melihat korban yang selamat. Bagaimana perintah selanjutnya tuan?” Kata komandan dari pasakukan milliter William yang berada di Helikopter William.“Oke, langsung mendarat saja. Untuk pasukan lain, bisa menunggu di udara sembari terus memantau korban yang lain. Siapa tahu, akan ada tanda-tanda dari mereka.” Kata William.Kemudian, pilot yang bertugas membawa Helikopter itu mendaratkan Helikopter di atas kapal milik pasukan angkatan laut Bahama. Tampak dari dalam Helikopter, seorang pasukan dari angkatan laut Bahama memberi arahan kepada pilot di Helikopter William untuk mendaratkan Helikopter itu. Setelah itu, Helikopterpun mendarat dengan mulus.‘Eh!? Kok ada Helikopter? Milik siapa ya?’Lalu, William turun dari Helikop
“Ah, kenal om, kenal banget malah.”“Emm… Menurut kamu, kak Angel orangnya gimana?”“Ah, kak Angel orangnya baik banget om, dia baik, suka menolong, eh! Kemarin, kak Angel baru saja membelikan rumah untuk ibu-ibu pemulung loh om. Dan juga, kak Angel memberikan kami rumah yang letaknya di samping rumahnya kak Angel. Pokoknya, kak Angel itu orangnya baik banget lah om.”“Hahaha… Oh, begitu ya… Nah, kebetulan, om adalah adik dari kak Angel, hehe”“Hah!? Serius om? Wah, pantesan wajah om tampan sekali, sama seperti kak Angel yang mempunyai wajah yang cantik juga, hihi”“Ah, kamu ini bisa saja. Nah, sudah puas jalan-jalannya? Atau, mau menjemput kakak-kakakmu dulu?”“Eh, beneran om?”“Iya dong, hehe.”“Yasudah om, kita ke tempatnya kakak-kakak saya dulu saja, lalu kita jalan-jalan lagi. Bolehkan om?”
Mendez Hotel, 19 Sept 2014, 07:00 pagi.Jeglek!“Selamat pagi tuan!” Kata dua orang pasukan milliter William yang sejak tadi malam berjaga di depan kamarnya William.“Pagi… Eh, kok kalian disini? Kalian begadang semalaman?” Tanya William kepada pasukannya.“Siap! Benar tuan!” Jawab pasukan William.“Hah? Emm… Yasudah, kalian pasti lelahkan? Sana pergi cari sarapan untuk kalian, lalu kalian bisa istirahat dan sepertinya, saya tidak perlu penjagaan untuk sekarang.”“Siap! Terima kasih tuan!”Kemudian, kedua pasukan William pergi meninggalkan William sendiri sembari mengenakan baju tidur. Lalu,“Selamat pagi tuan Williaaaam…” Kata Chelsea yang baru saja keluar dari kamar VIP di sebelah kamar William bersama dengan Fanny dan Cassey.“Pagi…” Jawab William dengan nada bicara yang cuek.“Ih, wajah tuan la
Puk…“Jangan… Biarkan saja dulu, jangan di ganggu… Tunggu hatinya tenang dulu…” Kata William sembari menarik pundak Cassey dan Fanny untuk menahan mereka agar tak menghampiri Joe.Kemudian, Cassey dan Fanny menoleh kearah William,“Awas! Kamu… Tega ya… Tega ya kamu menghancurkan hubungan mereka! Kamu tahu…”“Ssssttt… Kamu salah… Tidak mungkin aku tega mengambil Chelsea dari Joe. Aku hanya menguji Chelsea saja, aku juga sempat berdiskusi kepada Joe dan sepertinya Joe menyetujuinya. Dan ya, seperti dugaanku, Chelsea lebih memilihku daripada Joe yang sudah cukup lama bersama dengannya.” Kata William memotong perkataan Cassey.“Hah!!!”Sontak, Cassey dan Fanny terkejut setelah mendengar perkataan William.“M… Ma… Maksudnya?” Tanya Fanny dengan nada bicara yang sedikit terbata-bata.“Iya, jad
“Emm… Dok, saya boleh masuk?” Tanya William kepada dokter itu.“Ah, tentu boleh tuan, silahkan. Tapi, sepertinya pasien sedang beristirahat untuk saat ini.”“Ah, tidak masalah Dok, saya hanya ingin berbicara kepada Joe saja.”“Oh, yasudah kalau begitu tuan.”Kemudian, William masuk ke dalam posko menghampiri Joe.Puk!“Hei… Bagaimana sekarang?” Tanya William sembari menepuk bahunya Joe dengan nada bicara yang sedikit berbisik kepada Joe.“Eh, tuan William… Yah, begini lah tuan…” Jawab Joe sembari masih tetap menggenggam tangannya Chelsea.“Hmmpphh… Kamu bilang, untuk apa mencintai kalau tidak di cintai. Eh, ketika Chelsea jatuh dan kondisinya sekarat, kamu nangis, eleh…”“Ya, mau bagaimana lagi tuan, mulut bisa berbicara, tapi hati tidak tuan. Anda pasti akan mengalaminya juga ketika nanti a
Bahama, 19 Sept 2014, 13:00 siang.“Lapor tuan! Sebagian pasukan telah mendarat. Bagaimana selanjutnya tuan?” Tanya Komandan pasukan milliter William.“Emm… Oke, suruh semua pasukan menyebar ke seluruh kota. Kamu dan bawa satu orang lagi dan ikut bersama saya. Kita akan mencari di sekitar sini terlebih dahulu.” Jawab William.“Baik tuan.”Kemudian, Komandan itu berjalan ke pasukannya dan memberikan perintah sesuai perkataan William. Setelah itu, semua pasukan itu langsung pergi menyebar ke kota untuk mencari keberadaan Angel dan Samuel dengan berbekalkan foto Angel dan Samuel. Lalu, Komandan itu kembali ke tempat William bersama dengan seorang pasukan milliter kepercayaannya.“Tuan, semua pasukan sudah menyebar ke seluruh kota. Saya juga sudah membawa salah satu pasukan terbaik saya. Bagaimana selanjutnya?”“Sebentar, sepertinya kita bisa bertanya kepada Ibu yang tengah mengambil a
“Bu, kita jalan-jalan ke kota yuk, bosen nih di rumah terus, hehe” Kata Angel kepada bu Aura.“Emm… Memangnya kamu mau kemana Ngel?” Tanya bu Aura.“Emm… Ga tau bu, yang penting berkeliling di kota. Aku juga ingin melihat-lihat dan sedikit mengenal kota ini, siapa tahu aku bisa sedikit mengingat sesuatu bu…”“Yaudah, ayo, tapi sebentar saja ya, soalnya Ibu lelah, hehe.”“Loh, yasudah, saya dan Fina saja yang pergi bu. Ibu beristirahat saja di rumah, Fina kan cukup familiar dengan jalan di kota ini, iya kan Fina?”“Iya kak, hanya jalannya saja sih yang aku tahu, kalau misalkan kakak bertanya sesuatu, sepertinya aku kurang bisa menjawabnya, soalnya aku juga tidak tahu terlalu banyak.” Kata Fina.“Ah, tidak masalah, yang penting kamu tahu jalan pergi dan jalan pulang saja supaya kita tidak tersesat.”“Iya kak, kalau hanya jalann
Sesampainya di Apartemen milik Brandon.“Tuan… Banyak sekali makanannya…” Kata Samuel sembari memandangi hidangan makan siang yang sudah tersedia di meja makan.“Hahaha… Iya tuan, silahkan dinikmati tuan, keburu dingin loh, hehe” Kata William.“I… Ini… Ini serius tuan?” Tanya Samuel.“Serius dong… Silahkan di nikmati tuan… Atau, anda ingin makanan yang lain?”“Ah, tidak tuan, ini saja sudah terlalu banyak, hehe”Kemudian, Samuel langsung bergegas menyantap hidangan itu dengan lahap.“T… Tuan… Mengapa anda memanggilnya dengan sebutan…”“Astaga… Kan sudah saya bilang, kamu diam! Jangan banyak bertanya, kamu mau saya batalkan kontrak pembangunan tempat wisata itu?” Kata William memotong perkataan Brandon.“Eh!? Ti… Ti… Ti… Tidak tuan, maaf
Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h
Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p
Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A
“Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa
Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent
Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga
“Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo
Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.
“Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri