Masuklah mereka ke dalam restoran itu bersama-sama. Kemudian, Sonia tengah memperhatikan ke sekeliling restoran itu terlebih dahulu.
“Hmm, tempatnya cukup nyaman, Sayang, dan … cukup berkelas, tapi …, kenapa kita tidak makan di restoran bintang lima saja?” tanya Sonia pada William, sambil memperhatikan ke setiap sudut restoran.
“Eh, restoran ini tuh sekelas restoran bintang lima yang sering kamu datangi saat di Lost Angles, lho. Nah, menurut rumor yang beredar, seluruh toko, restoran, cafe … itu semua tidak sembarangan, lho, Sonia. Mereka bisa membangun toko, restoran dan cafe di dalam Mall ini, harus ada izin dan benar-benar kenal dengan sang Pemilik Mall ini saja yang bisa berjualan disini,” jelas William. “Hmm, yah sudah, deh … berhubung kamu yang sering datang ke tempat ini, jadi aku ikut kamu saja. Oh iya, aku ingin ke toilet dulu sebentar, ya, kamu duduk duluan s“Maaf, ini pesanan anda, Nona, Tuan … selamat makan.”Seorang pelayan wanita baru saja tiba sembari meletakkan pesanan yang telah dipesan oleh Samuel tadi. Setelah pelayan itu pergi, Angel dan Samuel pun menikmati makan siang mereka bersama. “Hmm … eh, si ‘Miskin’ itu sedang apa disana? Eh, dia bersama pacarnya ternyata, wah pantas saja ….”Di sisi lain, si wanita yang ditabrak oleh Angel saat di toilet tadi baru saja menyelesaikan urusannya di toilet dan berjalan ke luar, berniat langsung menemui calon suaminya yang super-duper kaya itu. Namun, saat dia baru saja tiba di meja kasir yang ada di restoran, dia melihat Angel sedang menikmati makan siangnya bersama dengan Samuel di sudut dekat dengan jendela. Sontak, terlintas sebuah niat buruk di kepala si wanita itu, “Hmm, permisi, bisakah saya memesan segelas jus jeruk?” tanya si Wanita itu pada seorang Pelayan p
“Pak, tolong lepasin saya, dong … perut saya laper, nih. Sudah seminggu belum makan, ayo dong, Pak …,” “Lho, tadi kamu bilang, kamu anak orang kaya, masa’ anak orang kaya bisa sampai satu minggu belum makan? Aneh sekali …,” “Iya, Pak, sebenarnya ngga begitu, sih, tapi … memang benar kalau saya belum makan sekarang dan perut saya laper banget. Ditambah lagi dikurung di dalam tempat yang kusam dan jorok seperti ini, serasa belum makan selama satu minggu …,” “Eh! Enak saja kamu sebut pos penjagaan ini kusam dan kotor! Kamu tahu, betapa kerasnya usaha saya untuk bisa bekerja disini dan memiliki pos penjagaan ini! Enak saja kamu sebut pos penjagaan ini kusam dan kotor!”Di luar Mall, terlihat kalau Michael masih di kurung di dalam pos penjagaan. Dia terlihat tengah berusaha merayu petugas keamanan itu agar mau melepaskannya. Akan tetapi, s
Di tengah kota, jalur sebelah kanan. Terdapat sebuah lorong yang yang cukup lebar. Lorong itu adalah sebuah celah dari dua bangunan Apartemen yang tidak menempel. Lalu, di sudut lorong, terdapat sebuah tempat yang sangat familiar bagi Angel. Tempat yang sering ia datangi saat dirinya masih menjadi seorang pemulung dulu. Sekarang, tempat itu sudah sepi dan bersih, karena kemungkinan, James, tak lagi menjadi seorang Agen barang bekas.Saat Angel masih menjadi seorang pemulung dulu, dia sering datang ke tempat itu untuk menjual barang-barang bekas yang berhasil ia kumpulkan dari tempat-tempat pembuangan sampah yang ada di seluruh kota. Tak hanya itu, saat dia sedang merasa bosan, dia juga sering main ke tempatnya James dan membantunya. Setelah selesai, Angel diberi upah sesuai dengan yang telah ia kerjakan.Betapa bahagianya dia pada saat itu. Walaupun berbagai masalah sering menghampirinya, tapi tidak ada yang sampai membuatnya menjadi sebingung ini. Tidak tahu apa yang
“Hari sudah semakin sore, Sam. Tanda-tanda dari mobilnya Angel juga belum terlihat dari tadi. Bagaimana?”Waktu menunjukkan pukul setengah enam sore. Michael dan Samuel masih terus berkeliling mencari Angel yang langsung pergi meninggalkan Samuel saat berada di Mall tadi. Sejak awal mereka berangkat pergi meninggalkan Mall dan berkeliling ke seluruh kota Cambride dan Washington DC, sampai detik ini pun mereka belum melihat adanya tanda-tanda dari keberadaan Angel. “Hmm, bagaimana ya, Tuan … menurut anda, bagaimana?” tanya balik Samuel. “Lho, kok kamu nanya balik, sih? Ya ‘kan kamu itu teman dekatnya Nona Angel, harusnya ‘kan kamu tahu dimana dia berada untuk sekarang ini,” kata Michael merasa sedikit kesal. “Hmm, biasanya sih, kalau Nona Angel merasa lelah, pusing atau apa pun, dia biasanya langsung pulang ke rumah, Tuan,” Ciiittt!
“Kami pulang ….”Pukul enam kurang lima menit sore. Chelsea, Cassey dan Fanny telah selesai bekerja dan pulang ke rumah Angel. Kemudian, mereka pun langsung masuk ke dalam rumah, untuk bergegas mandi, mengganti pakaian, dan sebagainya. Namun, saat mereka baru saja masuk ke dalam rumah, mereka tidak melihat satu orang pun di dalam rumahnya Angel. Mereka melihat ke segala arah, tetapi tetap saja tidak menemukan siapa pun, kecuali Ronny dan Jenny, kedua adiknya Fanny yang tengah bermain lari-larian di kamar Fanny. “Eh, kok ngga ada orang, ya? Si Angel dan William kemana?” tanya Chelsea kebingungan, berdiri di dekat sofa yang ada di ruang tamu. “Hmm, mungkin mereka lagi keluar kali. Biasa lah, Angel ‘kan suka keluyuran,” jawab Cassey dengan santai. “Iya juga … duh, aku seperti orang baru saja, hahaha ….”Ada sesuatu yang sedang menjanggal pik
“Jadi, bagaimana, Sam? Nona Angel sedang tidak ada di rumah hari ini. Bisnis kita yang tadi itu …,” “Lho, si Angel ngga di rumah juga? Duh, kemana dia, ya! Aku dan Tuan Michael sudah mencarinya ke sekeliling kota, tapi tetap belum menemukannya. Duh, bagaimana ini, ya …,” potong Samuel. “Eh, memangnya … ada apa dengan si Angel, Sam?” tanya Chelsea seketika kembali bingung. “Duh, itu, Chel … si Angel tadi habis berkelahi dengan seorang wanita di W Mall, yang ternyata wanita itu adalah calon istrinya Tuan William. Nah, saat itu …,” “Hah!?” Puk!Mendengar itu, Joe langsung menepuk keningnya dan menggelengkan kepala sambil menghela nafas. Dia sudah berusaha untuk menutupi masalah itu dari Chelsea, tapi dengan mudahnya si Samuel malah menjelaskannya pada Chelsea. Sontak, Chelsea langsung panik se
“Halo, Tuan, saya sedang …,” “Halo, Sam, hmm …, ba-bagaimana? Apakah kamu sudah bertemu dengan Kak Angel? Ha, hmm …, di-dia sudah mau memaafkan saya, tidak?” “Hmm …, be-begini, Tuan … hmm, sa-saya …,” “Iya, kenapa? Kamu kenapa? Kamu sudah bertemu dengannya, ‘kan?” “Nah, itu dia masalahnya, Tuan … sejak awal saya berangkat dari Mall untuk mengejar Nona Angel, sampai sekarang saya masih belum menemukannya. Saya sudah berkeliling ke seluruh kota bersama dengan Tuan Michael, tapi kami masih tetap tak berhasil menemukan Nona Angel,” “Apa!”Malam itu, William sedang berada di dalam toilet, mengatakan kalau perutnya sedang sakit kepada Sonia. Mendengar itu, Sonia pun mengizinkannya dan William pun pergi ke toilet seorang diri, meninggalkan Sonia dan Toni. Beberapa sa
“Kenapa, Chel?” “Eh, kalian merasa ada yang aneh ngga sih?” “Aneh gimana, Chel?” “Iya, Chel, aku juga sempat merasa aneh, sih … secara ‘kan, kemarin si Angel sempat bertingkah aneh dan juga, dia sempat menampar pipinya Samuel dan menyebut nama si Michael setelah menampar pipinya. Jadi …,” “Nah, itu dia masalahnya!”Setelah Joe, Samuel dan Michael berangkat pergi meninggalkan rumah Angel, raut wajah Chelsea seketika berubah. Sejak awal, dia memang sudah mencurigai Michael yang tiba-tiba saja, ikut bergabung dengan Joe dan Samuel, yang harusnya dia itu sama sekali tidak pernah bergabung dengan mereka berdua. Michael juga tidak terlalu akrab dengan Angel dan William, setelah kejadian penolakan kontrak kerjasama itu. “Gini ya … kalian tahu ‘kan, Angel dan William itu sama
Angel, Fanny, Chelsea, kedua Pekerja Toko menatap kearah salah seorang rekan Chelsea yang tengah sibuk membungkam mulut Emma yang sejak dari tadi selalu memotong perkataan Angel. “Hadehhh ….” Angel menggelengkan kepala sambil menghela napas. “Oke, jadi ….”Angel melanjutkan perkataannya dengan menceritakan apa yang sudah terjadi saat Angel pergi bersama dengan Joe ke sebuah Cafe. Dia juga menceritakan kalau sebelum itu, dia dan Joe menemui Alan di Cafe itu. “Apa?! Pria yang menggoda Emma saat kita tiba di depan Club malam kemarin, Ngel?!” tanya Fanny, terkejut. “Iya, Fann! Parahnya lagi, mereka berdua membawa satu orang temannya dengan tubuh yang … wah, tinggi dan kekar! Kalian tahu Joe setinggi apa, ‘kan? Nah, Pria bertubuh kekar itu bahkan jauh lebih tinggi,” jelas Angel. “Terus – terus?!” sahut Chelsea penasaran. “Hup! Hup!” Plak! “Ouchh! Sakit, Emma!” “Hufffttt … huh! Makanya jangan menutup mulutku! Apa tadi, Ngel? Pria yang kemarin kamu dan … h
Tok … tok … tok …Setelah kejadian yang tak terduga di Cafe, Angel langsung pergi menggunakan mobil milik Joe. Sebenarnya Angel tidak melarikan diri karena sudah memukul dua orang Pria yang tiba-tiba mengganggu-nya dan teman-temannya, akan tetapi alasan dia langsung pergi meninggalkan Cafe karena seluruh mata para pengunjung sudah tertuju padanya saat itu. Dia tidak ingin karena kejadian itu, namanya beserta keluarganya menjadi rusak. Begitulah yang sedang dipikirkan Angel saat itu. “Hmm … ah, hmm … apa ya? Hmm ….”Sembari mengemudikan mobil dan berpikir, Angel mengetuk jari telunjuknya beberapa kali ke stir mobil. “Jadi …, kenapa aku langsung pergi ya?”Terlihat, dia berbicara kepada dirinya sendiri di dalam mobil. Dia tampak masih memikirkan kejadian yang sudah terjadi di Cafe. “Nggak! Bentar-bentar. Kalau aku pergi, bukannya terlihat seperti melarikan diri, ya? Yang harusnya bersalah ‘kan mereka dan bukan aku? Kenapa harus aku yang pergi? Takut reputasiku jelek dimata p
Salah seorang Pelayan naik ke lantai dua dan menghampiri Pria itu, dengan tangan yang masih menempel di wajah salah seorang temannya. “Ah, ma – maaf, Tuan, sepertinya pengunjung yang lain merasa sedikit terganggu, hehe. M – mohon maaf, kalau ingin berkelahi … silahkan di lu …,” Gedebam! Brak! Praaang!!! “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!” “Hiyaaa!!!”Pelayan itu langsung terlempar dan menghantam salah satu meja makan yang sedang digunakan oleh dua orang pengunjung, dan piring serta gelas yang ada di atasnya langsung terhempas ke lantai. Setelah melakukan itu, perlahan wajah Pria itu kembali menoleh kearah Angel. “Jadi, bagaimana?” tanya Pria itu, masih dengan tatapan yang sama kearah Angel. Tap … tap … tap … “Atau … mau lebih di perjelas, kah …,” Tap! Gedebam! Gubrak!!! Gedebam! Gedebam! “T – Tuan! A – ah, sialan! Berani sekali ka …,” Tap! Gedebam!Saat Pria kekar itu baru saja melangkahkan satu langkah berniat berjalan kearah A
“Oke, sekarang serius! Kamu tahu cerita itu dari mana?”Piring – piring yang ada di atas meja sudah tampak kosong. Hanya tersisa sebagian kecil dari sisa makanan yang dipesan, tertinggal di atas piring. “Hmm? Maaf, sebentar ….” Joe membersihkan mulutnya terlebih dahulu menggunakan serbet yang telah di sediakan. Setelahnya, dia menikmati minumannya. “Apa tadi?” lanjutnya, bertanya. “Itu tadi, kamu bercerita tentang masa lalu saya. Seolah-olah, anda tahu banyak tentang saya, ya,” kata Alan. “Hmm …, bagaimana cara menjelaskannya, ya …,” “Kenapa, Joe? Kok kamu terlihat bingung begitu? Kamu memang mengenal Alan, ‘kan? Nyam – nyam … ya … asdjahkdjah …,” “Nona Angel … habiskan dulu makanan anda yang ada di dalam mulut. Jangan bicara sambil mengunyah makan loh,” Glek! “Ahh! Maaf, Joe. Nah, betul ‘kan? Memangnya apa yang membuat kamu begitu sulit untuk menjelaskannya kepada Alan?” tanya Angel, selesai mengunyah dan menelan makanannya.Alan dan Joe sudah menyelesa
Pukul Delapan pagi, “Kesini … dari bangunan ini ditarik kesini … hmm, apa cocok? Coba kalau begini? Hmm … kayaknya bagus!? Oke, begini saja!” “Alan … uhuk – uhuk! Alan …,” “Hmm?” Tap … tap … tap … “Iya, Nek, ada apa?” “Kamu lagi apa, Nak?” “Aku lagi menggambar bangunan, Nek! Sebentar lagi selesai, Nenek mau lihat?” “Uhuk – uhuk! Ck! Wah, bagus sekali gambar kamu. Sepertinya kamu memiliki bakat menggambar, ya …,” “Bakat? Apa itu, Nek?” “Hehe … bakat itu, hmm …, bagaimana Nenek menjelaskannya ya? Intinya kamu bisa dan suka menggambar, iya ‘kan?” “Iya, Nek! Tapi entah kenapa akhir-akhir ini aku suka menggambar bangunan, Nek. Padahal dulu, aku suka menggambar hewan, buah-buahan … ah, mobil-mobilan juga aku suka, Nek!” “Ha – ha – ha … uhuk! Ck! Ah … Nenek mau memperkenalkan kamu dengan seseorang. Kamu ‘kan suka menggambar bangunan, nah kebetulan orang ini juga suka. Dia adalah kenalannya Nenek,” “Siapa, Nek?” “Nanti, sebent
Karena cara duduk pengunjung Cafe disana sangatlah tidak cocok di pandangan matanya. Sebenarnya dia sangat kesal dan ingin sekali meminta para pengunjung untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Angel dan Joe tadi. Akan tetapi, sepertinya itu tidak mungkin. “Memangnya kenapa, Alan? Kenapa kami harus mengubah posisi kursi?” tanya Angel. “Ah, tidak apa-apa kok, Nona. Supaya enak dipandang dan tidak terlalu banyak makan tempat. Takutnya pengunjung yang lain, yang ingin menggunakan meja makan yang ada di belakang anda, sedikit kesulitan,” jelas Alan, sedikit berbohong.Angel langsung menoleh kearah meja yang ada di belakangnya dan ternyata jarak dari kursi yang tengah digunakan olehnya dengan meja makan itu terbilang cukup jauh. Jika ada pengunjung yang ingin menggunakan meja makan itu, jika salah satu kursi yang ada disana ditarik ke belakang juga tidak bersentuhan dengan kursi Angel. Angel sempat kebingungan mendengar alasan dari Alan itu. Akan tetapi, dia tidak terlalu menangga
“Udah ya, duh … kayaknya kita telat nih. Yaudah deh, kami jalan dulu, ya?” “Iya, hati – hati di jalan, Ngel ….”Angel mengangguk sekaligus melontarkan senyum kepada teman-temannya. Setelah itu, Angel dan Joe pun keluar dan langsung pergi menuju mobil SUV putih milik Joe, dan setelah itu mereka pun berangkat pergi. “Eh, si Angel dan si Joe mau kemana?”Setelah Angel dan Joe pergi meninggalkan rumah, Cassey pun masuk ke dalam rumah. Dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu mengambil handuk dan mengeringkan wajah serta keringatnya sembari berjalan ke ruang tamu. Lalu, dia pun bergabung dengan teman-teman yang lain. “Lah, kamu nggak tanya tadi, Cass? Tadi ‘kan pastinya kamu berselisih sama mereka?” tanya Fanny. “Nggak. Tadi aku masih lari, &lsquo
Tap … tap … tap … “Udah, Ngel?” “Hmm? Udah? Udah apanya, Chel?” “Itu tadi kamu mau lihat si Cassey, ‘kan? Udah belum?” “Oh, udah kok, tapi dia masih olahraga di luar. Ah, Joe … kita keluar, ya?”Di dalam rumah, terlihat teman-teman Angel masih berkumpul di ruang tamu. Setelah bertemu dengan Alan, Angel berniat untuk langsung bersiap-siap terlebih dahulu sebelum berangkat pergi ke Cafe yang telah dijanjikannya dengan Alan. Tak lupa, dia akan mengajak Joe untuk berjaga-jaga, kalau nanti pembahasan Alan mengarah ke bisnis atau semacamnya. “Kemana, Ngel?” tanya Samuel penasaran. “Iya! Joe aja nih yang di ajak? Kita nggak?” sahut Chelsea, bertanya pada Angel. “Hahaha … nggak kemana-mana kok.
“Tuh, di luar. Lagi olahraga,” sahut Fanny. “Tumben-tumbenan tuh anak olahraga? Biasanya juga masih tidur jam segini,” kata Angel. “Entah tuh … mungkin karena habis minum tadi malam. Padahal cuma sedikit saja, tapi dia langsung olahraga. Takut sakit mungkin, hahaha …,” sahut Chelsea sambil tertawa. “Huahhh … ck! Kalian nggak ikut?” tanya Angel, beranjak dari sofa. “Kemana, Nona?” sahut Joe, bertanya pada Angel. “Lihat si Cassey di depan. Yuk?!” ajak Angel. “Ah, kirain mau kemana tadi. Nggak jadi deh,” sahut Chelsea.Angel tak menjawab sepatah katapaun dan berjalan keluar rumah. Sesampainya di luar rumah, Angel langsung meregangkan tubuhnya sembari menghirup udara yang masih terasa segar. Terlihat sudah ada Cassey yang tengah berlari di sekitar halaman rumah. “Udah lama, Cass!?” teriak Angel, bertanya pada Cassey.Cassey yang tadinya sibuk berlari santai di sekitar halaman rumah, seketika berhenti dan langsung menoleh kearah Angel yang sedang berdiri