Hari itu, Jelios dan juga Belle memutuskan untuk kembali ke negara asal mereka dan bersiap untuk menjalani hidup dengan begitu banyak rintangan. "Selamat datang, Tuan dan Nona Belle?" sapa Jhon yang sudah bersiap menyambut kedatangan mereka berdua. Jhon juga datang dengan beberapa orang untuk memb
Jelios membuang nafasnya dengan ekspresi wajah yang cukup lega. Bagaimanapun, masalah akan menjadi semakin besar jika sampai Yuri tahu tentang asal usul Belle yang sebenarnya. Setelah membicarakan tentang semua hal yang bersangkutan dengan Belle, Jelios juga Jhon mencoba untuk kembali memastikan be
"Bagaimana bisa dia setampan itu?" tanya Belle sembari terus menatap wajah pamannya. Belle Belum lama ini terbangun dari tidurnya. Begitu dia membuka matanya, dia benar-benar dibuat terpesona karena wajah pamannya yang tepat berada di hadapannya, tidur dengan sangat nyaman dan juga nyenyak. Sungguh
"Kita perlu bicara, Itulah kenapa aku datang di saat aku sendiri tahu bahwa Jelios tidak ada di ruangan ini." ucap Yuri dan terus saja menunjukkan senyum aneh. Jhon hanya menganggukkan kepalanya saja dan tidak mengatakan apapun dari bibirnya. Biarlah saja, toh dia hanya menggunakan telinganya saja
"Apa yang kau lakukan, Kak Jhon?!" tanya Belle dengan tatapan yang begitu tajam dan juga syok. Seluruh tubuh Belle gemetar hebat saat kedua bola matanya melihat makam ibunya telah diacak-acak, Jhon mengatakan bahwa, tidak ada lagi jasad yang sudah melebur menjadi tanah itu di dalam sana. Yah, itu s
"Apa-apaan ini?" tanya Yuri kesal, "Kenapa berani sekali Jelios mengancamku?!" Pertanyaan itu muncul dari bibir Yuri setelah Jelios mengirimkan rekaman suara percakapan antara Yuri dan juga ajudan lamanya yang sudah di pecat. Padahal, dalam surat perjanjian yang selalu di lampirkan untuk para peker
"Kau, sengaja membawa ajudanmu masuk ke dalam rumah untuk memasang kamera pengawas di setiap titik rumah ini?" tanya Jelios kepada Yuri yang terdiam mendengarkan apa yang diucapkan olehnya sejak tadi, "kau benar-benar meremehkanku seremeh-remehnya, jadi mana mungkin aku membiarkanmu terus melakukan
Yuri menggigit bibir bawahnya menahan kekesalan yang sangat luar biasa ia rasakan. Ternyata, Jelios begitu berpura-pura bodoh di hadapannya dan membuat senjata mematikan dan sialnya, senjata itu sudah mulai menyerang Yuri tanpa dia sadari. Jelios tak henti tersenyum. Yah, untuk membuat wanita di ha
Setelah beberapa saat, Belle sudah mulai tenang jadi, Jelios juga sudah bisa kembali berbicara. "Aku perlu melakukan itu, sayang. Wanita itu harus diberikan pelajaran yang menyakitkan agar tidak bisa macam-macam. Jadi, sekarang sudah saatnya istriku yang manja ini berhenti murung kan?" bujuk Jelios
Jelios mengusap kepala istrinya lalu berbisik, "karena anak-anak sudah tidur, ayo ikut aku sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Jelios lalu tersenyum meski ucapannya itu tak mendapat respon apapun dari istrinya. Perlahan, Jelios memindahkan putri keduanya ke box bayi, lalu berge
Jenie tersenyum, dan rona malu yang timbul di wajahnya itu benar-benar bisa terlihat dengan jelas. Rasanya, debaran jantungnya seperti akan meledak karena perasaan gugup dan juga bahagia yang menjadi satu. Saat ini, Jenie tengah bersama dengan Jelios setelah beberapa saat yang lalu Jelios menghubun
Belle semakin menjadi saat dia kembali melihat unggahan Jenie pada akun media sosial miliknya. Jenie mengatakan bahwa, dia merindukan pria yang memberikan kenangan indah di dalam kamar hotel. Sungguh, Belle menjadi semakin menjadi-jadi dengan segala pemikiran negatifnya kepada Jelios. Apalagi, saat
"Sayang?" panggil Jelios begitu dia sampai di kamar. Yah, karena istrinya tidak menyambut kepulangannya, maka Jelios bergegas menjalankan kakinya menuju ke kamar. Biasanya, Belle akan menunggu Jelios pulang di depan pintu rumah mereka, tapi karena tidak ada Belle saat Jelios pulang, maka Jelios han
Sudah tiga hari berlalu, dan jenie masih belum mendapatkan kabar apapun dari Jelios membuat dia benar-benar gelisah sepanjang hari. Jenie benar-benar ingin dengan segera menjalin hubungan yang sebenar-benarnya bersama dengan, Jelios. Namun, karena tiga hari ini masihlah tidak ada kabar sama sekali,
Jenie terbangun dari tidurnya. Perlahan dia membuka matanya, dan ternyata Jelios sudah tak lagi ada di atas tempat tidur. Jenie bangkit dari posisinya, dia mencari keberadaan ponselnya. Mendapatkan ponselnya, akhirnya Jenie bisa melihat pukul berapa sekarang ini. "Ya ampun..... " ucap Jenie keheran
Jenie mengeratkan genggaman tangannya yang sejak tadi jemari di tangannya saling bertautan erat. Mendengar apa yang diucapkan oleh Jelios barusan, bohong saja kalau dia tidak merasa sangat gugup, dan juga takut. Bagaimanapun, sosok Jelios yang dewasa, dan juga terlihat sekali penuh dengan makna seti
"Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik. Saya harap, kejayaan Horrison Food akan lebih maju kedepannya. Jadi, mohon kerja samanya," ucap Jelios kepada anggota dewan direksi. Jelios yang baru saja mengenalkan diri, dan memberikan sepatah dua patah kata untuk mengatakan beberapa hal yang perlu dia