Share

Bab 220

"Hey!" Hendra berdiri di ambang pintu sambil bersedekap dada. Menatap dua kakaknya itu. "Panggil Mommy," sambungnya, tentu saja dia ke sini di suruh oleh Mommy tercintanya untuk memanggil dua kakaknya ini agar mereka segera sarapan.

"Apa? Manggil kakaknya itu yang sopan. Jangan manggil, hey, hey," oceh Hanun. Dia masih kesal dengan Hendra yang ngompol di atas kasurnya.

"Jadi olang itu jangan galak-galak!" ujar Hendra. "Nanti cepat tua." Lantas Hendra dan Hanan sama-sama tertawa.

"Bener, tuh! Jadi orang jangan galak-galak, ya, dek," jawab Hanan seraya mengambil tasnya dan mendekati Hendra. Keduanya berlalu meninggalkan Hanin yang menahan kesalnya.

"Cih! Mentang-mentang sama-sama cowok, suka banget ledekin aku," ketus Hanin, mengentakkan kakinya dengan begitu kesal.

"Dasi mu mana, Hanin?" tanya Flora saat mereka semua sudah berkumpul di meja makan. Sebagai ibu, tentu saja dia memperhatikan semua anaknya sebelum pergi ke sekolah dan matanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status