Share

Bab 102

Arifin berjalan sedikit pincang karena pergelangan kakinya terasa sakit, sepertinya terkilir atau keseleo saat tersandung tadi.

Kruukk..

Perut pria itu berbunyi, dia ingat kalau dia belum makan siang. Dia membuka dompetnya dan menghela nafasnya ketika melihat hanya ada satu lembar uang berwarna ungu, itupun sisaan preman tadi.

"Duit segini cukup buat beli apa?" Gumam Arifin, tapi dia tidak putus asa akhirnya pria itu melipir ke arah warung pinggir jalan.

"Mbak, mie instan makan disini berapa?" Tanya Arifin pada seorang wanita paruh baya penjual makanan di pinggir jalan.

"Delapan ribu udah pake telor."

"Yaudah, es teh cekek dapat dua ribu gak?" Tanya Arifin yang membuat penjual itu melihat penampilan Arifin dari atas hingga ke bawah. Penampilannya acak-acakan, rambutnya berantakan dengan pakaian yang kotor karena jatuh tadi.

"Harusnya sih lima ribu, tapi gapapalah, Silahkan duduk."

"Terimakasih, Bu. Ini uangnya."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status