Lyra dan Raymon hanyut dalam suasana yang mereka ciptakan, mereka tidak banyak bicara, apa yang dilakukan Raymon menjawab semua keraguan Lyra. Lyra semakin tergila-gila kepada Raymon, terlepas seperti apa sosok Raymon nanti.Lyra dan Raymon saling bermandi peluh, hingga akhirnya mereka berdua memejamkan kedua matanya, ntah berapa kali mereka menghabiskan stok pengaman yang disediakan Raymon di dalam laci.Lyra merasakan tangan Raymon yang melingkar di pinggangnya. Lyra menatap paras Raymon. Tanpa terasa, tangan Lyra menjelajahi wajah kekasihnya, Lyra merasa sayang untuk meninggalkan kekasihnya. Mengingat sebentar lagi, dia akan melakukan syuting di luar kota."Ly, kamu mau sampai kapan seperti ini?" tanya Raymon.Lyra yang menyadari kekasihnya terbangun, segera menarik tangan Lyra dan menghentikan apa yang Lyra lakukan.Apa yang dilakukan Raymon, membuat Lyra terkejut, karena Raymon mengecup telapak tangan Lyra berkali-kali, ingat berkali-kali bukan satu kali saja."Ray?""Ly, aku min
"Eh," Bintang terkejut, apa yang dilakukan Kavi tak seperti ekspetasi Bintang. Bintang pikir, Kavi akan terlena dan terpedaya dengan sikapnya, dan bisa Bintang manfaatkan sesuka hati Bintang.Dari udut pandang mata Bintang, Kavi sosok seseorang yang baik dan tidak akan macam-macam dengan seorang wanita. Sayangnya, itu hanya khayalan Bintang saja, sosok Kavi yang asli sangat bertentangan dengan apa yang Bintang gambarkan. Sepertinya, Bintang salah target, seharusnya Bintang menyerang Jendra, bukan Kavi yang notabene seorang playboy kelas kakap, jika dibandingkan dengan Alsaki dan Jendra."Kenapa?" tanya Kavi sembari mengangkat satu alisnya."Sepertinya tidak jadi," jawab Bintang yang mencoba kabur dan memperbaiki posisi tubuhnya, lebih tepatnya mencoba menjaga jarak dengan Kavi yang kini memiliki tatapan berbeda dengan sebelumnya."Tidak mungkin, tidak jadi. Kamu yang menawarkan semua diawal, kenapa kamu tiba-tiba menarik semua ucapan kamu, Bintang?" tanya Kavi yang kini tertantang unt
Danz sengaja datang ke apartement Alsaki untuk bertemu dengan Keysa, Danz tahu jika Keysa memiliki hubungan yang tak biasa dengan Alsaki, tetangganya. Danz tidak suka melihat sikap posesif Alsaki kepada Keysa yang notabene wanita yang Danz cintai. Danz ingin mendapatkan Keysa kembali, Danz akan membuat Alsaki menjauhi Keysa.Sesuai rencana Danz, Danz datang dengan membawa Sponge Cake kesukaan Keysa, untuk memancig Keysa keluar dari persembunyiannya.Suara denting bel pintu apartement Alsaki berbunyi, Keysa yang mengira jika Alsaki yang memencet bel untuk mengerjainya segera berlari dan bergegas membuka pintu untuk kekasihnya itu. Sayangnya, Keysa harus menelan pil pahit, melihat sosok yang dimaksud bukan Alsaki, melainkan Danz."Danz, kamu ada perlu apa?"Mendengar pertanyaan Keysa, Danz tersenyum dan menatap Keysa sembari memberikan paper bag yang berisi kue kesukaan Keysa. Keysa menerima paper bag itu dengan canggung."Aku tadi nggak sengaja mampir ke toko kue favorite kita dulu, ak
Alsaki masuk ke dalam unit apartementnya, Keys amengikuti langkah Alsaki, Keysa berencana untuk mengambil dompet dan jaketnya kemudian dia akan kembali ke cafe. Keysa ingin bermalam di cafe untuk mendinginkan pikirannya.Keya tidak nyaman berada dalam satu ruanga yang sama dengan Alsaki ketika Keysa meminta Alsaki untuk memberikan ruang intropeksi diri untuk mereka berdua.Belum juga Keysa berjalan ke arah pintu kamar, suara pecahan kaca terdengar di ruang tamu.Pyar!Suaranya memekakkan telinga.Keysa panik, Keysa tidak ingin sesuatu terjadi dengan Alsaki.Keysa melihat Alsaki sedang terduduk sambil membiarkan tangannya yang mengucurkan darah. Keysa segera menghampiri Alsaki, dan melilitkan cardigan rajut yang seharusnya dia gunakan ke bagian lengan Alsaki yang terluka."Mas, kamu sedang apa?" tanya Keysa panik,"Mati,""Mas, nggak lucu.""Kamu yang nggak lucu. Kamu minta aku untuk melepaskan kamu!""Nggak gitu, maksud aku." sanggah Keysa,"aku hanya ingin kita meluruskan kesalah paha
"Kamu, kenapa?" tanya Raymon yang melihat Keysa dengan tas jinjing berukuran besar di tangannya.Keysa mengela nafas panjang dan menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi."Aku, galau." jawab Keysa dan membuat Raymon segera menggeret kursi di depannya dan duduk dengan manis di depan Keysa."Ini hal yang istimewa, apa yang sedang terjadi? Kamu kenapa bisa merasa galau?" tanya Raymon yang merasa takjub dengan ucapan Keysa."Kamu sedang menyindirku?" tanya Keysa yang membuat Raymon menggelengkan kepala dengan cepat."Aku, nggak berani," aku Raymon."Kamu, sepertinya senang?""Bukan senang, aku hanya takjub. Kamu bisa merasa galau. Dulu, kamu nggak pernah merasa seperti itu, kamu bahkan tidak peduli dengan perasaan pasangan kamu dan hal itu membuat kamu mengabaikan rasa itu,""Kamu sedang mencibirku?" tanya Keysa."Ish, kamu sepertinya sangat sensi hari ini," jawab Raymon yang membuat Keysa mengakui hal itu."Aku bisa menyuapkan kopi pahit ke dalam mulut kamu," ketus Keysa."Hei! Kenapa ka
Alysa menatap Jendra yang tampak tenang menikmati sarapan yang dibawa Keysa, Alysa tidak pernah menyangka, jika Jendra akan luluh. Butuh effort yang besar bagi Alysa untuk dapat memiliki Jendra, lebih tepatnya hati Jendra."Kamu, nggak mau sarapan?" tanya Jendra sembsri menatap Alysa,"Nggak.""Lysa, lebih baik kamu makan dan jangan menatap aku seperti itu," tegur Jendra.Alysa tersenyum, ketika aksinya terbaca oleh Jendra."Kak, habis ini, aku numpang mandi di apartement Kakak ya?""Nggak," tolak Jendra," kamu bisa mandi di hotel tempat kamu menginap, Lysa,""Tu kan, Kak Jendra nggak khaawatir sama aku?" tanya Alysa yang mendramatisir keaadaan,"Khawatir?" tanya Jendra yang merasa tidak ada yang salah dengan apa yang dia katakan,"kamu bisa mandi di tempat hotel kamu menginap, karena jaraknya lebih dekat dari sini, karena khawatir dengan kesehatan kamu, aku memilih untuk melakukan hal itu. Apa itu sulit kamu mengerti?" tanya Jendra yang membuat Alysa tersenyum dan menggenggam erat tan
Keysa turun dari ranjang dengan tubuh yang dililit menggunakan handuk putih. Keysa bergegas membersihkan diri di dalam kamar mandi. Keysa tidak ingin terlambat untuk membuatkan Alsaki sarapan, karena hari ini, Alsaki akan kembali beraktivitas seperti semula.Alsaki menggeliat, Alsaki meraba sisi-sisi ranjang yang seharusnya terbaring Keysa di sampingnya. Melihat keberadaan Keysa tidak ada di ranjang, Alsaki segera membuka mata dan mencari keberadan Keysa.Suara gemericik air di kamar mandi dalam kamar Alsaki, membuat Alsaki beranjak dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi, menyusul langkah Keysa yang kini tampak membelakangi Alsaki dan menikmati pancuran air dari shower.Alsaki bergabung bersama dengan Keysa dan memeluk tubuh Keysa dari belakang, Alsaki mengecup bahu jenjang Keysa, membuat Keysa segera mematikan shoewer dan menghentikan aliran air yang membasahi tubuhnya."Mas, kenapa sudah bangun?" tanya Keysa,"Kamu nggak ada, jadi aku bangun.""Tsk, bercanda. Memangnya aku haru
Keysa merapikan rantang makanan yang akan dia berikan kepada Alsaki.Keysa bersenandung riang ketika dia akan keluar dari apartement Alsaki, namun langkah kaki Keysa tertahan ketika melihat sosok Pelita di depan apartement Alsaki.Keysa cukup lama tidak bertemu dengan Pelita, semenjak insiden yang menjebak Keysa bermalam dengan Alsaki. Keysa segera menutup unit apartementnya dan menatap Pelita yang berdiri di hadapan Keysa."Kamu, ada perlu apa?" tanya Keysa yang enggan berbasa-basi dengan Pelita.Keysa tidak membenci Pelita, hanya saja bertemu Pelita di waktu yang tidak tepat membuat Keysa terganggu."Jauhi, Deas." jawab Pelita"Aku tidak ada hubungan lagi dengan Deas, jadi percuma kamu membahas hal yang sudah berlalu seperti ini dengan aku." jelas Keysa yang enggan membahas masalah Deas."Kamu sudah membuang Deas? Karena kamu sudah memiliki pria lain yang lebih kaya dari Deas. Benar, kan?" taya Pelita sembari mencibir Keysa."Aku tahu, kamu nggak akan percaya dengan ucapan aku, hany