Alsaki masuk ke dalam unit apartementnya, Keys amengikuti langkah Alsaki, Keysa berencana untuk mengambil dompet dan jaketnya kemudian dia akan kembali ke cafe. Keysa ingin bermalam di cafe untuk mendinginkan pikirannya.Keya tidak nyaman berada dalam satu ruanga yang sama dengan Alsaki ketika Keysa meminta Alsaki untuk memberikan ruang intropeksi diri untuk mereka berdua.Belum juga Keysa berjalan ke arah pintu kamar, suara pecahan kaca terdengar di ruang tamu.Pyar!Suaranya memekakkan telinga.Keysa panik, Keysa tidak ingin sesuatu terjadi dengan Alsaki.Keysa melihat Alsaki sedang terduduk sambil membiarkan tangannya yang mengucurkan darah. Keysa segera menghampiri Alsaki, dan melilitkan cardigan rajut yang seharusnya dia gunakan ke bagian lengan Alsaki yang terluka."Mas, kamu sedang apa?" tanya Keysa panik,"Mati,""Mas, nggak lucu.""Kamu yang nggak lucu. Kamu minta aku untuk melepaskan kamu!""Nggak gitu, maksud aku." sanggah Keysa,"aku hanya ingin kita meluruskan kesalah paha
"Kamu, kenapa?" tanya Raymon yang melihat Keysa dengan tas jinjing berukuran besar di tangannya.Keysa mengela nafas panjang dan menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi."Aku, galau." jawab Keysa dan membuat Raymon segera menggeret kursi di depannya dan duduk dengan manis di depan Keysa."Ini hal yang istimewa, apa yang sedang terjadi? Kamu kenapa bisa merasa galau?" tanya Raymon yang merasa takjub dengan ucapan Keysa."Kamu sedang menyindirku?" tanya Keysa yang membuat Raymon menggelengkan kepala dengan cepat."Aku, nggak berani," aku Raymon."Kamu, sepertinya senang?""Bukan senang, aku hanya takjub. Kamu bisa merasa galau. Dulu, kamu nggak pernah merasa seperti itu, kamu bahkan tidak peduli dengan perasaan pasangan kamu dan hal itu membuat kamu mengabaikan rasa itu,""Kamu sedang mencibirku?" tanya Keysa."Ish, kamu sepertinya sangat sensi hari ini," jawab Raymon yang membuat Keysa mengakui hal itu."Aku bisa menyuapkan kopi pahit ke dalam mulut kamu," ketus Keysa."Hei! Kenapa ka
Alysa menatap Jendra yang tampak tenang menikmati sarapan yang dibawa Keysa, Alysa tidak pernah menyangka, jika Jendra akan luluh. Butuh effort yang besar bagi Alysa untuk dapat memiliki Jendra, lebih tepatnya hati Jendra."Kamu, nggak mau sarapan?" tanya Jendra sembsri menatap Alysa,"Nggak.""Lysa, lebih baik kamu makan dan jangan menatap aku seperti itu," tegur Jendra.Alysa tersenyum, ketika aksinya terbaca oleh Jendra."Kak, habis ini, aku numpang mandi di apartement Kakak ya?""Nggak," tolak Jendra," kamu bisa mandi di hotel tempat kamu menginap, Lysa,""Tu kan, Kak Jendra nggak khaawatir sama aku?" tanya Alysa yang mendramatisir keaadaan,"Khawatir?" tanya Jendra yang merasa tidak ada yang salah dengan apa yang dia katakan,"kamu bisa mandi di tempat hotel kamu menginap, karena jaraknya lebih dekat dari sini, karena khawatir dengan kesehatan kamu, aku memilih untuk melakukan hal itu. Apa itu sulit kamu mengerti?" tanya Jendra yang membuat Alysa tersenyum dan menggenggam erat tan
Keysa turun dari ranjang dengan tubuh yang dililit menggunakan handuk putih. Keysa bergegas membersihkan diri di dalam kamar mandi. Keysa tidak ingin terlambat untuk membuatkan Alsaki sarapan, karena hari ini, Alsaki akan kembali beraktivitas seperti semula.Alsaki menggeliat, Alsaki meraba sisi-sisi ranjang yang seharusnya terbaring Keysa di sampingnya. Melihat keberadaan Keysa tidak ada di ranjang, Alsaki segera membuka mata dan mencari keberadan Keysa.Suara gemericik air di kamar mandi dalam kamar Alsaki, membuat Alsaki beranjak dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi, menyusul langkah Keysa yang kini tampak membelakangi Alsaki dan menikmati pancuran air dari shower.Alsaki bergabung bersama dengan Keysa dan memeluk tubuh Keysa dari belakang, Alsaki mengecup bahu jenjang Keysa, membuat Keysa segera mematikan shoewer dan menghentikan aliran air yang membasahi tubuhnya."Mas, kenapa sudah bangun?" tanya Keysa,"Kamu nggak ada, jadi aku bangun.""Tsk, bercanda. Memangnya aku haru
Keysa merapikan rantang makanan yang akan dia berikan kepada Alsaki.Keysa bersenandung riang ketika dia akan keluar dari apartement Alsaki, namun langkah kaki Keysa tertahan ketika melihat sosok Pelita di depan apartement Alsaki.Keysa cukup lama tidak bertemu dengan Pelita, semenjak insiden yang menjebak Keysa bermalam dengan Alsaki. Keysa segera menutup unit apartementnya dan menatap Pelita yang berdiri di hadapan Keysa."Kamu, ada perlu apa?" tanya Keysa yang enggan berbasa-basi dengan Pelita.Keysa tidak membenci Pelita, hanya saja bertemu Pelita di waktu yang tidak tepat membuat Keysa terganggu."Jauhi, Deas." jawab Pelita"Aku tidak ada hubungan lagi dengan Deas, jadi percuma kamu membahas hal yang sudah berlalu seperti ini dengan aku." jelas Keysa yang enggan membahas masalah Deas."Kamu sudah membuang Deas? Karena kamu sudah memiliki pria lain yang lebih kaya dari Deas. Benar, kan?" taya Pelita sembari mencibir Keysa."Aku tahu, kamu nggak akan percaya dengan ucapan aku, hany
Keysa membagikan box yang berisi makanan kepada Alsaki, Jendra, dan Kavi. Seperti seorang ibu yang memberikan kepada anak-anaknya, semua mengantri untuk mendapatkan makanan yang Keysa bawa. Kemudian mereka duduk dengan baik di sofa, Alsaki melirik Jendra dan Kavi yang ikut bergabung bersama dengannya, jujur saja Alsaki tidak ingin membagi Keysa saat ini.Jadwal Alsaki sangat padat, dan dia ingin me-monopoli Keysa sendiri,"Kalian, berdua nggak berniat kembali ke ruangan?" tanya Alsaki dengan tatapan tak bersahabat membuat Jendra dan Kavi saling bertukar pandang."Kenapa? Bukannya makan bareng lebih rame?" tanya Kavi yang merasa enggan untuk pindah."Ckckck, kalian berdua nggak peka,""Bukan nggak peka, kamu curang! Kamu membuat kami tampak jahat dan tidak ingin berada di sini.""Loh, bukannya hal yang wajar, jika seorang kekasih ingin bersama dengan kekasihnya, hanya berdua. Kalian bukan tidak pernah memiliki pasangan di dalam kehidupan kalian, kan?" tanya Alsaki yang mulai gemas deng
Lyra bergerak menjauh, Lau menatap Lyra kesal. Ponsel Lau berdenting, Lau segera melihat isi pesan yang dikirim Raymon. Lau bergegas keluar dan menghampiri Raymon yang telah menunggu Lau di lobi."Akhirnya kamu datang," kata Lau legah,"Kenapa?""Lyra akan berubah menjadi macan betina, jika kamu terlambat datang, kamu tidak membalaspesan Lyra?" tanya Lau."Aku sengaja melakukan hal itu," aku Raymon,"Hm, kamu melakukan hal itu tanpa memikirkan nasibku yang menjadi korban dari semua ini," keluh Lau,Raymon terkekeh mendengar ucapan Lau,"maaf, aku tidak bermaksud membuat kamu tidak nyaman dengan hal ini." aku Raymon."Ini kartu akses ke ruangan Lyra, pastikan kamu simpan dengan baik. Aku akan memberikan kalian waktu untuk bersama malam ini. Besok pagi, tolong bawa Lyra ke lokasi on time, dan biarkan aku malam ini menghabiskan malam di Club." kata Lau yang menginginkan quality time untuk dirinya sendiri.Raymon menganggukkan kepala, menyetujui permintaan Lau.Setelah mengatakan hal-hal y
Keysa meletakkan biji kopi yang baru saja dikirim ke cafe, hari ini Keysa menggantikan Raymon yang sedang dimabuk asmara. Ini kali pertama Raymon memiliki kekasih, Keysa cukup terkejut dengan pencapaian Raymon."Kak, ini mau taruh di mana?" tanya Hilda yang kini meletakkan packingan biji kopi yang lain."Em, taruh di sana saja," jawab Keysa sembari menunjuk ke arah yang Keysa maksud."Kak, Kak Ray nggak masuk lagi?""Iya, dia masih cuti, liburan ke luar negeri." jawab Keysa."Oh," sahut Hilda dengan nada kecewa,"Kenapa?" tanya Keysa yang menatap Hilda, "kamu, kangen Raymon? Tinggal telfon aja, Hilda," goda Keysa yang membuat Hilda tersenyum kecut.Hilda tak punya keberanian seperti itu. Raymon membuat Hilda tidak percaya diri. Sungguh."Hil, tolong kamu ambil beberapa sample biji kopi yang baru dikirim, terus kamu berikan ke Riky."Baik Kak,""Hil," panggil Keysa yang tiba-tiba merasa iba dan memperingatkan Hilda untuk tidak terlalu berharap kepada Raymon,"jangan berharap kepada Raym