"Jadi, lo mau gue berpendapat seperti apa?" tanya Keysa,Raymon menghela nafas panjang, menyesali perbuatannya untuk mengatakan apa yang telah terjadi diantara dirinya dan Lyra.Raymon menyerah, Raymon mengungkapkan isi hatinya kepada Keysa."Gue galau," jawab Raymon jujur.Keysa menatap Raymon penuh tanda tanya, Keysa tidak mengerti apa yang berada di dalam pikiran sahabatnya."Why?""Gue merasa insecure," jawab Raymon, "tapi, gue merasa keputusan gue untuk bersama dengan Lyra bukanlah hal yang salah, karena gue merasa kita berdua saling mencinta satu sama lain." jelas Raymon."Hadeh! Lo udah buat anak orang kehilangan keperawanannya, tapi lo malah banyak pertimbangan seperti itu. Mana, lo sok galau lagi," celoteh Keysa yang memuat Raymon mengangkat kedua bahunya."Gue juga nggak tahu," aku Raymon,"Lo udah janji sama dia untuk bertanggung jawab dengan apa yang telah kalian berdua lakukan. Lo, cowok, jadi pegang janji lo," kata Keysa yang membuat Raymon menganggukkan kepala.Raymon m
"Jadi, lo datang, untuk apa?' tanya Alsaki sinis.Kavi mencoba bersabar, karena kedatangannya telah dianggap sebagai peganggu oleh Alsaki. Alsaki tidak ingin waktu bersama dengan Keysa terbuang karena Kavi."Ck, gue seperti peganggu di dalam hubunagn lo," keluh Kavi,"Lo mau gue anggap apa? Penyelamat hidup gue?" tanya Alsaki sensi.Melihat kedatangan Kavi beberapa menit yang lalu, di ruangan Alsaki, serta memergoki aksinya bersama dengan Alsaki, Keysa memutuskan untuk pergi dari ruangan Alsaki dan memilih untuk keluar dan memberikan ruang untuk Alsaki dan Kavi bicara berdua.Keysa tak ingin dibilang memonopoli Alsaki ketika mereka telah menjalin hubungan."Ish, siapa suruh lo mesum di kantor!""Ini kantor gue,""Yah, ini perusahaan punya Pak Alsaki Radeva, pria muda tampan nan sukses pemilik hati wanita, kini tengah merasakan masa pubertas untuk kedua kalinya bersama seorang gadis muda yang terpaut usia 10 tahun dengannya,""Ckckck, kmu sedang menjadi pembawa berita? Kenapa terdengar
Lyra melahap makanan yang Raymon berikan untuknya, sebuah perhatian kecil bagi Lyra namun membuat Lyra senang dan bahagia, terlebih lagi Raymon saat ini sedang bersama Lyra,"Ray, aku masih ada 1 take lagi, kamu mau menunggu aku sampai aku pulang?" tanya Lyra penuh harap.Raymon menganggukkan kepala, mengiyakan permintaan Lyra. Lyra merasa senang dengan jawaban Raymon, Lyra meraih lengan tegap Raymon dan menyandarkan kepalanya,"Ly, bagaimana jika ada yang melihat apa yang kita lakukan?" tanya Raymon panik, dia tidak igin membuat Lyra mendapatkan masalah karena ulahnya."Ray, kita hanya berdua saja di dalam sini, aku jamin kita akan aman," jawab Lyra yang enggan melepaskan Raymon dengan mudah."Aku hanya tidak ingin kamu terlibat rumor yang akan akan mempersulit keadaan kamu, Ly," aku Raymon,"Hanya kamu yang bisa mempersulit aku, Ray," kata Lyra,"Kenapa?""Kamu seperti secangkir kopi hitam, pahit tapi membuat aku menginginkan kamu lagi dan lagi," jawab Lyra yang membuat Raymon tersip
Raymon menunggu Lyra dengan sabar, mata Lyra yang terpejam, perlahan bergerak. Raymon yang melihat hal itu segera mendekat ke arah Lyra. Tangan Raymon menggenggam erat tangan Lyra, membuat Lyra merasakan kehadiran Raymon di sisinya. "Ray," panggil Lyra lirih, "Aku di sini, Ly," kata Raymon, "Kamu, tidak pulang ke rumah?" tanya Lyra," ini sudah malam, Ray. Kamu harus istirahat, ada Lau yang akan menjaga aku di sini," imbuh Lyra. "Aku hanya ingin bersama kamu, Ly." kata Raymon yang enggan meninggalkan Lyra seorang diri. Raymon ingin menjadi sosok seseorang yang berada di sisi Lyra saat Lyra membuka mata. Raymon tak keberatan untuk menjaga Lyra sampai Lyra sembuh, "Ray, kamu membuat aku melayang," aku Lyra dengan wajah yang pucat. "Kamu ingin, aku ambilkan apa?" tanya Raymon mengalihkan pembicaraan. Raymon tidak ingin tampak salah tingkah di depan Lyra. Melihat Lyra yang telah pulih, membuat Raymon senang, namun sebisa mungkin, dia tidak menunjukkan hal itu kepada Lyra. Raymon tak
Keysa menatap kekasihnya, Alsaki. Alsaki tak banyak bicara, seolah jiwa dan raga Alsaki berada di tempat yang terpisah."Kamu, kenapa, Mas?" tanya Alsaki,Alsaki tidak menjawab pertanyaan Keysa, membuat Keysa kesal. Rasa ego Keysa, membuat Keysa mengecup bibir Alsaki.Alsaki terkejut dengan ulah Keysa yang tiba-tiba, "Keysa,""Tsk, kamu mengabaikan aku, Mas!" tegur Keysa,"Maaf,""Ini sudah malam, Mas." kata Keysa sembari menunjukkan sang waktu yang bergerak di depan Alsaki, lebih tepatnya jam dinding yang terbuat dari ukiran kayu."Aku tahu, ini sudah malam," jawab Alsaki,"Lalu, kenapa kamu tidak tidur?" tanya Keysa,"Aku, belum merasa ngantuk." dusta Alsaki,"Kamu bohong, kamu menyembunyikan sesuatu dari aku," desak Keysa yang membuat Alsaki tersenyum.Alsaki menggenggam tangan Keysa,"aku baik-baik saja," kata Alsaki yang mencoba menenangkan Keysa."Mas, aku tahu kamu seperti ini karena dia, mantan isteri kamu," tebak Keysa yang membuat Alsaki menghela nafas panjang."Aku tidak ber
Keysa menatap ke arah Berlian yang siap untuk melayangkan tangannya, dengan sigap, Keysa menghentikan tangan Berlian dan tersenyum mencibir Berlian yang gampang terbaca oleh Keysa,"Kamu, ringan tangan banget, ya Tante." kata Keysa sembari menekankan ucapan tante kepada Berlian."Tutup mulut, kamu!""Aku tidak bisa menutup mulutku, karena mulut aku, tidak mengeluarkan bau mulut. Mulut aku sangat wangi, aku baru menggunakan mouthwash yang baru saja dibelikan Alsaki,"Keysa sengaja membuat Berlian marah, ntah mengapa membuat Keysa marah mendatangkan euphoria bahagia di dalam hati Keysa. Keysa menghempaskan tangan Berlian yang sedari tadi berada dalam genggaman tangan Keysa. Keysa menatap Berlian dengan nyalang, seolah-olah Berlian sang mangsa yang selama ini Keysa tunggu."Kamu, mau apa?" tanya Berlian,"Aku mau, kamu jangan ganggu aku." jawab Keysa jujur,"Ck, kamu yang lebih dahulu mengganggu aku,""Aku?" tanya Keysa sembari menunjuk dirinya sendiri,"aku yang menganggu kamu? Kamu tida
"Njir, asin!" umpat Keysa sembari mendorong piring yang ada di hadapannya.Keysa menatap Alsaki yang tampak tenang dengan sarapan yang menurut Keysa tak layak di makan.Ini kali pertama, Keysa menyiapkan sarapan dan hasilnya failed."Mas! Kenapa masih di makan? Jangan lanjutkan!" pinta Keysa sembari merebut piring Alsaki.Alsaki menatap Keysa, menahan tangan Keysa untuk tidak bergerak mengambil makanan yang dibuat Keysa dengan susah payah."Keysa, ini sarapan buatan kamu, aku tidak ingin membuangnya secara percuma. Ini hanya sedikit asin saja," ungkap Alsaki yang menenangkan Keysa.Namun, Keysa bersikeras untuk merebut piring yang berisi sarapan untuk Alsaki."Kita bisa memesan layanan ojek online untuk memesan makanan yang baru," pinta Keysa dengan tatapan memohon."Keysa, ini hanya sedikit asin,""Sedikit asin? Jangan bercanda. Kamu bisa kena penyakit kalau kamu terus makan ini," kata Keysa panik."Jangan seperti itu, ini makanan yang dibuat dengan cinta, aku tidak mungkin menyia-ny
"Kamu, beneran mau makan ceker ayam?" tanya Raymon ragu,Lyra menganggukkan kepala,"iya, ceker ayam itu makanan favorit aku, Ray," jawab Lyra dengan rona wajah bahagia."Oh, aku akan mengingatnya," kata Raymon."Mengingat apa?""Kamu suka makan ceker ayam, Ly," jawab Raymon yang membuat Lyra sedikit terkejut.Jujur saja, Lyra tidak begitu menyukai ceker ayam, hanya saja ceker ayam sebenarnya sebuah alasan bagi Lyra untuk mengusir Lau dari ruang rawat inap Lyra.Intinya, Lyra ingin menikmati masa bersama Raymon. Bisa dibilang, Lyra ingin memanfaatkan keadaan, untuk bersama dengan Raymon."Ray, kamu sampai kapan di sini?" tanya Lyra yang berharap Raymon akan selalu menemani dirinya."Sampai kamu sembuh," jawab Raymon jujur, namun mengingat Lyra yang menanyakan hal itu secara tiba-tiba membuat Raymon ingin memastikan, Lyra ingin dirinya di sana sampai kapan,"apa, kamu tidak ingin aku, di sini?" tanya Raymon yang membuat Lyra panik.Tentu saja tidak, Lyra malah berharap Raymon bisa menema