Home / Romansa / Pembantu Rasa Nyonya / Bab 281. Siapa Dalangnya?

Share

Bab 281. Siapa Dalangnya?

Author: Astika Buana
last update Last Updated: 2023-01-04 17:31:01
Semua gelap. Mata ini masih ditutup dan mulut pun terkatup rapat seperti terbalut perekat besar.

“Dimana aku ini?” gumamku lirih.

Kepala ini ingat akan kejadian tadi. Aku dibekap dan tidak ingat lagi. Apakah ini hari akhir untukku?

Huuft! Semoga tidak.

Maharani istriku. Aku masih berhutang untuk menghubunginya. Kalau aku diberi kesempatan, tidak akan pernah aku mengabaikannya seperti tadi malam. Menempatkan dia di nomor sekian setelah pekerjaan dan urusanku. Sungguh, aku sangat menyesal.

Satu persatu nama anakku terlintas di kepala ini. Tidak hanya itu, senyuman dan lambaian tangan membulatkan tekad untuk tetap kuat dan terlepas dari kungkungan ini. Aku harus bisa!

Suasana sepi, hanya terdengar sesekali gesekan kayu seiring dengan embusan angin. Aku hirup udara dalam-dalam, aroma seperti oli bekas menyambar di penciumanku. Bau seperti di sebuah bengkel.

Kucoba beringsut, tetapi tangan dan kakiku terikat erat. Leherku pun terasa kaku.

Aku mendongak dan mencoba untuk berontak. Te
Astika Buana

Semoga keseruan cerita ini menjadi teman keseharian. . Terima kasih dan bahagia selalu.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Senny
Mama lanjutan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 282.  Kekuatan

    Nyaris aku menyerah. Bagaimana tidak, jari-jari itu menyentuh dengan gerakan menggoda. Tidak hanya berhenti di sela kancing, gerakannya mulai terasa gemas dan membuat perutku mual. Tangan ini hanya bisa mengepal erat, manahan kesal dengan perlakuan menjijikkan ini.Aku tersentak saat kemeja direnggut paksa. Udara dingin seketika menyelusup seiring dengan terhamburnya kancing-kancing yang terlepas. Ini pertahananku yang terakhir, kugerakkan tubuh ini kesegala arah, menghindar dari rabaan kurang ajar yang semakin liar.“Auw!”Terdengar suara yang berbeda, bersamaan dengan jatuhnya diriku yang masih terikat dengan kursi. Ujung kakiku merasakan, tadi sempat mendorong tubuh pemilik tangan sialan itu.Kumpulan debu menyergap penciuman ini, bersamaan lenganku yang nyeri dengan sangat. Sendi ini seakan terlepas dari tempatnya. Ingin berteriak mengaduh, tapi mulut ini terekat rapat. Kurapatkan gigi untuk menahan sakit yang tak terkira. Ini benar sakit yang tidak pernah aku alami.Akankah in

    Last Updated : 2023-01-05
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 283.  Rapatkan Barisan

    Kemampuanku sekarang diuji. Jangan sampai kemalangan ini menenggelamkan kapal yang dibangun dan dinahkodai suamiku selama ini.Rapat direksi mengukuhkan aku sebagai pengganti Mas Suma untuk sementara. Meleluasakan langkah sekaligus memberiku kaki dan tangan untuk mengusut kejadian yang menimpa Mas Suma. Aku yakin, ini tidak hanya masalah pribadi, tetapi ada hubungannya dengan perusahaan.Setelahnya, aku langsung mengumpulkan semua pimpinan staff, untuk merumuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jangan sampai roda perusahaan terhenti. Pak Tiok memang tidak masuk di jajaran perusahaan, dia lebih mendampingiku. Di ujung sana, dia menyimak jalannya pertemuan ini.“Saya tidak ada pengalaman memimpin perusahaan sebesar ini. Terima kasih atas kepercayaan dan kesempatan untuk memimpin kalian. Atas dasar cinta kepada perusahaan dan keluarga, mari kita bersatu demi kemajuan bersama.” Ucapku menekankan kalau kami adalah setara. Perjuangan dengan bersama-samalah yang menjadi tujuanku.Satu

    Last Updated : 2023-01-06
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 284. Pesakitan

    POV KusumaEntah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Mata ini aku kerjapkan untuk mengumpulkan kesadaran. Aku terbaring di ranjang sempit. Sudah tidak ada lagi penutup mata dan merekat mulut. Tangan dan kaki pun terbebas dari ikatan. Kugerakkan lengan, rasa nyeri sudah berkurang.Dalam cahaya temaram, mata ini mengedarkan pandangan. Ruangan sempit dengan jendela tinggi berjeruji. Tidak ada perabotan lain selain ranjang yang aku duduki ini.‘Dimana aku sekarang?’ Aku melonjakkan kaki dan yang kudapati hanya kegelapan.Aku dudukkan diri di tepi ranjang, meremas rambut dan mengusap kasar wajah. Siapa tahu ini hanya mimpi dan akan luruh? Lagi-lagi, yang kudapati tidak berubah. Ini kenyataan yang harus aku hadapi.Seorang Kusuma disekap di ruangan sempit tanpa perabotan, bahkan tanpa makanan. Aku harus cari akal. Jangan sampai aku seperti tikus yang masuk perangkap dan mati karena kelaparan.Ada dua pintu, pasti itu jalan keluar.Daun pintu terbuka, dan yang aku dapati justru kamar mandi

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 285. Penghinaan

    Kenapa suara langkah kaki itu lebih terasa mengerikan dibandingkan sikap kasar para penjaga? Terlebih setelah bunyi pintu ditutup, dan suara hening melingkupi ruangan ini.Tak…tak…tak….Suara itu mendekat dan tanpa aku harus bisa melihat, kupastikan dia berdiri tepat di depanku. Parfum yang sama, aroma citrus bercampur dengan mawar. Tubuh ini begidik seketika, saat belaian mengusap pipi dan leher ini. Kemudian menyelusup di sela-sela rambut dengan menggerak-gerakkan ibu jari.Tangan ini terkepal keras, apalagi saat bobot badannya berpindah di pangkuanku. Aku berusaha berontak, tapi dia semakin memperlakukanku dengan liar. Sudah dipastikan, benar perkiraanku. Orang ini adalah perempuan.Tubuhnya yang wangi menghimpit dengan gerakan yang erotis. Dengus napasnyapun berkali-kali menerpa leher ini. Kepala ini mencoba menghidar, dan kedua tangannya menangkup pipi ini dan bisikannya membuatku tersentak.“I love you, Mas Suma. Kamu sekarang milikku.”Perut ini semakin mual, saat kulit ini mer

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 286. Jejak

    Jalan berbatu menyulitkan pengejaran ini. Kecepatan yang ditambah tidak mengejar mobil jeep yang dilindungi kepulan debu. Bahkan, Pak Tiok sampai menghentikan motor karena pandangan mata terhalang dan aku yang tidak berhenti terbatuk-batuk.“Kenapa berhenti?”Aku menyorotkan tatapan kesal. Satu-satunya petunjuk hilang begitu saja di depan mata.“Jalan ini, jalan tunggal. Kita pasti akan menemuinya. Semakin kita kejar, dia akan semakin berusaha menghilangkan jejak. Bukankah lebih baik kita biarkan mereka lengah?” ucap Pak Tiok setelah membuka helm. Dia mengeluarkan dua botol kecil berisi minuman mineral dari tas ransel yang tertangkup di dadanya.“Minum dulu. Setelahnya kita lanjut.”Aku menerima dan menenggaknya sampai tandas. Kemudian memintanya bergegas melanjutkan perjalanan.Jejak roda mobil jeep terlihat jelas. Apalagi di jalan yang berlumpur. Jalan ini lurus terus dan kami mendapati jajaran gudang-gudang bekas. Seperti tempat perbaikan mesin-mesin pabrik. Tidak ada kegiatan, sep

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 287.  Kecurigaan

    Kecurigaan menyeruak seiring dengan mata yang memindahi bayangan di cermin. Rambut disisir rapi dan wajahku yang kotor tidak terlihat lagi, bahkan aku mencium jejak lotion di wajah ini. Memang aku tidak muda lagi, tetapi terlihat lain dengan tampilan seperti ini.Berapa lama aku tidak sadar, dan apa yang mereka perbuat sehingga aku tidak tahu apa yang mereka lakukan?Kepala ini meneleng memperhatikan tangan dan kaki. Luka akibat eratnya ikatan tali di pergelangan pun di plester. Sendi yang kemarin terasa nyeri juga sembuh. Tubuhku merasa baikan, akan tetapi perasaan ini semakin menaruh curiga.Perlakuan ini seperti menyiapkan hidangan. Dan, hidangan itu adalah aku.“Sudah bangun, Tuan?” Terdengar suara sedikit serak mendesah.Spontan, kepala ini menoleh ke arah suara. Seorang wanita bersendekap sambil bersandar di dinding. Entah berapa lama dia di sana.Keningku berkerut, melihat penampilannya. Dia mengenakan topeng berwarna emas yang berhias bulu-bulu. Hanya bibir yang dipoles ginc

    Last Updated : 2023-01-08
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 288. Hasrat Liar

    Pemaklumanku selama ini ternyata sia-sia. Rasa sayang yang tersisa, ternyata diabaikan. Dan, justru yang dilakukan sekarang bentuk penghianatan dan penghinaan. Aku mendengus dan mengepalkan tangan penuh amarah, gigi ini pun menggeletuk bersama rasa geram yang semakin membuncah.Kerlingan mata dan senyuman yang ditampilkan wajah indah itu, terasa menjijikkan. Seperti berhadapan dengan setan betina yang akan menunjukkan kekejaman, aku bersiap saat dia melangkahkan kakinya.Tak…tak…tak….“Catherine! Ja-jadi kamu yang menculikku? Tega sekali melakukan ini. Kamu sudah aku anggap saudara justru berbuat jahat kepadaku!” teriakku tidak percaya. Suara langkah yang lekat di kepala ini, ternyata dia pemiliknya.Berkali-kali kenyataan dan dugaan orang sekitar merujuk kepadanya, dan aku justru berusaha tidak mempercayainya. Namun, sekarang terbukti. Dia yang kucoba percayai dan diberi kesempatan, ternyata menunjukkan tidak bisa berubah apalagi dimaafkan.Aku memundurkan langkah seiring dengan wan

    Last Updated : 2023-01-09
  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 289. Ambang Putus Asa

    Aku tidak ada pilihan lain, walaupun cara ini beresiko dan bisa menghilangkan nyawa.Kuhela napas dalam-dalam, memusatkan pikiran dan mengumpulkan tenaga. Satu kali lemparan, tempat sampah berbahan logam melayang tepat ke cermin lebar ini.PRANG!!!Suara keras semakin mematik keributan di luar sana. Teriakan Catherine terdengar menjadi-jadi, menandakan waktuku sudah hampir habis. Di ambang putus asa, pasti ada harapan. Dan, aku harus melakukannya.Kuraih pecahan cermin yang paling panjang. Genggaman kueratkan sambil menahan gemetar yang masih menguasahi tubuh ini.‘Rani, istriku. Aku minta maaf kalau aku tidak sempat bertemu kamu lagi. Jaga anak-anak,’ bisik hatiku sambil memusatkan pikiran. Kupejamkan mata sambil mengangkat tinggi-tinggi tangan ini. Mengarahkan tepat di perut yang aku tuju.CRESS!Seketika rasa menyayat seiring dengan potongan tajam ini menembus kulit perut. Darah merembes dari sela luka dengan potongan cermin yang masih tertancap. Bercampur dengan air yang menetes d

    Last Updated : 2023-01-09

Latest chapter

  • Pembantu Rasa Nyonya   Extra Part

    POV Nyonya Besar "Jeng Sastro, bajuku gimana? Ini kok kayaknya miring, ya? Aku kok tidak pede." Ibunya Rani itu menoleh dan tersenyum, kemudian menunjukkan jempol tangannya. "Sudah bagus." Huft! Ibu dan anak memang sama, selalu santai kalau masalah penampilan. Aku kan harus perfekto dalam segala hal. La kalau difoto wartawan, terus dicetak sejuta exsemplar terus bajuku miring, saksakan rambutku mencong, kan tidak asyik. Aku melambaikan tangan ke Anita, memberi kode untuk membawa cermin ke kecil ke arahku. Dia ini memang sekretarisku yang jempolan. Sigap di segala suasana. Dia mendekat, kemudian menghadap ke arahku dengan cermin diletakkan di perutnya. Ini triknya, supaya orang lain tidak melihat aku lagi cek penampilan. Sekarang itu banyak nitizen yang usil. Orang ngupil difoto, bibirnya lagi mencong dijepret, terus diviralkan dan itu justru membanggakan. Menggumbar aib orang. Zaman sekarang itu konsep pikiran orang kok melenceng jauh, ya. "Sudah cetar?" tanyaku memastikan yan

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 616. Ending

    Acara sudah tiba. Memang sangaja kami mengambil waktu pagi hari. Selain ini menyegarkan, ini juga tidak mengganggu kedua balitaku. Denish dan Anind. Pagi-pagi team perias sudah sampai. Satu persatu kami dirias, terlebih aku dikhususkan. “Jangan berlebihan make-upnya. Saya ingin natural dan terlihat segar.” “Siap, Nyonya Rani.” Claudia sibuk sana-sini memastikan team yang dia bawa bekerja dengan benar. Dia juga menfokuskan kepada diriku. “Artisnya sekarang ya Bu Rani dan Tuan Kusuma. Jadi harus maksimal,” ucapnya sambil membenahi gaun yang aku pakai. Gaun yang aku gunakan terlihat elegan. Berwarna putih tulang dengan aksen rajutan woll yang menunjukkan kehangatan. Yang membuatku puas, dia menyelipkan permata berkilau di sela-sela rajutan. Ini yang membuat terlihat mewah. Aku mengenakan kerudung warna hitam, dengan aksen senada di bagaian belakang. Keseluruhan, aku sangat puas. Jangan ditanya Mas Suma penampilannya seperti apa, dia seperti pangeran yang baru keluar dari istana. Ku

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 615. Anak-Anak

    Ingin aku mengabaikan apa isi kepalaku, tetapi bisikan-bisikan semakin riuh di kedua telinga ini. Kecurigaan mencuat begitu saja. Bisa saja mereka ada hubungan kembali. Cinta bersemi kembali dengan mantan. Cerita itu sering ada di sekitar kita. Semakin aku memusatkan pikiran untuk tidur, semakin nyaring tuduhan gila yang berjubal di kepala ini. Huft! Aku duduk tegak dan beranjak untuk minum air putih. Mungkin dengan ini, bisa membuatku tenang. Tapi, aku tetap gelisah. Daripada penasaran, lebih baik aku mengintip ada yang dilakukan Mas Suma di ruangan sebelah. Dengan berjingkat, aku keluar dari pintu belakang dan menuju ruang baca. Lamat-lamat terdengar suara Mas Suma. Sip! Dia load speaker. Suara teman dia bicara terdengar juga. Jadi aku bisa tahu apa yang dikatakan Dewi. Tunggu sebentar! Kenapa suaranya bukan perempuan? Tetapi terdengar seperti laki-laki. “Aku tidak mau tahu. Kamu harus melakukan itu untukku,” ucap Mas Suma. Kemudian terdengar suara lelaki satunya. “Tapi, Tu

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 614. Pesan Menyebalkan

    Bab 615.Aku bingung. Sungguh-sungguh bingung. Di depanku terhampar pilihan kain yang cantik-cantik. Dari pilihan bahan sampai pilihan warna. Mana yang aku pilih?“Ini untuk tahun ke berapa, Bu Rani?” tanya Claudia“Baru ke tujuh. Sebenarnya saya juga belum ingin merayakan. Tapi tahu kan, kalau Tuan Kusuma mempunyai niat?” Wanita cantik tersenyum sambil mengangguk. Dia pasti lebih mengerti bangaimana keluarga Adijaya sebenarnya. Termasuk Nyonya Besar.Pertanyaan Claudia memantik ide di kepalaku. Woll itu kan berwarna putih, jadi …. Sip!“Aku pilih warna putih. Nuansa putih yang dipadukan dengan bahan woll,” ucapku dengan mata menjelajah. Claudia bergerak sigap. Dia menyingkirkan semua selain berwarna putih. Ini membuatku mudah.Tangan Claudia mulai bergerak lincah menggambar apa yang aku inginkan. Bukan keinginan bentuknya, tetapi keinginanku pada pernikahan ini. Yang membuatku suka, dia merancang baju dengan filosofi di dalamnya. Semua ada artinya.“Keluarga besar menggunakan pilihan

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 613. Persiapan

    “Berhasil?” tanya Maharani menyambutku.“Desi?”“Iya.”“Sangat-sangat berhasil. Dia juga titip salam untuk dirimu yang sudah memberikan ide ini,” ucapku sambil merangkul istriku.Kami masuk ke dalam rumah yang terasa lengang. Rima sudah kembali, begitu juga Amelia kembali ke apartemennya.“Anind dan Denish?”“Sudah tidur. Ini sudah malam,” ucapnya sambil menunjuk jam dinding yang menunjuk angka sembilan.“Wisnu masih lembur?”“Iya. Biarkan dia lagi semangat-semangatnya,” ucap Maharani melangkah mengikutiku.Aku langsung ke kamar mandi. Membersihkan badan dengan menggunakan air hangat. Badanku segar kembali.“Wisnu sudah mendatangkan teman-temannya. Jadi dia tidak merasa muda sendiri. Tapi Wisnu cepet adaptasi, lo. Aku juga memberikan team yang terbaik. Siapa nama teman-temannya? Aku kok tidak ingat. Padahal aku belum terlalu tua.”Ucapanku memantik tawa Maharani. Dia menyodorkan piayama tidur untuk aku kenakan.“Mereka itu teman-teman dekatnya Wisnu. Ada Lisa yang diletakkan di admini

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 612. Desi Pegawai Teladan

    Orang single tidak akan mati karena jomlo, tetapi banyak orang tersiksa karena hidup dengan orang yang salah. Itu yang dikatakan Tiok kepadaku. Dia sudah menentukan pilihan, dan aku tidak akan mempertanyakannya lagi. Katanya, surat cerai dalam masa pengurusan dan tinggal menunggu surat resmi dari pengadilan agama. Sekarang, permasalahan Tiok sudah selesai. Dia tinggal pemulihan saja.****Rezeki itu tidak melulu berupa materi. Adanya keluarga, itu rezeki. Begitu juga sahabat yang kita miliki. Ada lagi yang aku syukuri tidak henti-henti, karyawan yang setia. Seperti Desi, pegawai teladan.“Desi. Berapa lama kamu kerja di sini?”Aku bertanya saat dia memberiku setumpuk laporan yang harus aku tanda tangani. Dia sudah memilahnya. Ada yang tinggal tanda tangan, ada yang harus aku periksa dulu, dan ada yang urgent. Cara kerjanya bagus, membuat pekerjaanku semakin mudah. Aku seperti orang lumpuh kalau sekretarisku ini tidak masuk.Dia tersenyum.“Dari mulai fresh graduate sampai sekarang.”

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 611. Izin Kita

    Hati itu milik kita. Berada dalam tubuh kita sendiri, dan kitalah yang harus melindunginya dari apapun. Sedangkan kesenangan, kesedihan, itu adalah rasa yang ditimbulkan dari luar.Jadi, hati kita merasa sedih atau senang, tergantung dari izin kita. Apakah kita menerima atau mengabaikan hal yang menyebabkan rasa itu.*Aku dan Mas Suma tidak habis pikir dengan apa yang terjadi pada Pak Tiok. Di luar nalar dan di luar jangkauan pikiranku. Kenapa ada orang yang tega mengorbankan hati orang lain demi kebahagiannya.“Jadi suami Kalila itu sudah menjatuhkan talak tiga?” tanya Mas Suma.Pak Tiok tertawa miris. “Iya. Karenanya mereka membutuhkan aku supaya bisa menikah lagi.“Gila!” seru Mas Suma geram.Akupun demikian. Tanganku terkepal keras merasa tidak terima dengan perlakuan mereka. Terutama si wanita. Bisa-bisanya memperlakukan itu kepada orang yang menolongnya.Masih ingat aku bagaimana dia menangis karena korban penganiayaan si mantan suami. Dia sampai masuk ke rumah sakit dan yang m

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 610. Pendengar

    Sampai di rumah, aku benar-benar capek jiwa raga. Kepaku dibebani dengan pikiran tentang Pak Tiok. Bisa-bisanya ada orang seperti dia yang terus-menerus mengalami kegagalan dalam percintaan.Wajah rupawan, perawakan juga seperti foto model, karir pun tidak diragukan lagi. Namun, kenapa bisa dia mengalami hal seperti ini?“Mama istirahat saja dulu. Belanjaannya, biar Rima minta bantuan Bik Inah,” ucapnya sambil membawa belanjaan ke arah dapur. Rumah masih lengang. Mas Suma dan Wisnu pasti belum pulang. Begitu juga Amelia.Aku mengangguk menerima anjuran gadis itu. Dia tahu apa yang aku pikirkan. Sepanjang jalan aku mengomel dan membicarakan tetang Pak Tiok. Bagaimana perjalanan kisah mereka sampai menikah. Bagaimana Pak Tiok melindungi Kalika yang mendapat perlakukan tidak baik dari mantan suami.Sempat Rima tadi menyeletuk.“Laki-laki itu jangan-jangan mantannya Mbak tadi.”“Mama tidak tahu benar, Rima. Saat dia datang mengacau pernikahan, dia dalam keadaan mabok dengan penampilan yan

  • Pembantu Rasa Nyonya   Bab 609. Mengagetkan

    Kembali dari galeri, aku dan Rima tidak langsung pulang. Kami singgah di mall.“Tidak usah, Ma.”“Kenapa? Mama ingin membelikan kamu baju. Kepingin saja,” ucapku bersikukuh. Akhirnya kekasih Wisnu ini membelokkan mobil ke mall yang ternama di kota ini.“Kita kemana, Ma?” ucapnya berlari mensejajariku. Dia pasti heran, aku berjalan ke arah kebalikan dari tempat yang menjual pakaian.“Kita ke butik langganan kami. Aku akan mengukur kamu untuk data mereka,” jawabku terus berjalan. Sebenarnya bisa parkir di depan butik Claudia, tapi itu membuatku jauh dari tempat belanjaan yang menjadi tujuan utama.Pegawai yang berjaga langsung membukakan pintu, mereka tersenyum dengan tangan menangkup di depan. “Selamat datang, Nyonya Maharani.”Aku mengangguk, Rima yang di belakangku langsung mensejajari.“Hai, Bu Rani. Lama tidak kesini!” seru Claudia kemudian mengalihkan pandangan ke arah Rima.“Kenalkan ini Rima, calon mantu,” ucapku kemudian mendekat, “calonnya Wisnu.”Claudia langsung mengarahkan

DMCA.com Protection Status