Adam dan Laura telah kembali dari masa bulan madu yang indah di Pulau Jeju, Korea Selatan, dan kini mereka berdua kembali ke Pulau Pribadi Adam Ashford yang berada di perairan Quebec, Kanada. Pulau itu adalah tempat di mana mereka memulai perjalanan pernikahan mereka yang kini dipenuhi dengan kemesraan. Namun, sesekali Adam membawa Laura ke Montreal, di mana rumah utama mereka berada.Setiap kali mereka meninggalkan pulau, Adam selalu merasa khawatir. Kondisi keamanan selalu menjadi prioritas utama baginya, terutama setelah serangkaian serangan yang telah terjadi di beberapa bisnis bawah tanahnya. Adam tahu bahwa ada banyak pihak yang tidak senang dengan kekuasaan dan pengaruhnya, dan itu membuatnya selalu waspada.Tim keamanan pribadi Adam bekerja keras untuk menjaga keamanan mereka, tetapi Adam tetap merasa perlu untuk melindungi Laura dengan sangat hati-hati. Laura adalah segalanya baginya, dan dia tidak akan pernah membiarkan sesuatu terjadi pada istrinya ini.Ketika mereka kembal
Suatu pagi yang cerah, pulau pribadi Adam Ashford disambangi oleh kedatangan tamu yang tak terduga : kakak beradik Michael dan Michella. Michael, seorang rekan dekat Adam dalam urusan bisnis bawah tanah, tiba dengan ekspresi yang serius. Dia meminta maaf atas ketidakhadirannya pada pesta pernikahan Adam dan memberikan alasan yang cukup kuat."Maaf aku tak bisa datang pada saat pesta pernikahanmu waktu itu, Adam. Aku ke Las Vegas untuk menangani beberapa hal yang mendesak," ujar Michael, suaranya penuh dengan penegasan akan urgensi situasi tersebut.Adam, yang juga tahu apa arti kata "mendesak" dalam dunia bawah tanah, mengangguk mengerti. Mereka berdua menyadari bahwa dalam lingkaran mereka, apa pun bisa terjadi dengan cepat dan harus diatasi dengan tanggapan yang tepat waktu."Aku mengerti, Michael. Terima kasih atas semua bantuanmu, termasuk bantuanmu dalam menghabisi orang-orang yang telah menewaskan Brian di Kosta Rica," kata Adam dengan penuh apresiasi.Michael, yang merasa Brian
Adam harus meninggalkan pulau untuk keperluan bisnis yang mendesak. Sebelum pergi, dia memeluk Laura erat-erat, seolah-olah ingin merasakan setiap detik bersamanya. Matanya yang hangat dan penuh cinta menyapu wajah Laura, dan kemudian turun ke arah Nicholas yang tampak riang di gendongan ibunya."Daddy pergi dulu, ya, sayang," gumam Adam dengan suaranya yang lembut. "Jadilah anak Daddy yang hebat, supaya kau bisa menjaga dirimu sendiri dan juga Mommy. Oke? I love you!"Nicholas, dengan mata yang berbinar-binar, merespons dengan riang. Meskipun belum bisa bicara dengan jelas, ekspresi wajahnya dan suara-suaranya mengandung begitu banyak kebahagiaan, seolah-olah dia mengerti setiap kata yang diucapkan oleh ayahnya.Adam tak bisa menahan senyum mendengar reaksi ceria putranya. Dia merasa begitu bahagia dan bangga memiliki seorang anak yang begitu menggemaskan. "Rasanya aku berat berpisah dari kalian, Nick sangat menggemaskan dan bakalan membuatku rindu setengah mati, aku juga akan merind
Michella mengunggah foto-foto yang memperlihatkan pulau pribadi Adam di perairan Quebec dalam segala kemewahannya. Terdapat pemandangan pulau yang indah dengan hutan belantara, villa mewah yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, air yang tenang dengan perahu-perahu kecil berlabuh di tepinya, dan bahkan foto-foto dirinya yang mempesona, berpose dengan latar belakang pemandangan eksklusif itu.Michelle juga mengunggah foto kebersamaannya dengan Laura, dia menuliskan keterangan dalam fotonya, “Bermain tenis dengan Nyonya Adam Asfhord.”Di lain kesempatan dia juga mengunggah foto Nicholas yang sedang dipangkunya. Nicholas tampak menggemaskan memakai produk-produk fashion bayi dengan brand internasional yang harganya selangit. “Nicholas Ashford sangat lucu dan juga ganteng, kan?” tulisnya dalam keterangan foto-foto Nicholas yang dibagikannya.Awalnya, Michella hanya menunjukkan foto-foto tersebut pada beberapa teman dekatnya dalam geng gosipnya. Mereka yang telah lama terb
Atika duduk di atas ranjang, tubuhnya yang terbungkus selimut terlihat rapuh di bawah cahaya redup di kamar rahasia mereka. Tatapannya penuh kekhawatiran ketika pintu terbuka dan Sam melangkah masuk. Sam meraih kekasihnya dengan lembut, memeluknya dengan erat.Wajah Atika yang cantik terangkat perlahan saat ia menatap kedalaman mata Sam yang selalu memikatnya. Ia merasakan hangatnya pelukan Sam dan meresapi setiap detik kebersamaan mereka."Sam, kau akan pergi?" gumam Atika dengan nada cemas, namun suaranya terdengar sesejuk tetesan embun pagi.Sam menjawab dengan lembut, suara bulatnya seperti alunan melodi yang menenangkan. "Ada yang harus kukerjakan di Kanada, sayangku."Atika merapatkan dirinya lebih erat ke dalam pelukan hangat Sam, mencari perlindungan dan kenyamanan dalam dekapan kekasihnya. Dia merasa degub jantungnya berdetak lebih cepat, merasakan denyutan cinta di antara mereka."Kanada? Aku juga ingin ke sana. Aku ingin bertemu dengan Bimo," bisik Atika, bibirnya bergerak
Adam Ashford sedang berada di Eropa untuk urusan bisnisnya, dia tengah memimpin rapat penting dengan sejumlah rekan bisnisnya. Ruangan konferensi mewah dengan pemandangan indah kota Paris menjadi saksi bisnisnya yang sedang berjalan.Dia dengan serius menjelaskan strategi perusahaan kepada para rekan bisnisnya. Layar besar di depannya dipenuhi dengan grafik dan angka-angka yang menggambarkan performa bisnis mereka. Suara-suara percakapan dan diskusi yang serius terdengar menggema di ruangan."Sekarang, mari kita fokus pada ekspansi pasar Eropa. Saya percaya bahwa dengan—" Tiba-tiba, telepon genggam Adam bergetar dengan intensitas yang tidak biasa. "Maafkan saya, sebentar." Dia melirik ke layar, dan matanya segera menangkap judul pesan yang masuk. Ada laporan dari Simon tentang hal yang sedang genting. Wajah Adam Ashford yang sebelumnya tenang tiba-tiba menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran yang mendalam ketika dia membuka pesan itu. Dalam hitungan detik, suasana rapat yang serius beru
Morren Dare duduk di ruang kerjanya, berpikir keras tentang permintaan Adam Ashford untuk membuat pertemuan empat mata dengannya. Matanya menyipit, mencoba membaca antara baris-baris strategi yang mungkin tersembunyi dalam tindakan Adam yang tiba-tiba ini. Dia sudah lama mengetahui sepak terjang Adam Ashford di dunia bawah tanah, dan dia tahu betul betapa liciknya pria itu.Damon Redwood yang juga berada di ruangan itu, mengeluarkan pendapatnya dengan cepat. Dia seseorang yang penuh kebencian terhadap Adam Ashford, dan tidak ingin memberi kesempatan apapun kepada musuh mereka. "Tuan Morren, kurasa itu bagian dari strategi Adam untuk mengulur-ulur waktu. Bagusnya, jangan hiraukan permintaannya,” ujarnya.Sementara itu Hared Field, tangan kanan Morren Dare, yang telah bertemu dengan Simon menjawab dengan hati-hati, mencoba memberikan perspektif yang berbeda. "Kata Simon, Adam Ashford bilang dia ingin membicarakan tentang peralihan kekuasaan, Tuan. Dia ingin pensiun dari dunia bawah tana
Drake dan Zander, yang bekerja di bawah tekanan Damon Redwood, mengambil peran mereka sebagai saksi dalam pertempuran kedua belah pihak Simon dan Hared Field. Mereka tahu bahwa kelangsungan hidup mereka bergantung pada seberapa baik mereka bisa meyakinkan Adam Ashford dan Morren Dare bahwa pihak musuhlah yang telah memantik serangan lebih dulu.“Hared Field, mengacungkan pistolnya kepada Tuan Simon, Tuan. Pengawal kita kemudian mengacungkan senjatanya juga namun pengawal mereka lebih dulu menembak pengawal kita, dan pertempuran pun tak terhindarkan,” ujar Drake kepada Adam Ashford.“Simon meludahi Tuan Hared Field, dia juga mengatakan sesuatu yang kasar tentang Tuan. Sepertinya pertemuan mereka malam itu berakhir buruk. Simon kemudian mengacungkan pistolnya ke kening Tuan Hared, pengawal kita bergerak cepat ingin melindungi Tuan Hared, namun salah satu pengawal Simon malah menembaknya dan pertempuran pun tak terhindarkan,” ujar Zander kepada Morren Dare.Drake dan Zander memainkan per