Share

Bab 24

Penulis: Atria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-11 23:04:36
"Haru, yuk, kita pergi," ajak Jimin sambil tersenyum ramah, menunjukkan kedua lesung pipinya yang menggemaskan.

"Mau kemana?" tanya Haru, alisnya terangkat penasaran.

"Kemana aja yang penting kamu senang," sahut Jimin, matanya berbinar penuh semangat.

"Duh, maaf, kak. Aku tak tahu tempat yang bagus di kota S ini," ungkap Haru sambil menggaruk garuk kepalanya, menunjukkan wajah bingung.

Jimin mengerutkan kening sejenak, seolah memutar otak mencari ide. "Bagaimana kalau kita makan malam saja?"

"Di mana?" Haru bertanya, wajahnya kembali ceria, penasaran.

"Disekitar sini, nggak jauh kok," jawab Jimin sambil menunjuk ke arah depan. Haru menoleh ke arah yang ditunjuknya dan kembali menatap Jimin dengan penuh tanda tanya. "Kenapa? Apa kamu tidak mau pergi makan malam bersamaku?" tanyanya dengan suara sedikit gugup.

"Tidak, Kak," jawab Haru segera, menggeleng cepat.

"Lalu?"

"Baiklah, kita pergi," ucap Haru, akhirnya pasrah.

Jimin tersenyum lebar, lalu menawarkan, "Naik mobi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 25

    "Haru. Kenapa Kamu diam lagi?" "Ti-tidak," Menggeleng. "Haru kalau Kamu menjadi kekasihku. Apakah Kamu menyetujuinya,?" Tatapan matanya benar benar begitu menyentuh hati Haru. Haru menelan Salivanya. Dengan perasaan terkejut. Dan juga tak mempercayainya. Mengapa seorang wang Jimin memberikan pertanyaan seperti itu. Dan mengapa seorang wang Jimin menyukai gadis biasa seperti Haru. Apakah cinta begitu sangat membutakan mata dan juga hati. "Haha. kakak pasti sudah mengantuk saat ini. Mari kak Kita segera pulang," Haru mengalihkan pembicaraan Jimin. Namun Haru hendak pergi meninggalkan Jimin. Jimin menarik tangan Haru hingga dipelukan Jimin dan mereka saling bertatapan. Haru kembali menelan Salivanya. Saat berada dipelukan Jimin. "Haru. Tataplah mataku,?" ucap Jimin. Dengan mendekap tubuh Haru yang masih berada diperlukannya. Haru hanya diam dan menelan Saliva. Lalu Jimin perlahan mendekati wajah Haru. Dan. Kriiiinngggg.. Suara alarm berbunyi membuyarkan semua mimpi indah Haru yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 26

    "Siapa sih yang menggangguku? sedang melow begini, ada aja yang gangguin," Haru beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan untuk membuka pintu kamar. Kreekk. Suara pintu kamar terbuka. Mata Haru membulat saat melihat kedatangan tamu yang ada didepan kamar. "Astaga," ucap Haru. "Hallo Nona Haru" "Iya Hallo" "Nona sedang apa? Bolehkah Saya masuk ke dalam?" "I-iya silahkan masuk kak" Jhope langsung masuk ke dalam dan kemudian duduk. "Maaf kak di kamarku berantakan" "Tidak apa apa" "kak, ada apa ya?" "Oh, gak, aku hanya ingin melihat keadaanmu saja. Aku hanya ingin memastikan Kamu Apakah baik baik saja, itu saja. Tidak lebih." Jawab J-Hope dengan tersenyum. "Ohh" "Oh iya ini Aku bawakan buah, kamu suka?" Jhope memberikan buah di dalam kantong plastik yang ia bawakan nya itu. "Terima kasih" "Iya, sama sama" Kemudian Aku menatap ke dalam plastik yang Jhope bawakan untukku. "Nona Haru" "Iya," menoleh ke arah Jhope. "Nona sudah makan?" "Belum" "Mau makan bersamaku?" "A

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 27

    Haru berusaha keras untuk menenangkan hatinya dan mengendalikan emosinya, agar tidak terbawa suasana. Dia menarik napas dalam dalam. "Mau ke mana?" tanya Jimin sambil mengangkat alis. "Nggak ada, ini lagi ngajak Haru jalan jalan. Soalnya kata Haru sedang tidak enak badan. Jadi, aku mencoba mengajaknya mencari angin di sekitar sini," sahut J-Hope sambil menepuk pundak Haru. Haru mencoba tersenyum saat melihat Jimin dan kekasihnya, yang sejak tadi nemplok di dekat Jimin seperti bayangan. Meskipun hati Haru terasa perih, namun ia tetap berusaha membuat keadaan terlihat biasa saja. Dia tak ingin menampakkan wajah keperihannya itu. "Sedang tidak enak badan, kok jalan jalan, Haru? Seharusnya kamu istirahat di rumah, dan makan makanan yang sehat," ujar Jimin dengan nada penuh perhatian dan suara yang lembut. Haru merasa hatinya meleleh, namun ia mencoba menjawab dengan semangat. "Tidak apa apa, kak. Lagi pula ini jalan jalan sama kak Jhope, jadi ada yang nemenin Haru kok," sahut

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 28

    Adnan yang tengah menyandera Karina sebagai sandera untuk menguasai perusahaan milik Harmoko, sedang menyusun rencana licik bersama Lidya. "Tunggu saja saat semua orang tahu di mana kalian berada, kalian akan kubuang ke penjara seumur hidup!" ucap Karina dengan kesal. Senyuman sinis Lidya dan Adnan tersungging di bibir mereka. Dalam sekejap, Adnan menjambak rambut Karina yang telah terikat kaki tangannya bagaikan penjahat. "Lepaskan aku, Adnan!" teriak Karina. "Jika kamu mau aku lepaskan, tanda tangani surat ini," sahut Lidya sambil mengulurkan kertas putih yang isinya mengenai perjanjian serah terima perusahaan Harmoko ke tangan Adnan dan Lidya. "Hanya sebuah surat perjanjian. Gimana?" "Aku tidak akan menandatanganinya! Aku akan menunggu sampai David, suamiku, datang!" balas Karina dengan tatapan tajam pada Adnan dan Lidya. "Keras kepala!" Adnan menggebrak meja, amarah terpancar jelas dari ekspresi wajahnya. Tak lama kemudian, beberapa polisi mengepung tempat itu. Adnan dan Lidy

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 29

    Saat bangun pagi Haru memutuskan untuk jogging. Hari ini Haru bangun lebih awal dari pada biasanya.Haru mulai jogging sendirian. Tanpa seorangpun yang menemaninya.Namun siapa sangka langkah kakinya yang terus mengajaknya berlari, hingga dirinya lupa bahwa ia belum banyak mengenal tetang daerah ini tentunya. Haru tersesat di suatu tempat entah itu di mana. Yang bahkan Haru sendiri tidak tahu.Haru terus berusaha tidak panik. Terus menelusuri jalan. Hingga lelah. Hingga suatu saat ia memutuskan untuk duduk sejenak. "Aku di mana?" Melihat sekeliling tempat di mana Haru duduk. "Kenapa tidak ada orang yang Aku kenal, kalau Aku diculik bagaimana?" Haru mulai sedikit panik. Dan muncul sedikit pikiran gila. Namun ia tetap berusaha tenang. tapi siapa sangka Haru tak kuat menahan rasa takut bila dirinya tak bisa kembali kepenginapan. Haru menangis dengan posisi kaki ditekuk dan wajah yang berada dilulut. Tiba tiba ada sosok tangan yang memegang pundaknya hingga mengagetkan dirinya. "Ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 30

    "Memangnya kenapa?" "Nanti tambah kedalem hidungnya. Dan nggak mau mancung dianya" "Haha," Harupun tersenyum melihat Jimin yang tertawa. Bahkan tak disangka saat ini Haru bisa melihat sosok Jimin yang telah lama ia kagumi. Dan bahkan hal seperti inilah yang Haru idam idamkan sejak lama. Bahkan saat ini ia telah merasakannya. Tak terduga kebahagiaan telah berada didepan mata. Senyuman indah dan manis Jimin telah membuat Haru bahagia. Belum lagi tatapannya yang begitu dalam membuat Haru semakin hanyut dalam asmara. Dan hari hari Haru menjadi ceria. Walaupun masih terasa mimpi dan tak yakin ini semua nyata. Namun setelah Haru menginjakkan kakinya diseoul ini. Semua telah berubah menjadi kebahagiaan untuk Haru. Setelah selesai mereka berbincang bincang. Dan haripun sudah mulai sore. Haru dan Jimin langsung begegas pulang. Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di penginapan Haru. "kak jimin" "Iya ada apa?" "Terima kasih sudah mau repot repot anterin Haru pulang" Jimin tersen

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 31

    "Astaga bicara apa sih Aku. Bikin malu saja," Gumam Haru. Haru memberikan senyum tipisnya dengan wajah malu. "Nona kenapa?" "Ah tidak. Tidak apa apa kok" "Nona" "Iya ada apa?" "Nona. Aku ingin bertanya tapi Nona jangan marah ya?" Dug..Dug..Dug.. Suara jantung berdetak tak beraturan. "Astaga mau tanya apa lagi ini J-Hope ya kira kira," Gumamnya. "Nona suka ya sama Jimin?" "Hah," Dengan kebingungan Haru harus menjawab apa. "Jawab Nona?" "Apakah Nona suka sama Jimin" Saat J-Hope menunggu jawaban itu. Tiba tiba entah dari arah mana Jimin datang menghampiri mereka. Dengan nafas ngos ngosan dan penuh keringat diwajahnya. "Ha, Ru," Dengan nafas ngos ngosan ia mencoba mengatur Nafas. Jhope dan Haru terkejut melihat kedatangan Jimin. "Minum dulu kak," Haru memberikan air minum yang telah dibelikan Jhope untuknya. Lalu Haru menarik tangan Jimin untuk mengajaknya duduk. Jhope yang sejak tadi hanya diam melihat Haru yang begitu perhatian terhadap Jimin. "kakak lelah sekali ya? dim

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 32

    "Nggak ada orangkan ya. Nanti diketawain lagi Gua begitu," lirih Jimin. "Aaah! Bodo amat. Gua lelah. Letih. Lesu. Capek. Laper. Dan haus. Seandainya saja ada minuman dingin yang menyegarkan. Pasti bisa lari secepat kilat seperti super Hero ni Gua," Oceh Jimin sendirian. Jimin kembali duduk. Dan beristirahat. Sedangkan Jhope yang sejak tadi masih mencari dilorong arah yang ia lewati. Namun Harupun belum terlihat. Jhope duduk sejenak dan melihat kekanan dan kekiri, untuk mencari keberadaan Haru. Mengeluarkan benda pipih dari saku celana miliknya. Tuuuuuut.. Suara nada telfon tersambung.. "Ke mana sih ni bocah lama amat angkat telfonnya," Ucap Jhope melihat kearah ponselnya. Triiing.. Suara ponsel Jimin berdering. Jimin merogoh saku dan mengambil benda pipih yaitu ponsel miliknya. "Kenapa ya J-Hope kok menelfon. Apa jangan jangan dia udah ketemu Haru kali ya,?" Ucap Jimin melihat kontak nama yang menelfon dirinya. Tak lama kemudian Jimin mengangkat telfon miliknya. ["Hallo."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   selesai.

    Beberapa bulan berlalu, dan kolaborasi dengan Hiroshi Tanaka membuahkan hasil. Bersama timnya, Adrian dan Sari meluncurkan produk terbaru mereka, Elysian, sebuah platform berbasis kecerdasan buatan yang tidak hanya melayani kebutuhan pelanggan tetapi juga mampu memprediksi tren masa depan.Peluncuran Elysian diadakan di Tokyo, Jepang, salah satu pasar terbesar mereka. Adrian dan Sari memilih Tokyo bukan hanya untuk menghormati Hiroshi sebagai mitra, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap bersaing di panggung global.Acara tersebut berlangsung megah, dihadiri oleh para pemimpin industri dari berbagai negara. Ketika demo Elysian dipresentasikan, ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan meriah. Platform ini menawarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya: teknologi yang dapat mengintegrasikan kebutuhan pelanggan dengan solusi yang benar-benar personal, ramah lingkungan, dan inovatif.Namun, seperti yang telah diperkirakan, Vino kembali mencoba menjegal mereka. Kali

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   langit berbintang

    Setelah forum bisnis di Zurich, Adrian dan Sari kembali ke kantor pusat mereka dengan energi baru. Aurora telah menjadi bukti bahwa mereka mampu bertahan di tengah persaingan sengit, tetapi perjalanan mereka masih jauh dari kata selesai. Pasar internasional semakin menuntut inovasi yang lebih cepat dan layanan yang lebih baik.Di pagi yang sibuk, Sari menerima sebuah panggilan telepon dari seorang mitra strategis di Jepang. Mitra itu, Hiroshi Tanaka, adalah pemilik perusahaan teknologi terkemuka yang sudah lama dikenal karena inovasinya dalam bidang kecerdasan buatan.“Sari-san,” suara Hiroshi terdengar penuh semangat. “Saya sangat tertarik dengan konsep Aurora. Saya percaya bahwa dengan kecerdasan buatan, kita bisa mengembangkan produk ini ke level berikutnya. Bagaimana jika kita berdiskusi lebih lanjut tentang kolaborasi?”Mendengar tawaran itu, Sari merasa ini adalah kesempatan emas. Ia segera memberi tahu Adrian, yang langsung setuju untuk mengatur pertemuan virtual dengan tim Hir

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   cahaya kota Zurich

    Beberapa minggu setelah peluncuran Aurora, hasil penjualan mulai menunjukkan dampak besar. Produk inovatif itu tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga menjadi tren global. Media internasional mulai meliput kisah sukses Adrian dan Sari, menjadikan mereka simbol pengusaha muda yang berani melawan raksasa industri.Namun, seperti yang diduga, Vino tidak tinggal diam. PT. Maxima mulai menggencarkan kampanye untuk mendiskreditkan Aurora. Mereka menyebarkan isu bahwa teknologi yang digunakan oleh Aurora memiliki cacat yang berpotensi berbahaya bagi pelanggan. Isu ini dengan cepat menyebar, dan beberapa pelanggan mulai meragukan kualitas produk Adrian dan Sari.Adrian langsung mengumpulkan timnya untuk menanggapi krisis ini. “Kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin. Jika kita membiarkan rumor ini berkembang, reputasi kita akan hancur,” katanya dengan nada serius.Sari, yang selalu tenang dalam situasi genting, menyarankan, “Kita harus transparan. Mari undang para ahli independen u

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Strategi Tak Terduga

    Kesuksesan ekspansi internasional Adrian dan Sari bukan hanya buah dari kerja keras, tetapi juga bukti ketahanan mereka dalam menghadapi persaingan yang terus meningkat. Namun, mereka menyadari bahwa keberhasilan awal ini hanya permulaan dari perjalanan panjang yang penuh tantangan.Sebuah email masuk ke kotak masuk Adrian pagi itu. Pengirimnya adalah seorang mantan kolega yang kini bekerja sebagai konsultan bisnis di Eropa. Email tersebut menawarkan kolaborasi untuk memperluas produk mereka ke pasar yang lebih luas, terutama di wilayah Eropa Timur, yang dianggap sebagai ladang subur untuk produk inovatif. Adrian menunjukkan email itu kepada Sari, yang langsung melihat potensi besar dari tawaran tersebut.“Kita harus mempersiapkan semuanya dengan matang,” ujar Sari, mempelajari email itu dengan seksama. “Tapi, jika ini berhasil, kita akan punya pijakan kuat di pasar internasional.”Namun, di tengah perencanaan mereka, ancaman baru muncul dari PT. Maxima. Vino, yang dikenal licik dan a

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   semangat baru

    Setelah kesepakatan dengan Ryan tercapai, Adrian dan Sari mulai melihat perubahan besar dalam perusahaan mereka. Penerapan teknologi terbaru yang mereka adopsi berjalan mulus. Tim mereka mulai terbiasa dengan sistem baru, dan hasilnya sangat memuaskan. Proses produksi menjadi lebih efisien, biaya operasional berkurang, dan yang paling penting, mereka bisa memberikan pengalaman pelanggan yang jauh lebih baik. Penjualan terus meningkat, dan reputasi merek mereka semakin dikenal di pasar.Namun, keberhasilan ini juga menarik perhatian para pesaing yang lebih besar, yang mulai merasa terancam dengan inovasi yang dibawa oleh Adrian dan Sari. Seorang pesaing utama, PT. Maxima, yang sudah lama mendominasi pasar, mulai melakukan langkah-langkah agresif untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. PT. Maxima, yang dipimpin oleh seorang eksekutif muda bernama Vino, mengumumkan peluncuran produk baru yang hampir identik dengan produk utama mereka. Mereka menawarkan harga yang lebih murah, yang la

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   menolak tawaran.

    Adrian dan Sari memutuskan untuk menolak tawaran besar dari Daniel Hartono, meskipun tawaran itu menawarkan banyak keuntungan dan peluang. Keputusan itu bukanlah keputusan yang mudah, tapi mereka tahu bahwa kebebasan dan kendali atas bisnis yang mereka bangun adalah hal yang lebih berharga daripada keuntungan jangka pendek yang bisa didapat dengan menyerahkan sebagian besar saham mereka.Setelah pertemuan itu, mereka merasa lega, tetapi juga cemas akan dampak keputusan ini pada masa depan mereka. Sari tahu bahwa mereka harus lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk tetap berkembang tanpa bantuan investor besar. Mereka berdua memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan mencari peluang baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas.Hari-hari berikutnya, mereka memulai perjalanan baru dalam mengelola perusahaan. Mereka berdua menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan ide-ide baru, memperbaiki sistem operasional, dan mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan lebih

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   saling menguatkan

    Meskipun kehidupan Adrian dan Sari kembali tenang setelah konfrontasi dengan Rina, ada perasaan yang mengganjal di dalam hati mereka. Keberhasilan mereka tidak serta merta menghapus semua keraguan dan kecemasan yang ada. Mereka berdua tahu bahwa dunia bisnis penuh dengan persaingan yang ketat, dan meskipun mereka telah mengalahkan rintangan satu per satu, ada banyak tantangan baru yang siap menanti.Beberapa bulan kemudian, Adrian menerima tawaran dari seorang investor besar yang ingin bekerja sama dengan usaha mereka. Tawaran itu sangat menggiurkan, dan dalam hati Adrian, ini bisa menjadi langkah besar bagi perusahaan mereka. Namun, tawaran itu datang dengan syarat yang cukup mengkhawatirkan. Investor tersebut meminta sebagian besar saham perusahaan dengan imbalan dana yang cukup besar dan jaringan bisnis yang luas.Adrian merasa bimbang. Ia tahu bahwa tawaran ini bisa membawa mereka ke level yang lebih tinggi, tapi ia juga tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan yang telah me

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   kedamian

    Beberapa minggu setelah artikel wawancara yang diterbitkan, kehidupan Adrian dan Sari berubah dengan cepat. Usaha mereka semakin berkembang pesat, dan popularitas mereka semakin dikenal. Namun, di balik kesuksesan itu, mereka menyadari bahwa tidak semua orang senang melihat mereka maju, terutama Rina. Meski keluarga Adrian mulai menerima keadaan, Rina tetap berusaha mencari celah untuk merusak kebahagiaan mereka.Suatu sore, ketika Adrian sedang di kantor untuk rapat dengan beberapa calon mitra bisnis, Sari duduk di ruang tamu rumah mereka yang sederhana. Ia tengah mengecek beberapa pesanan yang masuk melalui aplikasi, sambil sesekali tersenyum melihat betapa cepatnya usaha mereka berkembang. Namun, sebuah telepon yang masuk mengalihkan perhatiannya.“Hallo, Bu Sari?” suara di ujung telepon itu terdengar agak cemas.“Ya, ini saya. Ada apa, Pak?” jawab Sari dengan sedikit curiga.“Ini Pak Amran dari media tadi. Saya ingin memberitahukan sesuatu yang mungkin harus Anda ketahui. Beberapa

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   kesuksesan.

    “Ibu minta maaf, Adrian. Kami terlalu keras padamu. Kami pikir jalan yang kamu pilih adalah kesalahan, tapi ternyata kami yang salah,” ucap sang ibu dengan suara bergetar. Matanya yang basah menatap Adrian penuh penyesalan.Ayahnya mengangguk pelan, menambahkan, “Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi kami tidak pernah benar-benar mengerti apa yang membuatmu bahagia. Kami salah menilai, dan kami ingin memperbaikinya.”Adrian menghela napas panjang, mencoba meredakan emosi yang berkecamuk di dadanya. Ia menatap kedua orang tuanya dengan penuh kejujuran. “Aku tidak pernah bermaksud mengecewakan kalian, Ayah, Ibu. Aku hanya ingin hidup sesuai dengan apa yang aku yakini benar. Bersama Sari, aku menemukan kebahagiaan dan tujuan hidupku. Aku hanya berharap kalian bisa menerima kami apa adanya.”Rina, yang duduk di sudut ruangan dengan wajah canggung, akhirnya angkat bicara. “Adrian, aku juga minta maaf. Aku terlalu sombong dan tidak menghargai perjuanganmu. Aku pikir aku lebih baik dar

DMCA.com Protection Status