Share

Bab 11

Penulis: Atria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-04 11:57:41

Lidya mengerutkan alisnya, hampir terjengkang ke belakang karena terkejut saat wanita itu menoleh ke arahnya. Wanita itu sangat mirip dengan Karina. Untungnya, Adnan tidak melihat ke arah wanita itu. Sementara wanita tersebut, setelah menyadari keberadaan Lidya dan Adnan, langsung pergi dan sepertinya membatalkan niatnya makan di restoran ini. Hal itu membuat Lidya semakin heran. "Apakah benar yang kulihat tadi adalah Karina?" gumamnya dalam hati. Adnan bertanya padanya karena melihat tatapan Lidya terlihat aneh.

"Ada apa?" tanyanya.

"Oh, tidak. Tadi aku seperti melihat Karina, tapi ternyata bukan," jawab Lidya sambil berusaha menenangkan diri.

"Oh," Adnan hanya menjawab dengan singkat saja, meskipun saat Lidya menyebut nama itu, membuat perasaan Adnan menjadi tidak enak. Meski hanya terdengar sepele, namun hati Adnan merasa bersalah pada Karina karena selama ini tidak pernah mempedulikannya sampai wanita itu pergi meninggalkan rumah dan menggugat cerai dirinya. Tetapi lebih kepada m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 12

    Lidya tak berpikir dua kali, melangkah cepat mendekati Karina dan pria yang tengah berdiri di sampingnya. Sorot mata sinis Lidya tertuju pada keduanya sambil berkata, "Oh, jadi ini pengganti Adnan?" Wajah Karina tampak terkejut, dia tidak menyangka jika Lidya mengikutinya sejak tadi. Karina tak ingin menjawab pertanyaan Lidya. Dia memilih melenggang pergi mengabaikan kehadiran Lidya. Namun, Lidya terus melemparkan kata kata menyakitkan, yang membuat Karina kesal."Kamu tuli?! Aku bicara padamu, Karina! Jangan pura pura tidak tahu. Jadi, inikah laki laki yang akan menggantikan Adnan? Dasar perempuan murahan! Pernikahan kalian belum sah bercerai tapi sudah mencari mangsa lain!" Lidya mengejek dengan senyum sinis.Karina merasa ucapan Lidya tidak perlu benar benar diladeni, dia tetap melangkah pergi. Namun, Lidya tak menyerah begitu saja, tetap mengikutinya dari belakang, menggoda kesabaran Karina. "Murahan ya tetaplah murahan!" ejek Lidya sembari tertawa sinis.Mendengar ejekan tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 13

    Mendengar ucapan Adnan Karina langsung mengangkat pandangannya. Dia menatap Adnan dengan pandangan yang sangat dingin. Selama ini, pria itu memang tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Jika dulu dia bertahan hanya karena ingin menjadi istri yang baik untuk Adnan tapi sekarang ceritanya sudah berbeda. Dia kemudian menarik bibirnya membentuk senyuman tipis lalu berkata dengan nada mencibir. “Kita tidak punya urusan lagi. Jadi apapun yang aku lakukan, Kamu tidak perlu ikut campur.”Adnan semakin kesal, “Kita belum sah bercerai, jadi urusanmu masih menjadi urusanku.”“Oh begitu ya, tapi bagiku kita ini sudah bercerai. Hanya belum sah saja. Pada saat aku menjadi istrimu saja kamu tidak pernah peduli, apalagi sekarang?” Selesai berbicara Karina langsung menarik tangan Ryan dan mengajaknya untuk berlalu.Begitu melihat mereka berlalu Adnan hanya bisa mengepalkan tangannya, Tapi tidak untuk Lidya. Dia berteriak, “Heh, mau ke mana kalian. Kalian harus bertanggung jawab sudah merusak baju

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 14

    Saat ini Karina sudah ada di kantor, dia sama sekali tidak memusingkan pertemuannya dengan Adnan dan Lidya tadi. Dia menganggap jika itu adalah hal yang sama sekali tidak penting untuk dipikirkan.Dia segera sibuk membahas masalah pekerjaan dengan Ryan. Karena sebentar lagi perusahaan mereka berdua akan berkolaborasi untuk sebuah bisnis. Ryan adalah sahabatnya yang paling baik meskipun mereka sudah berpisah beberapa tahun yang lalu, tapi Ryan tidak paham apa yang terjadi pada Karina tiga tahun yang lalu sewaktu ia meninggalkan perusahaan dan juga rumah. Dia hanya tahu jika Karina pergi dari rumah untuk mengasingkan diri saja karena tuntutan dari kakeknya, yang menjodohkannya dengan seorang pria yang tidak disukainya. Tapi ketika Karina bercerita yang sebenarnya tentang siapa Adnan dan Lidya yang mereka temui di mall tadi barulah Ryan mengerti. Bukannya bersimpati dengan nasib malang yang menimpa sahabatnya itu, Ryan malah tertawa terbahak bahak. “Wanita hebat sepertimu tiba tiba me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 15

    "Baiklah, mari kita makan," ajak Karina. Dua orang itu melangkah ke meja makan dengan tatapan yang saling bertemu. Karina menyuruh pelayan untuk memanggil kakeknya sejenak. Begitu melihat mereka, kakek Harmoko merasa hatinya hangat dan bahagia. Dia segera menghampiri cucunya serta David dimeja makan. Mereka bertiga makan dengan penuh keakraban. Usai makan, kakek Harmoko berpamitan ingin beristirahat lebih awal dengan alasan besok ada jadwal pemeriksaan kesehatan. Karina tersenyum simpul, menduga kakeknya sengaja memberi waktu untuk mereka berdua saja. Ketika mereka duduk kembali di ruangan tamu, David menyeka sudut bibirnya dan berkata, "Bagaimana kalau malam ini aku ajak kamu nonton bioskop? Hari ini ada film terbaru dari seri favoritmu." Wajah Karina tampak terkejut, namun senyumnya merekah. "Oh, benarkah?" katanya, terharu bahwa David masih ingat tentang film favoritnya."Tentu saja, aku masih mengingat semua film kesukaanmu. Bahkan, saat kamu tak ada di sini, aku sering menonto

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 16

    Mereka berjalan keluar dari bioskop, beralih ke taman kota. Sepanjang perjalanan, suasana hening menggantung di antara mereka. David akhirnya memecahkan kebekuan dengan hati hati. "Karina, apakah kamu masih terbayang bayang film horor yang kita lihat tadi, ya?" tanya David sambil melirik wajah Karina. Dari sorot matanya yang cemas dan bibir yang terkatup rapat, David tahu Karina masih bergumul dengan ingatan menyeramkan film tadi. Karina menggeleng pelan, tak sanggup berkata lebih banyak. Merasa perlu memberi penghiburan, David lalu ragu ragu meraih tangan Karina dan menggenggamnya dengan lembut. Karina menatapnya dengan kaget, matanya membulat tak percaya. Namun, di balik keterkejutan itu, tersembunyi rasa nyaman yang perlahan memenuhi hati Karina.Tak lama kemudian mereka tiba, David langsung turun dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Karina yang dinantinya. Sambil tersenyum manis, David menatap Karina yang turun dengan hati hati. Mobil Bentley hitam mewah mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 17

    Karina merasa jantungnya berdebar, pasti David telah memperhatikannya sejak tadi. Tandanya, David tersenyum senyum padanya. Dengan malu, Karina membalas senyuman itu sebelum segera memalingkan wajah, menepiskan rambutnya, dan bergumam sendirian. "Sejak kapan dia ada di sini, betapa malunya aku," keluhnya pelan. Kakek yang menyadari kegugupan Karina pun lalu menegurnya, "Karina, kenapa diam saja? Ayo bergabung dengan kakek dan juga David." Karina menoleh, tersenyum tipis, dan memberi alasan ingin mencuci muka dulu sebelum bergabung dengan mereka. Kakek Harmoko mengangguk, mengizinkan Karina untuk sejenak membersihkan wajahnya.Karina bergegas kembali ke kamar, menuju kamar mandi dan memandangi wajahnya di cermin. Sambil mencuci muka, ia menggumamkan kata kata cemas. "Pasti David telah melihat wajah kusam ku ini. Benar benar malu sekali, ceroboh. Mengapa tidak melihat hal sekitar saat menuruni anak tangga, dan sejak kapan David berada di sana?" Karina menepuk jidatnya, kemudian menggi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 18

    Laras sibuk mempersiapkan acara arisan di rumahnya; pesanan makanan enak sudah dipesan dan para undangan arisan akan segera datang. Namun, tanpa diduga Lidya muncul dengan tujuan menemui Adnan yang sebenarnya sedang berada di kantor. Melihat keramaian yang terjadi di rumah itu, Lidya bingung dan dengan lantang bertanya, "Bu, ada acara apa? Sepertinya kok ramai sekali, arisan ya?" "Iya arisan, ada apa? sini duduk." Bu Laras segera mengajak Lidya untuk duduk, penasaran dengan cerita yang akan dibagikan oleh calon mantunya itu. "Kamu bawa berita apa hari ini? Seru gak?" tanya Bu Laras dengan ekspresi penasaran. Lidya pun tersenyum kecil, lalu teringat alasan kedatangannya dan bersiap untuk menceritakan hal tersebut kepada Bu Laras. "Ibu, berita ini pasti akan membuat ibu penasaran," ujar Lidya dengan senyum kecil yang menggoda, sambil mengejek sedikit. Bu Laras tertawa kecil, Lidya tahu betul bagaimana menggoda bu Laras. Merasa ada yang menarik, Lidya bercerita tentang apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Bab 19

    Karina menatap jauh punggung Adnan yang semakin menjauh, hingga tiba tiba ponselnya berdering. Dia terkejut saat mendengar kabar dari sisi lain. Tanpa berpikir panjang, ia segera bergegas pergi menuju rumah sakit. "Rumah Sakit Citra Mulya," perintah Karina pada sopirnya dengan nada tergesa gesa. Mobil Bentley hitam melaju dengan kecepatan di atas rata rata.Karina merasa ingin segera sampai ke rumah sakit secepatnya, kemudian Karina berkata, "tambahkan lagi kecepatannya, aku sudah terlambat," ucap Karina dengan nada panik. Sopir hanya menjawab, "Baik, nona muda," sambil menginjak pedal gas lebih dalam. Sayangnya, kemacetan jalan raya yang mengerikan menghadang perjalanan mereka. Karina, yang semakin tidak sabaran, akhirnya membuka pintu mobil, meskipun sang sopir berusaha mencegahnya. "Susul aku ke rumah sakit, aku akan menunggumu di sana," ujar Karina tegas, lalu berlari mencari ojek. Sopir hanya bisa mengangguk patuh, sementara Karina berhasil menemukan pangkalan ojek dan langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   selesai.

    Beberapa bulan berlalu, dan kolaborasi dengan Hiroshi Tanaka membuahkan hasil. Bersama timnya, Adrian dan Sari meluncurkan produk terbaru mereka, Elysian, sebuah platform berbasis kecerdasan buatan yang tidak hanya melayani kebutuhan pelanggan tetapi juga mampu memprediksi tren masa depan.Peluncuran Elysian diadakan di Tokyo, Jepang, salah satu pasar terbesar mereka. Adrian dan Sari memilih Tokyo bukan hanya untuk menghormati Hiroshi sebagai mitra, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap bersaing di panggung global.Acara tersebut berlangsung megah, dihadiri oleh para pemimpin industri dari berbagai negara. Ketika demo Elysian dipresentasikan, ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan meriah. Platform ini menawarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya: teknologi yang dapat mengintegrasikan kebutuhan pelanggan dengan solusi yang benar-benar personal, ramah lingkungan, dan inovatif.Namun, seperti yang telah diperkirakan, Vino kembali mencoba menjegal mereka. Kali

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   langit berbintang

    Setelah forum bisnis di Zurich, Adrian dan Sari kembali ke kantor pusat mereka dengan energi baru. Aurora telah menjadi bukti bahwa mereka mampu bertahan di tengah persaingan sengit, tetapi perjalanan mereka masih jauh dari kata selesai. Pasar internasional semakin menuntut inovasi yang lebih cepat dan layanan yang lebih baik.Di pagi yang sibuk, Sari menerima sebuah panggilan telepon dari seorang mitra strategis di Jepang. Mitra itu, Hiroshi Tanaka, adalah pemilik perusahaan teknologi terkemuka yang sudah lama dikenal karena inovasinya dalam bidang kecerdasan buatan.“Sari-san,” suara Hiroshi terdengar penuh semangat. “Saya sangat tertarik dengan konsep Aurora. Saya percaya bahwa dengan kecerdasan buatan, kita bisa mengembangkan produk ini ke level berikutnya. Bagaimana jika kita berdiskusi lebih lanjut tentang kolaborasi?”Mendengar tawaran itu, Sari merasa ini adalah kesempatan emas. Ia segera memberi tahu Adrian, yang langsung setuju untuk mengatur pertemuan virtual dengan tim Hir

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   cahaya kota Zurich

    Beberapa minggu setelah peluncuran Aurora, hasil penjualan mulai menunjukkan dampak besar. Produk inovatif itu tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga menjadi tren global. Media internasional mulai meliput kisah sukses Adrian dan Sari, menjadikan mereka simbol pengusaha muda yang berani melawan raksasa industri.Namun, seperti yang diduga, Vino tidak tinggal diam. PT. Maxima mulai menggencarkan kampanye untuk mendiskreditkan Aurora. Mereka menyebarkan isu bahwa teknologi yang digunakan oleh Aurora memiliki cacat yang berpotensi berbahaya bagi pelanggan. Isu ini dengan cepat menyebar, dan beberapa pelanggan mulai meragukan kualitas produk Adrian dan Sari.Adrian langsung mengumpulkan timnya untuk menanggapi krisis ini. “Kita harus menyelesaikan ini secepat mungkin. Jika kita membiarkan rumor ini berkembang, reputasi kita akan hancur,” katanya dengan nada serius.Sari, yang selalu tenang dalam situasi genting, menyarankan, “Kita harus transparan. Mari undang para ahli independen u

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   Strategi Tak Terduga

    Kesuksesan ekspansi internasional Adrian dan Sari bukan hanya buah dari kerja keras, tetapi juga bukti ketahanan mereka dalam menghadapi persaingan yang terus meningkat. Namun, mereka menyadari bahwa keberhasilan awal ini hanya permulaan dari perjalanan panjang yang penuh tantangan.Sebuah email masuk ke kotak masuk Adrian pagi itu. Pengirimnya adalah seorang mantan kolega yang kini bekerja sebagai konsultan bisnis di Eropa. Email tersebut menawarkan kolaborasi untuk memperluas produk mereka ke pasar yang lebih luas, terutama di wilayah Eropa Timur, yang dianggap sebagai ladang subur untuk produk inovatif. Adrian menunjukkan email itu kepada Sari, yang langsung melihat potensi besar dari tawaran tersebut.“Kita harus mempersiapkan semuanya dengan matang,” ujar Sari, mempelajari email itu dengan seksama. “Tapi, jika ini berhasil, kita akan punya pijakan kuat di pasar internasional.”Namun, di tengah perencanaan mereka, ancaman baru muncul dari PT. Maxima. Vino, yang dikenal licik dan a

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   semangat baru

    Setelah kesepakatan dengan Ryan tercapai, Adrian dan Sari mulai melihat perubahan besar dalam perusahaan mereka. Penerapan teknologi terbaru yang mereka adopsi berjalan mulus. Tim mereka mulai terbiasa dengan sistem baru, dan hasilnya sangat memuaskan. Proses produksi menjadi lebih efisien, biaya operasional berkurang, dan yang paling penting, mereka bisa memberikan pengalaman pelanggan yang jauh lebih baik. Penjualan terus meningkat, dan reputasi merek mereka semakin dikenal di pasar.Namun, keberhasilan ini juga menarik perhatian para pesaing yang lebih besar, yang mulai merasa terancam dengan inovasi yang dibawa oleh Adrian dan Sari. Seorang pesaing utama, PT. Maxima, yang sudah lama mendominasi pasar, mulai melakukan langkah-langkah agresif untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar. PT. Maxima, yang dipimpin oleh seorang eksekutif muda bernama Vino, mengumumkan peluncuran produk baru yang hampir identik dengan produk utama mereka. Mereka menawarkan harga yang lebih murah, yang la

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   menolak tawaran.

    Adrian dan Sari memutuskan untuk menolak tawaran besar dari Daniel Hartono, meskipun tawaran itu menawarkan banyak keuntungan dan peluang. Keputusan itu bukanlah keputusan yang mudah, tapi mereka tahu bahwa kebebasan dan kendali atas bisnis yang mereka bangun adalah hal yang lebih berharga daripada keuntungan jangka pendek yang bisa didapat dengan menyerahkan sebagian besar saham mereka.Setelah pertemuan itu, mereka merasa lega, tetapi juga cemas akan dampak keputusan ini pada masa depan mereka. Sari tahu bahwa mereka harus lebih kreatif dan bekerja lebih keras untuk tetap berkembang tanpa bantuan investor besar. Mereka berdua memutuskan untuk fokus pada pengembangan produk dan mencari peluang baru untuk menjangkau pasar yang lebih luas.Hari-hari berikutnya, mereka memulai perjalanan baru dalam mengelola perusahaan. Mereka berdua menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan ide-ide baru, memperbaiki sistem operasional, dan mencari cara untuk menarik perhatian pelanggan lebih

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   saling menguatkan

    Meskipun kehidupan Adrian dan Sari kembali tenang setelah konfrontasi dengan Rina, ada perasaan yang mengganjal di dalam hati mereka. Keberhasilan mereka tidak serta merta menghapus semua keraguan dan kecemasan yang ada. Mereka berdua tahu bahwa dunia bisnis penuh dengan persaingan yang ketat, dan meskipun mereka telah mengalahkan rintangan satu per satu, ada banyak tantangan baru yang siap menanti.Beberapa bulan kemudian, Adrian menerima tawaran dari seorang investor besar yang ingin bekerja sama dengan usaha mereka. Tawaran itu sangat menggiurkan, dan dalam hati Adrian, ini bisa menjadi langkah besar bagi perusahaan mereka. Namun, tawaran itu datang dengan syarat yang cukup mengkhawatirkan. Investor tersebut meminta sebagian besar saham perusahaan dengan imbalan dana yang cukup besar dan jaringan bisnis yang luas.Adrian merasa bimbang. Ia tahu bahwa tawaran ini bisa membawa mereka ke level yang lebih tinggi, tapi ia juga tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan yang telah me

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   kedamian

    Beberapa minggu setelah artikel wawancara yang diterbitkan, kehidupan Adrian dan Sari berubah dengan cepat. Usaha mereka semakin berkembang pesat, dan popularitas mereka semakin dikenal. Namun, di balik kesuksesan itu, mereka menyadari bahwa tidak semua orang senang melihat mereka maju, terutama Rina. Meski keluarga Adrian mulai menerima keadaan, Rina tetap berusaha mencari celah untuk merusak kebahagiaan mereka.Suatu sore, ketika Adrian sedang di kantor untuk rapat dengan beberapa calon mitra bisnis, Sari duduk di ruang tamu rumah mereka yang sederhana. Ia tengah mengecek beberapa pesanan yang masuk melalui aplikasi, sambil sesekali tersenyum melihat betapa cepatnya usaha mereka berkembang. Namun, sebuah telepon yang masuk mengalihkan perhatiannya.“Hallo, Bu Sari?” suara di ujung telepon itu terdengar agak cemas.“Ya, ini saya. Ada apa, Pak?” jawab Sari dengan sedikit curiga.“Ini Pak Amran dari media tadi. Saya ingin memberitahukan sesuatu yang mungkin harus Anda ketahui. Beberapa

  • Pembalasan sang Putri Pewaris   kesuksesan.

    “Ibu minta maaf, Adrian. Kami terlalu keras padamu. Kami pikir jalan yang kamu pilih adalah kesalahan, tapi ternyata kami yang salah,” ucap sang ibu dengan suara bergetar. Matanya yang basah menatap Adrian penuh penyesalan.Ayahnya mengangguk pelan, menambahkan, “Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Tapi kami tidak pernah benar-benar mengerti apa yang membuatmu bahagia. Kami salah menilai, dan kami ingin memperbaikinya.”Adrian menghela napas panjang, mencoba meredakan emosi yang berkecamuk di dadanya. Ia menatap kedua orang tuanya dengan penuh kejujuran. “Aku tidak pernah bermaksud mengecewakan kalian, Ayah, Ibu. Aku hanya ingin hidup sesuai dengan apa yang aku yakini benar. Bersama Sari, aku menemukan kebahagiaan dan tujuan hidupku. Aku hanya berharap kalian bisa menerima kami apa adanya.”Rina, yang duduk di sudut ruangan dengan wajah canggung, akhirnya angkat bicara. “Adrian, aku juga minta maaf. Aku terlalu sombong dan tidak menghargai perjuanganmu. Aku pikir aku lebih baik dar

DMCA.com Protection Status