Pengobatan tradisional memang luas dan mendalam!Pasien itu berkata dengan lantang, "Aku percaya pengobatan tradisional adalah milik Negara Daruna. Aku sepenuhnya mendukung Negara Daruna dalam mengajukan pengakuan warisan dunia untuk pengobatan tradisional!"Beberapa negara kecil lainnya juga ikut menyatakan dukungan mereka terhadap Negara Daruna. Namun, sebagian besar negara lainnya masih bersikap netral. Mengingat besarnya kepentingan yang terlibat, mereka tidak berani mengambil keputusan sendiri. Semuanya masih bergantung pada sikap tiga tim delegasi besar.Charles menoleh pada Kaisar Jepana dan bertanya, "Kaisar, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang?"Saat ini, ekspresi Kaisar Jepana tampak sangat murung. Dengan terbata-bata, dia berkata, "Ini ... Tetsu, kamu saja yang jelaskan. Kenapa kamu nggak bisa menyembuhkan pasien, malah orang Negara Daruna yang mencuri ilmu kita ini yang berhasil menyembuhkannya?"Kaisar Jepana sedang berusaha mengulur waktu untuk mencari cara lainnya.T
Tatapan Hilda tampak kosong. Dia bahkan tidak melirik Yoga sama sekali. Saat Yoga memanggil namanya, dia juga tidak bereaksi sama sekali. Yoga membacakan "Mantra Iblis Hati" untuk membangunkan Hilda.Setelah terbangun, Hilda melihat ke sekitarnya dengan panik. "Hah? Di mana aku sekarang? Apa yang terjadi? Yoga? Kenapa kamu di sini?"Yoga menjelaskan, "Hilda, aku mau kamu bilang ke semua orang, dari mana kamu berasal?"Hilda menjawab dengan nada kesal, "Omong kosong, tentu saja Negara Daruna."Yoga bertanya lagi, "Tadi kamu bilang kamu dari Negara Jepana, apa yang terjadi sebenarnya?""Mana mungkin!" Hilda menyergah, "Semua leluhurku dari Negara Daruna, mana mungkin aku bilang asalku dari Jepana?"Yoga meneruskan pertanyaannya, "Coba bilang ke semua orang, apa yang telah kamu alami sebelumnya?"Hilda mengingat kembali kejadian sebelumnya dan menjawab, "Si Tetsu sialan itu menipuku ke Jepana untuk mencuri Teknik Arahat Delapan Jarumku. Karena nggak mau serahkan teknik itu, dia menghipnot
Semua peserta terkesiap mendengar ucapan Kaisar Jepana. Jika sampai dituduh sebagai "teroris", kemungkinan besar nyawa Yoga akan melayang. Tiga tim delegasi besar mengungkapkan pendapat mereka."Aku mendukung keputusan Kaisar Jepana.""Kalau sampai berani bersikap kasar di acara Persatuan Negara-Negara, sudah bisa dipastikan dia itu teroris.""Pak Charles, tolong turunkan perintahmu untuk membawanya ke pengadilan militer internasional. Kalau sampai membiarkannya bertindak sewenang-wenang, di mana harga diri Persatuan Negara-Negara? Dia berani menyerang petugas keamanan sekarang, selanjutnya mungkin berani membunuh kita."Charles menoleh pada Yoga dengan ekspresi rumit. Dia memang mendukung Negara Daruna, tetapi Yoga memang bersalah karena telah menyerang petugas keamanan. Memang benar yang dikatakan tiga tim delegasi besar, mereka tidak akan bisa memberi penjelasan pada publik jika tindakan Yoga ini tidak mendapat hukuman.Charles masih tampak ragu-ragu, sedangkan Kaisar Jepana mulai m
Yoga menggerutu dengan kesal. Setelah membujuk mereka untuk pergi, Rama berjalan ke hadapan Yoga dan berkata, "Yoga, aku nggak setuju kamu gunakan kekerasan, tapi kamu sudah membantuku melampiaskan kekesalan. Kalaupun harus mengorbankan nyawaku, aku tetap akan melindungimu hari ini."Yoga bertanya dengan tenang, "Pak Rama, kamu tahu kenapa aku nggak menyuruhmu pergi?""Kenapa?" tanya Rama."Aku nggak akan membuatmu ditampar sia-sia. Aku akan balaskan dendammu."Rama langsung panik. Dia yakin, Yoga akan melakukan apa yang dikatakannya. Jika Yoga benar-benar memukul Kaisar Jepana, situasinya akan jadi semakin rumit. Rama terus membujuk Yoga untuk tidak bersikap kasar.Namun, dilihat dari ekspresi Yoga, sepertinya dia tidak akan menerima nasihat Rama.Tak lama kemudian, terdengar keributan dari luar pintu. Pasukan besar bersenjata lengkap masuk dan segera mengepung tempat itu. Pemimpinnya adalah Jenderal Guber dari pasukan penjaga perdamaian.Jenderal Gober adalah salah satu dari 10 jende
Yoga menjawab dengan tenang, "Ada yang merebut barang milikku, jadi aku datang untuk mengambilnya kembali.""Apa?!" Jenderal Gober marah besar, "Siapa yang berani merebut barangmu? Sudah bosan hidup ya? Siapa orangnya? Beri tahu aku, aku akan mengambilnya kembali untukmu."Yoga menimpali, "Bukan hanya merebut barangku, dia bahkan menuduhku dan menyuruh orang untuk menghabisiku."Jenderal Gober semakin marah. "Sialan. Seumur hidup ini aku belum pernah dengar ada yang begitu tak tahu malu! Siapa orangnya? Tunggu dulu ...."Jenderal Gober tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, "Tuan, kamu bilang orang itu menyuruh seseorang untuk menghabisimu .... Jangan-jangan yang disuruhnya itu aku?"Yoga mengangguk."Berengsek!" Jenderal Gober langsung memaki, "Aku adalah orang yang penuh integritas selama ini dan nggak pernah membela kejahatan!"Gober melemparkan pandangan tajam pada tiga tim delegasi besar dan bertanya, "Kalian yang merebut barang milik penyelamatku? Cepat kembalikan. Kalau nggak,
"Cepat tangkap pemberontak ini dan bawa ke pengadilan militer internasional! Kalau nggak kuhukum kalian hari ini, mau taruh ke mana harga diri Persatuan Negara-Negara?"Namun, anggota pasukan penjaga perdamaian yang tidak tunduk kepada Jenderal Gober juga tidak bergerak, seolah-olah mereka tidak mendengar perintahnya. Tiga tim delegasi besar marah besar, "Kenapa masih belum gerak juga? Apa kalian juga mau memberontak?""Kalau masih nggak mau turun tangan, jangan salahkan aku menghukum kalian dengan hukum internasional!"Detik berikutnya, para pasukan yang belum berlutut ini malah bertekuk lutut pada Yoga. "Hormat kepada Raja Agoy yang perkasa. Kami akan setia mengabdi pada Raja. Mohon turunkan perintah Anda!"Ucapan mereka bagaikan bom yang dilemparkan ke permukaan air yang tenang sehingga membuat semua orang gempar.Raja Agoy yang perkasa! Mereka memanggilnya sebagai Raja Agoy yang perkasa! Ternyata Raja Agoy yang terkenal itu adalah warga Negara Daruna! Yang paling mengejutkan lagi a
Yoga membalas, "Nggak ada kok. Aku cuma ingin barangku kembali, lalu membalas dendam.""Kamu ...." Ketiga tim delegasi besar sungguh murka dengan sikap Yoga. "Raja Agoy, kami tahu kamu sangat hebat, tapi kamu tetap manusia. Apa kamu bisa bersaing dengan kekuatan negara?""Ada lebih dari 200 negara yang tergabung dalam Persatuan Negara-Negara. Kekuatan militer kami bertiga saja sudah cukup untuk menjatuhkanmu."Katsuo segera berkata, "Delapan ribu pasukan siap matiku bersedia untuk membantu kapan saja!"Yoga menyahut, "Kalian yang terlalu menilai tinggi diri sendiri. Aku nggak berpikir seperti itu kok."Ketiga dewan utama pun naik pitam. "Raja Agoy, kalau kamu masih bersikap keras kepala, kami bisa saja menyingkirkanmu dari dunia ini."Yoga memasang ekspresi tidak acuh saat membalas. "Oke, akan kutunggu kalian melakukannya.""Kamu yang memaksa kami melakukan ini!" Ketiga dewan utama mengeluarkan ponsel mereka untuk meminta bantuan militer negara masing-masing.Selesai menelepon, ketiga
Sekalipun ada yang bersedia membantu Yoga, mereka tidak mungkin tiba secepat itu.Panggilan tersambung dengan cepat. Terdengar suara ramah dari ujung telepon. "Selamat siang, Pak Yoga."Yoga berujar dengan tidak acuh, "Mulai hari ini, aku akan menghentikan pasokan Pil Panjang Umur untukmu."Orang itu sontak terkejut. Dia bertanya, "Ah! Apa yang terjadi? Kesalahan apa yang telah kulakukan sampai kamu begitu marah?""Orang-orangmu ingin membunuhku. Aku mungkin akan mati hari ini, jadi nggak bisa memasok obat untukmu lagi," timpal Yoga."Apa? Siapa yang ingin membunuhmu? Beri tahu aku! Aku akan memberi mereka pelajaran!" pekik orang itu dengan murka."Kamu tahu siapa orang itu." Selesai berbicara, Yoga langsung mengakhiri panggilan. Kemudian, dia menghubungi 2 nomor lagi dan mengatakan hal yang sama, yaitu tidak akan memasok Pil Panjang Umur untuk mereka lagi karena akan dibunuh.Reaksi orang di ujung telepon pun sama. Mereka semua ingin memberi Yoga keadilan. Yang ditelepon Yoga adalah k