Share

Bab 600

Penulis: Vodka
"Nggak, tapi Ryota harus mati hari ini," sahut Yoga.

"Aku nggak akan menghentikanmu membunuhnya. Yang penting jangan dilakukan secara terang-terangan di kantor kedutaan. Kalau nggak, berarti kamu memusuhi Kota Terlarang dan ratusan juta penduduk Daruna," ujar Dirga.

"Ya sudah, aku akan menuruti perkataanmu." Yoga menyetujuinya.

Ketika melihat Yoga mengalah, semua orang Jepana menghela napas lega. Ryota yang bersembunyi bahkan berjalan ke luar dengan arogan.

"Hehehe. Yoga, kukira kamu sehebat apa. Kukira pertarungan besar akan terjadi, tapi ternyata aku sudah salah menilaimu," sindir Ryota.

"Sudah kubilang kamu akan mati hari ini. Itu artinya, kamu nggak bakal bisa melihat matahari lagi besok," balas Yoga sambil menatap Ryota.

"Kamu ingin ingkar janji? Kamu sudah berjanji pada Pak Dirga nggak bakal membunuhku," ujar Ryota.

"Aku berjanji nggak bakal membunuhmu di sini. Tapi, aku bisa membuatmu bunuh diri sebagai penebusan dosa," timpal Yoga.

"Hahaha! Gimana kamu bisa bicara begini? Nggak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanang Tarliyan
Kaisarmu adalah anak angkatku, dia tentu harus menuruti perintah ku, kata yoga. dasar yoga konyol wkkkkkk .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 601

    "Omong kosong! Berani sekali kamu menghina kekaisaran Jepana! Kamu harus mati!" seru Ryota."Kamu yang harus mati," balas Yoga dengan tidak acuh. Kemudian, dia bertanya kepada si pemimpin, "Kenapa kamu nggak membunuhnya? Kamu ingin menentang perintah Kaisar?""Eee ... aku ...." Pemimpin itu sungguh tak berdaya. Dia terpaksa mengangkat pistol sambil berucap, "Maafkan aku, aku nggak bisa menentang perintah Kaisar.""Nggak! Aku nggak terima!" seru Ryota dengan histeris. "Aku mau menelepon leluhur. Yoga, kamu berani mengizinkanku meneleponnya?"Yoga mengangguk. "Silakan. Kamu boleh menggunakan seluruh koneksimu. Dengan begini, aku baru bisa mencabut rumput sampai ke akarnya."Dengan tangan bergetar, Ryota menghubungi sebuah nomor. "Tolong aku, Yoga ingin membunuhku!"Siapa leluhur yang disebut Ryota? Apa orang itu jauh lebih hebat dari Kaisar Jepana? Ketika Yoga berpikir begitu, ponselnya tiba-tiba berdering. Karno yang meneleponnya.Yoga seketika mengernyit. Dia tidak menyangka panggilan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 602

    Orang-orang Jepana pun menggertakkan gigi dengan geram saat melihat sosok belakang Yoga. Sungguh penghinaan besar! Mereka tidak bisa menerima semua ini!Yoga membawa para tetua Aula Kirin ke Sekte Hagisana. Kemudian, dengan Token Suci Kirin, dia memerintahkan Pasukan Kirin untuk berkumpul.Seketika, semua anggota Pasukan Kirin yang tersebar di seluruh dunia berkumpul di Kota Pawana. Dunia persilatan Daruna benar-benar gempar sekarang.Awalnya, Sekte Hagisana menggantikan Aliran Mulista menjadi sekte nomor satu di Daruna. Setelah itu, 10 tetua Aula Haima bangkit kembali. Kemudian, Raja Naga juga bangkit kembali dan 10 jenderal Aula Naga mendapat kekuatan tempur mereka kembali hingga memimpin 10 pasukan berkumpul di Kota Pawana.Kini, Token Suci Kirin ditemukan dan Pasukan Kirin berkumpul. Bahkan, Aula Digdaya dan empat keluarga kultivator kuno juga datang ke Kota Pawana.Semua ini baru yang mereka ketahui. Masih ada banyak ahli bela diri yang memunculkan diri, tetapi belum diketahui sia

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 603

    Karina mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Yoga. Dia ingin memastikan apakah Yoga memang mengalami kecelakaan atau tidak.Namun, Kiana malah merebut ponselnya dan melemparkannya ke luar jendela. Ekspresi Karina pun berubah drastis. Dia tahu Kiana menipunya."Kiana, kamu menipuku. Apa tujuanmu melakukan semua ini?" tanya Karina segera."Kamu akan tahu sebentar lagi," balas Kiana sambil menyunggingkan senyuman jahat.Karina yang panik hendak melompat dari mobil. Kiana sontak menginjak rem. Karina pun melompat, mencoba untuk melarikan diri.Tiba-tiba, muncul beberapa mobil jip dari berbagai arah. Mobil-mobil itu menghalangi jalan Karina. Seorang pria Jepana turun dan menatap Karina sambil tersenyum dingin. "Ternyata memang cantik. Pantas saja, Yoga begitu tergila-gila padamu."Pria itu tidak lain adalah Ichiro. Karina menatapnya dengan waspada sambil berteriak, "Siapa kamu? Apa maumu?"Ichiro menyahut, "Jangan cemas. Aku cuma mau membawamu menemui seseorang. Sebaiknya kamu menurutiku s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 604

    Roselia menjawab, "Kamu mungkin nggak percaya. Ibu angkatku, yaitu ibu negara, meneleponku. Dia menyuruhku melepaskan Ichiro.""Aku percaya kok," balas Yoga."Orang Jepana yang rendahan bisa membuat Bu Odeli meneleponku. Kamu rasa ini aneh nggak?" Roselia merasa cukup terkejut.Yoga berkata, "Kalau tebakanku nggak salah, ini seharusnya karena leluhur yang berada di belakang Ichiro dan Ryota.""Kamu sampai tahu tentang leluhur itu? Siapa dia? Gimana caramu menemukannya?" Roselia makin terkejut.Yoga menceritakan tentang Ryota yang menelepon leluhur, lalu Karno yang meneleponnya. Roselia tampak merenung saat berkata, "Siapa sebenarnya leluhur itu? Pak Karno dan Bu Odeli bahkan harus menghormatinya."Yoga menggeleng dan menyahut, "Entahlah, tapi aku sudah menyuruh orang menyelidikinya.""Kamu membunuh Ryota, leluhur itu nggak mungkin melepaskanmu begitu saja. Kamu harus lebih hati-hati. Tapi, tenang saja. Dia harus mengalahkan Pulau Neraka dulu kalau ingin membunuhmu," timpal Roselia."Ak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 605

    Kiana menatap Yoga dengan ketakutan sambil bertanya, "A ... apa yang ingin kamu lakukan? Kuperingatkan kamu jangan macam-macam!"Yoga sontak melemparkan sebuah jarum perak. Jarum yang dilumuri racun itu pun mengenai titik akupunktur Kiana. Racun itu dapat membuat tingkat kesakitan yang diderita bertambah belasan kali lipat.Saat berikutnya, Kiana berteriak kesakitan. Dengan tubuh gemetaran, dia memaki, "Berengsek! A ... apa yang kamu lakukan padaku? Sakit sekali! Ah ....""Sekarang kamu sudah ingat?" tanya Yoga dengan santai."Aku benar-benar nggak kenal Karina. Cepat lepaskan aku!" seru Kiana sambil menggertakkan gigi.Tanpa berbasa-basi, Yoga melemparkan jarum perak lagi. Jarum ini tentu bisa menambah rasa sakit yang diderita Kiana."Ah!" Kiana berteriak histeris. Jika bukan karena tekadnya yang kuat, dia mungkin sudah kehilangan kesadaran diri. "Sa ... sakit sekali ....""Mau mengaku atau nggak?" tanya Yoga dengan tidak acuh.Kiana masih keras kepala. Dia membalas, "Yoga, se ... seb

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 606

    Di tengah perjalanan, Roselia dan Raja Kegelapan menelepon Yoga. Keduanya sama-sama melaporkan lokasi Ichiro. Ichiro menyewa kapal gelap untuk keluar dari perbatasan. Namun, Karina tidak bersamanya. Kebetulan sekali, pemilik kapal itu adalah anggota web gelap.Yoga segera memberi perintah, "Bawa Ichiro ke ibu kota.""Baik." Raja Kegelapan mengiakan.Yoga akhirnya tiba di ibu kota. Dia menunggu di sekitar sungai. Tidak berselang lama, terlihat kapal yang bentukannya sudah agak bobrok perlahan-lahan mendekat.Di ruang kargo bagian paling bawah kapal, Ichiro dan bawahannya sedang merayakan kemenangan mereka. Mereka berhasil mendapat 1 triliun. Uang ini sudah cukup bagi mereka untuk berfoya-foya seumur hidup.Ichiro meneguk anggurnya hingga habis dan berkata, "Seharusnya kita akan segera tiba di tempat tujuan. Mulai hari ini, kita kaya raya!"Semua orang bersorak kegirangan. Saat ini, pintu ruang kargo diketuk. Pemilik kapal berkata, "Pak Ichiro, kita sudah di laut lepas. Kalian boleh kelu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 607

    Hanya dalam 10 detik, seluruh tangan Ichiro hampir meleleh. Ichiro pun merinding melihat lubang berdarah yang mengerikan itu. 'Gila! Ini benar-benar gila! Pria ini memang setan!'Bisa dilihat betapa besarnya kebencian Yoga terhadap Ichiro. Jika tidak, mana mungkin Yoga menggunakan metode sekejam ini! Terlepas dari rasa sakitnya, visual mengerikan seperti ini sudah cukup untuk meruntuhkan pertahanan Ichiro!Yoga tidak berhenti sampai di sana. Dia juga meneteskan cairan itu ke kaki Ichiro. Rasa sakit yang dahsyat membuat Ichiro hampir menggila. Sekuat apa pun mentalnya, dia tidak mungkin sanggup menahan siksaan seperti ini. Dia sontak berteriak, "Aku akan memberitahumu semuanya! Tolong hentikan!"Yoga pun melemparkan Ichiro ke lantai, lalu bertanya, "Siapa yang menyuruhmu menculik Karina?"Ichiro menarik napas dalam-dalam sebelum membalas, "Tiano dari Kediaman Sawana di ibu kota. Dia yang menyuruhku melakukan semua ini.""Tiano? Kenapa dia menculik Karina? Dia ingin melawanku atau dia pu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 608

    Usai bicara, mereka langsung menyerbunya. Yoga langsung merebut sebuah pedang dan memulai pembantaian. Hanya dalam sekejap, semua pengawal itu sudah mati dan lumpuh. Tidak ada lagi yang berdaya melawan.Yoga terus melangkah dengan mantap. Selanjutnya, dia kembali menghadapi beberapa pengawal yang terus berdatangan. Namun, semuanya telah dibantai habis oleh Yoga. Mereka bahkan tidak sanggup mengurangi kecepatan Yoga.Semakin jauh berjalan, pengawal yang dihadapi juga semakin kuat. Saat tiba di halaman dalam, pengawalnya adalah 10 orang petarung tingkat agung master. Mereka berjaga di pintu depan halaman dalam. Mereka menatap Yoga seakan-akan hendak langsung membunuhnya."Lancang! Berani-beraninya kamu melakukan pembantaian di Kediaman Sawana. Semua keluargamu harus mati!"Yoga membalas, "Kalian juga harus mati karena membantu penjahat.""Sombong sekali!" teriak seorang pengawal dengan marah. Kemudian, dia langsung menyerbu ke arah Yoga. Selain itu, mereka langsung mengerahkan teknik pam

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1228

    "Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1227

    Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1226

    Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1225

    Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status