Di perjalanan, Yoga bertanya, "Sebenarnya di mana makam ayahku? Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Ekky menyahut, "Sebenarnya Gunung Nazabra adalah makam ayahmu.""Terima kasih atas kerja keras kalian. Pasti sulit untuk membangun makam sebesar itu," ujar Yoga.Ekky melambaikan tangan dan membalas, "Tuan Muda, kamu sudah salah paham. Bukan kami yang membangunnya, tapi orang lain.""Itu artinya, kalian nggak pernah melihat jasad ayahku? Apa mungkin dia masih hidup?" tanya Yoga.Ekky menyahut, "Kami memang nggak pernah melihat jasad Raja Kirin, tapi kemungkinan Raja Kirin masih hidup sangat kecil, bahkan nihil! Dia dikepung oleh begitu banyak ahli bela diri dan akhirnya melompat dari tebing. Sehebat apa pun Raja Kirin, dia tetap sulit bertahan di situasi seperti itu.""Sebelum melihat jasad ayahku, aku nggak akan percaya kalau dia sudah mati," gumam Yoga.Setibanya di Gunung Nazabra, mereka pun tercengang. Tempat ini sangat kacau, dipenuhi jejak kaki serta bekas ban, bahkan terdapat bek
Untungnya, reaksi Yoga cepat. Dia langsung menghindari serangan itu. Setelah melihat dengan saksama, dia mendapati sekujur tubuh lawan dipenuhi bom. Saat berikutnya, pihak lawan menekan tombol untuk meledakkan tubuh masing-masing.Yoga sontak melepaskan energinya untuk mengempaskan beberapa orang itu. Tubuh mereka pun meledak di udara, membuat langit turun hujan darah.Yoga mengamati beberapa musuh yang masih hidup sambil berkata, "Kalau tebakanku nggak salah, mereka seharusnya petarung dari Jepana."Para tetua Aula Kirin sungguh terkejut melihat situasi ini. Petarung Jepana ahli dalam penyergapan. Jika tidak ada Yoga, mungkin mereka sudah mati sekarang. Mereka pun merasa malu karena tidak sanggup membantu Yoga.Ekky berucap, "Mereka seharusnya diutus oleh orang Jepana yang mengurung kita. Token Suci Kirin pasti di tangan mereka."Yoga bertanya, "Pak, apa kamu tahu identitas orang Jepana yang mengurung kalian?"Ekky membalas, "Nama pemimpin mereka Ryota. Tapi, kami nggak tahu identitas
"Dasar cari mati!" Penjaga pintu itu sungguh murka sehingga langsung menyerbu ke arah Yoga.Yoga pun berkelebat dan mencengkeram leher pria itu. Krek! Saat berikutnya, leher pria itu patah, menyebabkannya tewas begitu saja.Ekspresi para tetua Aula Kirin sontak berubah. Membunuh orang Jepana di hutan belantara dengan membunuh orang Jepana di kantor kedutaan jelas adalah 2 hal yang berbeda.Pertarungan bela diri memang bebas sehingga tidak peduli siapa yang hidup dan mati. Namun, jika membunuh orang Jepana di kantor kedutaan, Yoga sama saja dengan menantang prestise Negara Jepana dan memicu perang.Tindakan seperti ini terlalu ceroboh. Aula Kirin yang sedang berjaya pada masa itu saja tidak berani melakukan hal seperti ini.Seketika, seluruh orang Jepana di kantor kedutaan berlari ke luar. Mereka sangat terkejut dan murka atas kejadian ini."Dasar rakyat Daruna yang rendahan! Beraninya kamu membunuh orang Jepana yang mulia! Sialan!""Daruna harus memberi kami penjelasan yang memuaskan.
"Nggak, tapi Ryota harus mati hari ini," sahut Yoga."Aku nggak akan menghentikanmu membunuhnya. Yang penting jangan dilakukan secara terang-terangan di kantor kedutaan. Kalau nggak, berarti kamu memusuhi Kota Terlarang dan ratusan juta penduduk Daruna," ujar Dirga."Ya sudah, aku akan menuruti perkataanmu." Yoga menyetujuinya.Ketika melihat Yoga mengalah, semua orang Jepana menghela napas lega. Ryota yang bersembunyi bahkan berjalan ke luar dengan arogan."Hehehe. Yoga, kukira kamu sehebat apa. Kukira pertarungan besar akan terjadi, tapi ternyata aku sudah salah menilaimu," sindir Ryota."Sudah kubilang kamu akan mati hari ini. Itu artinya, kamu nggak bakal bisa melihat matahari lagi besok," balas Yoga sambil menatap Ryota."Kamu ingin ingkar janji? Kamu sudah berjanji pada Pak Dirga nggak bakal membunuhku," ujar Ryota."Aku berjanji nggak bakal membunuhmu di sini. Tapi, aku bisa membuatmu bunuh diri sebagai penebusan dosa," timpal Yoga."Hahaha! Gimana kamu bisa bicara begini? Nggak
"Omong kosong! Berani sekali kamu menghina kekaisaran Jepana! Kamu harus mati!" seru Ryota."Kamu yang harus mati," balas Yoga dengan tidak acuh. Kemudian, dia bertanya kepada si pemimpin, "Kenapa kamu nggak membunuhnya? Kamu ingin menentang perintah Kaisar?""Eee ... aku ...." Pemimpin itu sungguh tak berdaya. Dia terpaksa mengangkat pistol sambil berucap, "Maafkan aku, aku nggak bisa menentang perintah Kaisar.""Nggak! Aku nggak terima!" seru Ryota dengan histeris. "Aku mau menelepon leluhur. Yoga, kamu berani mengizinkanku meneleponnya?"Yoga mengangguk. "Silakan. Kamu boleh menggunakan seluruh koneksimu. Dengan begini, aku baru bisa mencabut rumput sampai ke akarnya."Dengan tangan bergetar, Ryota menghubungi sebuah nomor. "Tolong aku, Yoga ingin membunuhku!"Siapa leluhur yang disebut Ryota? Apa orang itu jauh lebih hebat dari Kaisar Jepana? Ketika Yoga berpikir begitu, ponselnya tiba-tiba berdering. Karno yang meneleponnya.Yoga seketika mengernyit. Dia tidak menyangka panggilan
Orang-orang Jepana pun menggertakkan gigi dengan geram saat melihat sosok belakang Yoga. Sungguh penghinaan besar! Mereka tidak bisa menerima semua ini!Yoga membawa para tetua Aula Kirin ke Sekte Hagisana. Kemudian, dengan Token Suci Kirin, dia memerintahkan Pasukan Kirin untuk berkumpul.Seketika, semua anggota Pasukan Kirin yang tersebar di seluruh dunia berkumpul di Kota Pawana. Dunia persilatan Daruna benar-benar gempar sekarang.Awalnya, Sekte Hagisana menggantikan Aliran Mulista menjadi sekte nomor satu di Daruna. Setelah itu, 10 tetua Aula Haima bangkit kembali. Kemudian, Raja Naga juga bangkit kembali dan 10 jenderal Aula Naga mendapat kekuatan tempur mereka kembali hingga memimpin 10 pasukan berkumpul di Kota Pawana.Kini, Token Suci Kirin ditemukan dan Pasukan Kirin berkumpul. Bahkan, Aula Digdaya dan empat keluarga kultivator kuno juga datang ke Kota Pawana.Semua ini baru yang mereka ketahui. Masih ada banyak ahli bela diri yang memunculkan diri, tetapi belum diketahui sia
Karina mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Yoga. Dia ingin memastikan apakah Yoga memang mengalami kecelakaan atau tidak.Namun, Kiana malah merebut ponselnya dan melemparkannya ke luar jendela. Ekspresi Karina pun berubah drastis. Dia tahu Kiana menipunya."Kiana, kamu menipuku. Apa tujuanmu melakukan semua ini?" tanya Karina segera."Kamu akan tahu sebentar lagi," balas Kiana sambil menyunggingkan senyuman jahat.Karina yang panik hendak melompat dari mobil. Kiana sontak menginjak rem. Karina pun melompat, mencoba untuk melarikan diri.Tiba-tiba, muncul beberapa mobil jip dari berbagai arah. Mobil-mobil itu menghalangi jalan Karina. Seorang pria Jepana turun dan menatap Karina sambil tersenyum dingin. "Ternyata memang cantik. Pantas saja, Yoga begitu tergila-gila padamu."Pria itu tidak lain adalah Ichiro. Karina menatapnya dengan waspada sambil berteriak, "Siapa kamu? Apa maumu?"Ichiro menyahut, "Jangan cemas. Aku cuma mau membawamu menemui seseorang. Sebaiknya kamu menurutiku s
Roselia menjawab, "Kamu mungkin nggak percaya. Ibu angkatku, yaitu ibu negara, meneleponku. Dia menyuruhku melepaskan Ichiro.""Aku percaya kok," balas Yoga."Orang Jepana yang rendahan bisa membuat Bu Odeli meneleponku. Kamu rasa ini aneh nggak?" Roselia merasa cukup terkejut.Yoga berkata, "Kalau tebakanku nggak salah, ini seharusnya karena leluhur yang berada di belakang Ichiro dan Ryota.""Kamu sampai tahu tentang leluhur itu? Siapa dia? Gimana caramu menemukannya?" Roselia makin terkejut.Yoga menceritakan tentang Ryota yang menelepon leluhur, lalu Karno yang meneleponnya. Roselia tampak merenung saat berkata, "Siapa sebenarnya leluhur itu? Pak Karno dan Bu Odeli bahkan harus menghormatinya."Yoga menggeleng dan menyahut, "Entahlah, tapi aku sudah menyuruh orang menyelidikinya.""Kamu membunuh Ryota, leluhur itu nggak mungkin melepaskanmu begitu saja. Kamu harus lebih hati-hati. Tapi, tenang saja. Dia harus mengalahkan Pulau Neraka dulu kalau ingin membunuhmu," timpal Roselia."Ak