Ambar dan Gatot terus berbicara sehingga Yoga sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan. Yoga merasa tidak berdaya.Setelah masuk ke Perusahaan Farmasi Hansa, Yoga langsung bertanya kepada Vania, "Vania, untuk apa Ambar dan Gatot datang ke perusahaan?"Vania menyahut, "Mereka mau mengundangmu untuk menghadiri pesta perayaan Bu Karina."Pesta perayaan? Jelas-jelas, Yoga yang mengobati penyakit kanker paru-paru Karina. Namun, Ambar dan Gatot tidak mengundang Yoga. Pesta perayaan macam apa itu? Meskipun begitu, mereka mengundang bos Perusahaan Farmasi Hansa. Jadi, Yoga akan menghadiri pesta perayaan itu.Sekarang waktunya sudah tepat. Saatnya Yoga mengungkapkan identitasnya. Menantu pecundang yang Ambar dan Gatot remehkan adalah tokoh hebat. Yoga berpesan, "Nanti Darius akan datang untuk minta maaf. Kamu langsung suruh dia pergi ke Restoran Skylar saja."Pesta perayaan Karina diadakan di Restoran Skylar. Vania menyahut, "Oke. Oh, iya. Pak Yoga, sejujurnya ada yang ingin kubi
Hati Yoga berdebar-debar saat berkata, "Bahan obat tingkat sembilan! Bagus, aku bersedia menukarkannya dengan bahan obat tingkat tujuh."Dirga membalas, "Mimpi kamu. Kalau mau bahan obat tingkat sembilan, kamu harus menyetujui satu hal dulu.""Katakanlah," balas Yoga.Dirga menjawab, "Apa kamu pernah mendengar tentang Raja Naga?""Tentu saja. Konon, Raja Naga adalah ahli bela diri kuno dan pelopor dunia bela diri di Negara Daruna. Kalau bukan karena dia yang menyebarkan bela diri, dunia bela diri Daruna tidak akan mencapai kejayaannya seperti hari ini.""Benar," lanjut Dirga. "Sayangnya, Raja Naga sulit menemukan lawan yang sebanding dengan dirinya, hingga akhirnya jadi kehilangan kendali dirinya. Ini adalah sebuah kerugian bagi dunia bela diri Negara Daruna. Kalau kamu bisa menang melawan Raja Naga dan membuatnya terlepas dari belenggu dalam hatinya, bahan obat tingkat sembilan ini akan menjadi milikmu."Yoga langsung menyetujuinya, "Nggak masalah."Dirga menjawab, "Kita sepakat dulu
Gatot langsung berceletuk, "Sialan, dia pasti mencurinya saat Pak Kusuma lengah."Wajah Ambar langsung menjadi muram. "Kalau Pak Kusuma nggak datang hari ini, aku akan menghabisimu."Yoga benar-benar kehabisan kata-kata. Entah mengapa jalan pikiran kedua orang ini berbeda dengan orang normal. Tadinya Yoga mengira mereka akan langsung bisa mengenali bahwa "Pak Kusuma" yang mereka sebut-sebut itu adalah "Yoga Kusuma", alias dirinya."Sudah cukup!" Karina menimpali, "Kali ini Yoga yang menyelamatkan diriku, Pak Kusuma itu cuma memberikan bahan obat saja. Nggak masalah kalau dia nggak datang.""Yoga, duduklah."Yoga buru-buru menjelaskan, "Karina, kalian salah paham. Sebenarnya, aku nggak mencuri undangan ini."Karina sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. "Yoga, kami memang salah nggak mengirimkanmu undangan. Kamu nggak perlu menjelaskan apa pun, duduk saja. Nggak masalah."Seketika, Yoga jadi tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya. Pada saat ini, Ambar bahkan berni
"Jilly, Andrea, ayo duduk di samping Nenek." Kemudian, nenek Karina melanjutkan, "Jilly, kamu benar-benar membuat Nenek bangga dengan menemukan pasangan seperti Andrea ini.""Kalian harus belajar dari Jilly ya? Jangan seperti seseorang yang tahunya cuma cari pria nggak berguna. Buat malu saja."Tanpa diragukan lagi, orang yang dimaksud nenek Karina adalah Karina sendiri. Setelah itu, semua orang memusatkan perhatian pada Andrea dan semua kerabat keluarga mereka terus menyanjung Andrea. Karina diabaikan sepenuhnya oleh keluarganya.Tadinya acara ini adalah acara perayaan untuk Karina, tapi sekarang malah menjadi perayaan untuk Andrea dan Jilly. Nenek Karina bahkan menghadiahkan gelang giok yang telah dipakainya selama berpuluh-puluh tahun itu sebagai hadiah pertemuan untuk Andrea.Perlu diketahui, awalnya gelang itu seharusnya dihadiahkan kepada Karina sebagai jimat perlindungan. Melihat hal ini, Ambar langsung menggertakkan gigi dengan kesal. Jika tatapan mata bisa membunuh seseorang,
Di bawah gedung, ada sederetan mobil mewah yang diparkirkan di depan restoran. Setelah itu, beberapa pria berjas turun dari mobil mewah itu. Pemimpinnya adalah pria terkaya di Negara Daruna, Darius. Yang lainnya adalah para pendukungnya. Mereka mengikat sebuah rotan di punggung mereka dan berjalan ke depan pintu restoran sambil berlutut."Darius dari Grup Binarwan datang untuk minta maaf pada Pak Yoga! Sebelumnya aku telah banyak menyinggung Pak Yoga. Mohon Pak Yoga bisa memaafkanku!"Seketika, suasana di ruangan itu menjadi gempar. Seorang pria terkaya di negara ini bisa datang untuk meminta maaf langsung ke sini!Siapa sebenarnya yang bisa membuat Darius sampai seperti ini? Apakah orang yang disebutkannya itu ada di restoran ini?Tidak ada seorang pun yang bersuara di dalam ruang privat itu. Mata semua orang membelalak karena saking terkejutnya. Tentu saja mereka langsung beranggapan bahwa orang yang disebutkan Darius itu adalah Yoga! Ternyata Darius benar-benar datang untuk meminta
Acara perayaan itu berakhir dengan cepat. Setelah mengantarkan kepergian semua kerabat, di ruangan itu hanya tersisa keluarga inti Karina. Karina langsung bertanya dengan buru-buru, "Yoga, kamu nggak mau ceritakan pada kami apa yang terjadi?"Ambar yang tadinya masih tersenyum ceria, kini menjadi muram lagi. "Karina, kamu masih nggak mengerti? Yoga sedang berlagak hebat dengan memanfaatkan nama orang lain."Yoga kebingungan. 'Berlagak hebat dengan memanfaatkan nama orang lain? Apa maksudnya?'Ambar melanjutkan, "Memangnya Pak Darius berlutut padanya? Dia berlutut pada Pak Kusuma, bos dari Perusahaan Hansa! Pak Darius pasti mengira Pak Kusuma datang untuk menghadiri perayaan ini, makanya dia datang untuk minta maaf di sini!"Karina langsung tersadar. Penjelasan Ambar terdengar lebih masuk akal. Karina tahu bahwa Yoga memang lumayan kaya dan mungkin punya status rahasia. Namun, sehebat apa pun status yang dirahasiakannya, tidak mungkin sampai membuat Darius tunduk padanya, bukan?Perlu d
Nadya baru percaya saat Layla menunjukkan histori pembicaraannya dengan Yoga. Dalam ruang obrolan itu, Yoga bahkan mengancam akan membunuh Layla jika Layla masih terus mendekatinya. Tentu saja, semua pembicaraan ini direkayasa oleh Layla sendiri dengan menggunakan ponsel Yoga.Nadya jadi semakin kejam saat melihat hal ini. Dia menggertakkan gigi dan memaki, "Dasar pria berengsek! Benar-benar bajingan! Aku benar-benar salah penilaian bisa memercayainya waktu itu."Nadya melihat bayangannya yang dulu dalam diri Layla. Dia merasa simpati terhadap kejadian yang menimpa Layla. Nadya mengeluarkan selembar cek dan berkata, "Ambillah cek ini. Kamu makan dulu, lalu pergi ke rumah sakit untuk aborsi. Nggak pantas melahirkan anak untuk bajingan seperti ini.""Terima kasih! Terima kasih!" seru Layla sambil menangis tersedu-sedu. Namun saat dia baru saja berdiri, kakinya tiba-tiba terasa lemas dan terjatuh."Nggak bisa, aku benar-benar lemas karena kelaparan. Bu Nadya, bisa nggak kamu bantu antarka
"Berengsek!" Mata Nadya seketika memerah. Ternyata selama ini dia salah paham pada Yoga. Yoga tidak pernah mengkhianatinya sama sekali. Nadya merasa dirinya benar-benar bodoh bisa ditipu. Saat teringat dengan sikapnya terhadap Yoga beberapa hari ini dan bahkan membantu musuh untuk mencuri bahan obat tingkat delapan, Nadya merasa benar-benar menyesal."Yoga, maafkan aku ...." Air mata Nadya berlinang saat mengucapkan hal itu."Kenapa? Kenapa kamu mempermainkanku?" teriak Nadya dengan histeris.Layla juga ikut emosional. "Yoga membunuh pria yang paling kucintai. Jadi, aku juga mau membunuh kekasihnya dan membuatnya mengalami bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling dicintai!"Nadya berusaha menahan rasa sedihnya dan berkata, "Aku mau kamu kembali bersamaku dan minta maaf pada Yoga!"Setelah itu, Nadya berlari ke arah Layla. Sementara itu, Layla adalah seorang petarung tingkat tinggi. Hanya dengan satu tendangan saja, dia bisa membuat Nadya tersungkur di tanah."Memangnya kamu sangg