Share

Bab 130

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Tentara bersenjata yang tak terhitung jumlahnya buru-buru melompat turun dari mobil, lalu mempersempit jarak pengepungan dalam waktu singkat.

Yoga tidak marah dan malah tertawa. Dia bergumam, “Akhirnya dalang aslinya keluar juga? Aku mau tahu siapa sebenarnya orang itu.”

Pasukan tentara itu segera mengepung Yoga dan membidikkan senjata mereka ke kepala Yoga. Pemimpin mereka tidak lain adalah Kamal.

Begitu melihat Kamal, Gandi langsung berseru, “Pak Kamal, tolong ....”

“Diam!” bentak Kamal.

Kemudian, Yoga menatap Kamal dengan ekspresi kecewa dan bertanya, “Pak Kamal, kalau begitu, Bapak benar-benar adalah dalang aslinya?”

Kamal tidak menjawab pertanyaan Yoga dan hanya bertanya, “Yoga, bisa nggak kamu ampuni mereka demi aku?”

“Aku mau tahu kenapa Bapak begitu melindungi mereka hingga rela turun tangan sendiri,” jawab Yoga.

Kamal berkata, “Ayah mereka punya hubungan yang baik denganku. Aku pernah berjanji pada ayah mereka untuk melindungi mereka sepanjang hidup mereka.”

“Bapak benar-benar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 131

    “Apa maksudmu?” tanya Kamal dengan ekspresi serius.Dewa Perang Kulusa menjawab, “Setahuku, orang-orang ini berpartisipasi dalam pembantaian Keluarga Kusuma. Wajar saja Tuan Yoga ingin membalaskan dendam Keluarga Kusuma. Tapi, malah ada yang hendak mencegahnya. Aku benar-benar nggak tahan melihatnya lagi. Jadi, aku pun datang untuk menegakkan keadilan.”“Kurang ajar! Apa Yoga yang menyuruhmu datang kemari?” tanya Kamal dengan marah.“Bukan. Tapi, aku berutang budi pada Tuan Yoga, makanya aku datang untuk membalas budinya,” jawab Dewa Perang Kulusa.Kamal menghela napas dalam-dalam, lalu berkata, “Membalas budi? Yoga, sepertinya aku terlalu merendahkan kemampuanmu.”Yoga pun tersenyum mengejek dan menjawab dalam hati, ‘Kamu bukan hanya merendahkan kemampuanku, tapi juga nggak tahu apa-apa mengenai kemampuanku. Aku ini Raja Agoy yang Perkasa. Bagiku, kekuatan seorang Dewa Perang Kulusa masih bukan apa-apa.’“Pak Kamal, apa masih ada yang mau Bapak katakan? Kalau nggak, jangan ganggu aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 132

    Wenny pun segera menelepon kakeknya untuk melaporkan tentang hal ini. Kemudian, Dirga tidak berhenti menelepon Yoga, tetapi Yoga tidak menjawabnya.Kamal sama sekali tidak terlihat takut. Dia berkata, “Kalau kematianku bisa membuatmu berhenti menyelidiki masalah ini. Aku rela menyerahkan nyawaku.”“Biarpun kamu mati, aku juga akan lanjut menyelidiki masalah ini,” tutur Yoga.Saat Yoga hendak bertindak, Wenny tiba-tiba berseru, “Yoga, berhenti! Kakek menyuruhmu menjawab teleponnya. Dia bilang, Kakek Kamal itu adalah penyelamat adikmu. Kalau kamu membunuhnya, itu nggak ada bedanya dengan membalas air susu dengan air tuba.”Berhubung Yoga tidak menerima teleponnya, Dirga pun buru-buru menelepon Wenny kembali dan memberitahukan hal ini kepadanya.Kemudian, Yoga menerima telepon itu dan bertanya, “Pak Dirga, apa benar Pak Kamal pernah menyelamatkan nyawa adikku?”Dirga buru-buru menjawab, “Tentu saja! Waktu 4 orang berpakaian hitam itu nggak mendapatkan jawaban tentang Pil Ketenangan Jiwa d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 133

    Setelah kembali ke Kota Pawana, langkah pertama yang diambil Yoga tentu saja adalah menggunakan bahan obat yang diberikan Dirga untuk menyembuhkan ibunya. Berhubung ibunya mengetahui kebenaran masalah ini, seluruh kebenarannya akan terungkap begitu ibunya sadar.Untuk menyadarkan ibunya, hanya dengan mengandalkan bahan-bahan obat itu saja tidak akan cukup. Ibunya juga membutuhkan api bumi. Jadi, Rumah Wisnu di pedesaan itu adalah pilihan yang terbaik.Namun, begitu tiba di rumah itu, Yoga langsung tercengang. Rumah yang sebelumnya ditutupi oleh rumput liar itu sudah rata dengan tanah dan dipenuhi dengan darah, kotoran, serta puing-puing lainnya. Sebuah tempat yang seharusnya mengandung api bumi itu sudah dirusak hingga tidak bisa diperbaiki lagi.Yoga pun langsung murka dan mengumpat, “Sialan! Ini kerjaan siapa!”Kemudian, ponselnya tiba-tiba berdering. Layar ponsel menunjukkan segelintir nomor dari ibu kota yang tidak dikenalnya. Yoga menerimanya tanpa ragu dan bertanya, “Siapa ini?”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 134

    Sepasang suami istri itu mengenakan pakaian mewah dan kacamata bingkai hitam. Mereka terlihat bermartabat dan gerak-gerik mereka juga memberikan kesan bahwa mereka sangat sombong.Wisnu sedang duduk di hadapan mereka dan menuangkan teh dengan rendah hati. Begitu melihat kemunculan Yoga, Wisnu buru-buru menyambutnya dan berkata, “Yoga, akhirnya kamu pulang juga.”“Siapa mereka?” tanya Yoga.“Katanya, mereka itu pemilik vila ini,” jawab Wisnu.Pemilik vila ini? Ada apa ini? Ini adalah vila yang dibeli Raja Kegelapan untuk Yoga. Kenapa vila ini bisa jadi milik mereka?Sebelum Yoga sempat bertanya, sepasang suami istri itu sudah terlebih dahulu bertanya, “Kamu yang namanya Yoga Kusuma?”Yoga mengangguk, lalu menyahut, “Benar, siapa kalian?” “Kami adalah orang tuanya Nadya,” jawab kedua orang itu.Yoga pun merasa agak bingung. Kenapa dia tidak pernah mendengar Nadya mengungkit tentang orang tuanya? Sebelumnya, saat Nadya dipersulit di Kediaman Wibowo, orang tua Nadya juga tidak muncul untu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 135

    Di luar, berdiri sekelompok preman yang sedang menyandera seorang pemuda yang wajahnya sudah babak belur.“Kak Yoga, tolong aku ...,” seru pemuda yang wajahnya babak belur itu.Setelah mengamatinya secara saksama, Yoga baru menyadari bahwa pemuda itu adalah Gatot. Ekspresinya pun langsung menjadi muram. Bajingan itu pasti menimbulkan masalah lagi dan hendak menyuruh Yoga untuk membantunya menyelesaikan masalah itu.Yoga pun bertanya dengan dingin, “Buat apa kalian datang kemari?”“Apa kamu itu kakak iparnya Gatot? Cepat bereskan barangmu dan pergi dari vila ini! Vila ini sudah jadi milik kami!” ujar seorang pria botak.Yoga pun langsung marah dan bertanya, “Ini adalah vila yang kubeli dengan uangku sendiri. Sejak kapan vila ini jadi milik kalian?”“Kali ini, Gatot nggak bisa bayar utangnya dan sudah menggadaikan vila ini kepada kami,” jawab si Botak.Yoga pun memelototi Gatot dan berseru, “Gatot sialan! Apa-apaan kamu?”“Kak, cepat berikan vila ini pada mereka. Nanti, aku akan menjelas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 136

    Yoga pun berkata, “Ya sudahlah, bagaimanapun Karina adalah mantan istriku. Bawalah aku pergi ke bank kalian. Aku akan membayar utang Gatot itu.”Si Botak mengira Yoga takut pada ancamannya dan berkata dengan sombong, “Huh! Sudah takut, ‘kan? Ayo ikut kami kembali. Kalau kamu patuh, aku nggak akan melaporkan hal ini pada Pak Andi.”Yoga pun mengejek dalam hati, ‘Bagaimana kamu mau kasih tahu Andi mengenai hal ini? Dengan menyusulnya ke alam baka?’Sekelompok preman itu pun melepaskan Gatot, lalu membawa Yoga pergi. Sebelum Yoga pergi, Gatot tidak lupa berpesan, “Yoga, coba saja kalau kamu berani mengadu ke ibuku! Aku nggak akan mengampunimu!"Lokasi Bank Cuci Uang Tatula sangatlah tersembunyi, yaitu di sebuah garasi mobil bawah tanah yang belum selesai didirikan. Saat ini, layanan peminjaman uang dan penggadaian aset kepada bank ini sudah dihentikan. Ini seharusnya adalah dampak dari musnahnya empat keluarga besar ibu kota provinsi.Si Botak membawa Yoga masuk ke kantor supervisor merek

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 137

    Si Botak pun tertegun. Ada apa ini?Suwanto berkata dengan gemetar, “Tuan Yoga, masalah waktu itu ... hanyalah sebuah salah paham. Aku juga terpaksa melakukannya karena harus menjalankan perintah Pak Andi. Semua ini salah Pak Andi.”“Aku tentu saja tahu. Kalau nggak, apa kamu kira kamu masih bisa berdiri dan berbicara denganku di sini sekarang?” tanya Yoga.“Baguslah kalau kamu tahu ...,” jawab Suwanto dengan lega.“Jangan banyak omong kosong lagi! Aku akan memberimu 10 menit untuk mentransferkan seluruh utang beserta bunganya ke rekening ini. Kalau kurang sepeser pun, aku akan menghabisimu,” ujar Yoga.Suwanto pun berkata dengan serbasalah, “Sebelumnya, Keluarga Wardam sudah mengambil sebagian besar uang dari bank cuci uang ini untuk merekrut pasukan. Uang yang tersisa hanya sekitar 20 triliun. Aku akan memberikan seluruh uang itu kepadamu.”Pada akhirnya, Suwanto mentransferkan seluruh uang yang tersisa di bank cuci uang ini kepada Yoga. Kebetulan total uang itu mencapai 20 triliun.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 138

    Karina berkata, “Gatot, cepat minta maaf pada Yoga!”Ada bekas tamparan yang jelas di pipi Gatot. Tak perlu diragukan lagi, Karina pasti sudah menamparnya. Setelah mendengar perintah Karina, dia pun berkata dengan enggan, “Maaf.”Yoga tidak menggubris Gatot sehingga suasana di dalam mobil menjadi semakin canggung. Pada akhirnya, Lili memecahkan keheningan dengan bertanya, “Kak, kamu nggak terluka akibat kejadian semalam, ‘kan?”“Nggak kok. Kakakmu ini sangat beruntung, kamu nggak usah khawatir,” jawab Yoga sambil tersenyum.Ambar pun mencibir, “Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu! Yoga, coba jawab. Ada rumor yang bilang kalau Dewa Perang Kulusa berutang budi padamu. Apa itu benar?”Yoga mengangguk, lalu menjawab, “Emm, kami pernah menjadi tentara bersama dan aku yang mempromosikannya.”“Lihatlah dia, lalu lihat lagi dirimu sendiri. Kalian pernah menjadi tentara bersama, tapi dia mampu menjadi Dewa Perang Kulusa, sedangkan kamu masih nggak punya apa-apa sampai sekarang. Kamu punya kon

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1112

    "Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik. Ini adalah terakhir kalinya aku menawarkan kesempatan padamu!" ucap Winola sambil menatap Yoga dengan dingin.Sorot matanya sangat tajam. Dalam hatinya, Winola sebenarnya merasa sangat muak. Dia enggan mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi mengetahui rahasia Yoga."Mau berapa kali pun tawaranmu, aku nggak peduli. Kalau nggak ada hal penting, segera pergi," usir Yoga dengan nada jengkel."Kamu tahu nggak? Sekarang, ada banyak orang mengincar rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin sudah tahu tentang rahasia itu!" ujar Winola dengan marah."Oh ... terus kenapa?" tanya Yoga yang mengangkat alis dan terlihat bingung.Keluarga Husin memang tahu rahasianya, tetapi sekarang Keluarga Kusuma juga tahu. Kemungkinan mereka sudah bersekongkol atau mungkin ada yang membocorkannya."Kenapa? Mereka adalah keluargamu, tapi terus-menerus memanfaatkanmu. Apa kamu nggak marah? Lebih baik kamu kasih tahu aku juga, biar aku bisa ikut bersaing m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1111

    "Sekarang, rahasianya sudah kuberi tahu. Sebaiknya kamu cepat pergi. Jangan ganggu kami lagi. Kami cuma mau hidup tenang," ujar Ayu sambil menyeka air mata. Raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan keputusasaan."Oke!" jawab Farel. Dia bangkit dan hendak pergi, tetapi malah tiba-tiba berhenti dan berbalik.Farel menatap Yoga sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri nggak mencari nadi naga dan kunci untuk menyatukan negeri?""Apa gunanya bagiku? Negeri ini sudah bersatu, makmur, dan kuat. Untuk apa aku mencari rahasia yang nggak lagi relevan?" balas Yoga dengan tenang."Hmph! Dasar sok suci!" maki Farel sebelum pergi.Setelah kembali, Farel tidak langsung memberi tahu Keluarga Kusuma, melainkan menuju rumah Keluarga Husin dan merencanakan cara untuk menemukan nadi naga.Kemudian, Farel memanggil kultivator-kultivator prajurit yang masih ada di sekitar dan memberitahukan rahasia itu kepada mereka.Informasi ini langsung menghebohkan Keluarga Husin. Mereka sege

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1110

    Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1109

    Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1107

    Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1106

    Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1105

    Di luar vila.Sutrisno yang baru masuk mobil tertegun sejenak saat melihat Yoga masih di kursinya."Sudah selesai?" tanya Yoga dengan datar."Ya. Ada yang aneh. Apa barusan kamu naik ke atas untuk mengobrol dengan Nadya?" tanya Sutrisno balik."Mengobrol apa?" tanya Yoga bingung."Aku merasa ada seseorang di atas. Terus juga ada suara-suara aneh, seperti ada yang bergulat sama Nadya. Kukira itu kamu," ujar Sutrisno sambil tersenyum canggung.Bibir Yoga berkedut-kedut. Dia lantas mendongak dan memandang ke lantai atas vila. Firasat buruk hinggap di hatinya.Bertepatan dengan itu, semua orang Keluarga Wibowo berlarian keluar. Mereka memandang sekeliling dengan panik."Nadya! Di mana kamu?""Jawab kami! Kamu di mana?""Nadya! Jangan marah. Jangan kabur dari rumah!"Orang-orang Keluarga Wibowo berteriak lantang dengan ekspresi gugup. Mereka menyadari Nadya menghilang setelah naik ke lantai atas dan tidak menemukan siapa pun di sana.Yoga menyipitkan mata. Kilat curiga melintas di sana. Jan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1104

    "Ini bukan hal baru. Dulu, ada banyak orang di dunia kultivator kuno yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi mereka semua mati," ucap Yoga dengan tenang."Kalau begitu, mungkin rumor itu ada benarnya. Buktinya, orang-orang sudah menginginkannya sejak dulu," kata Sutrisno sambil menggeleng dengan sentimental.Yoga memikirkan masalah ini dengan ekspresi serius. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyebarkan rumor itu?"Jika informasi ini tersebar ke makin banyak kultivator kuno, mereka pasti akan terus mengusik Yoga dan orang-orang di sekitarnya. Ini jelas adalah sebuah potensi ancaman."Siapa yang tahu? Tapi, rumor nggak mungkin muncul tanpa alasan. Apa Pil Ketenangan Jiwa benaran menyimpan rahasia untuk menguasai dunia?" tanya Sutrisno. Dia menatap Yoga dengan antusias, berharap bisa mendengar kebenarannya."Apa kamu pernah lihat orang yang berhasil menguasai dunia?" balas Yoga sambil memelototinya. Pertanyaan Sutrisno terasa sangat menggelikan di telinganya.Sutrisn

DMCA.com Protection Status