Keesokan hari, Yoga terbangun karena dering ponselnya."Gawat! Ada tamu tak diundang datang ke perusahaan. Mereka akan mengadakan rapat pemegang saham untuk merebut posisi presdir!"Tanpa perlu dipikirkan, Yoga tentu tahu siapa tamu tak diundang itu. Hanya Farel yang punya nyali sebesar ini.Yoga langsung berangkat ke perusahaan. Setibanya di sana, para pemegang saham telah berkumpul. Farel duduk di kursi utama. Di sampingnya adalah Harsha yang berwajah angkuh."Huh! Ngapain kamu datang? Kamu mau memberi selamat kepada ayahku yang sudah jadi presdir?" cela Harsha sambil mendongak.Seluruh ruang rapat sunyi senyap. Para pemegang saham tidak berani berbicara."Presdir? Jangan mimpi di siang bolong," hina Yoga."Kamu masih nggak mau ngaku? Kami pemegang saham terbesar di Grup Yoga. Kami memegang hak untuk membuat keputusan. Kami yang menentukan siapa presdir perusahaan!" pekik Harsha.Farel mengangkat tangannya untuk menyela ucapan Harsha. Kemudian, dia menghampiri Yoga dan menatapnya den
"Omong kosong! Kalau begitu, saham kami ...." Sebelum Harsha selesai berbicara, Yoga menyela, "Saham kalian saham Grup Yoga. Semua data tercatat di sini."Yoga melempar dokumen lain. Itu adalah pendaftaran Grup Yoga. Bukan saja tidak punya kekuasaan untuk merebut aset, tetapi juga punya banyak utang.Begitu melihatnya, Farel dan Harsha sontak merasa pusing. Harsha bertanya, "Sejak kapan ada hal seperti ini? Kenapa utangnya banyak sekali? Utang siapa ini?"Farel benar-benar pusing dibuat Yoga. Nama kreditur di atas adalah Sutrisno. Dia tidak pernah mendengar tentang orang ini."Yoga! Beraninya kamu mempermainkanku!" Farel tentu tahu bahwa semua ini adalah tipu muslihat Yoga. Kini, mereka terjebak dan terlilit utang.Meskipun jumlah utang ini tidak ada apa-apanya bagi Keluarga Husin, mereka tetap malu jika hal ini tersebar."Sudah kubilang, jangan senang terlalu cepat. Kalian nggak seharusnya mengambil barang yang bukan milik kalian. Kalau memaksakan kehendak, kalian yang bakal sial. Ini
Farel hanya datang untuk merebut posisi presdir, tetapi putranya malah terbunuh. Dia tidak bisa menerima hasil seperti ini.Jika Yoga yang membunuh Harsha, Farel pasti akan mengerahkan seluruh pasukan Keluarga Husin untuk membalas dendam.Namun, yang membunuh Harsha adalah Sutrisno, bahkan ini adalah perintah Bimo. Farel yang tidak berdaya hanya bisa membawa jenazah putranya pergi dengan gusar."Kerja bagus," puji Yoga sambil tersenyum. Dia berdiri di depan jendela, menatap Farel dan orang-orangnya pergi."Tentu saja, aku memang bisa diandalkan. Tapi, kamu nggak boleh membocorkan identitasku. Kalau keluargaku tahu, rencanaku bakal terganggu," ujar Sutrisno dengan cemas."Nggak bakal. Farel akan menyalahkanku atas segalanya yang terjadi. Dia akan mencari masalah denganku. Soalnya kamu cuma melaksanakan perintah Tuan Bimo," sahut Yoga.Sutrisno pun merasa lega. Dia membusungkan dadanya dan berkata dengan senang, "Kamu benar."Sikapnya ini seolah-olah menunjukkan bahwa dirinya adalah oran
Yoga menceritakan semua yang terjadi di ruang rapat. Kedua wanita itu tertegun mendengarnya. Mereka merasa semua ini seperti mimpi."Maksudmu, kita bukan cuma mendapat kembali saham kita, tapi mereka juga terlilit utang besar?" tanya Nadya yang terbelalak dengan terkejut. Metode ini terlalu tidak masuk akal, seolah-olah Yoga sudah mengetahui semuanya sehingga membuat persiapan duluan."Pantas saja kamu begitu tenang. Ternyata kamu sudah mengatur semuanya." Karina juga terbelalak mendengar penjelasan Yoga. Semua ini di luar nalar.Karina menanyakan rencana Yoga berkali-kali, tetapi Yoga tidak ingin memberitahunya. Ternyata Yoga menyiapkan semuanya untuk hari ini. Keren sekali!Kedua wanita itu menatap Yoga dengan tatapan penuh kekaguman. Saat berikutnya ... cup! Kedua wanita itu sama-sama mencium pipi Yoga."Yoga, kamu hebat sekali!" puji Nadya dengan ekspresi lembut dan suara merdu. Dia memeluk Yoga dan bersandar di bahunya."Yoga, aku memang nggak salah menilaimu!" Karina tidak mau ka
Anggota Geng Naga berada di sebuah kelab kelas atas. Hanya saja, lokasi kelab ini agak terpencil. Meskipun begitu, ada banyak mobil mewah terparkir di depan. Semua adalah anak orang kaya yang datang untuk bersenang-senang.Yoga memasuki kelab sendirian. Begitu masuk, dia langsung melihat para wanita berpakaian minim mondar-mandir dan melayani para tamu."Tampan, kamu mau kutemani nggak?" Seorang wanita muda cantik tiba-tiba menghampiri dan bersandar di tubuh Yoga."Nggak perlu," tolak Yoga sambil menggeleng."Ngapain malu-malu? Ruang privatmu di mana? Aku akan bawa teman-temanku ke sana." Wanita itu tidak mau menyerah."Aku datang untuk mencari bos Geng Naga," ucap Yoga.Begitu mendengarnya, ekspresi wanita itu langsung berubah. Dia buru-buru melepaskan tangannya, lalu memandang ke sekeliling dan berujar, "Maaf, aku nggak tahu kamu tamu Tuan Sudiro.""Kamu tahu dia di mana?" tanya Yoga."Aku cuma tahu dia di vila yang terletak di belakang kelab. Tapi, aku nggak pernah ke sana," timpal
"Berhenti!" Seorang pria botak berwajah galak membawa bawahannya menyerbu ke arah Yoga. Sebelum dia sempat berbicara, Yoga sudah menendangnya. Pria itu pun terpental jauh dan muntah darah. Situasi ini membuat para pengawal ketakutan dan tidak berani mendekat."Bocah ini sudah gila ya? Beraninya dia menerobos masuk tempat Geng Naga. Dia sengaja ingin membuat onar?""Benar-benar nggak takut mati! Dia nggak tahu kehebatan Geng Naga? Dia nggak bakal bisa melihat matahari lagi besok!""Tuan Sudiro bukan orang yang bisa diusik. Sepertinya akan ada pertunjukan seru sebentar lagi."Para tamu bergosip. Ekspresi mereka dipenuhi ejekan. Mereka sudah tidak sabar untuk menonton pertunjukan seru.Yoga tidak menghiraukan semua ini. Dia tiba di depan vila. Saat ini, seorang pria bertubuh kekar dan berkaus hitam dengan gambar naga emas di atasnya, berjalan keluar. Di belakangnya adalah belasan anak buahnya yang memegang golok. Wajah mereka semua terlihat sangat galak."Tuan, bocah ini yang membuat keka
"Sebentar!" Tiba-tiba, terdengar suara penuh wibawa. Tampak sebuah sosok keluar dari vila. Sosok itu bertubuh tegap dan mengenakan pakaian silat hitam. Ada bekas luka di wajahnya, membuat salah satu matanya terlihat seperti terpotong dan membuat wajahnya sangat ganas.Yoga meliriknya dengan dingin, lalu mencela, "Cuma kamu?""Huh! Dia sudah mencapai tingkat kaisar master puncak dan akan segera menjadi kultivator kuno. Sekarang kamu pasti takut, 'kan?" tanya Sudiro sambil tersenyum dingin. Darah di sudut bibirnya membuatnya terlihat seperti binatang buas.Orang-orang di sekitar berseru kaget. Akan segera menjadi kultivator kuno? Orang seperti ini jelas tak tertandingi. Mereka tidak menyangka akan ada orang sehebat ini di Geng Naga.Seketika, orang-orang menatap Yoga dengan tatapan iba. Mereka yakin Yoga akan mati di sini hari ini. Sementara itu, wanita yang membawa Yoga masuk tampak mendoakan keselamatan Yoga. Jika Yoga gagal, dia akan terjebak di sini untuk selamanya.Ketika orang-oran
Mahmud masih dalam kondisi terkejut, tetapi Yoga tidak memberinya kesempatan sama sekali. Dia langsung menendang dagu Mahmud.Brak!Seketika, dagu Mahmud hancur dan sekujur tubuhnya menghantam langit-langit karena dampak dari tendangan ini.Bruk! Batu di langit-langit hancur, menyelimuti tubuh Mahmud. Dia berusaha untuk meronta di lantai dan merangkak keluar dari tumpukan batu. Sambil menghindar, Mahmud berusaha untuk menjauhi Yoga. Ekspresinya yang cemas telah mencerminkan suasana hatinya saat ini."Kamu ... masih bisa jalan?"Yoga berjalan selangkah demi selangkah ke arah Mahmud, seolah-olah malaikat maut yang sedang menghitung waktu mundur bagi Mahmud untuk menerima ajalnya."Jangan bunuh aku, aku tahu aku salah. Aku cuma datang untuk mengendalikan situasi, aku nggak tahu apa pun!" mohon Mahmud. Namun, semua itu tidak berguna.Krak!Yoga menginjak kedua kaki Mahmud hingga hancur dan membuatnya tidak bisa bergerak."Berengsek, kalau kubilang nggak bisa, berarti memang nggak bisa!" Yo