Yoga menceritakan semua yang terjadi di ruang rapat. Kedua wanita itu tertegun mendengarnya. Mereka merasa semua ini seperti mimpi."Maksudmu, kita bukan cuma mendapat kembali saham kita, tapi mereka juga terlilit utang besar?" tanya Nadya yang terbelalak dengan terkejut. Metode ini terlalu tidak masuk akal, seolah-olah Yoga sudah mengetahui semuanya sehingga membuat persiapan duluan."Pantas saja kamu begitu tenang. Ternyata kamu sudah mengatur semuanya." Karina juga terbelalak mendengar penjelasan Yoga. Semua ini di luar nalar.Karina menanyakan rencana Yoga berkali-kali, tetapi Yoga tidak ingin memberitahunya. Ternyata Yoga menyiapkan semuanya untuk hari ini. Keren sekali!Kedua wanita itu menatap Yoga dengan tatapan penuh kekaguman. Saat berikutnya ... cup! Kedua wanita itu sama-sama mencium pipi Yoga."Yoga, kamu hebat sekali!" puji Nadya dengan ekspresi lembut dan suara merdu. Dia memeluk Yoga dan bersandar di bahunya."Yoga, aku memang nggak salah menilaimu!" Karina tidak mau ka
Anggota Geng Naga berada di sebuah kelab kelas atas. Hanya saja, lokasi kelab ini agak terpencil. Meskipun begitu, ada banyak mobil mewah terparkir di depan. Semua adalah anak orang kaya yang datang untuk bersenang-senang.Yoga memasuki kelab sendirian. Begitu masuk, dia langsung melihat para wanita berpakaian minim mondar-mandir dan melayani para tamu."Tampan, kamu mau kutemani nggak?" Seorang wanita muda cantik tiba-tiba menghampiri dan bersandar di tubuh Yoga."Nggak perlu," tolak Yoga sambil menggeleng."Ngapain malu-malu? Ruang privatmu di mana? Aku akan bawa teman-temanku ke sana." Wanita itu tidak mau menyerah."Aku datang untuk mencari bos Geng Naga," ucap Yoga.Begitu mendengarnya, ekspresi wanita itu langsung berubah. Dia buru-buru melepaskan tangannya, lalu memandang ke sekeliling dan berujar, "Maaf, aku nggak tahu kamu tamu Tuan Sudiro.""Kamu tahu dia di mana?" tanya Yoga."Aku cuma tahu dia di vila yang terletak di belakang kelab. Tapi, aku nggak pernah ke sana," timpal
"Berhenti!" Seorang pria botak berwajah galak membawa bawahannya menyerbu ke arah Yoga. Sebelum dia sempat berbicara, Yoga sudah menendangnya. Pria itu pun terpental jauh dan muntah darah. Situasi ini membuat para pengawal ketakutan dan tidak berani mendekat."Bocah ini sudah gila ya? Beraninya dia menerobos masuk tempat Geng Naga. Dia sengaja ingin membuat onar?""Benar-benar nggak takut mati! Dia nggak tahu kehebatan Geng Naga? Dia nggak bakal bisa melihat matahari lagi besok!""Tuan Sudiro bukan orang yang bisa diusik. Sepertinya akan ada pertunjukan seru sebentar lagi."Para tamu bergosip. Ekspresi mereka dipenuhi ejekan. Mereka sudah tidak sabar untuk menonton pertunjukan seru.Yoga tidak menghiraukan semua ini. Dia tiba di depan vila. Saat ini, seorang pria bertubuh kekar dan berkaus hitam dengan gambar naga emas di atasnya, berjalan keluar. Di belakangnya adalah belasan anak buahnya yang memegang golok. Wajah mereka semua terlihat sangat galak."Tuan, bocah ini yang membuat keka
"Sebentar!" Tiba-tiba, terdengar suara penuh wibawa. Tampak sebuah sosok keluar dari vila. Sosok itu bertubuh tegap dan mengenakan pakaian silat hitam. Ada bekas luka di wajahnya, membuat salah satu matanya terlihat seperti terpotong dan membuat wajahnya sangat ganas.Yoga meliriknya dengan dingin, lalu mencela, "Cuma kamu?""Huh! Dia sudah mencapai tingkat kaisar master puncak dan akan segera menjadi kultivator kuno. Sekarang kamu pasti takut, 'kan?" tanya Sudiro sambil tersenyum dingin. Darah di sudut bibirnya membuatnya terlihat seperti binatang buas.Orang-orang di sekitar berseru kaget. Akan segera menjadi kultivator kuno? Orang seperti ini jelas tak tertandingi. Mereka tidak menyangka akan ada orang sehebat ini di Geng Naga.Seketika, orang-orang menatap Yoga dengan tatapan iba. Mereka yakin Yoga akan mati di sini hari ini. Sementara itu, wanita yang membawa Yoga masuk tampak mendoakan keselamatan Yoga. Jika Yoga gagal, dia akan terjebak di sini untuk selamanya.Ketika orang-oran
Mahmud masih dalam kondisi terkejut, tetapi Yoga tidak memberinya kesempatan sama sekali. Dia langsung menendang dagu Mahmud.Brak!Seketika, dagu Mahmud hancur dan sekujur tubuhnya menghantam langit-langit karena dampak dari tendangan ini.Bruk! Batu di langit-langit hancur, menyelimuti tubuh Mahmud. Dia berusaha untuk meronta di lantai dan merangkak keluar dari tumpukan batu. Sambil menghindar, Mahmud berusaha untuk menjauhi Yoga. Ekspresinya yang cemas telah mencerminkan suasana hatinya saat ini."Kamu ... masih bisa jalan?"Yoga berjalan selangkah demi selangkah ke arah Mahmud, seolah-olah malaikat maut yang sedang menghitung waktu mundur bagi Mahmud untuk menerima ajalnya."Jangan bunuh aku, aku tahu aku salah. Aku cuma datang untuk mengendalikan situasi, aku nggak tahu apa pun!" mohon Mahmud. Namun, semua itu tidak berguna.Krak!Yoga menginjak kedua kaki Mahmud hingga hancur dan membuatnya tidak bisa bergerak."Berengsek, kalau kubilang nggak bisa, berarti memang nggak bisa!" Yo
Saat ini, suasana di depan vila sunyi senyap. Semua anggota Geng Naga tertegun melihat adegan yang baru saja terjadi. Geng Naga telah dibubarkan dan Sudiro telah terbunuh! Semua ini dilakukan oleh pemuda ini seorang diri!Semuanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat! Terutama ketika Sudiro dibunuh, gerakan pemuda ini tidak ada keraguan sedikit pun. Mereka semua menyadari bahwa jika kejadian hari ini tersebar, pasti akan menimbulkan kehebohan besar!"Kalian ...." Setelah menyelesaikan semuanya, Yoga pun berbalik. Semua orang langsung menegakkan tubuh mereka dan melangkah mundur karena khawatir akan terseret dalam masalah."Keluar dari sini, ingat beri tahu semua orang bahwa Geng Naga telah dibubarkan dan cecunguk itu juga sudah terbunuh. Ke depannya, mereka nggak punya dukungan lagi. Kalaupun ada, dukungan itu hanya pengecut!" perintah Yoga dengan tegas.Dia tahu siapa yang menjadi pendukung mereka, tetapi orang lain tidak tahu. Semakin mereka tidak mengetahuinya, dia semakin berani
Melihat hal ini, wajah Karin memerah dan kedua kakinya terasa lemas. Di saat mereka hendak melakukan sesuatu, tiba-tiba pintu terbuka. Ambar dan Gatot telah pulang."Gatot, jangan marah. Ibu carikan lagi pekerjaan lainnya untukmu. Bos perusahaan ini memang berengsek. Masa kasih gaji sedikit sekali, nganggap rendah orang saja!" seru Ambar dengan wajah penuh kasih."Aku nggak peduli, pokoknya kamu cari cara untuk carikan aku pekerjaan kantoran dengan koneksimu dulu. Kerja jam 9 sampai jam 5 sore dengan gaji 200 juta. Kalau sampai tersebar, aku pasti akan ditertawakan orang!" ujar Gatot dengan wajah kesal."Iya, Ibu pasti carikan untukmu!" jawab Ambar langsung menyetujuinya.Setelah berjalan masuk dari pintu depan, mereka melihat bahwa ternyata Yoga juga sedang berada di sana. Seketika, kedua orang itu langsung emosi."Dasar pembawa sial, untuk apa kamu datang ke rumah kami!" bentak Ambar."Kamu sudah celakai kakakku, masih saja berani datang ke sini? Pergi sejauh mungkin!" maki Gatot.Ke
Malam pun tiba. Yoga baru saja bersiap-siap untuk istirahat, tetapi tiba-tiba ada dua panggilan telepon yang datang berturut-turut. Panggilan itu berasal dari web gelap dan Roselia. Isi pesannya sama, yaitu sejumlah besar dana telah masuk ke Kota Pawana.Selain itu, ada sekelompok orang yang baru saja memasuki Kota Pawana. Begitu tiba, mereka langsung mengirim undangan kepada tiga keluarga besar, yaitu Keluarga Bramasta, Keluarga Husin, dan Keluarga Salim.Semua itu dilakukan dengan terang-terangan dan bahkan sangat mencolok, seolah-olah mereka ingin memastikan bahwa organisasi intelijen tidak akan melewatkan informasi tersebut."Aku mengerti!" jawab Yoga. Setelah menutup telepon, dia mulai berpikir keras. Siapa sebenarnya yang melakukan hal ini dan apa tujuannya?Setelah merenungkannya sejenak, Yoga memutuskan untuk tidak memikirkannya terlebih dahulu. Jika pihak lawan berani melakukannya dengan terang-terangan, berarti dia memang ingin Yoga mengetahui hal ini. Namun, Yoga justru seng