Share

Bab 559

Penulis: Danira Widia
Landon mengernyitkan dahi sebelum akhirnya berkata dengan tegas, "Aku percaya sama Janice dan Jason."

Mendengar itu, hati Janice terasa hangat. Dia tersenyum tipis ke arah Landon. Ternyata, kepercayaan bisa sesederhana ini. Tidak perlu banyak bukti untuk membuktikannya.

Di saat yang sama, dia merasakan tatapan dingin dan gelap mengarah padanya dari samping. Namun, Janice mengabaikannya dan melanjutkan, "Pak Landon, kalian saling kenal?"

Rachel memijat pelipisnya dan berdiri tegak sebelum menjelaskan, "Fiona adalah temanku, juga bridesmaid-ku. Kami teman sekolah sejak SMA, lalu melanjutkan kuliah di luar negeri bersama."

"Dia sering datang ke kampus menemuiku dan beberapa kali ketemu Jason, jadi dia sangat peduli sama pernikahanku. Janice, kalian ...." Saat Rachel berbicara, matanya mulai memerah.

Namun, sebelum Janice bisa menjawab, Fiona kembali menyela. "Rachel, apa masih perlu ditanya? Jelas dia ini serakah, sudah punya pacar tapi masih ngincar yang lain! Dia pasti memanfaatkan situ
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatih Siara aswar
novel mu ketebak Thor sama pembaca.. di bab sebelumnya ada yang komen ternyata cerita bener seperti itu .. ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 560

    Melihat bahwa Arya sudah bisa membaca maksudnya, Janice tidak lagi repot-repot menutupi niatnya. "Ada apa dengannya? Apa ini karena insiden dengan Thiago waktu itu?"Arya mengernyit. Untuk sejenak, dia tidak tahu harus mulai menjelaskan dari mana. Setelah kejadian dengan Thiago, Janice semakin menjauhi Jason hingga ke titik ekstrem.Jason mungkin tampak tenang di luar, tetapi semua emosinya tercermin dari kondisi tubuhnya. Dia menjadi sangat pasif dan akhirnya harus menjalani operasi mikro pada tulang belakang. Sekarang dia masih dalam masa pemulihan. Itulah sebabnya dia harus menggunakan tongkat saat berjalan.Arya membuka mulut, tetapi kemudian teringat akan peringatan Jason.Jangan beri tahu Janice.Sejak hari pertama dia mengenal Jason, dia tahu pria itu sangat dingin dan obsesif.Jason meyakini bahwa Janice adalah miliknya. Dia menganalisis segala sesuatu dengan dingin, mempertimbangkan semua pro dan kontra, lalu menggunakan cara bisnis untuk memaksa Janice tetap berada di sisinya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 561

    Landon melepas mantelnya dan menyampirkannya di badan Janice. "Kalau sudah minum alkohol, jangan kena angin. Mari kuantar pulang.""Nggak usah, Rachel gimana?" tolak Janice sambil tersenyum."Yang penting ada Jason saja." Sambil berbicara, Landon menunjuk ke arah yang tidak jauh dari mereka.Janice secara refleks menoleh ke arah yang sama dan melihat Rachel sedang menggandeng lengan Jason, melambaikan tangan ke arahnya sebagai tanda perpisahan. Di sisi mereka, Fiona juga ikut meliriknya sekilas.Sebagai bentuk sopan santun, Janice mengangkat tangannya sedikit untuk membalas. Namun, tepat saat itu, angin dingin berembus kencang dan menerpa wajahnya. Tubuhnya seketika bergidik dan sedikit oleng.Landon dengan sigap merangkul bahu Janice untuk menstabilkan tubuhnya. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya.Janice menggeleng. "Nggak apa-apa.""Jangan memaksakan diri. Ayo, mobilku ada di dekat sini." Landon menundukkan kepala sedikit dan berbicara dengan suara rendah di dekatnya."Oke."Janice memb

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 562

    Semuanya terjadi terlalu cepat.Meskipun refleks Landon sangat cepat untuk menangkis dengan tangannya, serangan mendadak lawan tetap saja membuatnya kewalahan. Salah satu matanya langsung menjadi kabur.Janice melihat ke luar dan terkejut. "Kak Naura? Apa yang kamu lakukan?"Begitu Naura melihat bahwa orang yang dia hadapi adalah Janice dan Landon, benda di tangannya langsung terjatuh ke lantai."Ma ... maaf, aku nggak tahu itu kalian."Janice menunduk dan melihat benda yang menggelinding di lantai ... semprotan merica.Janice segera membantu Landon masuk ke dalam rumah dan menggunakan air mineral untuk membilas matanya. Untungnya, Landon sempat menangkis sedikit, sehingga cairan yang masuk ke matanya tidak terlalu banyak.Setelah dibilas, Landon mengambil handuk dari tangan Janice dan menyeka wajahnya."Aku baik-baik saja."Janice menghela napas lega, lalu buru-buru membuka ponselnya untuk memesan obat mata agar segera dikirim. Setelah itu, dia baru menoleh ke arah Naura yang berdiri

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 563

    Melihat salah satu mata Landon masih merah, Janice segera membuka kantong obat yang baru diterimanya dan mencari obat tetes. "Kubantu tetesin obat mata.""Kamu mau bantu aku?" tanya Landon dengan nada ringan."Iya." Tanpa berpikir panjang, Janice langsung mengangguk. Dia sama sekali tidak menyadari senyuman kecil di wajah Landon. Tanpa basa-basi, Landon langsung duduk di sampingnya dan menunggu Janice merawatnya.Janice membuka botol semprotan obat tersebut. Namun, begitu cairan itu keluar, aroma menyengat langsung menyeruak dan membuat mereka berdua terbatuk. Bau itu bahkan terhenti sangat lama di udara.Janice buru-buru menutup hidung dan mulutnya. "Aku buka jendela dulu biar udara masuk."Dia berjalan ke dekat tempat tidur dan membuka jendela. Barulah baunya terasa lebih pudar.Saat melihat labelnya, dia baru sadar bahwa ini adalah obat herbal khusus untuk mengatasi pembengkakan dan kemerahan. Hanya saja, baunya terlalu menyengat.Janice buru-buru menutup botolnya dan menghirup udar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 564

    "Siapa?" tanya Landon dengan tatapan dalam."Pak Jason. Dia terus berada di bawah sedari tadi," jelas Zion."Aku mengerti. Aku akan cari waktu untuk ngobrol sama dia."Setelah menutup telepon, Landon berjalan ke arah jendela dan melihat ke bawah. Di bawah sinar lampu jalan, seorang pria dengan postur tubuh tegap bersandar pada mobil sambil merokok. Hampir pada saat bersamaan, pria itu mengangkat kepalanya dan melihat ke arah jendela.Tanpa ragu, Landon langsung menarik tirai untuk menutup pandangan dari luar.Janice yang melihatnya jadi penasaran. "Ada apa?"Landon menatapnya sejenak, lalu tersenyum santai. "Lebih aman begini.""Baiklah.""Karena pelakunya belum tertangkap, malam ini aku tidur di sofa saja. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan, aku bisa langsung tahu," ujar Landon sambil berjalan kembali ke sofa dan duduk di sana.Janice awalnya ingin menolak, tapi mengingat orang itu belum benar-benar tertangkap, dia tidak bisa menemukan alasan untuk menolaknya. "Terima kasih.""Jangan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 565

    Setelah meminum obatnya, Jason menarik lepas dasinya dan melemparkannya ke samping. "Kamu pulang saja."Norman tidak langsung menjawab. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Jason dalam kondisi seburuk ini. Bukan hanya fisiknya yang lelah, tetapi juga aura keseluruhan dirinya. Dia merasa tidak tenang.Setelah keluar dari kamar, Norman akhirnya memutuskan untuk bermalam di sofa. Saat duduk, pandangannya sekilas menyapu sofa itu. Sebenarnya, dia juga sulit memercayai bahwa Janice adalah wanita yang sembarangan.Apakah mungkin ada kesalahpahaman?Memikirkan hal itu, Norman mengeluarkan ponselnya dan membuka WhatsApp.Dengan sangat enggan, dia menemukan kontak Zion. Foto profil pria itu tidak lain adalah foto pamer otot yang tak berfaedah.[ Norman: Di mana kamu? ][ Zion: Transfer dulu 1 juta baru kukasih tahu. ][ Norman: Byebye. ][ Zion: Jangan gitu dong. Kamu masih belum lunas biaya pengobatan setelah terakhir kamu hajar aku. Dokter Edrick bilang lukaku lumayan parah, tahu? ][ Norma

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 566

    Melihat orang di depannya, senyuman Janice langsung menghilang. Seketika, dia tampak sedikit canggung.Rachel berdiri di samping mobil sambil menggandeng tangan Jason, lalu tersenyum dan berkata, "Janice, sudah lama aku nggak melihatmu tersenyum sebahagia ini. Ya, 'kan? Jason?"Dia menarik lengan baju Jason. Jason menyapu pandangannya ke arah Janice dan Landon dengan dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Senyuman di wajah Rachel sedikit menegang, bibirnya terkatup rapat. Suasana langsung menjadi sedikit canggung.Melihat itu, Janice segera mengalihkan topik pembicaraan, "Kenapa kalian kemari?"Rachel menjelaskan, "Tadi pagi aku melihat berita kalau ada penguntit di sekitar sini, aku khawatir padamu. Jadi, aku minta Jason menemaniku melihat keadaanmu. Kami malah bertemu Zion di bawah, dia bilang kalian berdua sudah keluar sejak pagi."Seketika, yang terdengar hanya suara angin yang berembus."Rachel!" Landon mengernyit dan memotong perkataannya, ekspresinya terlihat semakin dingin

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 567

    Kalau bukan karena Janice memegang kunci di tangannya, dia mungkin akan mengira dirinya salah rumah.Beberapa saat kemudian, Rachel akhirnya melihatnya. "Janice, maaf, aku nggak membuatmu kaget, 'kan?""Nggak. Kalian duduk saja, aku akan menuangkan teh untuk kalian." Janice meletakkan kunci dan menunduk untuk mengambil bahan makanan di dekat pintu masuk.Landon langsung maju dan mengambil kantong belanja dari tangannya. "Biar aku bantu."Janice tidak menolak, lalu mereka pun masuk ke dapur bersama.Di sofa, Rachel menatap punggung mereka, lalu tersenyum ke arah Jason. "Ini pertama kalinya kakakku begitu serius mengejar wanita."Jason menatapnya, ekspresinya tetap dingin. Tanpa berkata apa-apa, dia langsung berdiri dan berjalan ke dapur.Rachel menggigit bibir dan mencoba menarik ujung bajunya, tetapi tidak berhasil menahannya. Dia hanya bisa diam dan melihat ke arah dapur.Di dapur, Janice menatap ketel air, pikirannya sedikit melayang. Landon meliriknya dan bertanya, "Cangkirnya ada d

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 716

    Wajah Jason hanya sejengkal dari wajahnya. Janice menahan napas, tanpa sadar menarik erat syalnya.Agar Jason tidak menyadarinya, Janice mengalihkan pandangan, lalu melilitkan syal itu ke leher Jason dan menunjuk ke kerah bajunya."Masukkan, biar nutupin bagian bajumu yang basah."Jason menunduk, matanya tampak sedikit kecewa. Namun, dia tidak memaksa, hanya memperbaiki penampilannya sendiri.Sesaat kemudian, mereka berdua masuk ke Gedung 2 dan menemukan kelas SMA 3-3. Saat berdiri di dekat jendela, mereka bisa melihat isi kelas dengan jelas.Ada lima enam siswi yang duduk, mengobrol santai dalam kelompok kecil. Hanya satu siswi yang sedang serius mengerjakan lembar soal. Saat menyadari ada orang di luar jendela, dia mendongak melirik sekilas.Tatapan siswi itu bertemu dengan Janice selama dua detik, lalu dia cepat-cepat menunduk lagi, bahkan tangan yang memegang pena tampak bergetar.Saat Janice mengalihkan pandangan ke murid lain, gadis itu menarik dua lembar tisu dan pura-pura pergi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 715

    Setelah mengatakan itu, wanita itu mengeluarkan saputangan dari tasnya dan hendak menyeka dada Jason.Namun, Jason langsung menangkis tangan wanita itu, lalu berkata dengan dingin, "Nggak perlu."Setelah tertegun sejenak, wanita itu menggigit bibir dan merapikan rambutnya. "Pak Jason, aku pasti akan ganti rugi. Tapi, bajumu pasti sangat mahal, aku mungkin nggak bisa langsung membayarmu sekarang. Bagaimana kalau kamu berikan aku kontakmu ....""158 ribu." Jason langsung menyela perkataan wanita itu."Hah?" seru wanita itu yang langsung terkejut."Ada obral cuci gudang di ujung jalan, tunai atau transfer?" kata Jason dengan dingin.Saat itu, wanita itu baru mengerti maksud dari perkataan Jason. Ternyata, Jason sudah menyadari niatnya dan sedang menolaknya. Namun, pria di depannya ini adalah Jason. Meskipun hanya pakaian yang dijual di kaki lima, pakaian itu tetap akan terlihat seperti setelah bermerek di tubuh Jason. Dia segera mencari cara lain sambil tetap tersenyum. "Transfer saja, bo

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 714

    Mendengar suara itu, Janice langsung tersadar kembali dan mendorong pria di depannya. Namun, sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, sekelompok siswa kembali mendorongnya sampai dia jatuh ke pelukan Jason.Jason langsung menopang Janice dan berkata dengan pelan, "Kamu yang mulai dulu."Janice menggigit bibirnya dan mencoba melepaskan genggaman Jason, tetapi Jason malah memeluk pinggangnya dengan erat. "Jangan bergerak. Orangnya terlalu banyak di sini, kita keluar dari sini dulu baru bicara lagi."Setelah mengatakan itu, Jason merangkul Janice dan berjalan ke depan.Janice berusaha melepaskan tangan Jason. "Lepaskan aku. Nanti kita akan ketahuan."Namun, Jason tetap tidak melepaskan genggamannya, melainkan menurunkan topi Janice dan menekan kepala Janice ke dadanya. "Ayo pergi."Setelah berusaha melawan sejenak, Janice yang benar-benar tidak bisa melepaskan diri pun akhirnya hanya bisa ikut pergi bersama Jason.Penampilan Jason terlihat sangat tidak ramah, sehingga tidak ada yang berani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 713

    Janice berpikir Fenny yang sudah sekarat karena menderita kanker pasti akan berusaha memastikan kehidupan anaknya terjamin.Setelah terdiam cukup lama, Arya yang berada di seberang telepon perlahan-lahan berkata, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Janice menjawab dengan jujur, "Ibuku dalam masalah. Anak laki-laki yang terkena leukemia itu adalah putra dari teman ibuku, dia pasti mengetahui sesuatu.""Baiklah, aku akan membantumu mencarinya," balas Arya."Terima kasih," kata Janice, lalu menutup teleponnya.Saat keluar dari apartemen, sebuah taksi kebetulan berhenti tepat di hadapan Janice. Setelah masuk ke dalam taksi, dia berkata pada sopir, "Ke SMA Chendana."Setelah taksi melaju, Janice memandang pemandangan di luar dari jendela. Dia sengaja menelepon Arya untuk mencari putra Fenny karena semua masalah ini terjadi untuk menjebaknya dan Ivy. Sebelum dia terperangkap, semuanya masih belum berakhir.Fenny adalah saksi dalam kasus ini, semua orang pasti akan mencari kelemahannya. Putranya y

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 712

    Landon bisa melihat perubahan suasana hati Janice. Kebetulan saat itu dia melihat Naura keluar dari dapur sambil membawa segelas air, dia pun berkata, "Kalau begitu, kamu tinggal di rumah Kak Naura dulu untuk sementara ini. Para pengawal akan tetap melindungi kalian di sini.""Ya," jawab Janice sambil menghela napas lega.Setelah menyerahkan air itu ke tangan Janice, Naura berkata sebagai jaminan, "Pak Landon, tenang saja, aku pasti akan menjaga Janice dengan baik.""Maaf merepotkanmu," kata Landon dengan sopan.Setelah mengatakan itu, Landon menerima pesan dari Zion. Setelah membaca pesan itu, dia berkata dengan tenang, "Janice, kamu istirahat dulu. Aku ada urusan lain yang harus segera ditangani."Janice langsung merespons perkataan Landon.Setelah mengantar Landon pergi, Naura langsung membawa Janice ke rumahnya.Beberapa menit kemudian, pengawal yang dikirim Landon mengetuk pintu. "Nona Janice, kalau ada apa-apa, langsung panggil kami saja. Nanti petugas kebersihan juga akan datang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 711

    Janice yang dalam keadaan putus asa ditemani Landon untuk kembali ke apartemen. Saat pintu lift terbuka, bau yang menyengat membuatnya yang sensitif terhadap bau karena hamil langsung terbatuk-batuk.Landon segera berdiri di depan Janice untuk melindunginya dari bau, lalu keluar dari lift terlebih dahulu.Namun, pada detik berikutnya, terdengar suara dari Naura. "Pak Landon? Mana Janice?"Janice segera menutupi hidung dan mulutnya dengan lengan bajunya, lalu keluar dari lift. Namun, sebelum sempat berbicara dengan Naura, dia tertegun karena melihat pemandangan di depan matanya. Pintu rumahnya disiram cat merah dan tertulis kata untuk membayar utang di dindingnya. Cat di tulisannya menetes seperti darah karena masih belum kering, terlihat sangat mengerikan.Naura yang apartemennya juga terkena imbasnya pun menggulung lengan bajunya dan memakai masker, lalu membersihkan cat dari dinding dengan alkohol seperti yang dipelajarinya dari internet. Bau cat bercampur dengan alkohol membuat loro

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 710

    Janice menyadari orang di dalam ruangan itu adalah Fenny yang duduk dengan tenang dan riasannya tetap terlihat muda serta anggun seperti saat meninggalkan Kota Pakisa. Namun, entah mengapa dia merasa orang ini terkesan berbeda dengan Fenny di ingatannya yang sangat pandai berbicara.Mungkin karena menyadari ada yang sedang memperhatikannya, Janice melihat Fenny mengangkat kepala dan menatapnya yang berada di luar pintu. Tatapan Fenny terlihat sangat kelelahan dan tidak bersemangat untuk mencari banyak uang seperti yang pernah diceritakan Ivy. Padahal Ivy pernah bergaul dengan banyak ibu-ibu kaya, tidak mungkin mudah ditipu ekspresi Fenny yang seperti ini.Saat Janice hendak memperhatikan Fenny dengan lebih jelas, polisi itu langsung menutup pintu. Dia pun hanya bisa segera menyusul Zachary. "Paman, tunggu sebentar.""Kenapa?" tanya Zachary yang agak tergesa-gesa."Paman, bisakah kamu menyelidiki Bibi Fenny ini? Maksudku, kehidupannya sebelum dia kembali ke Kota Pakisa," kata Janice. Di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 709

    Ivy merasa agak emosional, sedangkan ekspresi Janice dan Zachary menjadi jauh lebih muram.Saat itu, Janice akhirnya mengerti mengapa Kristin berani menuduh Ivy menipu uang mereka di hadapan polisi karena tidak ada bukti yang jelas apakah yang itu diminta atau diberi. Selain itu, Fenny sudah menyerahkan diri dan mengakui kesalahan, sehingga Ivy terkesan seperti dalangnya. Sementara itu, bukan hanya tidak menyadari hal itu, Ivy juga tidak mampu membantah.Namun, Janice bertanya-tanya mengapa Kristin dan Fenny harus melakukan ini? Dia pun melirik Zachary dan terlihat jelas Zachary juga memiliki pemikiran yang sama dengannya.Setelah menenangkan Ivy terlebih dahulu, Zachary baru bertanya dengan nada lembut, "Kenapa Fenny bisa menghubungimu?"Ivy perlahan-lahan merasa tenang setelah mendengar nada bicara Zachary, lalu mencoba mengingat kembali saat pertama kalinya dia bertemu dengan Fenny. "Saat itu aku ikut acara minum teh sore yang diadakan Nyonya Linda, kebetulan dia ada janji dengan pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status