Share

Bab 422

Penulis: Danira Widia
Jason sedang tidak fokus sehingga hanya mengiakan pelan sebelum berbalik pergi.

Dari balik jendela mobil, Rachel menatap punggungnya yang semakin menjauh. Tiba-tiba, hatinya terasa hampa.

Rachel mencengkeram dada dan mulai batuk. Melihat itu, Norman segera mengambil sebotol air untuk disodorkan. "Bu, kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, cuma terkena angin." Rachel menggenggam botol air mineral di tangannya dengan gelisah. "Apa aku mengatakan sesuatu yang salah tadi?"

Norman tetap tenang. "Nggak, Pak Jason memang selalu sibuk dengan pekerjaannya."

"Hmm."

Setelah mengantar Rachel pulang, Norman mengemudikan mobil kembali ke rumah Jason di River Bay. Dia baru selesai merapikan dokumen yang dikirim dari kantor saat Jason kembali.

Melihat pria yang baru masuk itu, Norman sontak terbelalak tidak percaya. "Pak, kamu ...."

Jason meliriknya dengan dingin, lalu menyerahkan sesuatu di tangannya. "Bawa ke laundry."

"Baik."

....

Peluncuran produk baru Amanda berlangsung sukses, bahkan wartawa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sarlinda Linda
part saat Yosua menculik jenice itu hari Natal. eehhh sekrg baru setengah bulan menjelang tahun baru, nggak nyambung. teliti lagi ya thor
goodnovel comment avatar
Endah Wati
sepertinya Jason ngorek sampah nyari syal dari Janice
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 423

    [ Kamu juga nggak tahu? Saat kuliah, banyak wanita yang mengejarnya, tapi dia sama sekali nggak peduli. ][ Setelah kecelakaan mobil, dia tiba-tiba berubah dan langsung mengatakan dia punya seseorang yang disukai. Saat itu, aku masih terbaring di ranjang rumah sakit. Aku merasa sedih untuk waktu yang lama. ][ Bukankah itu berarti kamu? ]Janice mengetik kalimat itu, tetapi segera menghapusnya. Perkataan seperti itu seharusnya keluar dari mulut Jason sendiri. Apa haknya untuk menyimpulkan sesuatu?Janice membalas dengan jujur.[ Kamu juga tahu hubungan ibuku dengan Paman Zachary. Saat Jason lulus kuliah dan kembali ke dalam negeri, aku baru pergi ke rumah Keluarga Karim. Aku benar-benar nggak tahu. ][ Aku lupa, maaf. ][ Aku ada pekerjaan yang harus diselesaikan, sudah dulu ya. ][ Oke. ]Setelah menaruh ponsel, Janice menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Setelah waktu yang lama, dia tetap tidak bisa menggambar desain yang diinginkannya.Tepat saat itu, Amanda mendekat dan mene

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 424

    Suasana di meja makan terdiam cukup lama. Janice terpaku menatap pria di hadapannya, ingin memastikan apakah dia hanya bercanda.Namun, detik berikutnya, manajer restoran buru-buru datang. "Maaf, pelayan salah meletakkan nomor meja. Ini meja nomor 26."Janice langsung menoleh ke belakang, melihat pria di meja 27 yang ternyata sedang menunggunya.Dia menggigit bibir, merasa agak canggung, lalu menoleh kembali ke pria di depannya. "Maaf, Pak. Sepertinya aku salah meja. Semoga ... kencan butamu sukses."Dari cara pria itu berpakaian, Janice langsung tahu dia adalah seseorang yang kaya raya dan bukan orang yang bisa dia usik.Setelah berkata demikian, Janice segera bangkit dan pindah ke meja yang benar. Setelah meminta maaf kepada klien, Janice langsung duduk.Kebetulan, seorang wanita yang mengenakan koleksi terbaru dari peragaan busana musim ini baru saja duduk di meja 26.Begitu duduk, wanita itu langsung berkata, "Kamu cukup tampan. Tapi, banyak miliarder yang mengejarku. Tergantung be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 425

    Paling tidak, wanita yang diperkenalkan harus lebih cantik dari Janice, 'kan? Sepertinya akan sulit untuk mencari wanita seperti itu.Janice dan Landon bertukar nomor telepon, lalu dia berdiri untuk pergi. Landon menawarkan dengan sopan, "Perlu aku antar?"Janice tersenyum sopan. "Kamu adalah klienku. Nggak pantas kalau kamu mengantarku. Aku bisa naik taksi sendiri. Sampai jumpa."Landon melihat punggungnya yang semakin menjauh, tanpa sadar tersenyum. Menarik juga.Saat itu, ponselnya berdering. "Kak, gimana calon pasangan kencan butamu?""Yang mana?" Landon mengingat Janice, senyuman di wajahnya semakin dalam."Kak, kamu tersenyum ya? Berarti berhasil.""Besok kamu akan tahu.""Baiklah. Tapi saat bertemu besok, kamu nggak boleh menyulitkannya ya? Aku nggak mau dia terikat cuma karena utang budi."Mendengar itu, ekspresi Landon menjadi agak dingin. Namun, demi tidak membuat adiknya sedih, dia tetap menyetujuinya. "Oke."....Keesokan paginya, Janice bangun lebih awal untuk bersiap. Sem

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 426

    Landon turun lebih dulu dari mobil, lalu mengulurkan tangannya ke arah Janice yang masih di dalam.Janice menyesuaikan posisi tubuhnya sambil berpegangan pada kursi. "Aku bisa sendiri."Landon tidak menurunkan tangannya. "Apa kamu lupa kalau hari ini kamu adalah pendampingku?"Mendengar itu, Janice tidak lagi menolak. Lagi pula, kontrak senilai 20 miliar sudah ditandatangani.Setelah Amanda mengetahuinya, dia bahkan menggandakan bonus Janice. Makanya, Janice harus lebih profesional.Janice meletakkan tangannya di telapak tangan Landon dan perlahan turun dari mobil. Namun, sepatu hak tinggi barunya terasa kurang nyaman. Tumitnya sedikit terpeleset, menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Landon.Landon langsung melingkarkan lengan di pinggang Janice. "Aku akan menyuruh Zion beli sepatu datar. Kamu juga nggak pendek, nggak perlu menyiksa diri sendiri.""Terima kasih." Janice tersenyum penuh rasa terima kasih.Saat itu, terdengar suara yang sangat familier dari arah

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 427

    Anwar sepertinya sengaja ingin mempermalukan Janice, sama sekali tidak peduli dengan para tamu di sekitarnya, termasuk kakak beradik Keluarga Luthan itu.Setiap kata yang diucapkannya bagaikan mengandung racun, menghantam Janice tanpa ampun.Di bawah tatapan banyak orang, Janice merasa sangat tertekan. Tiba-tiba, sebuah tangan merangkul pinggangnya, menariknya selangkah ke depan."Pak Anwar, apa kamu punya masalah dengan pasangan yang kubawa?""Pasangan?"Tatapan Anwar dipenuhi kecurigaan, bahkan bercampur dengan sedikit penghinaan. Benar saja, wanita tidak tahu malu ini sudah menggoda pria lain.Bagaimana mungkin Janice tidak memahami arti tatapan Anwar? Dari sudut matanya, dia melirik wajah dingin Jason. Hanya dalam beberapa saat, tenaganya terasa terkuras banyak. Bahkan, hawa dingin menusuk hingga tulangnya.Janice tersenyum sinis. "Kak Landon, kalau memang nggak memungkinkan, gimana kalau aku pergi dulu? Aku juga nggak ingin makan dengan suasana seperti ini."Begitu dia memanggil k

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 428

    Setelah keluar dari kamar mandi, Janice tidak segera kembali ke ruang privat. Dia merasa dirinya tidak cocok dengan suasana di dalam sana.Terutama karena Anwar selalu menatapnya dengan tatapan suram, seolah-olah mendesaknya untuk segera pergi.Janice berjalan menuju area istirahat di sisi lain koridor. Begitu membuka pintu kaca, angin dingin menerpa wajahnya. Dia menyusutkan lehernya, lalu memeluk diri sendiri dan bersandar pada pagar sambil memandang pemandangan di kejauhan.Setelah hatinya lebih tenang, Janice teringat akan tugas yang belum selesai dan bersiap untuk kembali. Namun, begitu dia berbalik, dia langsung menabrak dada pria yang keras dan dingin.Janice mendongak, lalu bertemu dengan tatapan pria yang dingin dan dalam. Dalam sekejap, hatinya terasa dingin, membuat giginya bergemeletuk.Janice mundur selangkah, berusaha tetap tenang saat menatap pria itu. "Paman, ada apa?"Jason tidak langsung menjawab. Dia maju selangkah demi selangkah, memojokkan Janice hingga punggungnya

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 429

    Jason mencengkeram dagunya dan menciumnya dengan intens. Saat bertemu tadi, Jason sudah melihat niat tersembunyi Landon. Kepemilikan seorang pria terlihat jelas dalam sorot mata Landon yang nyaris tak bisa ditutupi.Janice biasanya bukan tandingan Jason, apalagi saat pria ini sedang marah. Dorongan kuat yang menekannya ke pagar membuatnya merasa pagar di belakangnya ikut bergetar.Pada akhirnya, suara Rachel terdengar dari tikungan koridor. "Jason? Kamu di mana? Tempat ini terlalu berliku, aku bisa tersesat."Saat berikutnya, Jason sontak melepaskan Janice. Wajah Janice yang ditutupi helaian rambut berantakan seketika pucat pasi.Sambil menahan rasa mual, Janice mengulurkan tangan dan mencengkeram kerah baju Jason. Meskipun merasa tidak nyaman, dia tetap tertawa. "Ada apa? Takut ketahuan?"Jason menatapnya sejenak, ekspresinya sedikit melembut. "Sejak kembali ke negara ini, dia masih sulit beradaptasi dengan cuaca di sini. Dia nggak boleh syok. Setelah jamuan selesai, tunggu aku di sin

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 430

    Saat Jason dan Landon kembali ke ruang privat, ekspresi mereka tetap datar tanpa menunjukkan sedikit pun perubahan.Hanya mereka berdua yang tahu apa yang telah mereka bicarakan."Ayo pergi." Landon mendekati Janice dan mengambil tasnya untuknya."Hmm." Janice mengikuti Landon keluar dari hotel.Setelah berbasa-basi sesaat, asisten Landon sudah membawa mobil ke depan.Saat hendak naik ke mobil, Landon mengingatkan Rachel, "Jangan bermain terlalu gila.""Aku tahu, aku tahu. Cepat antar Janice pulang, Jason akan menjagaku," ujar Rachel dengan manja.Terlihat jelas bahwa Landon tidak pernah memperlakukan Rachel sebagai orang yang cacat. Tidak heran, meskipun kondisinya demikian, Rachel tetap bisa begitu ceria dan bebas.Janice merasa dirinya jauh lebih lemah dibandingkan Rachel. Dia tidak ingin menyakitinya, jadi dia menunduk dan langsung masuk ke dalam mobil.Saat menutup pintu, dari sudut matanya, Janice melihat Jason. Pria itu juga sedang menatapnya, tatapannya tajam seperti peringatan

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 520

    Janice menatap punggung Jason yang menjauh. Tatapannya tiba-tiba menjadi dingin, meskipun ekspresinya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Dia memandang langit yang kelabu, senyuman pahitnya terasa begitu hampa. Akhirnya, semua berjalan seperti yang dia duga.Di kehidupan sebelumnya, kecelakaan Ivy dan Zachary pasti berkaitan dengan kerja sama ini. Jason telah membohonginya.Dia bilang kecelakaan itu terjadi karena Ivy dan Zachary membantunya mencari bukti kejahatan Vania. Padahal, itu hanya cara untuk mengalihkan perhatiannya.Dengan demikian, dia tidak menyadari bahwa suami misterius yang dinikahi Elaine adalah Zachary, juga tidak memperhatikan bahwa Jason langsung menjalin kerja sama besar dengan Elaine setelah kecelakaan itu.Sebenarnya, semua tanda sudah ada sejak awal. Vania sama sekali tidak pernah menyebut soal kecelakaan itu di hadapannya.Dengan kepribadian Vania yang bermuka dua, jika dia tahu sesuatu sebesar ini, dia pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menyak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 519

    Selesai makan, Janice berdiri dan bersiap pergi. Namun, Rachel tiba-tiba menggamit lengannya dengan akrab. "Janice, kenapa tiba-tiba mau menikah dengan Thiago? Aku kira kamu dan kakakku ....""Nggak, kamu sudah salah paham." Janice langsung memotong perkataannya, tidak ingin Rachel mengaitkan masalah ini dengan Landon.Rachel melirik ke sekeliling, lalu menarik Janice ke sudut ruangan. "Janice, meskipun Thiago bukan pria yang buruk, menurutku ibunya kurang baik. Saat menikah, kamu bukan hanya menikahi pria itu, tapi juga keluarganya.""Pikirkan baik-baik. Setidaknya cari seseorang seperti kakakku atau Jason. Kamu juga nggak kalah dari mereka kok."Mendengar itu, hati Janice terasa semakin getir. Kadang, dia berharap Rachel bisa menyombongkan diri dengan bangga, sehingga Janice bisa menemukan alasan untuk menjauh darinya atau bahkan membencinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.Seorang anak yang tumbuh dalam kasih sayang, meskipun tidak sempurna, tetap akan ada orang yang memujiny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 518

    Saat Janice kembali ke meja makan, matanya merah dan bengkak. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa dia baru saja menangis.Rachel segera meletakkan sendoknya dan menyerahkan selembar tisu. "Janice, ada apa?"Janice menggenggam tisu itu, lalu berkata dengan menahan diri, "Nggak apa-apa, sabun cuci tangan terciprat ke mataku tadi."Mendengar itu, Elaine melirik mata Janice yang memerah dan bengkak, lalu tersenyum sinis. Sambil menyeruput supnya, dia melirik Penny dengan penuh arti.Penny meletakkan sendoknya, lalu merapikan mantel bulu di bahunya. Dia menatap Janice dengan ekspresi penuh belas kasih. "Janice, kami sudah berdiskusi dengan Jason dan yang lainnya. Minggu depan kalian akan menikah. Nggak perlu acara yang terlalu mewah."Janice mengangkat matanya perlahan, lalu menatap Jason dengan dingin. "Nggak perlu kasih tahu aku.""Bagus kalau kamu mengerti. Seorang wanita harus mengikuti dan mematuhi suaminya. Wanita zaman sekarang terlalu dimanjakan, seharusnya diajari untuk patu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 517

    Rupanya begitu. Bulu mata tebalnya menutupi kilatan di matanya, lalu dia menyahut dengan suara dingin, "Aku nggak suka."Akhirnya, Rachel memesan ronde. Thiago sudah tiga kali mendesak, barulah pelayan mengutamakan untuk mengantarkan pesanan mereka.Rachel membagikan ronde itu kepada semua orang, kecuali Janice. Setelah mencicipi sesendok, dia mendekat ke Jason dan berkata, "Nggak seenak yang kamu beli.""Hm." Jason hanya menanggapi dengan datar.Janice tetap terlihat tenang, tetapi Penny yang duduk di seberang tampak kurang puas. "Janice, kamu harus makan lebih banyak daging. Kalau nggak, gimana bisa melahirkan nanti? Nih, ini potongan yang berlemak. Aku ambilkan untukmu. Jangan bilang keluarga kami nggak memperlakukanmu dengan baik."Janice mengernyit. "Nggak perlu."Namun, Penny sama sekali tidak mendengarkannya. Dia langsung mengambil sepotong besar daging berlemak dan berminyak, lalu menaruhnya ke piring Janice.Thiago meliriknya dari samping. "Dengar kata ibuku."Janice menggigit

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 515

    Meskipun tidak sebanding dengan Keluarga Karim, Keluarga Tandiono cukup terkenal di bidang pelayaran. Hanya saja, Keluarga Tandiono telah lama menetap di luar negeri dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Elaine.Jika Elaine begitu meremehkannya, lalu kenapa dia memperkenalkan keluarga seperti ini padanya?Penny mendongak saat mendengar suara Janice, menatapnya dari atas hingga bawah dengan teliti. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, seolah-olah sedang menilai barang dagangan.Beberapa saat kemudian, dia berdecak pelan. "Wajahnya lumayan, tapi terlalu kurus. Thiago adalah satu-satunya penerus keluarga kami di generasi keempat. Kamu bisa melahirkan anak laki-laki nggak?"Mendengar itu, Janice melirik Thiago. Tatapan pria itu tetap aneh. Bukan seperti pria yang sedang menilai wanita, tetapi jelas dia sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Ada perasaan tidak nyaman yang mendalam, membuatnya sulit ditebak.Jika Penny tidak menyukainya, Janice punya alasan untuk Ela

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 514

    Begitu Norman selesai bicara, Jason membuka pintu dan keluar.Ketiga orang itu berpandangan.Arya merasa lucu. "Kamu diusir?"Jason mengernyit. "Dia mau tidur."Arya menahan tawa. Siapa yang akan percaya alasan buruk seperti itu?Jason meliriknya. "Awasi dia, jangan biarkan dia berbuat macam-macam."Mendengar itu, Arya langsung paham bahwa Jason sudah mengetahui sebagian besar situasinya. Namun, soal Ivy, dia pasti belum tahu.Arya ragu sejenak sebelum bertanya, "Gimana kalau orang lain yang macam-macam?"Tatapan Jason sontak menjadi dingin. "Grup Karim dan Grup Hartono akan segera bekerja sama. Nggak boleh terjadi kesalahan."Arya terdiam, hanya mengangguk tanpa berkata lagi. Kadang, dia mengagumi ketenangan Jason. Kadang, dia juga merasa prihatin dengan sikap dinginnya.Mungkin Janice benar. Jason memang ditakdirkan menjadi raja yang berkuasa, sedangkan cinta hanyalah hiasan yang tidak penting.Pada saat itu, Arya merasa bersyukur karena Janice bisa melepaskan diri lebih cepat. Jadi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 513

    Janice mencium aroma manis itu. Tiba-tiba, tatapannya menjadi serius dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul di hatinya.Di depan, pria dingin dan angkuh itu berdiri di bawah cahaya lampu dengan tatapan membara yang tertuju padanya.Janice mengalihkan pandangannya, ekspresinya tetap sedingin tadi. "Aku nggak suka. Kalian bawa pulang saja."Norman melirik Jason dengan ragu. Jason maju, mengambil termos makanan dari tangan Norman, lalu duduk di tepi tempat tidur.Dengan jari yang panjang, dia mengaduk isi termos dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Janice."Makan.""Nggak mau.""Aku bisa menyuapimu, tapi tanpa sendok." Jason mengucapkan kalimat tak tahu malu itu dengan wajah datar."Kamu ....""Aku nggak tahu malu," sela Jason.Janice menggertakkan giginya, merebut sendok itu, dan menunduk untuk makan. Meskipun tidak ingin mengakuinya, koki Keluarga Karim memang setara dengan koki bintang lima. Ronde ini sederhana, tapi sangat autentik.Manisnya pas di lidahnya, dengan ar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 512

    Punggung tangan Janice tersentuh sesuatu yang panas. Dia refleks menariknya, tetapi genggaman pria itu justru semakin erat. Cengkeramannya seolah-olah ingin menghancurkannya.Janice mengernyit, berusaha melepaskan diri. Ketika dia ingin bicara, matanya tertuju pada perban di tangan Jason.Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan hitam pekat pria itu. Cahaya lampu yang hangat jatuh di sudut mata Jason, tetapi tak sedikit pun melembutkan ekspresinya.Janice menatapnya lekat-lekat, "Jason, ada urusan lain? Kalau Keluarga Karim merasa aku harus menerima sisa sembilan cambukan itu, aku bisa kembali sekarang, asalkan aku bisa terlepas dari keluarga ini.""Kamu harus bicara seperti itu padaku?" Jason menatapnya, suara dinginnya mengandung emosi yang sulit ditebak.Janice tertawa sinis. "Memangnya kita sedekat itu?" Dia menghindari tatapan Jason dengan dingin, ingin menjauh darinya.Melihat Janice yang begitu dingin dan menghindarinya, emosi Jason yan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status