Share

Bab 342

Author: Danira Widia
Setelah makan dan minum obat sesuai anjuran dokter, Janice berbaring di tempat tidur dan mulai merasa mengantuk. Secara samar-samar, dia mendengar Ivy berkata akan kembali ke hotel. Janice hanya bergumam pelan sebelum terlelap.

Namun, entah kenapa, dia merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya dari sisi tempat tidur. Dia menyipitkan mata untuk melihat sekilas, lalu membalikkan badan.

Detik berikutnya, dia tiba-tiba membuka mata lebar-lebar dan langsung melompat dari tempat tidur. Kemudian, dia menoleh dengan waspada ke arah pria di sisi tempat tidur.

"Paman Jason, ini sudah larut malam. Ada apa mencariku?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.

"Sudah makan?" tanya Jason dengan suara rendah.

"Sudah ...."

Janice baru saja hendak menjawab, tetapi Norman yang berdiri di belakang Jason, mengangkat kantong makanan di tangannya sambil memberikan isyarat yang jelas dengan ekspresinya.

"Bu Janice! Ini camilan khas Kota Gunang. Pak Jason belum makan dan sengaja membawanya untuk makan bers
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
LastutiA
jadi vania itu peliharaan si anwar to.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 343

    Janice tidak menjawab. Agar tidak membuat Ivy khawatir, dia bersikeras mengatakan bahwa tamparan itu tidak sakit. Setelah mengompresnya dengan kantong es selama setengah jam, dia langsung tidur.Jason bisa membaca pikirannya dengan mudah. Dia melirik ke arah Norman yang berdiri di pintu. Norman segera keluar dari kamar tanpa banyak bicara.Janice mencoba memanfaatkan kesempatan itu untuk turun dari pangkuan Jason, tetapi dia malah memutar kursi rodanya, menjepitnya di antara meja dan dirinya.Dalam sekejap, dada hangat Jason menempel pada tubuhnya. Napas hangat pria itu menyapu wajahnya, membuat pipinya yang sudah terasa perih semakin panas.Di dekat telinganya, suara Jason yang serak terdengar, "Kenyang?"Janice mengangguk cepat. "Kamu makan saja.""Nggak suka."Kalau tidak suka, kenapa beli sebanyak ini?Janice melirik makanan di atas meja. Semua itu adalah makanan yang sempat dia lewatkan di pasar malam beberapa hari lalu. Dia tertegun sejenak, lalu tanpa sadar menoleh ke arah Jason

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 344

    Arya mengambil kartu kamar tanpa melihatnya terlalu detail dan langsung memasukkannya ke dalam saku."Baiklah, kamu memang perhatian, bahkan sudah menyiapkan kamar untukku. Kalau begitu, aku balik dulu. Baru turun dari pesawat saja aku dengar ada masalah di sini. Koperku masih di meja perawat.""Ya." Jason hanya melirik Arya tanpa banyak bicara.Setelah Arya pergi, Jason meminta Norman untuk menugaskan seseorang mengikutinya.Ruangan pun kembali hening.Janice menatap Jason dengan bingung. "Paman Jason, itu kartu kamar apa?""Kartu kamar hotel," jawab Jason singkat, jelas tidak berniat memberikan penjelasan lebih lanjut. Janice mendengus, lalu mulai membereskan makanan di meja."Kemari." Jason memutar kursi rodanya sedikit dan menunjuk kursi di depannya.Janice yang sudah lelah dengan semua ini, akhirnya duduk dengan malas. "Ada apa lagi?"Tiba-tiba, Jason mendekat. Janice terpaku sesaat. Baru saja dia hendak menghindar, tetapi dagunya sudah dicengkeram lembut oleh Jason. Cengkraman it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 345

    Setelah melihat helm itu lebih jelas, Arya tertegun di tempat. Itu adalah helm yang dia pesan khusus untuk Azka, bahkan ada tulisan tangannya di sana: Keselamatan senantiasa menyertai.Namun, bukankah Azka sedang dalam masa pemulihan?Dengan perasaan bingung, Arya mendekati helm itu. Suara aktivitas pasangan di dalam kamar itu terdengar semakin jelas. Dia berniat untuk berbalik, tetapi secara tidak sengaja melihat wajah wanita di atas tempat tidur.Vania!Arya merasa marah. Dia maju beberapa langkah dengan tangan yang mengepal memegang kartu kamar, tetapi akhirnya dia menarik napas dalam-dalam dan keluar dari kamar dengan tenang.Jason memberikan kartu kamar itu kepadanya karena tidak ingin Arya bertindak gegabah.....Di kamar rumah sakit.Jason mendengar pintu terbuka tetapi tidak terlihat terkejut. Dia mengeluarkan dua batang rokok, lalu menyerahkan satu kepada Arya."Apa maksudmu ini?" tanya Arya dengan nada datar.Jason hanya meliriknya, kemudian menyalakan rokok Arya setelah meli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 346

    Di dalam ruang VIP.Kekaguman Jacky terhadap Janice sudah sangat jelas, dia hampir memperkenalkan Janice kepada semua orang yang ditemuinya. Janice pun menjadi pusat perhatian sepanjang acara.Namun, di tengah acara, ponsel Janice tiba-tiba berdering. Dia melirik layar dan terkejut melihat itu adalah panggilan dari Norman.Setelah ragu beberapa detik, Janice memutuskan untuk keluar dari ruang VIP dengan alasan pergi ke kamar kecil."Norman, ada apa?" tanyanya saat menerima panggilan."Bu Janice, cepat pergi ke kamar Pak Jason, dia ...."Tiba-tiba, suara Norman terputus. Ada bunyi benda bergulir dari tempat tinggi, disusul dengan suara gangguan statis. Janice terdiam sesaat sebelum langsung berlari ke arah lift.Menyadari bahwa sepatu hak tinggi menghalangi gerakannya, dia segera melepasnya dan berlari tanpa alas kaki menuju lift. Namun, siapa sangka ada seseorang yang tidak memadamkan rokoknya dan membuangnya di dalam lift."Ah!"Janice melompat karena rasa panas di telapak kakinya. Pa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 347

    Selain panggilan dari Norman, sisanya berasal dari Jason. Janice menghapus semuanya tanpa ragu.Dalam lebih dari dua minggu berikutnya, berkat rekomendasi dari Jacky, Janice mendapatkan kesempatan untuk menghadiri peluncuran produk baru Amanda, sehingga jadwalnya sangat padat.Selama itu, Ivy dua kali mengajaknya ke rumah Keluarga Karim, tetapi Janice menolak keduanya.Adapun Vania, sejak kembali dari Kota Gunang, dia tampak lebih berseri-seri dan tidak lagi mencari masalah dengan Janice. Janice akhirnya bisa menikmati ketenangan.Pagi hari setelah melewati malam tanpa tidur, Janice sedang memandangi lingkaran hitam di bawah matanya ketika dia menerima telepon dari Ivy."Malam ini datang ke rumah Keluarga Karim untuk makan malam.""Nggak mau, aku sibuk," jawab Janice tegas."Ini undangan dari Pak Anwar," tambah Ivy."Baiklah."Setelah menutup telepon, Janice kembali ke tempat tidur, tetapi dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Sore harinya, dia membawa sekeranjang buah dan menuju ke rum

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 348

    Mendengar kabar bahwa Vania hamil, tangan Janice gemetaran dan mangkuk sup di tangannya terjatuh ke meja. Sup panas tumpah ke tubuhnya hingga membasahi pakaiannya.Semua orang langsung menoleh ke arahnya. Tatapan mereka penuh dengan keheranan dan sedikit penghinaan. Bagaimanapun, pertemuan sebesar ini terakhir kalinya adalah untuk menghukum Janice atas insiden yang melibatkan tuduhan bahwa dia menjebak Jason.Janice buru-buru berdiri, lalu mengambil tisu untuk membersihkan dirinya. "Maaf," katanya singkat.Anwar hanya meliriknya dengan ekspresi tidak senang. "Penampilanmu sudah begini, mau gimana lagi menemui orang?" Nada bicaranya jelas menyuruh Janice pergi.Tangan Janice yang sedang menyeka tubuhnya terhenti sesaat, dan dia akhirnya mengerti alasan Anwar bersikeras mengundangnya ke acara ini. Alasan untuk "membuang sial" itu tidak lain adalah dirinya.Janice menundukkan kepala dan mengangguk. "Baik. Silakan lanjutkan makan." Dia mengambil tasnya dan meninggalkan ruang makan. Tatapan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 349

    Vania menyelipkan cek ke tangan Janice dengan santai, wajahnya penuh dengan senyum mengejek. Janice hanya merasa terkejut dan tak habis pikir. Apakah ini artinya dia sedang membantu suaminya mencari simpanan?Janice tersenyum tipis sambil mengangkat cek itu di depan Vania. "Bu Vania begitu murah hati, benar-benar pantas menyandang gelar nyonya. Tapi untuk urusan ini, sebaiknya kita tanya pendapat Pak Anwar dulu.""Yuk, kita pergi sama-sama. Aku yakin beliau dan para senior lainnya pasti akan sangat terharu dengan kemurahan hatimu."Mendengar bahwa Janice ingin membawa masalah ini kepada Anwar, senyum angkuh Vania langsung membeku. Dia tidak bisa melangkah maju setengah langkah pun."Jadi kamu juga takut, ya," ujar Janice sambil tersenyum, lalu melemparkan cek itu ke wajah Vania."Vania, berhenti berpura-pura anggun di sini. Daripada menghabiskan waktu untuk menghinaku, lebih baik kamu pastikan suamimu nggak pergi ke mana-mana. Kenapa? Bahkan dengan anak pun kamu nggak bisa menahannya?

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 350

    "Bu Vania, adikku punya pacar dan katanya dia cuma mau menikah kalau punya mobil bagus. Jadi, bagaimana ...."Malia bahkan tidak repot-repot berbasa-basi kali ini. Dia langsung meminta uang secara terang-terangan.Vania marah besar. Keluarga Vania bukan lagi keluarga terhormat seperti dulu.Setelah Jason menarik dananya, perusahaan keluarga mereka semakin merosot. Di tengah keterpurukan itu, dia sempat membujuk ayahnya untuk berinvestasi di perusahaan milik Amanda, tetapi hasilnya malah membuat mereka kehilangan segalanya.Selama di Kota Gunang, Kengo dan Kenta yang melihat perhatian Jason terhadapnya memberikan banyak keuntungan untuk mencoba membujuknya. Vania langsung mengirimkan semua uang itu ke rumah untuk menambal kekurangan.Vania mengira segalanya akan berjalan lancar, tetapi Kengo dan Kenta akhirnya ditangkap. Sekarang Jason ingin melakukan audit keuangan, dan dia harus mengembalikan uang itu tanpa ada kekurangan sedikit pun.Kini keluarga Vania hanyalah bayangan dari kejayaa

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 515

    Meskipun tidak sebanding dengan Keluarga Karim, Keluarga Tandiono cukup terkenal di bidang pelayaran. Hanya saja, Keluarga Tandiono telah lama menetap di luar negeri dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Elaine.Jika Elaine begitu meremehkannya, lalu kenapa dia memperkenalkan keluarga seperti ini padanya?Penny mendongak saat mendengar suara Janice, menatapnya dari atas hingga bawah dengan teliti. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, seolah-olah sedang menilai barang dagangan.Beberapa saat kemudian, dia berdecak pelan. "Wajahnya lumayan, tapi terlalu kurus. Thiago adalah satu-satunya penerus keluarga kami di generasi keempat. Kamu bisa melahirkan anak laki-laki nggak?"Mendengar itu, Janice melirik Thiago. Tatapan pria itu tetap aneh. Bukan seperti pria yang sedang menilai wanita, tetapi jelas dia sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Ada perasaan tidak nyaman yang mendalam, membuatnya sulit ditebak.Jika Penny tidak menyukainya, Janice punya alasan untuk Ela

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 514

    Begitu Norman selesai bicara, Jason membuka pintu dan keluar.Ketiga orang itu berpandangan.Arya merasa lucu. "Kamu diusir?"Jason mengernyit. "Dia mau tidur."Arya menahan tawa. Siapa yang akan percaya alasan buruk seperti itu?Jason meliriknya. "Awasi dia, jangan biarkan dia berbuat macam-macam."Mendengar itu, Arya langsung paham bahwa Jason sudah mengetahui sebagian besar situasinya. Namun, soal Ivy, dia pasti belum tahu.Arya ragu sejenak sebelum bertanya, "Gimana kalau orang lain yang macam-macam?"Tatapan Jason sontak menjadi dingin. "Grup Karim dan Grup Hartono akan segera bekerja sama. Nggak boleh terjadi kesalahan."Arya terdiam, hanya mengangguk tanpa berkata lagi. Kadang, dia mengagumi ketenangan Jason. Kadang, dia juga merasa prihatin dengan sikap dinginnya.Mungkin Janice benar. Jason memang ditakdirkan menjadi raja yang berkuasa, sedangkan cinta hanyalah hiasan yang tidak penting.Pada saat itu, Arya merasa bersyukur karena Janice bisa melepaskan diri lebih cepat. Jadi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 513

    Janice mencium aroma manis itu. Tiba-tiba, tatapannya menjadi serius dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul di hatinya.Di depan, pria dingin dan angkuh itu berdiri di bawah cahaya lampu dengan tatapan membara yang tertuju padanya.Janice mengalihkan pandangannya, ekspresinya tetap sedingin tadi. "Aku nggak suka. Kalian bawa pulang saja."Norman melirik Jason dengan ragu. Jason maju, mengambil termos makanan dari tangan Norman, lalu duduk di tepi tempat tidur.Dengan jari yang panjang, dia mengaduk isi termos dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Janice."Makan.""Nggak mau.""Aku bisa menyuapimu, tapi tanpa sendok." Jason mengucapkan kalimat tak tahu malu itu dengan wajah datar."Kamu ....""Aku nggak tahu malu," sela Jason.Janice menggertakkan giginya, merebut sendok itu, dan menunduk untuk makan. Meskipun tidak ingin mengakuinya, koki Keluarga Karim memang setara dengan koki bintang lima. Ronde ini sederhana, tapi sangat autentik.Manisnya pas di lidahnya, dengan ar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 512

    Punggung tangan Janice tersentuh sesuatu yang panas. Dia refleks menariknya, tetapi genggaman pria itu justru semakin erat. Cengkeramannya seolah-olah ingin menghancurkannya.Janice mengernyit, berusaha melepaskan diri. Ketika dia ingin bicara, matanya tertuju pada perban di tangan Jason.Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan hitam pekat pria itu. Cahaya lampu yang hangat jatuh di sudut mata Jason, tetapi tak sedikit pun melembutkan ekspresinya.Janice menatapnya lekat-lekat, "Jason, ada urusan lain? Kalau Keluarga Karim merasa aku harus menerima sisa sembilan cambukan itu, aku bisa kembali sekarang, asalkan aku bisa terlepas dari keluarga ini.""Kamu harus bicara seperti itu padaku?" Jason menatapnya, suara dinginnya mengandung emosi yang sulit ditebak.Janice tertawa sinis. "Memangnya kita sedekat itu?" Dia menghindari tatapan Jason dengan dingin, ingin menjauh darinya.Melihat Janice yang begitu dingin dan menghindarinya, emosi Jason yan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 511

    Arya menekan dadanya, lalu mencebik. "Aku rasa Elaine punya niat jahat terhadap Janice dan ibunya. Lebih baik tetap berhati-hati."Dia seolah-olah mengatakannya, tetapi juga seolah-olah tidak. Dengan begitu, dia tidak melanggar janjinya kepada Janice."Hm." Jason menunduk, menatap rokok di tangannya, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu tetapi menahan diri.Arya sontak mengerti apa yang ada di pikirannya. Dia mendekat dan tersenyum tipis. "Kamu nggak mau ke rumah sakit melihatnya?""Nggak.""Hah, pantas saja kamu menderita!" Arya mengangkat kotak obatnya dan pergi.Di dalam ruangan, cahaya merah dari rokok perlahan meredup dan Jason pun terdiam.Beberapa saat kemudian, Rachel masuk sambil membawa teh yang baru diseduh. "Dokter Arya sudah pergi?”"Hm." Jason meletakkan rokoknya dan menerima teh dari tangannya.Rachel melirik punggung Jason, hatinya terasa agak sesak. Dia mengepalkan tangannya untuk menenangkan diri. "Jason, kenapa kamu menggantikan Janice menerima sembilan cambukan itu?

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 510

    Tidak, ini tidak benar.Di kehidupan sebelumnya, Vania dan Elaine bahkan tidak saling mengenal. Janice dan Ivy juga tidak pernah bertemu dengan Elaine. Jadi, bagaimana mungkin kematian mereka berkaitan dengan Elaine?Sekarang, Vania yang wajahnya hancur dan kakinya patah telah kehilangan kewarasannya. Keluarga Tanaka telah mengurungnya di rumah sakit jiwa.Beberapa hari lalu, ada seorang netizen yang menjenguknya dan mengatakan bahwa Vania tersiksa hingga menjadi gila. Mungkin ini adalah hukuman terbaik baginya.Jadi, dengan kepribadian Elaine yang selalu berada di atas, mana mungkin dia mau berurusan dengan seorang pasien gangguan jiwa?Janice mengusap kepalanya yang terasa sakit. Dia masih tidak bisa menghubungkan semua kejadian ini. Tiba-tiba, dia teringat pada sesuatu, kerja sama bernilai puluhan triliun.Baik di kehidupan sebelumnya maupun sekarang, satu-satunya orang yang memiliki hubungan dengan Elaine adalah Jason. Bagaimana jika penyebab kematian Zachary dan Ivy sebenarnya han

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 509

    Janice menatap wajah Zachary. Tanpa sadar, pikirannya melayang ke pria misterius yang menikahi Elaine di kehidupan sebelumnya.Terlalu mirip. Namun, saat itu Zachary dan Ivy sudah meninggal. Janice sendiri yang mengurus segala keperluan untuk pemakaman. Karena kematian mereka, dia jatuh sakit selama setengah bulan.Janice tidak bisa tidur dengan punggung bersandar, jadi Zachary khawatir dia kedinginan. Dia lantas meminta asistennya untuk membelikan jaket bulu angsa yang ringan dan hangat."Cepat pakai. Kalau ibumu melihatmu seperti ini, dia pasti akan menangis diam-diam lagi." Setiap kalimat Zachary selalu berujung pada Ivy.Janice merasa terharu sekaligus berat untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada ibunya. Dia menggigit bibirnya, lalu bertanya, "Paman, apa yang dikatakan Bu Elaine tadi benar? Kamu rela diabaikan keluarga karena ibuku?"Tangan Zachary yang sedang membantu merapikan lengan bajunya sedikit terhenti. Dia tersenyum santai. "Apa yang kamu pikirkan? Aku memang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 508

    Seperti yang dikatakan Arya, Elaine bisa mengalahkan para pria dan naik ke posisi ini bukan tanpa alasan.Jadi, saat Janice membawa bukti untuk menghadapinya, itu sama saja seperti menyerahkan diri ke mulut harimau. Faktanya, dia datang bukan untuk menyerang, tetapi untuk memancing.Semakin buruk keadaannya terlihat, semakin besar kemungkinan Elaine percaya bahwa Janice sudah kehabisan akal.Dari cara Elaine berbicara kepada Zachary, Janice bisa melihat bahwa wanita itu memiliki harga diri yang tinggi. Dia tidak sudi bersaing dengan Ivy, apalagi merendahkan diri untuk berdamai dengan Zachary.Elaine ingin orang lain datang padanya, memohon belas kasihan. Dia menikmati perasaan berdiri di atas, mempermainkan hidup seseorang.Hanya saja, Ivy adalah istri Zachary. Tidak peduli sehebat apa Elaine, memprovokasi Ivy dengan cara seperti ini sama saja dengan menantang seluruh Keluarga Karim.Elaine mungkin tidak berani, kecuali dia memiliki dukungan. Benar saja, jawabannya pun terungkap. Tak d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status