Share

Bab 339

Penulis: Danira Widia
"Ini ... aku nggak tahu apa-apa. Yang jelas, mereka punya bukti yang lengkap. Nggak ada yang bisa meloloskan diri," gumam Ivy, lalu memotong buah dan menyuapkannya ke mulut Janice.

Janice tahu bahwa orang-orang ini pasti mendapat bantuan untuk mendapatkan bukti itu. Selain Jason, tidak ada lagi orang yang memiliki kemampuan sebesar itu.

Janice menggigit apel yang terasa hambar. Dengan canggung, dia bertanya, "Ibu, gimana dengan Paman?"

"Ah! Mati!" Ivy melihat pisau buah yang hampir melukai dirinya. "Mau mati ya? Kamu sengaja mau bunuh ibumu?"

"Ma ... mati? Gimana dia bisa mati? Palingan kakinya patah, 'kan?" tanya Janice dengan suara yang bergetar.

"Aku bilang dia nggak mungkin mati!"

"Ibu, kamu nggak bisa bicara yang baik?" Janice mengernyit.

"Ngapain kamu gugup? Di jalan tadi, kamu terus teriak memanggil pamanmu itu! Untung ada aku yang menutup mulutmu!"

"Ibu! Aku lapar, belikan aku makanan dong," sela Janice dengan lantang.

Ivy mendengus, lalu berbalik untuk pergi membeli makanan. J
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 340

    Saat mendengar Anwar datang, Janice langsung mendorong Jason. Jason yang kakinya terluka pun sedikit tergoyang sebelum akhirnya menstabilkan tubuhnya. Kemudian, dia menatap Janice dengan tatapan suram."Kamu kembali dulu.""Ya."Setelah berpikir sejenak, Janice mengiakan. Bagaimanapun, dia tidak bisa menjelaskan masalah ini dengan baik.Namun, ketika Janice hendak pergi, pintu bangsal tiba-tiba didorong dari luar dengan kuat. Begitu masuk dan melihat Jason terluka, tatapan Anwar langsung dipenuhi amarah. Dia melirik Janice dan sontak melayangkan tamparan."Ini caramu membalas kebaikan Keluarga Karim? Dasar pembawa sial!"Janice belum pulih sehingga tubuhnya masih lemah. Dia lantas menabrak dinding hingga kepalanya pusing dan sudut bibirnya berdarah.Meskipun demikian, Anwar masih tidak puas dan ingin memukul lagi. Saat berikutnya, tangan yang menggantung di udara diraih oleh Jason.Karena gerakan yang terlalu cepat dan memaksa, luka pada kaki Jason pun robek kembali. Perban seketika me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 341

    "Nggak, cuma merasa kamu sepertinya punya sesuatu yang ingin dikatakan padaku." Jason merokok dengan tenang tanpa tergesa-gesa.Anwar mengerutkan alisnya lebih dalam dan menatap Jason dengan tajam. Dia sangat ingin memahami apa yang ada di pikiran putranya. Namun, semakin dia mencoba, semakin rasanya seperti terhalang oleh kabut asap yang tebal.Hanya saja, karena pembicaraan sudah sampai pada titik ini, dia merasa tidak perlu lagi bertele-tele."Masalah Kenta dan Kengo ini ditangani dengan buruk. Cari alasan untuk segera membebaskan mereka. Soal Janice, pastikan dia diam dan nggak buat keributan supaya nama baik Keluarga Karim nggak rusak."Jason menepuk-nepuk abu rokok di jarinya yang menyala lemah, lalu tersenyum dingin. "Nama baik Keluarga Karim sebenarnya dirusak oleh Janice atau oleh orang lain?"Anwar mendengus. "Apa maksudmu?"Jason tidak menjawab, dia langsung membuka ponsel dan memutar rekaman percakapan yang disimpan Janice. Semakin lama Anwar mendengarkan, semakin muram waj

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 342

    Setelah makan dan minum obat sesuai anjuran dokter, Janice berbaring di tempat tidur dan mulai merasa mengantuk. Secara samar-samar, dia mendengar Ivy berkata akan kembali ke hotel. Janice hanya bergumam pelan sebelum terlelap.Namun, entah kenapa, dia merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya dari sisi tempat tidur. Dia menyipitkan mata untuk melihat sekilas, lalu membalikkan badan.Detik berikutnya, dia tiba-tiba membuka mata lebar-lebar dan langsung melompat dari tempat tidur. Kemudian, dia menoleh dengan waspada ke arah pria di sisi tempat tidur."Paman Jason, ini sudah larut malam. Ada apa mencariku?" tanyanya dengan nada sedikit kesal."Sudah makan?" tanya Jason dengan suara rendah."Sudah ...."Janice baru saja hendak menjawab, tetapi Norman yang berdiri di belakang Jason, mengangkat kantong makanan di tangannya sambil memberikan isyarat yang jelas dengan ekspresinya."Bu Janice! Ini camilan khas Kota Gunang. Pak Jason belum makan dan sengaja membawanya untuk makan bers

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 343

    Janice tidak menjawab. Agar tidak membuat Ivy khawatir, dia bersikeras mengatakan bahwa tamparan itu tidak sakit. Setelah mengompresnya dengan kantong es selama setengah jam, dia langsung tidur.Jason bisa membaca pikirannya dengan mudah. Dia melirik ke arah Norman yang berdiri di pintu. Norman segera keluar dari kamar tanpa banyak bicara.Janice mencoba memanfaatkan kesempatan itu untuk turun dari pangkuan Jason, tetapi dia malah memutar kursi rodanya, menjepitnya di antara meja dan dirinya.Dalam sekejap, dada hangat Jason menempel pada tubuhnya. Napas hangat pria itu menyapu wajahnya, membuat pipinya yang sudah terasa perih semakin panas.Di dekat telinganya, suara Jason yang serak terdengar, "Kenyang?"Janice mengangguk cepat. "Kamu makan saja.""Nggak suka."Kalau tidak suka, kenapa beli sebanyak ini?Janice melirik makanan di atas meja. Semua itu adalah makanan yang sempat dia lewatkan di pasar malam beberapa hari lalu. Dia tertegun sejenak, lalu tanpa sadar menoleh ke arah Jason

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 344

    Arya mengambil kartu kamar tanpa melihatnya terlalu detail dan langsung memasukkannya ke dalam saku."Baiklah, kamu memang perhatian, bahkan sudah menyiapkan kamar untukku. Kalau begitu, aku balik dulu. Baru turun dari pesawat saja aku dengar ada masalah di sini. Koperku masih di meja perawat.""Ya." Jason hanya melirik Arya tanpa banyak bicara.Setelah Arya pergi, Jason meminta Norman untuk menugaskan seseorang mengikutinya.Ruangan pun kembali hening.Janice menatap Jason dengan bingung. "Paman Jason, itu kartu kamar apa?""Kartu kamar hotel," jawab Jason singkat, jelas tidak berniat memberikan penjelasan lebih lanjut. Janice mendengus, lalu mulai membereskan makanan di meja."Kemari." Jason memutar kursi rodanya sedikit dan menunjuk kursi di depannya.Janice yang sudah lelah dengan semua ini, akhirnya duduk dengan malas. "Ada apa lagi?"Tiba-tiba, Jason mendekat. Janice terpaku sesaat. Baru saja dia hendak menghindar, tetapi dagunya sudah dicengkeram lembut oleh Jason. Cengkraman it

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 345

    Setelah melihat helm itu lebih jelas, Arya tertegun di tempat. Itu adalah helm yang dia pesan khusus untuk Azka, bahkan ada tulisan tangannya di sana: Keselamatan senantiasa menyertai.Namun, bukankah Azka sedang dalam masa pemulihan?Dengan perasaan bingung, Arya mendekati helm itu. Suara aktivitas pasangan di dalam kamar itu terdengar semakin jelas. Dia berniat untuk berbalik, tetapi secara tidak sengaja melihat wajah wanita di atas tempat tidur.Vania!Arya merasa marah. Dia maju beberapa langkah dengan tangan yang mengepal memegang kartu kamar, tetapi akhirnya dia menarik napas dalam-dalam dan keluar dari kamar dengan tenang.Jason memberikan kartu kamar itu kepadanya karena tidak ingin Arya bertindak gegabah.....Di kamar rumah sakit.Jason mendengar pintu terbuka tetapi tidak terlihat terkejut. Dia mengeluarkan dua batang rokok, lalu menyerahkan satu kepada Arya."Apa maksudmu ini?" tanya Arya dengan nada datar.Jason hanya meliriknya, kemudian menyalakan rokok Arya setelah meli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 346

    Di dalam ruang VIP.Kekaguman Jacky terhadap Janice sudah sangat jelas, dia hampir memperkenalkan Janice kepada semua orang yang ditemuinya. Janice pun menjadi pusat perhatian sepanjang acara.Namun, di tengah acara, ponsel Janice tiba-tiba berdering. Dia melirik layar dan terkejut melihat itu adalah panggilan dari Norman.Setelah ragu beberapa detik, Janice memutuskan untuk keluar dari ruang VIP dengan alasan pergi ke kamar kecil."Norman, ada apa?" tanyanya saat menerima panggilan."Bu Janice, cepat pergi ke kamar Pak Jason, dia ...."Tiba-tiba, suara Norman terputus. Ada bunyi benda bergulir dari tempat tinggi, disusul dengan suara gangguan statis. Janice terdiam sesaat sebelum langsung berlari ke arah lift.Menyadari bahwa sepatu hak tinggi menghalangi gerakannya, dia segera melepasnya dan berlari tanpa alas kaki menuju lift. Namun, siapa sangka ada seseorang yang tidak memadamkan rokoknya dan membuangnya di dalam lift."Ah!"Janice melompat karena rasa panas di telapak kakinya. Pa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 347

    Selain panggilan dari Norman, sisanya berasal dari Jason. Janice menghapus semuanya tanpa ragu.Dalam lebih dari dua minggu berikutnya, berkat rekomendasi dari Jacky, Janice mendapatkan kesempatan untuk menghadiri peluncuran produk baru Amanda, sehingga jadwalnya sangat padat.Selama itu, Ivy dua kali mengajaknya ke rumah Keluarga Karim, tetapi Janice menolak keduanya.Adapun Vania, sejak kembali dari Kota Gunang, dia tampak lebih berseri-seri dan tidak lagi mencari masalah dengan Janice. Janice akhirnya bisa menikmati ketenangan.Pagi hari setelah melewati malam tanpa tidur, Janice sedang memandangi lingkaran hitam di bawah matanya ketika dia menerima telepon dari Ivy."Malam ini datang ke rumah Keluarga Karim untuk makan malam.""Nggak mau, aku sibuk," jawab Janice tegas."Ini undangan dari Pak Anwar," tambah Ivy."Baiklah."Setelah menutup telepon, Janice kembali ke tempat tidur, tetapi dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.Sore harinya, dia membawa sekeranjang buah dan menuju ke rum

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 396

    Di rumah merah, interior rumah itu sangat indah, tetapi entah mengapa ada aura menyeramkan di setiap sudutnya. Yoshua yang terbiasa dilayani orang lain, hanya menyisakan dua pelayan untuk merawat Tracy.Janice dibawa ke sebuah kamar di lantai atas. Begitu pintu terbuka, ruangan itu gelap gulita. Dia bahkan belum sempat menyesuaikan diri saat tiba-tiba didorong hingga terjatuh ke lantai.Janice menopang tubuhnya dan berusaha menyerbu ke luar, tetapi pintu sudah terkunci rapat. Seketika, ketakutan akan kegelapan menjalar di hati. Dia meraba dinding untuk mencari saklar dan menyalakan lampu.Saat melihat jelas isi ruangan, wajahnya langsung pucat pasi. Pikirannya belum sepenuhnya menangkap apa yang terjadi, tetapi tubuhnya sudah bereaksi dengan sangat cepat."Huek!" Janice bergegas masuk ke kamar mandi dan muntah dengan hebat. Setelah tidak ada lagi yang bisa dimuntahkan, kedua tangannya diletakkan di wastafel untuk menopang tubuhnya.Saat menatap ke cermin, dia melihat wajahnya perlahan-

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 395

    Jason mengeluarkan ponsel, memutar rekaman panggilan telepon yang dilakukan oleh Vania kepada kekasihnya di luar negeri."Sayang, aku akan terbang saat natal. Kamu harus datang menjemputku. Aku benar-benar muak dengan Azka si bodoh ini!"Vania tertegun seperti patung. Bibirnya bergetar karena ketakutan, "Azka, bukan seperti itu. Aku cuma ...."Azka tersenyum tipis dan langsung memeluknya. "Nggak apa-apa, aku percaya padamu."Tepat saat Vania merasa lega, Arya muncul. "Azka! Kamu gila ya? Kamu jelas-jelas dimanfaatkan olehnya! Dia sama sekali nggak mencintaimu! Dia mendekatimu cuma karena kamu adikku! Tujuannya untuk mengetahui keberadaan dan situasi Jason melalui dirimu!""Aku tahu." Azka tertawa terbahak-bahak. "Aku tahu segalanya."Kali ini, bukan hanya Arya yang tertegun, tetapi Vania juga.Azka menunjuk ke arah Arya dan tertawa sinis. "Sejak kecil, kamu selalu menjadi teladan di mata orang lain. Kamu nggak pernah berbuat salah, sedangkan aku selalu salah dalam segala hal yang kulak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 394

    Ruangan di bangsal menjadi sunyi.Jason menatap angka-angka di layar dengan tatapan dingin. "Apa maksud angka 1, 2, dan 3?""1 berarti rumah, 2 berarti tempat kerjaku, dan 3 berarti luar kota," jawab Ivy segera tanpa berani menunda.Ibu dan anak itu hidup saling bergantung, sehingga harus berhati-hati. Saat masih muda, Ivy pernah diikuti oleh seorang pria. Kemudian, putrinya yang cantik, Janice, juga pernah menjadi target orang jahat.Itu sebabnya, mereka berdua menciptakan kode ini. Jika terjadi masalah dan tidak bisa menelepon, mereka akan mengirim pesan.Saat itu, Janice masih kecil. Hidup mereka berpusat di rumah dan tempat kerja, jadi tidak ada banyak angka dalam kode itu.Zachary berasumsi, "Apa mungkin Janice dibawa ke luar kota?"Ivy mengernyit, "Kalaupun ke kota lain, seharusnya itu angka 4. Dia pasti tahu aku bisa mengerti dan nggak mungkin salah mengirim angka. Kenapa malah kirim angka 5?""Ke luar negeri," ucap Jason sebelum berbalik meninggalkan ruangan.Norman dan Arya se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 393

    Janice langsung mengirimkan serangkaian angka kepada Jason melalui pesan, lalu menggeser ke kiri untuk menghapus ruang obrolan.Melihat Tracy hampir pingsan, Janice akhirnya melepaskan tangannya. Sebenarnya, dia benar-benar ingin mencekik Tracy sampai mati.Namun di kehidupan ini, hidupnya baru saja dimulai dan dia pernah berjanji pada Vega bahwa dia akan menjadi diri yang berbeda. Dia tidak akan membiarkan orang seperti Tracy menghancurkan hidupnya.Setelah lolos dari cekikan, Tracy seperti orang gila yang berteriak keras, "Tolong! Tolong aku!"Saat berikutnya, pintu dibuka. Yoshua yang baru selesai membalut lukanya, segera masuk dengan pengawal.Yoshua sontak menarik Janice menjauh. "Janice, tenanglah! Kalau bukan karena Jason, kami nggak akan jatuh sampai seperti ini. Semua ini gara-gara dia!"Mendengar itu, Janice langsung terdiam. Wajahnya yang sudah pucat semakin pucat. Mata merahnya menatap Yoshua. "Kamu juga tahu? Kamu juga terlibat?"Yoshua baru sadar bahwa dirinya salah bicar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 392

    Ketika Janice terbangun lagi, ada seseorang berdiri di samping tempat tidurnya, menatapnya dengan tatapan suram.Begitu melihat wajah orang itu dengan jelas, Janice terkejut dan langsung bangkit. Dia menatap orang itu dengan waspada, Tracy.Penampilan Tracy kini sangat berbeda dari wanita anggun dan bermartabat yang ada di dalam ingatannya. Kemungkinan besar, jatuhnya Keluarga Hariwan memberi pukulan besar baginya. Rambutnya kini sudah beruban, lingkaran hitam tampak jelas di bawah matanya.Dulu Tracy hanya terlihat sedikit lemah, tetapi sekarang ada aura kematian yang mengelilinginya.Janice turun dari tempat tidur dan mundur selangkah. "Bu Tracy, apa yang ingin kamu lakukan?"Tracy tidak berkata apa-apa, hanya merapikan rambut di dahi sebelum duduk di kursi di seberang dengan perlahan. Gerak-geriknya tetap memancarkan sikap elegan seorang wanita kaya.Setelah duduk dengan tenang, dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Janice dengan tatapan menghina. "Padahal, kamu dan Jason aka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 391

    "Aku tahu kamu sulit percaya sekarang. Nggak apa-apa, kita masih punya banyak waktu nanti. Janice, jangan benci aku. Aku juga nggak ingin menjadi seperti ini, tapi aku nggak punya pilihan."Janice mengerutkan alis, menyadari ada makna tersembunyi di balik kata-katanya. "Siapa yang memberimu pilihan?"Yoshua tidak menjawab, malah bangkit mendekatinya dan mengganti steik di depan dengan steik yang sudah dia potong."Makanlah, jangan keras kepala lagi. Paman Jason mungkin membiarkanmu bersikap keras kepala, tapi aku nggak. Apa yang kuinginkan, harus kudapatkan. Dan yang nggak bisa kudapatkan … akan kuhancurkan. Nggak akan kubiarkan jadi milik orang lain, terutama Paman Jason."Yoshua mengucapkannya dengan senyuman di wajah, tetapi nadanya begitu dingin tanpa perasaan. Ketika dia bilang dia menyukai Janice, itu benar, tetapi kebenciannya pada Jason juga benar adanya.Janice melirik tangan yang menekan bahunya. "Gimana aku bisa makan kalau begini? Aku sudah ada di sini, apa mungkin aku bisa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 390

    Janice memalingkan wajahnya dengan paksa, menghindari tangan Yoshua.Tangan Yoshua terhenti di udara. Dia perlahan menurunkannya sambil tersenyum tipis. "Masih marah?"Nada suaranya seperti sedang menenangkan kekasih yang kesal.Namun, Janice merasa tubuhnya dibasahi keringat dingin. Dia meronta-ronta sambil bertanya, "Sebenarnya apa yang kamu inginkan?"Yoshua menatapnya beberapa detik. Dengan mengabaikan kemarahannya, dia bertanya dengan lembut, "Lapar, 'kan? Duduk dulu dan makan sesuatu."Yoshua duduk dengan tenang, lalu memberi isyarat kepada pramugari untuk melayani.Janice enggan duduk, tetapi pengawal di belakang menekan bahunya dengan kuat, membuatnya tidak punya pilihan selain duduk.Pramugari menuangkan sampanye untuk mereka, menyajikan steik yang baru saja dimasak.Yoshua mengangkat gelas ke arah Janice untuk bersulang. Namun, Janice mengepalkan tangannya dan tidak ingin bersulang."Janice, situasi sudah seperti ini. Melawanku nggak akan membawa keuntungan apa pun bagimu." M

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 389

    Arya termangu. "Kenapa dibuang di sini? Kenapa nggak langsung memanggilku saja?""Ada yang mengawasinya."Dalam perjalanan, Jason sudah meninjau semua rekaman CCTV. Dalam rekaman itu, Janice terlihat menoleh ke kiri dan kanan, jelas menunjukkan bahwa dia sedang diawasi.Jason membuka kertas yang diremas. Ada dua lembar kertas di dalamnya, sama seperti yang tadi dilihat Arya.Arya seketika menyadari sesuatu. "Tadi dia terus menatap kertas itu dan tanya apa aku dijodohkan dengan wanita bernama Naura. Siapa itu?""Aku tahu siapa." Jason berdiri dan menoleh ke arah Norman. "Hubungi tetangga Janice."Norman mengangguk dan segera menelepon.Jason menggoyangkan kertas di tangannya di hadapan Arya. "Gimana menurutmu?"Wajah Arya langsung berubah serius, lalu berkata dengan nada kesal, "Itu Azka. Dia tahu ibuku sedang menjodohkanku. Dia meniru tulisan tanganku dan pura-pura menjadi aku untuk bertemu dengan wanita bernama Naura, yang juga merupakan tetangga Janice. Tapi, aku nggak mengerti, kena

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 388

    Janice menunduk dan mengambil kertas yang jatuh di lantai itu. Tiba-tiba, dia termangu di tempat.Arya yang melihatnya pun bingung. "Kenapa tiba-tiba bengong?"Janice membuka kedua kertas yang ada di tangannya dan berkata, "Lihat ini."Arya awalnya tidak peduli, hanya melirik sekilas. Namun, saat berikutnya dia terdiam. "Nomor siapa ini? Kenapa tulisannya mirip dengan tulisanku?"Angka 9, 6, dan 1 di kertas itu memiliki ekor, seperti tanda tangan khas milik seseorang. Tidak heran Janice merasa familier melihat kertas yang diberikan oleh Naura kepadanya. Ternyata, dia pernah melihatnya di rekam medis Arya.Tiba-tiba, Janice teringat pada ucapan Naura yang mengatakan pria yang diperkenalkan kepadanya adalah seorang dokter.Janice sontak mendongak dan menatap Arya. "Kamu dijodohin ya? Nama wanitanya Naura, 'kan?"Arya terkejut sejenak. "Kok kamu tahu? Tapi, aku belum sempat bertemu wanita itu. Aku ...."Mereka saling memandang dan langsung memahami sesuatu.Arya berkata dengan agak marah,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status