Share

Bab 193

Author: Danira Widia
Janice bersandar di dinding dengan wajah pucat. Pikirannya dipenuhi dengan bayangan akhir tragis Yoshua di kehidupan sebelumnya. Sekarang, Jason berencana menghancurkan Yoshua lagi!

Satu-satunya orang di Keluarga Karim yang selalu baik padanya!

Napas Janice terasa sesak, ujung jarinya mencengkeram dinding dengan begitu kuat hingga terasa menyakitkan. Beberapa detik kemudian, dia berbalik dan pergi dengan tanpa suara.

Janice kembali ke kamar perawatan. Saat itu, Yoshua masih berjuang dengan rasa sakit akibat luka-lukanya. Namun ketika melihat Janice datang, wajahnya langsung dihiasi senyuman lembut. "Janice, kukira kamu nggak akan kembali."

"Nggak mungkin," jawab Janice sambil duduk di tepi tempat tidu. "Yoshua, tadi aku lupa nanya. Kenapa bisa terjadi kecelakaan?"

"Ada kue spesial yang ingin kubawakan dari Kota Heco untukmu. Aku cuma terburu-buru," jawab Yoshua singkat, seolah-olah tidak ingin menjelaskan lebih jauh.

Janice menyadari ada yang janggal dalam penjelasannya. "Tapi, bukanka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ir Computer
salah paham aja terus sampe tahun depan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 194

    Setelah Zachary menyetujui permintaan Yoshua, dia segera mengikuti langkah Janice keluar dari kamar. Yoshua menatap Jason yang hendak berbalik, lalu tersenyum samar. "Paman Jason, terima kasih sudah menjengukku. Aku merasa seluruh tubuhku dipenuhi tenaga sekarang."Jason menatap Yoshua sekilas, sorot matanya tajam seperti kilatan pisau. "Oh ya? Kalau begitu, simpan tenagamu baik-baik."Senyuman Yoshua perlahan memudar. Dia hanya bisa menatap punggung Jason yang menghilang dengan ekspresi yang sulit ditebak.....Janice mengikuti Zachary menuruni tangga. Saat itu, Zachary menerima panggilan telepon. Setelah menanggapi dengan singkat, dia menatap Janice dengan raut canggung. "Janice, aku suruh sopir untuk ngantarin kamu pulang. Aku harus ke kantor untuk ngambil berkas.""Paman, nggak usah. Aku sudah pesan mobil lewat aplikasi," jawab Janice.Janice memikirkan Ivy yang masih menunggunya di rumah, sementara mencari kendaraan di sekitar sini cukup lama. Jadi, dia menolak tawaran Zachary."K

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 195

    Janice tidak pernah membayangkan Jason bisa segila ini. Meskipun sudah tengah malam, masih ada cukup banyak orang di sekitar rumah sakit, tetapi Jason justru memaksa tangannya masuk ke bawah sweternya.Telapak tangan Janice yang dingin menyentuh pinggang Jason yang panas membara, membuatnya refleks mengeluarkan suara pelan. Beberapa orang di sekitar langsung menoleh ke arah merekaJanice segera menundukkan kepala dengan wajah memerah. Dia berusaha keras untuk menarik tangannya. Namun, Jason menekannya kuat-kuat di garis pinggangnya dan tak memberinya kesempatan.Jari-jarinya sedikit mengepal, merasakan otot Jason yang kencang dan hangat membara di bawah telapak tangannya. Janice ingin menarik diri, tetapi dia tidak bisa. Jika ada orang yang melangkah lebih dekat, mereka pasti bisa melihat tangannya yang menghilang di bawah sweter Jason.Suhu di telapak tangannya begitu tinggi, sampai-sampai Janice mulai panik. Apakah ini hanya perasaannya saja? Dengan suara cemas, dia berbisik, "Jason,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 196

    Karena Vania sedang bersembunyi di rumah untuk melakukan aborsi, Janice merasa bisa melanjutkan rencananya yang lain. Saat menuju toilet, Janice mengambil kesempatan untuk menelepon Ivy. "Bu, apa Paman Zachary ada di kantor hari ini?""Ada. Kenapa?""Aku mau mengajaknya makan siang," ujar Janice sambil menunduk dan memandang kantong di kakinya yang berisi mantel Jason.Janice takut jika langsung menemui Jason untuk mengembalikan mantel itu, pria itu akan menyadari sesuatu. Namun, jika dia makan siang bersama Zachary dan sekalian mengembalikan mantel itu, semuanya akan terlihat wajar.Ivy berpikir sejenak, lalu berkata, "Lebih baik jangan. Pamanmu pasti sangat sibuk hari ini."Janice tercengang. "Paman lagi nangani proyek besar?""Bukan itu," jawab Ivy, suaranya terdengar ragu. Namun akhirnya, dia menghela napas dan menjelaskan, "Kata pamanmu, Jason lagi sakit. Setelah dia menyelamatkanmu di danau waktu itu, tubuhnya basah kuyup dan masih harus mengantarmu ke rumah sakit.""Lalu, tadi m

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 197

    Ding.Begitu pintu lift terbuka, lorong yang terang benderang menyambut Janice. Berdiri di atas sana, dia bisa melihat seluruh bagian dalam gedung melalui dinding kaca di kedua sisi lorong.Di ujung lorong itu, berdiri sebuah pintu kayu ganda yang kokoh. Tidak ada ukiran atau ornamen berlebihan, tetapi pintu itu memancarkan aura yang tegas dan penuh wibawa. Asisten Zachary mendorong pintu tersebut dengan hati-hati, memperlihatkan kantor dua lantai seluas 200 meter persegi milik Jason.Dinding kaca raksasa berjejer rapi, menampilkan pemandangan gedung-gedung di sekitar yang terlihat kecil dari ketinggian ini. Di sisi kanan ruangan, sebuah tangga melingkar berkelok naik ke lantai atas, yang sepertinya merupakan area pribadi milik Jason.Janice menatap lantai berubin yang dipenuhi sinar matahari. Seketika, dia merasa takjub. Ini pertama kalinya dia benar-benar masuk ke dalam dunia kerja Jason dan kantor ini benar-benar memancarkan wibawa dan keanggunan.Di salah satu sisi, Zachary yang se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 198

    Zachary bergegas mengambil nampan berisi bubur dari tangan Norman dan menyerahkannya ke Janice. "Gimana kalau kamu saja yang antar bubur ini? Dia sibuk sejak pagi dan belum makan apa pun."Janice menatap bubur yang masih mengepul hangat itu. Sampai sejauh ini, dia tahu dirinya harus bertaruh. "Baik," jawabnya mantap.Dengan nampan di tangan, Janice berbalik dan menaiki tangga menuju lantai atas. Begitu sampai di depan pintu, telapak tangannya sudah dipenuhi keringat dingin.Saat dia masih ragu untuk mengetuk, suara yang serak terdengar dari dalam. "Masuklah ... Janice."Mendengar itu, tangan Janice hampir saja menjatuhkan nampan yang dipegangnya. Di hadapan Jason, dia merasa dirinya begitu transparan. Bagaimana mungkin dia bisa bersaing dengan pria seperti ini?Namun, tekadnya tak goyah. Sekalipun akhirnya gagal, dia tetap harus mencoba.Janice menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.Ruangan pribadi Jason ternyata sangat sederhana, didominasi warna abu-abu g

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 199

    Tatapan Janice membeku sesaat. Barulah dia sadar bahwa dia tidak sengaja mengungkapkan sesuatu dari kehidupan sebelumnya. Dia mencoba menarik tangannya, tetapi Jason justru menggenggamnya lebih erat."Bilang.""Karena .... Dulu, setiap kali kamu batuk, aku selalu mencium aroma daun pir di tubuhmu." Dia bergerak sedikit dan mendesah, "Sakit, jangan terlalu kuat."Jason tidak langsung melepaskannya, tetapi genggamannya melonggar sedikit. Dengan penuh minat, dia mendekat lebih lagi. "Setiap kali? Hm?"Janice menggigit bibirnya. Dia sadar telah keluar dari satu jebakan hanya untuk masuk ke dalam jebakan lain. Dengan cepat, dia memalingkan wajah dan menolak untuk berbicara lebih lanjut.Tatapan Jason semakin panas. Meskipun tubuhnya sedang sakit, aura pria itu tetap kuat dan dominan. Tanpa sadar, Janice bisa merasakan hawa panas yang menekan di sekelilingnya. Ketika dia berbalik, wajah Jason hanya berjarak beberapa inci saja.Jason menundukkan pandangannya ke arah bibir Janice yang kemeraha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 200

    Sambil bicara, Janice berlari ke sisi lain tempat tidur dan mengambil dokumen yang jatuh. Setelah menyusunnya dengan rapi di atas tempat tidur, dia kembali ke sisi Jason.Namun, ketika melihat kancing kemejanya sudah setengah terbuka dan perut Jason yang berotot terlihat jelas, dia mendadak merasa tenggorokannya kering.Janice memejamkan mata dan mencoba untuk tetap tenang. Dengan cepat, dia membuka sisa kancing kemeja Jason dan menyeka tubuhnya dengan asal-asalan. "Sudah selesai. Waktu istirahatku hampir habis, aku pergi dulu," ucapnya cepat sambil merapikan dirinya."Janice," panggil Jason dengan suara tenang. "Kamu ke sini untuk menjengukku?"Janice mengepalkan tangannya, lalu menjawab dengan nada santai, "Bukan. Aku datang ngantarin makan siang untuk Paman Zachary! Sekalian saja ... melihat kondisimu."Tanpa menunggu balasan, dia berbalik dan berlari keluar. Jason memandang pintu yang kini kosong dengan senyum samar di bibirnya. "Keras kepala."Tiba-tiba, dia teringat komentar Sera

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 201

    Hujan musim gugur turun perlahan-lahan, bagaikan kabut es yang menusuk kulit. Udara yang lembap membuat Janice menggigil. Dengan membawa sarapan hangat di tangannya, dia berjalan menuju bangsal rumah sakit. Namun, sebelum dia sampai, ponselnya tiba-tiba berdering.Itu adalah panggilan mendesak dari Ivy."Kamu sudah lihat trending topic belum?""Belum," jawab Janice santai, tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi. Dia terus melangkah."Cepat lihat sekarang!" Suara Ivy terdengar lebih tegas dan mendesak daripada biasanya, bahkan sedikit bergetar.Janice tertegun beberapa detik. Dengan tangan gemetar, dia membuka ponselnya dan melihat judul trending topic yang muncul di layar.[ Kerja sama terbesar tahun ini untuk Grup Karim direbut oleh Grup Hariwan sebelum penandatanganan! ]Grup Hariwan.Tracy.Bagaimana bisa?Janice terpaku, pupil matanya melebar dalam keterkejutan. Sarapan hangat yang dibawanya terjatuh dan tumpah berantakan.Suara Ivy di telepon terdengar semakin keras, "Janice, p

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 725

    Dia bahkan menirukan suara perempuan itu. "Kak Norman, maaf, aku salah kirim, jangan dilihat ya ...."Norman dan Arya langsung merinding."Kak Norman, ajarin dong, gimana caranya bikin cewek kirim uang dalam satu menit?" Usai berbicara, Zion meninju ringan dada Norman.Norman menahan napas. Apa Zion tidak tahu betapa keras pukulannya? "Dasar gila."Norman menerima uang itu, lalu langsung menghapus kontak si perempuan. Tindakannya sangat cepat dan tegas.Arya bengong. "Hah? Kamu langsung hapus? Kamu nggak rugi sama sekali lho! Sudah liat fotonya, dapat duit pula!""Mau direkomendasikan ke kamu?""Eh, jangan! Aku nggak sanggup. Mending kasih ke Zion saja, dua-duanya genit, pasti cocok." Arya menunjuk Zion.Zion menikmati teh sambil selonjoran. "Aku sukanya yang tinggi semampai kayak aku.""Gila." Norman menjelaskan, "Pak Jason sempat bilang bakal ada yang hubungin aku buat balikin uang. Sepertinya dia orangnya."Ketiganya sedang asik minum teh saat seorang pengawal tiba-tiba masuk dan me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 724

    Di rumah sakit, Arya keluar dari ruang UGD, melepaskan masker, lalu menatap Jason dan Landon dengan ekspresi yang sangat serius.Ketiganya masuk ke ruang kerja Arya. Mereka berbicara cukup lama sampai lebih dari satu jam."Untuk sementara, nyawanya nggak dalam bahaya. Tapi, ini gagal hati yang disebabkan oleh sistem imun sendiri. Pengobatan terbaik adalah transplantasi hati.""Meskipun kecocokan transplantasi hati nggak terlalu ketat, tetap saja mencari orang yang punya golongan darah sama dan bersedia menyumbangkan sebagian hatinya nggak mudah."Apalagi, Rachel memiliki golongan darah yang berbeda dengan keluarga sedarahnya. Kalau sama, tentu tak perlu serumit ini.Landon langsung berkata, "Berapa pun biayanya, aku siap bayar."Arya menghela napas tanpa daya. "Sebaiknya kamu coba tanya dulu ke kerabat lain. Mungkin bisa lebih cepat.""Ya."Selesai berbicara, seorang perawat masuk dan memberi tahu bahwa Rachel telah dipindahkan kembali ke ruang rawat.Landon berucap, "Ayahku sudah di b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 723

    Zachary tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia menatap tajam ke arah Elaine dan balik bertanya, "Kenapa kamu bisa tahu sedetail itu tentang masalah Ivy?"Elaine menggigit bibir, diam tanpa sepatah kata pun."Sebaiknya kamu nggak terlibat dalam hal ini. Silakan pergi, aku nggak akan antar." Zachary berbalik dan berjalan pergi.Riasan sempurna Elaine mulai hancur. Dia menahan Zachary dengan enggan. "Maaf ... sudah cukup, 'kan?"Zachary hanya mencibir dingin, merasa tak ada gunanya berbicara lagi. Dia berjalan melewati Elaine dan pergi.Elaine yang selalu bermartabat tak pernah sekali pun merendah pada pria mana pun. Dengan marah, dia berteriak, "Kamu nggak akan bisa menyelamatkannya!"Zachary hendak membalas, tetapi tiba-tiba seekor kucing liar melompat keluar dan menerjang ke arah Janice.Janice terkejut dan refleks menghindar, membuat keberadaannya langsung ketahuan. Melihat itu, Zachary segera maju dan mengusir kucing itu."Janice, kamu nggak apa-apa?""Nggak." Janice menggeleng.Be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 722

    Janice tiba-tiba terdiam. Dia memandangi sekeliling dengan tatapan kosong, semuanya tampak asing dan tidak nyata. Kenapa semuanya bisa berubah menjadi palsu hanya dalam sekejap?Landon terdiam untuk waktu yang lama.Janice mengangkat wajah pucatnya, matanya berkaca-kaca. "Kamu mendekatiku untuk menyingkirkan penghalang demi adikmu? Atau kamu kasihan padaku? Atau kamu merasa bersalah dan ingin menebusnya? Besar juga pengorbananmu, Pak Landon."Tak heran Landon selalu menoleransinya."Bukan begitu! Aku nggak menyangkal ada rasa bersalah, tapi saat pertama kali kita bertemu, aku sama sekali nggak tahu siapa kamu. Keinginanku untuk tunangan dan menikahimu, semua itu tulus karena aku menyukaimu." Landon menjawab dengan sungguh-sungguh.Janice hanya tersenyum pahit. Pada titik ini, sudah tidak penting lagi mana yang benar dan bohong.Dia benar-benar sudah kehabisan tenaga. Meskipun Landon sudah mengakui semuanya, apa yang bisa diubah?Dia perlahan berbalik. "Sudah cukup.""Janice, aku nggak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 721

    Saat itu, Landon menggenggam erat tangan Janice. Dia seperti sedang menenangkan, tetapi juga seperti sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu."Janice, bukti dari gadis itu paling jauh hanya bisa membuktikan kalau ibu dan beberapa orang lain itu berinvestasi secara sukarela, bukan karena ibumu menipu. Tapi, di luar sana masih banyak orang yang merasa tertipu dan beberapa di antaranya bukan orang biasa.""Maksudmu apa?" Janice menatap Landon dengan curiga."Aku suruh Zion menyelidiki para korban. Mereka bilang Fenny sangat profesional saat bicara, nggak seperti orang awam. Itu artinya, dia bukan hanya mengerti dunia para orang kaya, tapi juga ada yang memberinya pelatihan. Jelas bukan ibumu, tapi orang-orang nggak percaya. Mereka mungkin nggak bakal tinggal diam.""Maksudmu, ada yang sengaja melatih Fenny untuk mendekati orang kaya? Setelah dia menyerahkan diri dan menuduh ibuku, para orang kaya yang malu akan bersatu menyerang ibuku? Dibandingkan orang biasa seperti Kristin,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 720

    Janice tiba di tempat tujuan, langsung menuju ke ruang kerja sementara Landon. Saat sampai di depan pintu, sebelum sempat mendorongnya, suara Landon dan Ibrahim terdengar dari dalam.Nada suara Ibrahim terdengar serius. "Kamu mau menghabiskan begitu banyak uang hanya demi Janice? Kamu harus pikir matang-matang."Landon menjawab dengan tegas, "Aku sudah memikirkannya. Keadaan sudah sampai sejauh ini, menyelesaikan masalah lewat jalan damai adalah langkah mundur yang masih masuk akal. Uang masih bisa dicari. Tapi, aku nggak akan pernah membiarkan Janice kembali padanya."Padanya? Siapa?Janice menurunkan tangannya yang sempat ingin mendorong pintu, hatinya seperti diremas.Setelah hening sejenak, terdengar helaan napas dari Ibrahim. "Hubungan Janice dan dia terlalu rumit. Bagi masa depanmu ....""Setelah tunangan, aku akan menemani Janice kuliah di luar negeri. Kami juga akan nikah di sana. Kami akan berusaha sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan dia," jawab Landon."Kapan kamu jad

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 719

    "Janice ...."Di hadapannya hanya ada lantai kosong, Janice sudah pergi.Begitu turun dari lantai atas, dua pengawal langsung menghampirinya."Bu Janice, maafkan kami. Kami tadi diarahkan ke tempat lain. Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Ayo pergi."Janice berjalan ke depan, tetapi para pengawal mengadangnya."Bu Janice, Pak Landon memerintahkan kami untuk memastikan keselamatanmu. Kalau kamu hilang lagi, kami nggak bisa kasih penjelasan apa-apa. Mobil sudah menunggu di luar."Melihat wajah mereka yang panik, Janice tidak ingin menyulitkan mereka. Dia pun mengangguk dan masuk ke mobil bersama mereka.Di luar gerbang sekolah, orang-orang sudah mulai berkurang. Saat mobil mulai melaju, Jason muncul dan mengejarnya. Tatapannya tajam tertuju pada Janice.Janice hanya menoleh dengan dingin, memandang lurus ke depan tanpa ekspresi. Di tengah perjalanan pulang, salah satu pengawal menerima telepon. Ekspresinya berubah tegang saat menoleh ke arah Janice."Bu Janice, Pak Landon bilang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 718

    Kristin menegakkan punggung dan berkata dengan kesal, "Tentu saja aku tahu! Ivy paling dekat sama Fenny dulu, tapi tetap nggak mau ajak kita gabung. Itu tandanya dia meremehkan kita.""Dia sekarang sudah jadi menantu Keluarga Karim. Uang puluhan miliar pasti kecil buat dia. Tapi, kalau dikasih ke kita ...."Begitu mendengar puluhan miliar, para wanita itu mulai berkhayal dan tergoda.Saat mereka hendak bersuara, salah satu wanita berujar, "Kayaknya nggak semudah itu. Anak Ivy yang lugu itu sekarang sangat pintar. Waktu itu acara teh sore, dia sengaja nolak tawaran kita buat investasi. Ivy paling nurut sama anaknya, pasti dia juga nggak bakal ajak kita."Kristin tertawa kecil. "Dia memang nurut sama anaknya. Tapi ke kita, dia pasti nggak enak hati buat nolak.""Kamu punya cara?""Kita kasih langsung uangnya ke dia, suruh dia urus sendiri. Mau untung atau rugi, tinggal tagih ke dia. Beres.""Kalau dia nggak mau ganti rugi?""Kita laporin saja dia menipu kita. Dia 'kan menantu Keluarga Ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status