Share

Bab 198

Auteur: Danira Widia
Zachary bergegas mengambil nampan berisi bubur dari tangan Norman dan menyerahkannya ke Janice. "Gimana kalau kamu saja yang antar bubur ini? Dia sibuk sejak pagi dan belum makan apa pun."

Janice menatap bubur yang masih mengepul hangat itu. Sampai sejauh ini, dia tahu dirinya harus bertaruh. "Baik," jawabnya mantap.

Dengan nampan di tangan, Janice berbalik dan menaiki tangga menuju lantai atas. Begitu sampai di depan pintu, telapak tangannya sudah dipenuhi keringat dingin.

Saat dia masih ragu untuk mengetuk, suara yang serak terdengar dari dalam. "Masuklah ... Janice."

Mendengar itu, tangan Janice hampir saja menjatuhkan nampan yang dipegangnya. Di hadapan Jason, dia merasa dirinya begitu transparan. Bagaimana mungkin dia bisa bersaing dengan pria seperti ini?

Namun, tekadnya tak goyah. Sekalipun akhirnya gagal, dia tetap harus mencoba.

Janice menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.

Ruangan pribadi Jason ternyata sangat sederhana, didominasi warna abu-abu g
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Endah Wati
wah terima kasih Thor update lebih awal,ayo hati2 Janice sama Jason, Jason itu berbahaya
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 199

    Tatapan Janice membeku sesaat. Barulah dia sadar bahwa dia tidak sengaja mengungkapkan sesuatu dari kehidupan sebelumnya. Dia mencoba menarik tangannya, tetapi Jason justru menggenggamnya lebih erat."Bilang.""Karena .... Dulu, setiap kali kamu batuk, aku selalu mencium aroma daun pir di tubuhmu." Dia bergerak sedikit dan mendesah, "Sakit, jangan terlalu kuat."Jason tidak langsung melepaskannya, tetapi genggamannya melonggar sedikit. Dengan penuh minat, dia mendekat lebih lagi. "Setiap kali? Hm?"Janice menggigit bibirnya. Dia sadar telah keluar dari satu jebakan hanya untuk masuk ke dalam jebakan lain. Dengan cepat, dia memalingkan wajah dan menolak untuk berbicara lebih lanjut.Tatapan Jason semakin panas. Meskipun tubuhnya sedang sakit, aura pria itu tetap kuat dan dominan. Tanpa sadar, Janice bisa merasakan hawa panas yang menekan di sekelilingnya. Ketika dia berbalik, wajah Jason hanya berjarak beberapa inci saja.Jason menundukkan pandangannya ke arah bibir Janice yang kemeraha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 200

    Sambil bicara, Janice berlari ke sisi lain tempat tidur dan mengambil dokumen yang jatuh. Setelah menyusunnya dengan rapi di atas tempat tidur, dia kembali ke sisi Jason.Namun, ketika melihat kancing kemejanya sudah setengah terbuka dan perut Jason yang berotot terlihat jelas, dia mendadak merasa tenggorokannya kering.Janice memejamkan mata dan mencoba untuk tetap tenang. Dengan cepat, dia membuka sisa kancing kemeja Jason dan menyeka tubuhnya dengan asal-asalan. "Sudah selesai. Waktu istirahatku hampir habis, aku pergi dulu," ucapnya cepat sambil merapikan dirinya."Janice," panggil Jason dengan suara tenang. "Kamu ke sini untuk menjengukku?"Janice mengepalkan tangannya, lalu menjawab dengan nada santai, "Bukan. Aku datang ngantarin makan siang untuk Paman Zachary! Sekalian saja ... melihat kondisimu."Tanpa menunggu balasan, dia berbalik dan berlari keluar. Jason memandang pintu yang kini kosong dengan senyum samar di bibirnya. "Keras kepala."Tiba-tiba, dia teringat komentar Sera

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 201

    Hujan musim gugur turun perlahan-lahan, bagaikan kabut es yang menusuk kulit. Udara yang lembap membuat Janice menggigil. Dengan membawa sarapan hangat di tangannya, dia berjalan menuju bangsal rumah sakit. Namun, sebelum dia sampai, ponselnya tiba-tiba berdering.Itu adalah panggilan mendesak dari Ivy."Kamu sudah lihat trending topic belum?""Belum," jawab Janice santai, tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi. Dia terus melangkah."Cepat lihat sekarang!" Suara Ivy terdengar lebih tegas dan mendesak daripada biasanya, bahkan sedikit bergetar.Janice tertegun beberapa detik. Dengan tangan gemetar, dia membuka ponselnya dan melihat judul trending topic yang muncul di layar.[ Kerja sama terbesar tahun ini untuk Grup Karim direbut oleh Grup Hariwan sebelum penandatanganan! ]Grup Hariwan.Tracy.Bagaimana bisa?Janice terpaku, pupil matanya melebar dalam keterkejutan. Sarapan hangat yang dibawanya terjatuh dan tumpah berantakan.Suara Ivy di telepon terdengar semakin keras, "Janice, p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 202

    "Kalau kamu berani menghancurkan Keluarga Hariwan, aku juga akan menghancurkanmu lagi."Lagi? Apa maksudnya? Janice menatap Tracy dengan ragu. Dia tidak mengkhawatirkan Yoshua, melainkan Keluarga Hariwan. Baru saja Janice hendak berbicara, Yoshua yang berbaring di ranjang tiba-tiba bangun untuk memotong pembicaraan."Janice, cukup. Jangan ribut lagi. Ibu, bagaimanapun Janice sudah membantuku. Jangan bicara begitu sama dia. Tunggu aku di luar saja," ucap Yoshua sambil mendorong Tracy keluar.Tracy memelototinya untuk memberi peringatan, lalu berjalan keluar dari kamaar perawatan. Pada akhirnya, di ruangan itu hanya tersisa Yoshua dan Janice. Yoshua mengulurkan tangannya ke arah Janice, tapi Janice malah menghindarinya.Dia berkata dengan nada dingin, "Kak, apa nggak ada yang mau kamu jelaskan padaku?"Wajah Yoshua menjadi muram, lalu berkata sambil menurunkan tangannya, "Janice, kamu nggak ngerti.""Aku nggak ngerti? Jadi kamu bisa manfaatin aku? Aku menganggapmu sebagai teman dan kelua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 203

    Plak!Wajah Yoshua langsung ditampar Janice. Seketika, ekspresinya tampak menakutkan. Detik berikutnya, dia meraih pergelangan tangan Janice. "Bahkan kamu juga begini sama aku?" tanyanya."Lepaskan aku!" Janice berusaha meronta, tetapi tubuhnya dihempas Yoshua ke ranjang. Dokumen yang berada di atas ranjang tidak sengaja dijatuhkan olehnya. Saat kertas-kertas itu bertebaran, Janice melihat salah satu dokumen yang ditandatangani Yoshua.Melihatnya, Janice langsung mengambil kertas itu dari lantai dan mengamatinya berulang kali tanpa memedulikan rasa sakit di tubuhnya."Ini tanda tanganmu?" Janice baru melihat tanda tangan di atas kertas itu."Ya." Melihat kertas itu hanya tagihan rumah sakit, Yoshua tidak terlalu memedulikannya. Saat ini, Janice baru menyadari betapa besarnya kesalahan yang dia lakukan."Gaun perlombaanku itu bukan kamu yang beli, 'kan?"Ekspresi Yoshua menjadi kaku dan dia sontak terdiam seribu bahasa."Surat gugatan kepada penggemar Vania juga bukan dari kamu, bukan?"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 204

    Janice selalu mengira bahwa Jason tidak ingin melihat dirinya dan Vega. Agar Vega tidak terkena luapan emosi Jason, Janice selalu membawa Vega untuk sengaja menghindari Jason.Saat sedang memikirkan hal itu, petir tiba-tiba bergemuruh. Langit di atas aula tampak mendung dan mengintimidasi. Seiring dengan suara petir yang menderu, jantung Janice seolah-olah tertusuk. Dia bahkan bisa merasakan darahnya bergejolak karena panik.Saat Janice kemballi tersadar, dia telah dibawa Ivy ke halaman. Ivy mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk."Cepat ganti bajumu di kamar." Setelah berkata demikian, Ivy baru sadar bahwa Janice telah pindah dari rumah itu. Untuk menenangkan hati Anwar, dia bahkan tidak meninggalkan sehelai pun pakaian milik Janice.Dengan mata berkaca-kaca, Ivy berkata, "Kuambilkan bajuku."Janice mengangguk dengan kaku.Setelah selesai mengganti pakaian, Ivy melihat wajahnya yang pucat dan berkata, "Kubuatkan teh jahe untukmu."Janice langsung menarik tangannya. "Ibu, aku

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 205

    Di dalam aula leluhur Keluarga Karim, yang terletak di puncak tertinggi kawasan kediaman mereka, suasana mencekam menyelimuti ruangan. Bangunan dua tingkat itu berdiri megah, dengan balok-balok tinggi yang dilapisi emas setiap tahunnya. Di atas altar sembahyang, sebuah ornamen dua naga yang berebut mutiara dibuat dari emas murni, melambangkan kekuasaan dan kejayaan keluarga tersebut.Di depan meja persembahan, Anwar yang selama ini dikenal selalu tenang dan berwibawa, untuk pertama kalinya memperlihatkan kemarahan yang begitu jelas hari ini. Wajahnya memerah, matanya menyiratkan api amarah saat dia menatap Jason yang berdiri di tengah aula."Kali ini, kamu buat aku kecewa sekali! Siapa yang bocorin isi kontrak itu?!" Suaranya menggema di seluruh ruangan.Jason berdiri tenang, meskipun hujan deras di luar menambah aura dingin dan muram di sekitar dirinya. Wajahnya yang tajam tampak samar dalam cahaya remang-remang dengan ekspresi yang begitu tak acuh, seolah-olah badai yang mengamuk di

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 206

    Setelah masuk ke kamar, Jason langsung berbaring di ranjang. Arya membuka jas yang menutupi tubuh Jason, lalu menarik napas dalam-dalam.Pengawal memang tidak mengerahkan tenaga yang terlalu besar, tetapi tiga cambukan pertama menggunakan segenap tenaga. Terutama cambuk yang direndam air, itu seperti duri yang menusuk daging."Kenapa tiba-tiba dicambuk? Sebelumnya karena kamu dan Janice ...." Usai mengatakan itu, Arya sontak memahami sesuatu. "Lagi-lagi dia? Dia memang khusus membuatmu sial ya?"Jason melirik Arya dengan dingin. Zachary yang berdiri di samping bahkan berdeham karena tidak menyukai penilaian Arya terhadap Janice.Arya tentu merasa canggung. Dia memakai sarung tangan untuk membersihkan luka Jason. Setelah beres, dia menghela napas lega. "Cuma tiga luka yang lebih dalam. Sisanya nggak parah. Orang yang mencambukmu juga menghindari titik vital. Jadi, kamu baik-baik saja."Usai berbicara, Arya mengeluarkan obat anti radang dan menyerahkannya kepada Jason. Saat Jason bangkit

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 725

    Dia bahkan menirukan suara perempuan itu. "Kak Norman, maaf, aku salah kirim, jangan dilihat ya ...."Norman dan Arya langsung merinding."Kak Norman, ajarin dong, gimana caranya bikin cewek kirim uang dalam satu menit?" Usai berbicara, Zion meninju ringan dada Norman.Norman menahan napas. Apa Zion tidak tahu betapa keras pukulannya? "Dasar gila."Norman menerima uang itu, lalu langsung menghapus kontak si perempuan. Tindakannya sangat cepat dan tegas.Arya bengong. "Hah? Kamu langsung hapus? Kamu nggak rugi sama sekali lho! Sudah liat fotonya, dapat duit pula!""Mau direkomendasikan ke kamu?""Eh, jangan! Aku nggak sanggup. Mending kasih ke Zion saja, dua-duanya genit, pasti cocok." Arya menunjuk Zion.Zion menikmati teh sambil selonjoran. "Aku sukanya yang tinggi semampai kayak aku.""Gila." Norman menjelaskan, "Pak Jason sempat bilang bakal ada yang hubungin aku buat balikin uang. Sepertinya dia orangnya."Ketiganya sedang asik minum teh saat seorang pengawal tiba-tiba masuk dan me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 724

    Di rumah sakit, Arya keluar dari ruang UGD, melepaskan masker, lalu menatap Jason dan Landon dengan ekspresi yang sangat serius.Ketiganya masuk ke ruang kerja Arya. Mereka berbicara cukup lama sampai lebih dari satu jam."Untuk sementara, nyawanya nggak dalam bahaya. Tapi, ini gagal hati yang disebabkan oleh sistem imun sendiri. Pengobatan terbaik adalah transplantasi hati.""Meskipun kecocokan transplantasi hati nggak terlalu ketat, tetap saja mencari orang yang punya golongan darah sama dan bersedia menyumbangkan sebagian hatinya nggak mudah."Apalagi, Rachel memiliki golongan darah yang berbeda dengan keluarga sedarahnya. Kalau sama, tentu tak perlu serumit ini.Landon langsung berkata, "Berapa pun biayanya, aku siap bayar."Arya menghela napas tanpa daya. "Sebaiknya kamu coba tanya dulu ke kerabat lain. Mungkin bisa lebih cepat.""Ya."Selesai berbicara, seorang perawat masuk dan memberi tahu bahwa Rachel telah dipindahkan kembali ke ruang rawat.Landon berucap, "Ayahku sudah di b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 723

    Zachary tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia menatap tajam ke arah Elaine dan balik bertanya, "Kenapa kamu bisa tahu sedetail itu tentang masalah Ivy?"Elaine menggigit bibir, diam tanpa sepatah kata pun."Sebaiknya kamu nggak terlibat dalam hal ini. Silakan pergi, aku nggak akan antar." Zachary berbalik dan berjalan pergi.Riasan sempurna Elaine mulai hancur. Dia menahan Zachary dengan enggan. "Maaf ... sudah cukup, 'kan?"Zachary hanya mencibir dingin, merasa tak ada gunanya berbicara lagi. Dia berjalan melewati Elaine dan pergi.Elaine yang selalu bermartabat tak pernah sekali pun merendah pada pria mana pun. Dengan marah, dia berteriak, "Kamu nggak akan bisa menyelamatkannya!"Zachary hendak membalas, tetapi tiba-tiba seekor kucing liar melompat keluar dan menerjang ke arah Janice.Janice terkejut dan refleks menghindar, membuat keberadaannya langsung ketahuan. Melihat itu, Zachary segera maju dan mengusir kucing itu."Janice, kamu nggak apa-apa?""Nggak." Janice menggeleng.Be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 722

    Janice tiba-tiba terdiam. Dia memandangi sekeliling dengan tatapan kosong, semuanya tampak asing dan tidak nyata. Kenapa semuanya bisa berubah menjadi palsu hanya dalam sekejap?Landon terdiam untuk waktu yang lama.Janice mengangkat wajah pucatnya, matanya berkaca-kaca. "Kamu mendekatiku untuk menyingkirkan penghalang demi adikmu? Atau kamu kasihan padaku? Atau kamu merasa bersalah dan ingin menebusnya? Besar juga pengorbananmu, Pak Landon."Tak heran Landon selalu menoleransinya."Bukan begitu! Aku nggak menyangkal ada rasa bersalah, tapi saat pertama kali kita bertemu, aku sama sekali nggak tahu siapa kamu. Keinginanku untuk tunangan dan menikahimu, semua itu tulus karena aku menyukaimu." Landon menjawab dengan sungguh-sungguh.Janice hanya tersenyum pahit. Pada titik ini, sudah tidak penting lagi mana yang benar dan bohong.Dia benar-benar sudah kehabisan tenaga. Meskipun Landon sudah mengakui semuanya, apa yang bisa diubah?Dia perlahan berbalik. "Sudah cukup.""Janice, aku nggak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 721

    Saat itu, Landon menggenggam erat tangan Janice. Dia seperti sedang menenangkan, tetapi juga seperti sedang mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu."Janice, bukti dari gadis itu paling jauh hanya bisa membuktikan kalau ibu dan beberapa orang lain itu berinvestasi secara sukarela, bukan karena ibumu menipu. Tapi, di luar sana masih banyak orang yang merasa tertipu dan beberapa di antaranya bukan orang biasa.""Maksudmu apa?" Janice menatap Landon dengan curiga."Aku suruh Zion menyelidiki para korban. Mereka bilang Fenny sangat profesional saat bicara, nggak seperti orang awam. Itu artinya, dia bukan hanya mengerti dunia para orang kaya, tapi juga ada yang memberinya pelatihan. Jelas bukan ibumu, tapi orang-orang nggak percaya. Mereka mungkin nggak bakal tinggal diam.""Maksudmu, ada yang sengaja melatih Fenny untuk mendekati orang kaya? Setelah dia menyerahkan diri dan menuduh ibuku, para orang kaya yang malu akan bersatu menyerang ibuku? Dibandingkan orang biasa seperti Kristin,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 720

    Janice tiba di tempat tujuan, langsung menuju ke ruang kerja sementara Landon. Saat sampai di depan pintu, sebelum sempat mendorongnya, suara Landon dan Ibrahim terdengar dari dalam.Nada suara Ibrahim terdengar serius. "Kamu mau menghabiskan begitu banyak uang hanya demi Janice? Kamu harus pikir matang-matang."Landon menjawab dengan tegas, "Aku sudah memikirkannya. Keadaan sudah sampai sejauh ini, menyelesaikan masalah lewat jalan damai adalah langkah mundur yang masih masuk akal. Uang masih bisa dicari. Tapi, aku nggak akan pernah membiarkan Janice kembali padanya."Padanya? Siapa?Janice menurunkan tangannya yang sempat ingin mendorong pintu, hatinya seperti diremas.Setelah hening sejenak, terdengar helaan napas dari Ibrahim. "Hubungan Janice dan dia terlalu rumit. Bagi masa depanmu ....""Setelah tunangan, aku akan menemani Janice kuliah di luar negeri. Kami juga akan nikah di sana. Kami akan berusaha sebisa mungkin menghindari pertemuan dengan dia," jawab Landon."Kapan kamu jad

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 719

    "Janice ...."Di hadapannya hanya ada lantai kosong, Janice sudah pergi.Begitu turun dari lantai atas, dua pengawal langsung menghampirinya."Bu Janice, maafkan kami. Kami tadi diarahkan ke tempat lain. Kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja. Ayo pergi."Janice berjalan ke depan, tetapi para pengawal mengadangnya."Bu Janice, Pak Landon memerintahkan kami untuk memastikan keselamatanmu. Kalau kamu hilang lagi, kami nggak bisa kasih penjelasan apa-apa. Mobil sudah menunggu di luar."Melihat wajah mereka yang panik, Janice tidak ingin menyulitkan mereka. Dia pun mengangguk dan masuk ke mobil bersama mereka.Di luar gerbang sekolah, orang-orang sudah mulai berkurang. Saat mobil mulai melaju, Jason muncul dan mengejarnya. Tatapannya tajam tertuju pada Janice.Janice hanya menoleh dengan dingin, memandang lurus ke depan tanpa ekspresi. Di tengah perjalanan pulang, salah satu pengawal menerima telepon. Ekspresinya berubah tegang saat menoleh ke arah Janice."Bu Janice, Pak Landon bilang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 718

    Kristin menegakkan punggung dan berkata dengan kesal, "Tentu saja aku tahu! Ivy paling dekat sama Fenny dulu, tapi tetap nggak mau ajak kita gabung. Itu tandanya dia meremehkan kita.""Dia sekarang sudah jadi menantu Keluarga Karim. Uang puluhan miliar pasti kecil buat dia. Tapi, kalau dikasih ke kita ...."Begitu mendengar puluhan miliar, para wanita itu mulai berkhayal dan tergoda.Saat mereka hendak bersuara, salah satu wanita berujar, "Kayaknya nggak semudah itu. Anak Ivy yang lugu itu sekarang sangat pintar. Waktu itu acara teh sore, dia sengaja nolak tawaran kita buat investasi. Ivy paling nurut sama anaknya, pasti dia juga nggak bakal ajak kita."Kristin tertawa kecil. "Dia memang nurut sama anaknya. Tapi ke kita, dia pasti nggak enak hati buat nolak.""Kamu punya cara?""Kita kasih langsung uangnya ke dia, suruh dia urus sendiri. Mau untung atau rugi, tinggal tagih ke dia. Beres.""Kalau dia nggak mau ganti rugi?""Kita laporin saja dia menipu kita. Dia 'kan menantu Keluarga Ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 717

    Janice terus memanggil nama Yuri berulang kali.Yuri menutup telinganya dengan frustrasi, nyaris meledak, "Berhenti! Jangan panggil lagi! Aku paling benci namaku!"Setelah masuk sekolah, dia baru menyadari bahwa sejak lahir dia sudah punya seorang adik laki-laki yang tidak terlihat.Janice menatap gadis kecil yang menangis tersedu-sedu itu dan menyerahkan selembar tisu. "Nggak ada yang salah dengan namamu. Kamu adalah kamu. Aku tahu kamu punya banyak impian, jadi jangan biarkan siapamu mengekangmu."Yuri menutupi matanya dengan tisu dan akhirnya menangis keras. Setelah lelah, dia menatap Janice dengan mata yang bengkak dan merah. "Kak, maaf."Janice tersenyum lembut, mengelus kepalanya. Ternyata Yuri masih mengingatnya.Segalanya seperti kembali ke masa lalu. Mereka duduk di bangku taman sambil makan es krim. Saat itu Yuri masih kecil, duduk di samping Janice sambil memanggilnya "kakak".Di kehidupan sebelumnya, setelah Ivy meninggal, Janice benar-benar putus kontak dengan para bibi it

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status