Share

Bab 197

Penulis: Danira Widia
Ding.

Begitu pintu lift terbuka, lorong yang terang benderang menyambut Janice. Berdiri di atas sana, dia bisa melihat seluruh bagian dalam gedung melalui dinding kaca di kedua sisi lorong.

Di ujung lorong itu, berdiri sebuah pintu kayu ganda yang kokoh. Tidak ada ukiran atau ornamen berlebihan, tetapi pintu itu memancarkan aura yang tegas dan penuh wibawa. Asisten Zachary mendorong pintu tersebut dengan hati-hati, memperlihatkan kantor dua lantai seluas 200 meter persegi milik Jason.

Dinding kaca raksasa berjejer rapi, menampilkan pemandangan gedung-gedung di sekitar yang terlihat kecil dari ketinggian ini. Di sisi kanan ruangan, sebuah tangga melingkar berkelok naik ke lantai atas, yang sepertinya merupakan area pribadi milik Jason.

Janice menatap lantai berubin yang dipenuhi sinar matahari. Seketika, dia merasa takjub. Ini pertama kalinya dia benar-benar masuk ke dalam dunia kerja Jason dan kantor ini benar-benar memancarkan wibawa dan keanggunan.

Di salah satu sisi, Zachary yang se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 198

    Zachary bergegas mengambil nampan berisi bubur dari tangan Norman dan menyerahkannya ke Janice. "Gimana kalau kamu saja yang antar bubur ini? Dia sibuk sejak pagi dan belum makan apa pun."Janice menatap bubur yang masih mengepul hangat itu. Sampai sejauh ini, dia tahu dirinya harus bertaruh. "Baik," jawabnya mantap.Dengan nampan di tangan, Janice berbalik dan menaiki tangga menuju lantai atas. Begitu sampai di depan pintu, telapak tangannya sudah dipenuhi keringat dingin.Saat dia masih ragu untuk mengetuk, suara yang serak terdengar dari dalam. "Masuklah ... Janice."Mendengar itu, tangan Janice hampir saja menjatuhkan nampan yang dipegangnya. Di hadapan Jason, dia merasa dirinya begitu transparan. Bagaimana mungkin dia bisa bersaing dengan pria seperti ini?Namun, tekadnya tak goyah. Sekalipun akhirnya gagal, dia tetap harus mencoba.Janice menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.Ruangan pribadi Jason ternyata sangat sederhana, didominasi warna abu-abu g

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 199

    Tatapan Janice membeku sesaat. Barulah dia sadar bahwa dia tidak sengaja mengungkapkan sesuatu dari kehidupan sebelumnya. Dia mencoba menarik tangannya, tetapi Jason justru menggenggamnya lebih erat."Bilang.""Karena .... Dulu, setiap kali kamu batuk, aku selalu mencium aroma daun pir di tubuhmu." Dia bergerak sedikit dan mendesah, "Sakit, jangan terlalu kuat."Jason tidak langsung melepaskannya, tetapi genggamannya melonggar sedikit. Dengan penuh minat, dia mendekat lebih lagi. "Setiap kali? Hm?"Janice menggigit bibirnya. Dia sadar telah keluar dari satu jebakan hanya untuk masuk ke dalam jebakan lain. Dengan cepat, dia memalingkan wajah dan menolak untuk berbicara lebih lanjut.Tatapan Jason semakin panas. Meskipun tubuhnya sedang sakit, aura pria itu tetap kuat dan dominan. Tanpa sadar, Janice bisa merasakan hawa panas yang menekan di sekelilingnya. Ketika dia berbalik, wajah Jason hanya berjarak beberapa inci saja.Jason menundukkan pandangannya ke arah bibir Janice yang kemeraha

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 200

    Sambil bicara, Janice berlari ke sisi lain tempat tidur dan mengambil dokumen yang jatuh. Setelah menyusunnya dengan rapi di atas tempat tidur, dia kembali ke sisi Jason.Namun, ketika melihat kancing kemejanya sudah setengah terbuka dan perut Jason yang berotot terlihat jelas, dia mendadak merasa tenggorokannya kering.Janice memejamkan mata dan mencoba untuk tetap tenang. Dengan cepat, dia membuka sisa kancing kemeja Jason dan menyeka tubuhnya dengan asal-asalan. "Sudah selesai. Waktu istirahatku hampir habis, aku pergi dulu," ucapnya cepat sambil merapikan dirinya."Janice," panggil Jason dengan suara tenang. "Kamu ke sini untuk menjengukku?"Janice mengepalkan tangannya, lalu menjawab dengan nada santai, "Bukan. Aku datang ngantarin makan siang untuk Paman Zachary! Sekalian saja ... melihat kondisimu."Tanpa menunggu balasan, dia berbalik dan berlari keluar. Jason memandang pintu yang kini kosong dengan senyum samar di bibirnya. "Keras kepala."Tiba-tiba, dia teringat komentar Sera

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 201

    Hujan musim gugur turun perlahan-lahan, bagaikan kabut es yang menusuk kulit. Udara yang lembap membuat Janice menggigil. Dengan membawa sarapan hangat di tangannya, dia berjalan menuju bangsal rumah sakit. Namun, sebelum dia sampai, ponselnya tiba-tiba berdering.Itu adalah panggilan mendesak dari Ivy."Kamu sudah lihat trending topic belum?""Belum," jawab Janice santai, tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi. Dia terus melangkah."Cepat lihat sekarang!" Suara Ivy terdengar lebih tegas dan mendesak daripada biasanya, bahkan sedikit bergetar.Janice tertegun beberapa detik. Dengan tangan gemetar, dia membuka ponselnya dan melihat judul trending topic yang muncul di layar.[ Kerja sama terbesar tahun ini untuk Grup Karim direbut oleh Grup Hariwan sebelum penandatanganan! ]Grup Hariwan.Tracy.Bagaimana bisa?Janice terpaku, pupil matanya melebar dalam keterkejutan. Sarapan hangat yang dibawanya terjatuh dan tumpah berantakan.Suara Ivy di telepon terdengar semakin keras, "Janice, p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 202

    "Kalau kamu berani menghancurkan Keluarga Hariwan, aku juga akan menghancurkanmu lagi."Lagi? Apa maksudnya? Janice menatap Tracy dengan ragu. Dia tidak mengkhawatirkan Yoshua, melainkan Keluarga Hariwan. Baru saja Janice hendak berbicara, Yoshua yang berbaring di ranjang tiba-tiba bangun untuk memotong pembicaraan."Janice, cukup. Jangan ribut lagi. Ibu, bagaimanapun Janice sudah membantuku. Jangan bicara begitu sama dia. Tunggu aku di luar saja," ucap Yoshua sambil mendorong Tracy keluar.Tracy memelototinya untuk memberi peringatan, lalu berjalan keluar dari kamaar perawatan. Pada akhirnya, di ruangan itu hanya tersisa Yoshua dan Janice. Yoshua mengulurkan tangannya ke arah Janice, tapi Janice malah menghindarinya.Dia berkata dengan nada dingin, "Kak, apa nggak ada yang mau kamu jelaskan padaku?"Wajah Yoshua menjadi muram, lalu berkata sambil menurunkan tangannya, "Janice, kamu nggak ngerti.""Aku nggak ngerti? Jadi kamu bisa manfaatin aku? Aku menganggapmu sebagai teman dan kelua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 203

    Plak!Wajah Yoshua langsung ditampar Janice. Seketika, ekspresinya tampak menakutkan. Detik berikutnya, dia meraih pergelangan tangan Janice. "Bahkan kamu juga begini sama aku?" tanyanya."Lepaskan aku!" Janice berusaha meronta, tetapi tubuhnya dihempas Yoshua ke ranjang. Dokumen yang berada di atas ranjang tidak sengaja dijatuhkan olehnya. Saat kertas-kertas itu bertebaran, Janice melihat salah satu dokumen yang ditandatangani Yoshua.Melihatnya, Janice langsung mengambil kertas itu dari lantai dan mengamatinya berulang kali tanpa memedulikan rasa sakit di tubuhnya."Ini tanda tanganmu?" Janice baru melihat tanda tangan di atas kertas itu."Ya." Melihat kertas itu hanya tagihan rumah sakit, Yoshua tidak terlalu memedulikannya. Saat ini, Janice baru menyadari betapa besarnya kesalahan yang dia lakukan."Gaun perlombaanku itu bukan kamu yang beli, 'kan?"Ekspresi Yoshua menjadi kaku dan dia sontak terdiam seribu bahasa."Surat gugatan kepada penggemar Vania juga bukan dari kamu, bukan?"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 204

    Janice selalu mengira bahwa Jason tidak ingin melihat dirinya dan Vega. Agar Vega tidak terkena luapan emosi Jason, Janice selalu membawa Vega untuk sengaja menghindari Jason.Saat sedang memikirkan hal itu, petir tiba-tiba bergemuruh. Langit di atas aula tampak mendung dan mengintimidasi. Seiring dengan suara petir yang menderu, jantung Janice seolah-olah tertusuk. Dia bahkan bisa merasakan darahnya bergejolak karena panik.Saat Janice kemballi tersadar, dia telah dibawa Ivy ke halaman. Ivy mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk."Cepat ganti bajumu di kamar." Setelah berkata demikian, Ivy baru sadar bahwa Janice telah pindah dari rumah itu. Untuk menenangkan hati Anwar, dia bahkan tidak meninggalkan sehelai pun pakaian milik Janice.Dengan mata berkaca-kaca, Ivy berkata, "Kuambilkan bajuku."Janice mengangguk dengan kaku.Setelah selesai mengganti pakaian, Ivy melihat wajahnya yang pucat dan berkata, "Kubuatkan teh jahe untukmu."Janice langsung menarik tangannya. "Ibu, aku

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 205

    Di dalam aula leluhur Keluarga Karim, yang terletak di puncak tertinggi kawasan kediaman mereka, suasana mencekam menyelimuti ruangan. Bangunan dua tingkat itu berdiri megah, dengan balok-balok tinggi yang dilapisi emas setiap tahunnya. Di atas altar sembahyang, sebuah ornamen dua naga yang berebut mutiara dibuat dari emas murni, melambangkan kekuasaan dan kejayaan keluarga tersebut.Di depan meja persembahan, Anwar yang selama ini dikenal selalu tenang dan berwibawa, untuk pertama kalinya memperlihatkan kemarahan yang begitu jelas hari ini. Wajahnya memerah, matanya menyiratkan api amarah saat dia menatap Jason yang berdiri di tengah aula."Kali ini, kamu buat aku kecewa sekali! Siapa yang bocorin isi kontrak itu?!" Suaranya menggema di seluruh ruangan.Jason berdiri tenang, meskipun hujan deras di luar menambah aura dingin dan muram di sekitar dirinya. Wajahnya yang tajam tampak samar dalam cahaya remang-remang dengan ekspresi yang begitu tak acuh, seolah-olah badai yang mengamuk di

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 524

    Janice menggandeng pria bayaran itu masuk ke dalam ruang VIP. Baru saja duduk, pria itu sudah tidak sabar memesan sebotol anggur seharga sekitar 60 juta. Sepertinya dia memang bekerja sama dengan tempat ini. Jadi, semakin banyak minuman yang dipesan, semakin besar komisinya.Saat memesan anggur, dia sempat melirik Janice. Dia sedang menguji apakah Janice benar-benar punya uang atau tidak. Janice menatapnya dengan senyum menggoda. Matanya yang memicing dan senyumannya yang manis, cukup untuk membuat orang terpesona."Satu botol saja mana cukup? Atau kamu cuma mau menghabiskan sebotol anggur sama aku?" Kata-katanya memiliki makna tersirat yang cukup berani dan memalukan.Untungnya, pencahayaan dalam ruangan cukup redup sehingga menyamarkan sedikit rasa canggung dalam dirinya. Ini adalah trik yang dia pelajari dari Amanda.Menurut Amanda, cara tercepat untuk membuat pria masuk ke dalam perangkap adalah mengambil inisiatif lebih dulu. Dia harus mengatakan apa yang ingin dikatakan para pria

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 523

    Arya menyadari ketidakpercayaan Janice dan segera membela Jason. "Janice, bagaimanapun juga, dia sudah banyak membantumu. Kalau dia benar-benar ingin sesuatu terjadi padamu, kenapa dia harus repot-repot mengambil risiko? Jangan langsung menghakiminya begitu saja."Mendengar ucapan itu, Janice sedikit mengernyit. Bulu matanya yang panjang bergetar halus dan di antara alisnya tersirat kesedihan serta ejekan terhadap dirinya sendiri.Janice mengatupkan bibir pucatnya, lalu tertawa pelan."Baiklah, kalau kamu percaya sama dia, pergilah dan beri tahu dia siapa yang sedang kucari. Tapi jangan katakan semuanya. Aku nggak yakin sama hubungan antara Thiago dan Elaine. Kalau aku bicara terlalu banyak, bisa-bisa Rachel malah salah paham dan mengira aku menuduh bibinya tanpa alasan.""Aku mengerti. Nah, begitu lebih baik. Jason pasti bisa menemukan orang itu tanpa kesulitan. Tunggu kabar dariku." Arya menghela napas lega dan segera pergi.Janice menatap punggungnya yang semakin menjauh dengan tata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 522

    Saat tubuh Janice hampir jatuh menimpa pecahan kaca di lantai, seseorang menariknya tepat waktu. "Janice, kamu kenapa?"Itu Arya.Melihat seseorang yang dikenalnya, Janice langsung mencengkeram lengan bajunya erat-erat, seolah-olah Arya adalah satu-satunya penyelamatnya.Arya menyadari wajah Janice tampak pucat, lalu segera membantunya duduk dan membuka pintu agar udara segar masuk. Setelah memastikan dia dalam posisi yang aman, Arya mengerahkan keterampilannya sebagai dokter dan memeriksa kondisi Janice.Tak lama kemudian, dia mengernyit dan menggerutu, "Sebelumnya sudah kuingatkan kamu kan, tubuhmu sangat lemah. Sekarang malah jadi memburuk! Kalau terus begini, aku tinggal tunggu pemakamanmu saja."Janice yang sudah merasa lebih baik langsung melotot padanya. Sementara dari sudut matanya, dia melihat Ivy hampir menangis karena panik.Arya terkekeh, "Aku cuma bercanda. Ini caraku untuk mengingatkanmu agar lebih menjaga kesehatan."Ivy mengusap air matanya dan bertanya, "Apa yang terja

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 521

    "Ya."....Rumah Sakit Swasta.Janice membeli beberapa camilan yang disukai Ivy dan membawanya ke sana. Bekas luka di wajah Ivy sudah memudar cukup banyak, tetapi karena terus merasa ketakutan dan tidak bisa tidur nyenyak, dia tampak sangat lelah."Ibu, makan sedikit dulu. Masalah ini sudah ada perkembangan."Mendengar ucapan Janice, Ivy akhirnya memberikan sedikit respons. "Janice, kamu sudah nemu pria itu?""Belum, tapi sebentar lagi." Janice menyelipkan sendok ke tangan ibunya, lalu bertanya, "Ibu, aku boleh nanya sesuatu?"Ivy mengangguk lemah, "Tanya saja.""Kalau Vania nggak mengalami insiden itu dan terus menargetkanku, apa yang akan Ibu lakukan?"Mendengar pertanyaan Janice, mata Ivy langsung memerah dan bahkan hampir saja menjatuhkan sendok yang dipegangnya."Janice, apa kamu juga menganggap Ibu nggak berguna? Sebenarnya, waktu melihat kamu mengalami begitu banyak masalah, aku sudah nekat mau nyari Vania untuk buat perhitungan. Waktu itu, pamanmulah yang menghentikanku.""Pama

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 520

    Janice menatap punggung Jason yang menjauh. Tatapannya tiba-tiba menjadi dingin, meskipun ekspresinya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Dia memandang langit yang kelabu, senyuman pahitnya terasa begitu hampa. Akhirnya, semua berjalan seperti yang dia duga.Di kehidupan sebelumnya, kecelakaan Ivy dan Zachary pasti berkaitan dengan kerja sama ini. Jason telah membohonginya.Dia bilang kecelakaan itu terjadi karena Ivy dan Zachary membantunya mencari bukti kejahatan Vania. Padahal, itu hanya cara untuk mengalihkan perhatiannya.Dengan demikian, dia tidak menyadari bahwa suami misterius yang dinikahi Elaine adalah Zachary, juga tidak memperhatikan bahwa Jason langsung menjalin kerja sama besar dengan Elaine setelah kecelakaan itu.Sebenarnya, semua tanda sudah ada sejak awal. Vania sama sekali tidak pernah menyebut soal kecelakaan itu di hadapannya.Dengan kepribadian Vania yang bermuka dua, jika dia tahu sesuatu sebesar ini, dia pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menyak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 519

    Selesai makan, Janice berdiri dan bersiap pergi. Namun, Rachel tiba-tiba menggamit lengannya dengan akrab. "Janice, kenapa tiba-tiba mau menikah dengan Thiago? Aku kira kamu dan kakakku ....""Nggak, kamu sudah salah paham." Janice langsung memotong perkataannya, tidak ingin Rachel mengaitkan masalah ini dengan Landon.Rachel melirik ke sekeliling, lalu menarik Janice ke sudut ruangan. "Janice, meskipun Thiago bukan pria yang buruk, menurutku ibunya kurang baik. Saat menikah, kamu bukan hanya menikahi pria itu, tapi juga keluarganya.""Pikirkan baik-baik. Setidaknya cari seseorang seperti kakakku atau Jason. Kamu juga nggak kalah dari mereka kok."Mendengar itu, hati Janice terasa semakin getir. Kadang, dia berharap Rachel bisa menyombongkan diri dengan bangga, sehingga Janice bisa menemukan alasan untuk menjauh darinya atau bahkan membencinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.Seorang anak yang tumbuh dalam kasih sayang, meskipun tidak sempurna, tetap akan ada orang yang memujiny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 518

    Saat Janice kembali ke meja makan, matanya merah dan bengkak. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa dia baru saja menangis.Rachel segera meletakkan sendoknya dan menyerahkan selembar tisu. "Janice, ada apa?"Janice menggenggam tisu itu, lalu berkata dengan menahan diri, "Nggak apa-apa, sabun cuci tangan terciprat ke mataku tadi."Mendengar itu, Elaine melirik mata Janice yang memerah dan bengkak, lalu tersenyum sinis. Sambil menyeruput supnya, dia melirik Penny dengan penuh arti.Penny meletakkan sendoknya, lalu merapikan mantel bulu di bahunya. Dia menatap Janice dengan ekspresi penuh belas kasih. "Janice, kami sudah berdiskusi dengan Jason dan yang lainnya. Minggu depan kalian akan menikah. Nggak perlu acara yang terlalu mewah."Janice mengangkat matanya perlahan, lalu menatap Jason dengan dingin. "Nggak perlu kasih tahu aku.""Bagus kalau kamu mengerti. Seorang wanita harus mengikuti dan mematuhi suaminya. Wanita zaman sekarang terlalu dimanjakan, seharusnya diajari untuk patu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 517

    Rupanya begitu. Bulu mata tebalnya menutupi kilatan di matanya, lalu dia menyahut dengan suara dingin, "Aku nggak suka."Akhirnya, Rachel memesan ronde. Thiago sudah tiga kali mendesak, barulah pelayan mengutamakan untuk mengantarkan pesanan mereka.Rachel membagikan ronde itu kepada semua orang, kecuali Janice. Setelah mencicipi sesendok, dia mendekat ke Jason dan berkata, "Nggak seenak yang kamu beli.""Hm." Jason hanya menanggapi dengan datar.Janice tetap terlihat tenang, tetapi Penny yang duduk di seberang tampak kurang puas. "Janice, kamu harus makan lebih banyak daging. Kalau nggak, gimana bisa melahirkan nanti? Nih, ini potongan yang berlemak. Aku ambilkan untukmu. Jangan bilang keluarga kami nggak memperlakukanmu dengan baik."Janice mengernyit. "Nggak perlu."Namun, Penny sama sekali tidak mendengarkannya. Dia langsung mengambil sepotong besar daging berlemak dan berminyak, lalu menaruhnya ke piring Janice.Thiago meliriknya dari samping. "Dengar kata ibuku."Janice menggigit

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status