Share

Bab 179

Penulis: Danira Widia
Di mobil, begitu Jason dan Vania duduk, sopir yang memakai sarung tangan putih berbalik dan menatap Jason dengan agak malu. "Tuan, kalau bukan ke perusahaan, berarti aku lewat Jalan Huadi ya?"

"Ya." Jason merespons dengan singkat, lalu memejamkan mata untuk beristirahat.

Vania baru menyadari bahwa sopir di depan adalah sopir baru. Dia bertanya dengan penasaran, "Kenapa tiba-tiba ganti sopir? Sopir baru pasti nggak tahu jalan."

Jason yang memejamkan mata lantas menyahut dengan dingin, "Pelan-pelan juga hafal. Untuk apa mempekerjakan orang yang nggak bisa mengenali bos mereka?"

Ekspresi Vania langsung membeku. Tangannya terkepal erat. Meskipun begitu, dia tetap tersenyum dan mengiakan. "Ya."

Setelah itu, keduanya tidak berbicara. Sesampainya di rumahnya, Vania tidak berani berlama-lama. Setelah berpamitan, dia buru-buru turun dari mobil. Jason juga langsung pergi.

Mungkin karena terlalu gugup, sekujur tubuh Vania terasa tidak nyaman. Dia merasa mual. Dia pun mendorong pelayan yang hendak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Endah Wati
Vania Hamidun anak orang lain kah buat jebak Jason untuk bertanggung jawab
goodnovel comment avatar
Endah Wati
Vania Larissa anak orang lain kah buat jebak Jason untuk bertanggung jawab, apakah Hamidun sama si supir yg di pecat? Alhamdulillah kalau benar
goodnovel comment avatar
Endah Wati
ah kesel kalau sampai Vania Hamidun sama Jason, brengsek si Jason, sudah tunangan sama Vania masih gatel sama Janice
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 180

    "Ka ... kamu pasti iri padaku! Suami sendiri saja nggak bisa dijaga!" Herisa membanting kardus di tangannya."Heh." Amanda tersenyum sinis dan langsung pergi. Dia malas meladeni Herisa yang membosankan ini."Apa maksudmu? Siapa suruh kamu pergi begitu saja?" Herisa berlari ke arah Amanda, tetapi Bella segera mengadang.Bella lantas memanggil, "Satpam, seret dia keluar. Sekaligus sampah-sampahnya itu."Dengan begitu, Herisa diseret keluar. Ketika melihat ini, Janice tidak merasakan apa pun. Lagi pula, semua ini akibat dari perbuatan Herisa sendiri.Saat menunduk untuk bekerja, Janice kebetulan melihat Vania yang duduk di sisi lain. Wanita itu menutup mulutnya dan tampak tidak nyaman. Ketika tidak ada yang memperhatikan, Vania bangkit dan pergi.Janice merasa ada yang aneh. Saat dia hendak mencari tahu, tiba-tiba ponselnya bergetar.[ Besok aku di rumah. Kamu datang ya? ][ Oke. ][ Aku buatkan makanan favoritmu. Datang lebih awal. ][ Oke. ]Janice tersenyum membaca pesan. Besok dia tid

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 181

    Sebenarnya tidak ada yang salah dengan departemen ginekologi. Masalahnya adalah Janice melihat sesosok yang familier di sini, yaitu Vania.Meskipun berpakaian sangat tertutup, Janice tidak akan melupakan sosok yang telah mengacaukan kehidupannya ini, baik itu kehidupan lampau ataupun kehidupan sekarang. Namun, untuk apa Vania datang ke departemen ginekologi?"Janice, ada apa?" panggil Tracy yang berjalan di depan."Nggak apa-apa." Janice segera menyusul. Ketika dia menoleh, Vania sudah hilang.Tracy menarik tangan Janice, lalu menunjuk tangga di depan. "Kita naik dari sini saja."Janice mengangguk, lalu menemani Tracy menaiki tangga sambil merenung. Apa mungkin Vania melewati departemen ginekologi juga karena tidak ingin berdesakan di lobi?Setelah naik, Janice membantu Tracy mengambil nomor antrean. Dokter spesialis di rumah sakit ini adalah teman Tracy. Tracy sangat memercayainya. Makanya, dia lebih baik menunggu daripada pergi ke rumah sakit lain.Janice tentu memahaminya. Orang kay

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 182

    "Eh? Aku ...." Janice termangu sejenak sebelum menyadari bahwa dokter ini salah mengenali orang."Usia kehamilanmu masih muda. Kamu mengalami sedikit pendarahan. Perhatikan kesehatanmu. Jangan terlalu aktif. Jangan makan sembarangan juga.""Bukan, aku ....""Sudah, pasien selanjutnya!" Dokter melambaikan tangannya untuk memanggil pasien selanjutnya.Wanita selanjutnya pun mendorong pintu dan masuk. Janice merasa tidak ada yang perlu dijelaskan lagi sehingga buru-buru keluar.Begitu berbalik, dia malah menabrak seseorang. Dia menunduk untuk meminta maaf, "Maaf, aku nggak sengaja."Ketika Janice hendak pergi, pergelangan tangannya tiba-tiba diraih seseorang. "Kamu menipuku? Kamu hamil?"Suara yang biasanya terdengar tenang malah terdengar marah sekarang. Janice pun mendongak, lalu mendapati orang di depannya adalah Jason.Kenapa Jason ada di sini? Apa dia datang untuk menemani Vania? Namun, Vania meminta dokter menggugurkan kandungannya.Janice tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, pe

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 183

    "Aku ... dia hamil! Aku harus menampar diri sendiri dulu. Wanita ini ternyata menipuku? Sia-sia aku membantunya mengeluarkan sertifikat kejiwaan!" Arya hampir berteriak histeris. Dia tidak menyangka dirinya ditipu oleh Janice."Jawab pertanyaanku," ujar Jason dengan tidak sabar sambil menjauhkan ponselnya dari telinganya."Kalau ada gejala keguguran, harus istirahat dengan baik. Makanan juga harus dijaga. Pokoknya nggak boleh kecapekan," jelas Arya."Hm.""Jadi, apa rencanamu? Statusnya ini .... Kalau dia mengakui dirinya adalah wanita itu waktu skandal sedang heboh, lalu kamu menikahinya, ayahmu mungkin nggak bakal komplain. Tapi, dia malah menolak. Jujur padaku, saat kamu dan ayahmu terus mendesaknya untuk mengaku, sebenarnya kamu sudah menyukainya, 'kan?" Arya terkekeh-kekeh.Jason menunduk dan berkata, "Aku tutup teleponnya."Arya pun berteriak untuk menghentikan, "Kamu nggak boleh terus memendam perasaan! Kamu harus menunjukkan kelebihanmu dong!""Sudah pernah.""Apa ...." Tut, tu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 184

    Janice menatap meja besar itu. Dia teringat pada kejadian sebelumnya di mana dia menggila untuk mempersulit Vania dan Risma.Di meja makan, Anwar tampak mengenakan setelan rapi. Ekspresinya pun sangat serius. Janice menyapa dengan sopan, "Kakek.""Ya, duduklah." Anwar mengisyaratkan semua orang untuk mulai makan.Janice menelan ludah menatap seafood di atas meja makan. Namun, karena ada Anwar di sini, dia hanya berani mengambil daging sapi di depannya. Bagaimanapun, dia bukan hanya mewakili diri sendiri, tetapi juga Ivy.Ivy tinggal di rumah Keluarga Karim. Jadi, setiap patah kata dan setiap gerak-gerik Janice harus sangat diperhatikan.Ketika Janice berpikir demikian, Ivy mengambilkan banyak seafood untuk Janice. Sashimi, bekicot, dan semangkuk besar bubur lobster.Ivy berbisik, "Makan saja dulu. Nanti kalau mejanya sudah diputar, aku ambilkan seafood lain."Janice mengangguk dan mengucapkan terima kasih tanpa bersuara. Dulu, dia tidak suka makan seafood karena merasa bau amis. Namun,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 185

    Setelah pergi ke kamar mandi, Janice pun muntah. Dia berkumur dengan obat kumur rasa buah sebanyak tiga kali, tetapi mulutnya masih terasa pahit.Ketika Janice keluar, sebuah sosok menghalangi jalannya. Dia berucap dengan agak lemas, "Minggir."Jason memandangnya dan bertanya, "Apa ada yang sakit?"Janice merasa lucu mendengar pertanyaan Jason. Dia bertanya balik, "Paman, kamu begitu baik padaku karena aku hamil? Jangan lupa, dulu kamu yang menyuruhku melakukan aborsi kalau hamil."Wajah Jason tampak suram. Janice teringat pada peringatan yang diberikan Anwar tadi. Seketika, dia juga teringat pada sikap Anwar terhadap Vega di kehidupan lampau.Vega adalah anak perempuan, ditambah lagi kehadirannya tidak disambut di Keluarga Karim. Jadi, Anwar tidak pernah mengakui bahwa marga Vega adalah Karim.Sementara itu, ketika Vania melahirkan anak laki-laki, Anwar langsung mengungkapkan kasih sayangnya kepada cucunya itu. Bahkan, dia mengumumkan bahwa Jason hanya punya satu anak, yaitu anak yang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 186

    Vania punya firasat bahwa anak ini akan menjadi bintang keberuntungannya. Anak ini akan membantunya memperoleh segala hal yang diinginkannya.Namun, entah mengapa dia malah merasa sesuatu yang jelas-jelas begitu dekat dengannya seolah-olah menjadi makin jauh.Itu sebabnya, Vania merias dirinya dengan cantik dan datang ke rumah Keluarga Karim. Dia ingin mencoba keberuntungannya. Jika bisa mendapatkan hati Jason, tentu akan sangat bagus. Lagi pula, bayi prematur 8 bulan adalah sesuatu yang wajar.Siapa sangka, Vania malah mendengar kabar mengejutkan di sini. Tangannya yang memegang perutnya perlahan-lahan mengerat. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.Sepertinya, anak ini tidak bisa dipertahankan. Jason tidak mungkin menyentuhnya hari ini. Namun, anak di kandungan Janice juga harus gugur! Dengan demikian, Jason tidak punya alasan untuk menentang perintah Anwar dengan menikahi Janice!Vania melepaskan tangannya, lalu mengeluarkan bedak untuk merapikan riasannya. Kemudian, dia melepask

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 187

    Janice terpikir akan berbagai kemungkinan. Vania mungkin ingin menggugurkan kandungannya dengan menjebak Janice. Dengan begitu, Janice akan menjadi pendosa besar.Siapa sangka, Vania malah mendorongnya ke danau. Danau buatan Keluarga Karim sangat dalam sehingga Janice hampir tenggelam.Janice meronta-ronta sambil berteriak minta tolong, "Tolong ...."Begitu membuka mulutnya, air danau langsung memasuki mulutnya. Janice pun tidak bisa berteriak lagi.Ketika mengira dirinya akan mati, tiba-tiba Vania malah berteriak, "Tolong! Janice jatuh ke danau!"Teriakan Vania ini membuat banyak orang datang. Sementara itu, mantel Janice menjadi sangat berat karena terendam air. Perlawanannya pun menjadi makin lemah dan tubuhnya makin tenggelam.Saat berikutnya, sebuah sosok melompat ke dalam air dan menariknya ke permukaan. Janice memuntahkan banyak air. Kemudian, dia melihat pria yang menggendongnya.Itu adalah Jason. Jason menunduk. Rambutnya meneteskan air. Tatapannya suram, tetapi matanya merah.

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 536

    "Jason? Jason?" Rachel menarik lengan pria di sampingnya.Jason kembali sadar, ekspresinya tetap datar. "Ada apa?"Ekspresi Rachel sedikit kaku, lalu dia tersenyum. "Ayo pulang.""Kamu dan Bu Elaine pulang dulu. Aku harus ke kantor." Jason menarik tangannya sambil melirik Elaine dengan dingin.Seketika, Elaine merasa punggungnya menegang. Awalnya, dia ingin membujuk Rachel untuk ikut dengan Jason. Namun, di bawah tatapan Jason, dia hanya bisa berpura-pura tenang dan tersenyum."Rachel, aku akan menemanimu pulang. Jangan ganggu Jason bekerja.""Baiklah." Rachel mengangguk dan naik mobil bersama Elaine.Setelah mereka pergi, Norman menghentikan mobil di depan Jason dan membukakan pintu untuknya.Jason merapikan jasnya. Sebelum naik ke mobil, Jason berkata dengan suara rendah, "Kamu ikuti Janice."Norman bingung. "Dia sudah nggak punya apa-apa. Seharusnya dia nggak berani bertindak sembarangan.""Kamu nggak memahami dia.""Baik."....Dalam perjalanan ke rumah Keluarga Karim, Rachel menat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 535

    "Menurutmu?" Jason menangkap tangan Janice dan menatapnya dengan dalam. "Jangan sentuh sembarangan.""Takut apa? Lagian nggak ada yang lihat," ucap Janice sambil menjinjitkan kakinya.Hampir pada saat bersamaan, Jason meraih dagunya dan menariknya lebih dekat. "Janice, aktingmu akhirnya ada kemajuan. Tapi, apa kamu pikir aku benar-benar peduli apakah ada orang lain yang melihatnya?"Usai bicara, Jason langsung menciumnya. Janice terkejut, lalu berkata, "Bu Rachel."Jason langsung berhenti dan melepaskannya.Janice merasa menyedihkan, sekaligus menggelikan. Kemudian, dia menepuk kerahnya sambil berkata, "Pak Jason, ada rambut yang nempel."Sambil menatap Jason, dia melanjutkan sambil tertawa, "Pak Jason, kalau kamu tidak bisa kasih apa pun, lebih baik jangan ikut campur urusan orang lain. Karena kalau seseorang sudah terdesak, mereka bisa melakukan apa saja."Saat Jason tertegun sesaat, Janice segera mendorongnya dan melangkah keluar dari tangga darurat.Begitu dia sampai di depan ruang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 534

    Janice tahu dia tidak akan bisa melawan kekuatan Jason. Selain itu, koridor di luar toilet bisa dilewati orang kapan saja. Dia tidak ingin menarik perhatian siapa pun.Jadi, dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan tenang. "Baik, aku ikut denganmu." Pria itu menariknya ke dalam tangga darurat.Angin dingin bertiup kencang dari jendela yang terbuka, membuat Janice bergetar tanpa sadar.Tanpa banyak bicara, Jason menutup jendela, lalu bersandar di ambang jendela. Dia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.Janice sudah tahu kebiasaannya. Setiap kali ingin merokok, dia pasti seperti ini. Jadi, dia tidak berpikir berlebihan karena mengira Jason melakukannya karena khawatir dirinya kedinginan.Namun, detik berikutnya, Jason tidak menyalakan rokok. Dia hanya memutar-mutar batang rokok di tangannya, lalu mengangkat pandangannya dengan perlahan. Sepasang matanya yang gelap dan tajam menatap Janice."Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan ikut campur dalam masalah in

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 533

    Penny meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu berbalik menuju toilet. Janice menampilkan ekspresi bersalah dan menerima handuk yang diberikan oleh pegawai butik.Dia lalu menoleh ke arah Thiago dengan tulus dan berkata, "Pak Thiago, aku pergi lihat keadaan Bu Penny dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian."Thiago mengangguk dingin, tampak sama sekali tidak peduli dengan ibunya. Sementara itu, Janice berjalan menuju toilet.....Begitu melihat Janice masuk, Penny langsung menurunkan rok yang tadinya hendak dia angkat."Ngapain kamu ke sini? Dasar nggak berguna! Lihat saja gimana nanti setelah kamu nikah!"Janice memegang handuk, lalu berkata pelan, "Bu Penny, maafkan aku. Mungkin lebih baik Bu Penny masuk ke bilik untuk membersihkan diri?"Bagian yang terkena tumpahan teh cukup canggung. Jika tidak segera dikeringkan, pakaian dalamnya mungkin akan basah seluruhnya. Tadi Penny jelas sekali tidak ingin memperlihatkan tubuhnya. Jadi, tentu saja masuk ke bilik toilet adalah pilih

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 532

    Rachel berpegangan pada tangan pegawai butik dan melangkah dengan hati-hati ke depan. Pada saat itu, Janice terpaku. Berbagai kata muncul dalam pikirannya, tetapi akhirnya hanya satu kata yang tersisa .... Anggun.Mengingat Rachel menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa memakai gaun yang terlalu berat atau rumit. Jadi, desainer telah merancang gaun ini khusus untuknya.Bagian atasnya adalah korset berbahan renda dengan tulang, dihiasi dengan tumpukan kelopak tipis dari kain transparan, sehingga memberikan kesan ringan tetapi tetap kokoh.Bagian roknya terbuat dari tulle berlapis-lapis. Bagian bawahnya terdapat belahan kecil sehingga tidak mengganggu pergerakannya.Auranya yang lembut dipadukan dengan senyum bahagia Rachel, dia terlihat seolah memang pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.Rachel mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Dia bahkan tersenyum cerah kepada Janice, seakan bertanya apakah gaunnya terlihat bagus atau tidak.Bagus.Sangat bagus

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 531

    Mendengar Rachel pernah menyebut namanya, Thiago langsung melepas genggamannya dan menjabat tangan Landon dengan kedua tangan. "Pak Landon, senang bertemu dengan Anda."Akhirnya, Janice terbebas dari cengkeraman Thiago. Dia melirik Landon dengan penuh rasa terima kasih. Landon tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Ayo masuk. Tubuh Rachel lemah, jangan terlalu lama di luar kena angin."Thiago segera mengangguk. "Maaf, aku nggak memikirkan itu. Silakan masuk duluan."Mendengar ucapannya, semua orang langsung menyingkir dan memberi jalan bagi Jason dan Landon untuk masuk lebih dulu.Begitu semua orang berjalan ke dalam, Janice mengangkat lengan bajunya. Di bawah kulitnya yang pucat, terlihat jelas bekas memar berbentuk jari.Thiago terlalu menakutkan.Janice menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit, lalu mengikuti yang lainnya masuk.Begitu masuk ke butik, Janice menyadari bahwa Penny masih memakai kacamata hitamnya."Bu Penny nggak mau lepas kacamata?"Reaksi Penny sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 530

    Di studio.Hari pertama kembali bekerja, Amanda membagikan angpau kepada semua orang sebelum memulai rapat. Setelah itu, dia menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan dalam satu bulan ke depan.Setelah kembali ke mejanya, Janice segera mengirim pesan kepada Ivy untuk mengingatkannya agar jangan lupa sarapan. Tidak lama kemudian, Ivy membalas pesannya.[ Hari ini aku dapat dokter wanita baru, dia baik sekali. Setelah mengobrol sama dia, rasanya aku nggak terlalu tertekan lagi. ][ Kamu jangan khawatir. Tapi sepertinya pamanmu sudah hampir tahu semuanya. Dia mulai curiga kenapa aku belum pulang dan bilang akan menjemputku langsung ke perbukitan. ]Janice mengetik balasan singkat.[ Sebentar lagi. ]Setelah mengirim pesan, Janice mengernyit sedikit. Bukankah teman Arya yang ditugaskan seharusnya seorang pria? Kenapa sekarang malah dokter wanita?Namun, selama Ivy baik-baik saja, itu sudah cukup. Dia berpikir untuk mentraktir Arya makan nanti sebagai ucapan terima kasih.Baru saja dia mel

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 529

    Jason menatap dingin ke dalam mobil tersebut. Dalam 90 detik waktu lampu merah, Janice mengatakan banyak hal kepada Landon. Terakhir kali Janice berbicara begitu banyak dengannya adalah saat dia menipu Jason di vila.Begitu lampu hijau menyala, mobil Janice berbelok dan menghilang dari pandangan. Jason mengerutkan kening, lalu mengangkat tangan untuk memijat pelipisnya.Melihat hal itu, Norman bertanya dengan khawatir, "Pak, Anda mau saya menepi untuk ambil obat?"Sejak kebakaran di vila, Jason sering mengalami sakit kepala, tetapi pemeriksaan medis tidak menemukan masalah apa pun. Arya pernah mengatakan bahwa itu bukan sakit fisik, melainkan tekanan batin yang terlalu besar.Jason terdiam sambil menatap ke luar jendela dan memainkan cincin nikahnya. Dulu, dia sering memutar cincin itu untuk mengingat tanggung jawabnya. Namun entah sejak kapan, dia justru sering terdiam sambil menyentuh cincin itu.Sesampainya di Keluarga Karim.Para pelayan sibuk memindahkan koper dan barang-barang. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 528

    Setelah keluar dari klub, Janice pergi ke rumah sakit swasta. Baru saja masuk ke kamar perawatan, dia melihat Ivy melempar ponselnya ke dinding.Seiring dengan suara gebrakan, layar ponselnya hancur berkeping-keping.Ivy memegangi kepalanya sambil meringkuk di ranjang. Begitu mendengar ada suara, dia langsung mendongak dan menampakkan kedua matanya yang memerah. Jelas sekali, baru saja dia berpura-pura baik-baik saja saat melakukan panggilan video dengan Zachary, tetapi kemudian langsung diancam seseorang.Saat melihat Janice, air matanya langsung berderai dan merusak riasannya hingga berantakan. Hanya dalam tiga atau empat hari, Ivy telah menjadi begitu kurus dan lemah. Pipinya juga mulai cekung.Inikah yang disebut Jason dengan "Ibumu sudah nggak apa-apa"?Janice bergegas menghampirinya, lalu memeluknya erat. "Ibu, jangan takut. Aku nggak akan membiarkan semua ini sia-sia."Ivy hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan tubuhnya gemetar dalam pelukan Janice. Butuh waktu hingga tengah ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status