Share

Bab 183

Penulis: Danira Widia
"Aku ... dia hamil! Aku harus menampar diri sendiri dulu. Wanita ini ternyata menipuku? Sia-sia aku membantunya mengeluarkan sertifikat kejiwaan!" Arya hampir berteriak histeris. Dia tidak menyangka dirinya ditipu oleh Janice.

"Jawab pertanyaanku," ujar Jason dengan tidak sabar sambil menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Kalau ada gejala keguguran, harus istirahat dengan baik. Makanan juga harus dijaga. Pokoknya nggak boleh kecapekan," jelas Arya.

"Hm."

"Jadi, apa rencanamu? Statusnya ini .... Kalau dia mengakui dirinya adalah wanita itu waktu skandal sedang heboh, lalu kamu menikahinya, ayahmu mungkin nggak bakal komplain. Tapi, dia malah menolak. Jujur padaku, saat kamu dan ayahmu terus mendesaknya untuk mengaku, sebenarnya kamu sudah menyukainya, 'kan?" Arya terkekeh-kekeh.

Jason menunduk dan berkata, "Aku tutup teleponnya."

Arya pun berteriak untuk menghentikan, "Kamu nggak boleh terus memendam perasaan! Kamu harus menunjukkan kelebihanmu dong!"

"Sudah pernah."

"Apa ...." Tut, tu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 184

    Janice menatap meja besar itu. Dia teringat pada kejadian sebelumnya di mana dia menggila untuk mempersulit Vania dan Risma.Di meja makan, Anwar tampak mengenakan setelan rapi. Ekspresinya pun sangat serius. Janice menyapa dengan sopan, "Kakek.""Ya, duduklah." Anwar mengisyaratkan semua orang untuk mulai makan.Janice menelan ludah menatap seafood di atas meja makan. Namun, karena ada Anwar di sini, dia hanya berani mengambil daging sapi di depannya. Bagaimanapun, dia bukan hanya mewakili diri sendiri, tetapi juga Ivy.Ivy tinggal di rumah Keluarga Karim. Jadi, setiap patah kata dan setiap gerak-gerik Janice harus sangat diperhatikan.Ketika Janice berpikir demikian, Ivy mengambilkan banyak seafood untuk Janice. Sashimi, bekicot, dan semangkuk besar bubur lobster.Ivy berbisik, "Makan saja dulu. Nanti kalau mejanya sudah diputar, aku ambilkan seafood lain."Janice mengangguk dan mengucapkan terima kasih tanpa bersuara. Dulu, dia tidak suka makan seafood karena merasa bau amis. Namun,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 185

    Setelah pergi ke kamar mandi, Janice pun muntah. Dia berkumur dengan obat kumur rasa buah sebanyak tiga kali, tetapi mulutnya masih terasa pahit.Ketika Janice keluar, sebuah sosok menghalangi jalannya. Dia berucap dengan agak lemas, "Minggir."Jason memandangnya dan bertanya, "Apa ada yang sakit?"Janice merasa lucu mendengar pertanyaan Jason. Dia bertanya balik, "Paman, kamu begitu baik padaku karena aku hamil? Jangan lupa, dulu kamu yang menyuruhku melakukan aborsi kalau hamil."Wajah Jason tampak suram. Janice teringat pada peringatan yang diberikan Anwar tadi. Seketika, dia juga teringat pada sikap Anwar terhadap Vega di kehidupan lampau.Vega adalah anak perempuan, ditambah lagi kehadirannya tidak disambut di Keluarga Karim. Jadi, Anwar tidak pernah mengakui bahwa marga Vega adalah Karim.Sementara itu, ketika Vania melahirkan anak laki-laki, Anwar langsung mengungkapkan kasih sayangnya kepada cucunya itu. Bahkan, dia mengumumkan bahwa Jason hanya punya satu anak, yaitu anak yang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 186

    Vania punya firasat bahwa anak ini akan menjadi bintang keberuntungannya. Anak ini akan membantunya memperoleh segala hal yang diinginkannya.Namun, entah mengapa dia malah merasa sesuatu yang jelas-jelas begitu dekat dengannya seolah-olah menjadi makin jauh.Itu sebabnya, Vania merias dirinya dengan cantik dan datang ke rumah Keluarga Karim. Dia ingin mencoba keberuntungannya. Jika bisa mendapatkan hati Jason, tentu akan sangat bagus. Lagi pula, bayi prematur 8 bulan adalah sesuatu yang wajar.Siapa sangka, Vania malah mendengar kabar mengejutkan di sini. Tangannya yang memegang perutnya perlahan-lahan mengerat. Dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.Sepertinya, anak ini tidak bisa dipertahankan. Jason tidak mungkin menyentuhnya hari ini. Namun, anak di kandungan Janice juga harus gugur! Dengan demikian, Jason tidak punya alasan untuk menentang perintah Anwar dengan menikahi Janice!Vania melepaskan tangannya, lalu mengeluarkan bedak untuk merapikan riasannya. Kemudian, dia melepask

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 187

    Janice terpikir akan berbagai kemungkinan. Vania mungkin ingin menggugurkan kandungannya dengan menjebak Janice. Dengan begitu, Janice akan menjadi pendosa besar.Siapa sangka, Vania malah mendorongnya ke danau. Danau buatan Keluarga Karim sangat dalam sehingga Janice hampir tenggelam.Janice meronta-ronta sambil berteriak minta tolong, "Tolong ...."Begitu membuka mulutnya, air danau langsung memasuki mulutnya. Janice pun tidak bisa berteriak lagi.Ketika mengira dirinya akan mati, tiba-tiba Vania malah berteriak, "Tolong! Janice jatuh ke danau!"Teriakan Vania ini membuat banyak orang datang. Sementara itu, mantel Janice menjadi sangat berat karena terendam air. Perlawanannya pun menjadi makin lemah dan tubuhnya makin tenggelam.Saat berikutnya, sebuah sosok melompat ke dalam air dan menariknya ke permukaan. Janice memuntahkan banyak air. Kemudian, dia melihat pria yang menggendongnya.Itu adalah Jason. Jason menunduk. Rambutnya meneteskan air. Tatapannya suram, tetapi matanya merah.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 188

    Ini karena Ivy tidak bisa melahirkan lagi setelah memiliki Janice.Putra pertamanya hanya memberinya seorang cucu, yaitu Yoshua. Putra keduanya tidak bisa memberinya cucu. Putra ketiganya malah menikahi wanita mandul. Bagaimana mungkin Anwar menyetujuinya?Ketika merasakan tatapan Janice, Vania tanpa sadar memegang perutnya. Tindakan Vania ini pun membuat Janice sangat heran.Di kehidupan lampau, Janice menikah dengan Jason sehingga Vania kabur dengan membawa anak di kandungannya. Namun, kini jelas-jelas tidak ada penghalang di antara mereka.Vania hanya perlu mengumumkan kehamilannya, lalu dia dan Jason bisa menikah. Lantas, kenapa Vania bukan hanya tidak menginginkan anak di kandungannya, bahkan tidak berani memberi tahu siapa pun tentang kehamilannya?"Janice, aku tahu kamu sedih. Tapi, masih ada yang lebih parah dari ini. Jason bilang setelah kontrak ditandatangani, dia akan menikahiku. Jadi, kamu tunggu saja. Apa pun yang terjadi, Jason akan memilihku. Kamu cuma hiburan gratis bag

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 189

    "Berkelahi? Hehe. Kebetulan, aku sedang istirahat tadi. Tiba-tiba, ada yang menarik leherku dan menyeretku ke ruang gawat darurat. Tiga dokter kandungan berdiri bersamaku. Kami saling memandang. Apa kamu tahu apa yang mereka tanyakan kepadaku?" Arya mengulangi adegan secara berlebihan.Janice bertanya dengan heran, "Tanya apa?"Arya menekan suaranya supaya terdengar seperti wanita, lalu menyahut, "Dokter Arya, kita harus ngapain? Menampung darah menstruasinya?""Sekarang kamu sudah tahu kenapa aku terluka, 'kan? Tolong bantu aku memperingatkannya. Lain kali kalau ada masalah, tenang sedikit. Nggak usah menarik leherku."Begitu mendengarnya, Janice akhirnya memahami apa yang terjadi. Namun, ekspresinya terlihat datar. Dia hanya menunduk dan tidak berbicara.Arya tidak memperhatikan ekspresi Janice. Dia melirik ke kanan kiri, lalu bertanya, "Di mana Jason? Bukannya dia menjagamu di sini tadi?""Dia sudah pergi," timpal Janice dengan dingin. Jason menunggunya bangun hanya untuk memastikan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 190

    Saat itu, Vania adalah seorang desainer perhiasan yang terkenal. Dia memiliki studio dan merek sendiri. Bahkan, dia melahirkan anak laki-laki untuk Jason. Bisa dibilang, dia berada di puncak kejayaannya. Itu sebabnya, dia terlihat angkuh.Sementara itu, Malia yang berdiri di sampingnya juga ketimpa rezeki. Lihat saja tas yang dipakainya. Harganya setidaknya 400 juta. Gadis yang memasuki universitas dan bekerja paruh waktu bersama Janice itu, yang mengatakan ingin bekerja keras untuk maju, telah lama ternodai sejak awal.Malia memainkan tas di tangannya, lalu berkata dengan santai, "Janice dan putrinya itu terus di rumah. Pak Anwar sekalipun nggak bisa apa-apa. Kalau nggak ada aku dan orang bermarga Riyadi itu yang membantumu, mana mungkin kamu dapat bukti Janice menjebakmu?""Apa lagi, orang itu juga membantu kalian mendapat sampel yang cocok. Kalau sampai dia tahu kamu menipunya dan memanfaatkannya selama ini ....""Diam! Kamu berani mengancamku?" Tatapan Vania berubah menjadi galak d

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 191

    Setelah mendengar perkataan Ivy, pikiran Janice kacau balau. Untuk sesaat, dia sama sekali tidak bisa memikirkan siapa yang memiliki inisial AC. Setelah memikirkannya berulang kali, dia hanya bisa berkata, "Bu, bisa nggak bantu aku awasi? Kalau mereka kumpul lagi, kasih tahu aku."Ivy tidak segera menyetujuinya, suaranya terdengar gelisah, "Janice, kamu sebenarnya mau ngapain? Bukannya selama ini kamu mau menjauh dari Vania dan yang lainnya?"Janice mengatupkan bibirnya, lalu bangkit dan berjalan menuju jendela sambil memandang bintang-bintang di langit. Dulu, memang itu yang dia inginkan.Karena dia sudah berjanji pada Vega untuk menjadi desainer perhiasan yang bahagia, melangkah semakin tinggi, dan menebus penyesalan di masa lalu. Jadi, satu-satunya keinginannya selama ini adalah melepaskan diri dari takdir awal. Menyelesaikan keinginannya dan Vega.Namun, saat dia berbaring di ranjang rumah sakit dan mendengar ancaman Jason agar dia memihak Vania, darah yang mengalir dari tubuhnya t

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 364

    Jason tidak lagi mengirim pesan, sehingga Arya berpikir percakapan sudah selesai. Saat dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba muncul sebuah gambar.[ Gimana kalau ini? ]Arya tidak tahu apa yang dilakukan Jason tengah malam begini, sampai-sampai meminta seseorang melukis potret. Namun, dia tetap membuka gambar itu dengan sabar.Hanya dengan sekali lihat, Arya langsung terpaku di tempat dan ketakutan. Terlebih lagi, dia sedang sendirian di lorong rumah sakit yang sunyi. Punggungnya sampai terasa dingin.Sambil mempercepat langkahnya, Arya membalas pesan.[ Persis. Awalnya aku kira itu Janice waktu kecil, tapi sekarang aku akhirnya melihat perbedaannya. Mata ini persis dengan matamu! ]Arya masuk ke kantor, lalu menutup pintu dan meneguk air untuk menenangkan diri. Dia selalu berpikir bahwa mimpi hanyalah sesuatu yang tidak nyata. Namun, sekarang dia mulai merasa ragu.[ Oke, aku sudah paham. ]Jason tidak lagi mengirim pesan setelah itu. Arya sampai tidak bisa tidur sepanjang malam kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 363

    Arya sontak berdiri. "Nggak boleh! Lukamu baru saja sembuh. Sejak kembali dari Kota Gunang, kamu hampir nggak pernah istirahat. Tubuhmu nggak bakal tahan!""Kamu pulang saja. Malam ini aku sudah tukar jadwal malam dengan dokter lain. Aku yang akan membantumu berjaga. Lagi pula, bukankah orang-orangmu juga mengawasi secara diam-diam?" Sambil berbicara, Arya mendorong Jason dengan pelan.Jason mengusap pelipisnya sambil mengangguk pelan. Pada akhirnya, dia berbalik dan keluar dari kantor.....Larut malam, Jason duduk di ruang kerjanya. Kedua tangannya menopang dagunya. Rokok di jarinya perlahan-lahan habis terbakar, sementara asap yang membubung menyembunyikan ekspresinya.Di meja, ponselnya terus memutar ulang rekaman yang didapat dari Malia."Jadi, kamu diam-diam ingin menikah dengan Jason! Bahkan ingin punya anak dengannya! Kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?""Anak perempuan.""Anak perempuan ....""Anak ...."Ketika pertama kali mendengar rekaman ini, Jason merasakan perasaan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 362

    Saat cairan dalam jarum suntik sepenuhnya masuk ke selang infus, dokter itu menunjukkan senyuman puas di matanya.Namun, detik berikutnya, matanya terbelalak tak percaya. Dia bahkan tidak sempat menoleh, tubuhnya seperti robot yang kehilangan daya dan langsung terjatuh ke lantai.Setelah dokter itu terjatuh, sosok pria di belakangnya pun terlihat. Wajahnya tampan, tetapi memancarkan aura membunuh yang samar.Jason mengelap tangannya. "Bawa dia pergi."Norman melangkah maju, lalu menyeret pria itu keluar dengan mudah.Akhirnya, ruangan itu kembali sunyi. Jason duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati, dia membuka selotip di punggung tangan Janice. Jarum infus itu ternyata tidak benar-benar menembus kulitnya, hanya trik untuk mengelabui.Jason mengusap punggung tangan Janice perlahan, menatap wajahnya yang pucat dan tenang saat tidur. Matanya yang dalam menyimpan emosi yang sulit dibaca. Pada akhirnya, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Namun, dia menggenggam tangan Janice semaki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 359

    Segera, Jason melangkah perlahan ke arah Malia. "Setelah ini, kirimkan rekaman itu padaku.""Baik." Malia menjawab dengan mata merah, wajahnya tampak penuh kepedihan. "Pak Jason, aku benaran nggak nyangka Janice bisa sekejam ini. Semua ini salahku.""Aku nggak tahan lagi dengan cara dia diam-diam bersekongkol dengan orang lain untuk menindasku. Makanya, hari ini aku datang untuk memohon agar dia melepaskanku. Aku nggak nyangka dia malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Vania.""Siapa?" Mata Jason yang tajam menatap Malia."Maksudmu?" Malia terkejut."Dia bekerja sama dengan siapa? Sebutkan namanya.""Eee ...." Bahu Malia mulai bergetar.Tepat pada saat itu, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi panik. "Maaf, Pak Jason. Kami nggak bisa menyelamatkan bayinya. Sekarang pasien juga mengalami pendarahan hebat dan membutuhkan transfusi darah."Sebelum dokter selesai bicara, perawat sudah berlari masuk dengan kantong darah di tangan.Anwar yang mendeng

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 358

    "Apa buktinya?" tanya Risma dengan tidak sabar.Malia langsung membuka rekaman suara di ponselnya. Layar menunjukkan tanggal rekaman itu diambil pada malam Natal tahun lalu. Saat itu, hubungan Janice dan Malia sangat baik. Tidak ada rahasia di antara mereka.Janice sontak teringat pada sesuatu. Wajahnya menjadi pucat pasi, bahkan tangan yang terkepal erat gemetaran. Di kehidupan sebelumnya, Malia bisa terus berada di sisi Vania tentu karena punya kemampuan. Wanita ini diam-diam mengumpulkan aib orang lain.Rekaman mulai diputar."Janice, kenapa melamun melihat kembang api? Kamu diam-diam membuat permohonan ya?""Nggak." Suara Janice terdengar sengau, ada rasa malu seolah-olah rahasianya terungkap."Jangan bohong, wajahmu sampai merah. Kamu memikirkan Jason lagi?""Sstt! Jangan sampai ada yang dengar! Dia sudah bersama orang lain.""Tenang saja, cuma kita yang tahu. Ayo, katakan. Barusan kamu pikirin apa?"Malia terus bertanya dengan penasaran. Setelah ragu sejenak, Janice akhirnya ters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 357

    Setelah bersumpah, Malia segera bersujud. Suara yang timbul akibat kepalanya yang menyentuh lantai menggema di sepanjang koridor. Siapa pun yang melihatnya akan merasa bahwa dia tidak berbohong.Ivy yang biasanya tidak pernah marah, sampai terengah-engah sambil memegang dadanya. Dia memelototi Malia dengan murka. "Kamu bohong! Kapan aku pernah mengancammu?"Ketika mendengar suara itu, Malia seketika merangkak mundur dengan ketakutan dan bersembunyi di balik kaki Anwar. "Bu, tadi kamu bahkan memukulku dengan tasmu. Kamu masih berani bilang nggak ada yang terjadi? Semua orang di studio melihatnya!""Kamu ...." Ivy terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi.Saat ini, tangisan Risma semakin menjadi-jadi. Dia menghampiri Anwar sambil menunjuk darah di bajunya. "Pak, kamu harus memberi Vania keadilan. Setelah tahu dia mengandung anak Jason, dia sangat bahagia. Setiap hari dia mengajak anaknya mengobrol. Tapi sekarang, karena Janice, nyawanya dan anak itu terancam! Padahal, itu anak pertamanya!"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 356

    Di tengah keributan, Janice melihat Vania tiba-tiba mendekatinya. Dia langsung merasa ada yang tidak beres dan segera melepaskan tangan Malia.Namun, Janice tetap terlambat selangkah. Malia yang terlihat seperti sedang memohon ampun dan kehilangan akal sehat, diam-diam mendorong Janice ke arah Vania.Terdengar jeritan tajam, lalu Vania jatuh terguling dari tiga anak tangga. Dia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya dan berkata dengan wajah penuh penderitaan, "Perutku ... sakit sekali ...."Seorang rekan kerja langsung memarahi, "Janice! Vania bermaksud baik karena khawatir padamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti ini?"Rekan lainnya yang membantu menopang Vania, melihat ke arah rok Vania dan berseru ketakutan, "Darah! Banyak sekali darah!"Vania mengerang kesakitan. "Anakku ...."Mendengar itu, reaksi pertama Janice adalah segera menolongnya. Dia ingin mengulurkan tangan untuk membantu Vania, tetapi tiba-tiba seseorang muncul dan menabraknya ke sisi tangga. Lengan Janic

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status