Dari luar kamar Ryan, terdengar suara Ibunya yang sedang menyiapkan sarapan.
"Ryan, sarapannya sudah siap!" panggil Eleanor Jorge dengan nada ceria, berusaha bersikap senormal mungkin.Ryan beranjak dari posisi bermeditasinya dan bersiap-siap.Setelah mandi dan berganti pakaian, dia bergabung dengan yang lain di meja makan.Suasana terasa tenang, tidak ada yang membahas pertarungan yang akan terjadi hari ini.Eleanor Jorge, Adel, dan Rindy bersikap seolah ini adalah hari yang biasa.Tepat pukul delapan pagi, Ryan turun ke lobi apartemen.Sebuah Porsche putih sudah terparkir di depan pintu masuk."Tuan Ryan," Juliana Herbald menyapanya dengan hormat. Wanita itu tampak anggun dalam balutan blazer dan rok hitam formal.Tanpa banyak bicara, Ryan duduk di kursi depan samping pengemudi.Eleanor Jorge, Adel dan Rindy mengambil tempat di kursi belakang. Suasana di dalam mobil terasa hening.Lucas Ravenclaw seketika melepaskan tekanan spiritual dan niat membunuh yang mengerikan. Ryan memejamkan mata, mengalirkan seluruh energi qi dalam dantiannya. Seluruh tubuhnya diselimuti aura pembunuh dan tampak dipenuhi cahaya merah!"Kau benar-benar sombong dan bodoh! Kau masih berusaha bersikap berani saat kau hampir mati!" Ekspresi Lucas Ravenclaw berubah garang saat melihat Ryan memejamkan matanya. Apakah sampah ini sedang meremehkannya sekarang? Dia benar-benar sudah bosan hidup!"Berlututlah dan kau akan ku beri kematian yang lebih mudah!"Lucas Ravenclaw tidak menunggu lebih lama lagi. Sambil meraung, dia menerkam Ryan dengan momentum dahsyat. Gelombang tekanan spiritual menyapu ke segala arah, membuat beberapa penonton mundur beberapa langkah.Dia akan membuat Ryan menyesali kesombongan dan ketidaktahuannya hari ini!Di belakangnya, bayangan seekor harimau dara
Harimau darah dan Telapak Membakar Bumi saling bertabrakan, menciptakan gelombang kejut yang membuat platform bergetar hebat! Dalam sekejap mata, harimau darah Lucas Ravenclaw tercabik-cabik tanpa ampun oleh badai api yang datang! "Bagaimana ini mungkin?" Lucas Ravenclaw terperanjat. Ketika Ryan menyerang, aura mengerikan yang meletus membuat mata Lucas Ravenclaw terbelalak. Aura yang terpancar dari Ryan jauh melampaui ekspektasinya. Dia telah menggunakan 60% kekuatannya dalam serangan ini, tetapi bukan saja dia tidak dapat membunuh Ryan, serangannya malah hancur berkeping-keping! Perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat jelas! Dalam duel ini, dialah yang berada di posisi yang tidak menguntungkan! "Apakah ini yang membuatmu yakin untuk menantangku?" Ryan tersenyum mengejek. "Brengsek kau bajingan kecil!" Lucas Ravenclaw meraung murka dan dengan panik melancarkan serangan susulan. Namun terlambat, serangan telapak tangan Ryan telah mendarat telak! Kekuatan yang tampa
Melihat Ryan tetap diam tanpa berniat menjawab, Lucas Ravenclaw mendengus dingin. "Karena kau tak mau memberitahuku secara baik-baik, aku terpaksa harus melumpuhkanmu dan menggali rahasia-rahasia itu langsung dari mulutmu!" Aura membunuh mulai menguar dari tubuhnya. "Hidupmu berakhir di sini. Aku tidak akan memberimu kesempatan lagi!" Mata Lucas Ravenclaw dipenuhi dengan niat membunuh yang pekat. Namun Ryan justru tersenyum dingin menanggapinya. "Aku khawatir kaulah yang akan mati hari ini." "Hmph, matilah dalam keputusasaan!" Lucas Ravenclaw mengepalkan tangannya, dan sebuah pedang spiritual muncul di tangannya. Begitu pedang itu terhunus, aura Lucas Ravenclaw meningkat drastis! Sebagian besar ilmu bela diri yang dia pelajari dari gurunya di Sekte Hell Blood adalah keterampilan pedang tingkat tinggi. Dia tidak peduli peluang apa yang diperoleh Ryan dalam lima tahun terakhir. Di hadapan kekuatan absolut, semua itu tidak akan berarti apa-apa! Swiiish! Ryan tidak gentar sedik
Begitu Ryan selesai berbicara, Pedang Suci Caliburn bergetar sedikit, dan naga darah itu tampak hampir keluar dari tubuhnya. Di bawah panggung, semua orang terdiam saat mereka fokus pada niat pedang mengerikan Lucas Ravenclaw, berseru kagum! Namun, tak seorang pun memperhatikan perubahan yang terjadi pada Ryan. Di mata mereka, Ryan tidak lebih dari seekor semut yang sedang berjuang di ambang kematian. "Ryan sebenarnya seorang jenius. Sayang sekali dia hanya berkultivasi selama lima tahun. Lucas Ravenclaw telah berkultivasi selama beberapa dekade dan memiliki sumber daya yang tak terhitung jumlahnya," komentar seorang penonton. "Ryan terlalu tidak berarti jika dibandingkan dengan seorang jenius yang bisa memadatkan niat pedang." "Aku rasa hanya Larry Brave yang bisa menangkis serangan pedang sekaliber ini." "Hmph, itulah yang didapatnya karena berani meremehkan dan menantang Lucas Ravenclaw!" "Tidak akan pernah ada hasil yang berbeda!" Di area penonton, Eleanor Jorge hendak m
Sementara orang banyak masih terkejut dan ketakutan, naga darah di langit tiba-tiba bergerak dan menukik turun, menyatu dengan Pedang Suci Caliburn di tangan Ryan! Aura Ryan meningkat tajam saat naga darah, tubuhnya, dan pedangnya melebur menjadi satu kesatuan yang sempurna. Ryan menatap Lucas Ravenclaw dari atas. Matanya yang menyipit tiba-tiba melebar saat suaranya yang dingin bergemuruh bagai guntur! "Lucas Ravenclaw, berlututlah dan terima kematianmu!" Suara dingin yang bercampur raungan naga darah itu menggetarkan arena dan langsung menyerang jiwa Lucas Ravenclaw! Pukulan mendadak itu bagaikan palu raksasa yang menghantam batinnya, membuat secercah ketakutan muncul di hati Lucas Ravenclaw. Pada saat kritis ini, Pedang Suci Caliburn mulai bergetar hebat seolah gelisah dan bersemangat. Senjata semua orang ikut bergetar bersamanya. Senjata biasa dan kelas rendah bahkan langsung hancur berkeping-keping! Niat Pedang yang mengejutkan! Sebelum siapapun sempat bereaksi, pedang
Di antara semua penonton, Eleanor Jorge-lah yang paling terguncang. Air mata mengalir deras di pipinya sementara tubuhnya gemetar hebat. Saat semua orang menatap dengan ketakutan dan kengerian, matanya justru dipenuhi kepedihan mendalam!Sebagai ibunya, dia tahu Ryan memiliki akar fana dan baru memulai kultivasinya. Penderitaan macam apa yang harus ditanggung putranya hingga bisa mencapai level ini dalam waktu singkat?Putranya telah menanggung begitu banyak tekanan dan penderitaan demi menjadi cukup kuat untuk melindungi keluarga mereka.Rindy, Adel, bahkan Juliana Herbald tidak merasakan kegembiraan melihat kehebatan Ryan. Mata mereka dipenuhi kesedihan yang sama seperti Eleanor Jorge. Semua orang hanya melihat prestasinya, tanpa menyadari pengorbanan dan kerja keras di baliknya.Ryan, yang kini menjadi pusat perhatian, merasa sedikit tidak nyaman. Energi qi dalam dantiannya nyaris terkuras habis setelah m
Ryan sebenarnya penasaran dengan Sekte Hell Blood. Mereka memiliki artefak spiritual seperti Penjara Catacomb, bahkan mampu memanipulasi arena seni bela diri. Jelas mereka bukan sekte biasa.Ia memandang sekeliling dan menyadari bahwa Larry Brave telah pergi, begitu pula para praktisi dari Wolf Squad.Situasinya jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.Tetua Sekte Hell Blood seolah dapat membaca pikiran Ryan. Dia mencibir, "Tidak perlu mencari mereka.""Jika aku jadi kau, aku akan lebih memikirkan cara untuk bertahan hidup.""Dan jangan berharap pada keluarga dan faksi yang menonton. Mereka tidak akan membantumu. Atau lebih tepatnya, mereka tidak mampu membantumu sama sekali."Meski situasi berubah drastis, para penonton tetap duduk acuh tak acuh di tempat mereka. Beberapa yang tampak terkejut awalnya segera berganti ekspresi menjadi paham–hasil terbaik adalah jika Ryan menghilang dari dunia ini.
Para anggota Guild Round Table bergerak dalam formasi terlatih yang membuat mereka semakin tangguh. Mereka tak terbendung! Ratusan praktisi dari Guild Round Table dan Ordo Hassasin segera membentuk barisan pertahanan di sekitar Eleanor Jorge dan yang lainnya. Tak seorang pun diizinkan menembus perlindungan mereka! Bersamaan dengan itu, Lancelot dan Farid Askari melangkah maju, lalu berlutut di hadapan Ryan. "Lancelot memberi hormat kepada Ketua Guild!" "Farid Askari memberi hormat pada Ketua Guild!" Kemudian, ratusan praktisi beroakaian serba hitam itu ikut berlutut setelah berhadapan dengan kelompok yang dibawa Gerard Helion. "Memberi horma kepada Ketua Guild!" Ketika para praktisi Guild Round Table meraung, niat membunuh yang tak berujung dilepaskan dari tubuh mereka. Mereka telah bersembunyi dalam kegelapan selama ini sambil bersiap melepaskan kekuatan mereka untuk mengejutkan semua orang! Ryan tersenyum tipis melihat kesetiaan anak buahnya. Ia sudah menduga Lancelot t
"Yang paling kukuasai bukanlah seni bela diri, melainkan keterampilan medis dan alkemis." Senyum dingin Ryan melebar. "Awalnya kupikir ilmu medis digunakan untuk menyelamatkan nyawa. Tapi tempat itu mengajariku bahwa keterampilan yang sama bisa digunakan untuk menyiksa dan membunuh."Saat berbicara, Ryan melepaskan enam sampai tujuh jarum perak yang langsung menancap di tubuh Aaron Ravenclaw. Jari-jarinya bergerak cepat membentuk segel, membuat jarum-jarum itu bersinar semakin terang."Ini..."Sebelum Aaron Ravenclaw sempat bereaksi, rasa sakit luar biasa menghantam seluruh tubuhnya! Dalam sekejap, tubuhnya mengejang dan mendingin, seolah jutaan mulut sedang mengunyah dagingnya."ARGHHHH!"Jeritan menyayat hati memenuhi aula. Rasa sakit yang dia rasakan semakin intens hingga jiwanya pun bergetar.Zend Bark menyaksikan dengan ngeri. Sebagai praktisi berpengalaman, dia tahu betul semakin kuat seorang praktisi seni bela diri, semakin tinggi toleransi mereka terhadap rasa sakit. Sesua
Mata Zend Bark menyipit saat dia melesat ke tengah kerumunan. Dalam sekejap, jeritan-jeritan menyayat hati memenuhi udara. Bayangan kematian tetua tadi masih membayangi pikiran para praktisi Keluarga Ravenclaw, membuat mereka tak mampu mengerahkan kekuatan penuh.Meski begitu, menghadapi puluhan praktisi sekaligus tetap bukan perkara mudah. Beberapa luka mulai muncul di tubuh Zend Bark saat dia kewalahan menahan serangan dari berbagai arah.Ryan menggeleng pelan melihat ini. Tanpa kata-kata, ia melesat ke medan pertempuran. Hembusan angin kencang mengikuti setiap gerakannya. Ke manapun Ryan melangkah, darah dan daging berceceran! Sosoknya bagai Malaikat Maut yang memanen nyawa tanpa ampun. Dalam waktu lima menit saja, puluhan praktisi telah tewas di tangannya. Aula yang tadinya megah kini dipenuhi bau anyir darah dan kematian yang menyesakkan.Hanya satu orang yang masih hidup di seluruh aula–Aaron Ravenclaw yang meringkuk lemah di sudut ruangan. Setelah kehilangan lengannya,
Saat rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, Aaron Ravenclaw menyadari ada kekuatan tak terlihat yang mengalir masuk, membuat organ dalamnya terguncang parah. "Kuberi kau kesempatan, tapi kau menyia-nyiakannya," ujar Ryan datar. "Mulai hari ini, Keluarga Ravenclaw tidak akan ada lagi di Nexopolis." Nada suaranya tenang seolah hanya menyatakan fakta yang tak terbantahkan. Pedang Suci Caliburn muncul di tangannya saat dia melesat maju. Sinar pedang cemerlang membelah udara, membawa niat membunuh yang pekat. Tebasan ganas mengincar leher Aaron Ravenclaw–hutang darah harus dibayar dengan darah! Namun tetua Sekte Hell Blood tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aaron Ravenclaw masih terlalu berharga untuk mati. Dia melempar ponsel yang baru digunakannya untuk mengirim pesan darurat, lalu menghunus pedang dan menyerang. "Ryan, jangan terlalu sombong!" hardiknya. "Kau menyakiti temanku. Hari ini, bukan hanya rahasiamu yang kuinginkan, tapi juga nyawamu! Matilah!" Tetua itu melepaskan
Gedebuk! Empat kepala itu menggelinding ke kaki Aaron Ravenclaw dengan suara berdebum yang mengerikan. Darah masih menetes dari leher yang terputus, menciptakan genangan merah pekat di lantai marmer putih. "Di mana ayahku?" tanya Ryan dingin. Dalam sekejap, dia muncul dua meter di depan Aaron Ravenclaw. Aura membunuh yang menguar dari tubuhnya membuat suhu ruangan turun drastis. Para tetua Sekte Hell Blood secara naluriah mundur beberapa langkah. Bayangan kejadian di arena seni bela diri tadi pagi berkelebat di benak mereka. Lucas Ravenclaw yang tak berdaya, Guardian yang tewas mengenaskan, dan kekuatan mengerikan yang ditunjukkan Ryan. Di seluruh Nexopolis saat ini, siapa yang mampu menghentikannya? Aaron Ravenclaw berusaha mengendalikan getaran di tubuhnya. Dia menatap Ryan dengan sorot tajam, meski keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Kau terlambat. William Pendragon sudah tidak ada di sini lagi!" "Benarkah begitu?" Alih-alih marah, Ryan justru mengeluarkan seba
Ketika Wendy merasakan angin menderu di sekelilingnya, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang gila! Ini lantai kesepuluh! Jantungnya berdegup kencang saat gravitasi menarik tubuhnya ke bawah. Pandangannya tertuju pada tanah yang semakin dekat di bawah sana. Meskipun dia sudah mulai berkultivasi, dia bukanlah dewa yang bisa terbang! 'Bodoh! Apa yang kulakukan?' pikirnya panik. Wendy ingin menampar dirinya sendiri atas tindakan impulsif ini. Mengapa dia tiba-tiba melompat dari gedung? Hanya karena melihat sosok mencurigakan yang mirip Ryan? Besok pagi, headline koran Riverdale pasti akan berbunyi: [Dosen muda Universitas Negeri Riverdale bunuh diri karena stres. Haruskah sistem pendidikan direformasi?] Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Di usia dua puluhan, dia bahkan belum pernah pacaran! Padahal dia sudah menemukan seseorang yang disukainya, tapi kini akan mati sebelum sempat mengungkapkan perasaan. Saat tubuhnya hampir menyentuh
Ryan tersenyum melihat kepanikan Wendy. "Tidak apa-apa. Aku memang tidak berencana tinggal lama di apartemen ini." Ia menatap Wendy dengan kilatan tertarik. "Lagipula, sepertinya aku menemukan telah seorang genius. Kalau kau berkultivasi dengan baik, mungkin aku yang harus bergantung padamu nanti." "Benarkah?" Wajah cemas Wendy berubah terkejut. "Kalau begitu aku akan berlatih keras mengolah teknik Jiwa Es. Aku akan melindungimu di masa depan!" Begitu kata-kata itu meluncur dari mulutnya, wajah Wendy langsung memerah, takut Ryan akan salah paham. Ryan mengeluarkan beberapa buku teknik beladiri tipe es yang telah disiapkannya. "Bawa ini juga. Dengan bakatmu, kau pasti bisa menguasainya dengan cepat." "Baiklah." Wendy menerima buku-buku itu. Dia hendak mengatakan sesuatu lagi ketika terdengar ketukan di pintu. "Sudah larut, sebaiknya aku pulang..." Wendy bangkit untuk membuka pintu. Seorang pria asing berdiri di ambang pintu. Dia melirik Wendy sekilas sebelum tatapannya beralih p
Setelah memberikan beberapa instruksi lain, Ryan meninggalkan Guild Round Table. Jika tebakannya benar, ayahnya berada di tangan Guardian Nexopolis, Zeke Fernando, atau Keluarga Ravenclaw. Karena Larry tidak bisa bergerak, dia harus menanganinya sendiri. Ryan mengetahui lokasi kediaman Keluarga Ravenclaw, namun dia juga merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Karena itu, ia memutuskan untuk kembali ke apartemennya terlebih dahulu. Menggunakan telepon rumah, Ryan menghubungi Conrad Max dan memintanya membawakan beberapa tanaman obat. Setengah jam kemudian, Conrad Max tiba dengan semua yang diminta. Ketika melihat Ryan, matanya dipenuhi ketakutan sekaligus kekaguman. Insiden di arena seni bela diri telah tersebar ke seluruh ibu kota–bagaimana Lucas Ravenclaw gagal mengalahkan Ryan, dan seorang Guardian terbunuh! Ryan kini menjadi yang tak terbantahkan dalam peringkat grandmaster Nexopolis. Dan dia mencapai prestasi ini di usia dua puluhan–sesuatu yang belum pernah
Di Guild Round Table, Ryan membuka mata tepat pukul lima sore. Ia duduk tegak, merasakan luka-lukanya telah pulih signifikan. Yang mengejutkan, entah bagaimana ia berhasil menembus ke ranah Golden Core tingkat kelima. "Bagaimana ini bisa terjadi?" Wajah Ryan menunjukkan sedikit keterkejutan. Ia terluka parah dan belum mengedarkan teknik kultivasi. Bagaimana mungkin bisa menembus tingkatan dengan sendirinya? Ini sungguh aneh. Apakah hal seperti ini benar-benar mungkin? Saat Ryan masih terheran-heran dengan terobosan tiba-tiba ini, perhatiannya tertuju pada batu giok naga yang melayang di udara. Energi qi mengalir deras dari batu itu memasuki tubuhnya. "Mungkinkah karena Kuburan Pedang?" gumamnya sambil mengepalkan tangan. Batu Giok Naga itu kembali muncul di telapak tangannya. "Larry seharusnya sudah membawa ayah kembali sekarang." Ryan menatap batu di tangannya dengan penasaran. "Aku juga harus menanyakan padanya tentang batu ini. Apa sebenarnya hubungan antara Keluar
Larry terjebak dalam situasi sulit. Di satu sisi ada perintah Ryan, di sisi lain dia berhadapan dengan Guardian yang bahkan tidak segan mengancamnya secara terbuka. Pada saat itu, tetua Sekte Hell Blood keluar dengan senyum menjilat. Dia membungkuk dalam pada Zeke Fernando. "Tetua Zeke, sungguh suatu kehormatan Anda berada di sini!" Larry tertegun. Zeke Fernando adalah tetua Sekte Hell Blood? Dan dari cara tetua lain membungkuk padanya, jelas statusnya sangat tinggi dalam sekte tersebut! Amarah membuncah dalam dada Larry saat menyadari pengkhianatan ini. Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Zeke Fernando melirik tetua yang membungkuk padanya dan mendengus. "Dasar tidak berguna! Kau bahkan tidak bisa menangani masalah kecil seperti ini dengan benar. Memalukan nama Sekte Hell Blood!" Wajah tetua itu memucat. Dia hanya bisa menunduk dalam-dalam, tidak berani membantah. Setelah menimbang situasi dengan cermat, Larry berkata, "Tuanku, aku bisa melepaskan