Beranda / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 362 - Menempa Ulang Caliburn (II)

Share

Bab 362 - Menempa Ulang Caliburn (II)

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 13:25:52

"Hmpf!" Tetua Helios akhirnya mendengus keras dan melambaikan lengan bajunya dengan kasar.

"Aku tak punya kata-kata untuk bocah sombong sepertimu! Tapi ingat—tindakan bodohmu ini akan menghancurkan pedang yang tak ternilai harganya!"

Juliana Herbald yang sejak tadi diam kini angkat bicara. Dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas sebelum berkata, "Tuan Ryan, tidakkah sebaiknya Anda mempertimbangkan hal ini lagi?"

Kekhawatirannya dapat dimengerti.

Bagaimanapun, meski Pedang Suci Caliburn kini menjadi milik Ryan, pedang itu awalnya adalah harta paling berharga Keluarga Herbald.

Jika sesuatu terjadi padanya, dia tak akan sanggup menghadapi arwah para leluhurnya.

Ryan menggeleng mantap.

"Tidak perlu membuang waktu dengan diskusi ini," ujarnya sambil merapikan lengan bajunya. "Aku akan menempa ulang pedang itu sekarang juga. Apakah semua yang kuminta sudah disiapkan?"

"Tuan Ryan..." Juliana menghela napas pasrah. "Ya, semuanya sudah siap di balik pintu ketiga."

"Bagus."

Ryan melangkah
Rianoir

Othor masih ada banyak kesibukan di kantor, jadi belum sempat melakukan perhitungan Gem. Selamat Membaca (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆ Bab Bonus Gem: 1/3 Bab Bab Bonus Gem Antrian: 53

| 7
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1 - Tragedi

    Suara pekikan kecil terdengar diikuti oleh suara dentingan piring yang jatuh, membuat suasana pesta menjadi hening.Ryan Pendragon menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang gadis kecil, mungkin berusia sekitar 10 tahun, berdiri kaku dengan wajah pucat. Di depannya, seorang pria tinggi besar dengan mata tajam berdiri menjulang, jasnya yang mahal kini bernoda makanan yang tumpah."Ma-maafkan saya, Tuan," gadis kecil itu terbata-bata, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.Pria itu menatap gadis kecil tersebut dengan tatapan dingin yang menusuk. Tangannya terkepal erat, dan Ryan bisa melihat urat-urat di lehernya menegang karena menahan amarah.Melihat situasi yang semakin tegang, Ayah Ryan–William Pendragon bergegas menghampiri mereka. Ia berlutut di samping gadis kecil itu, mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya."Tidak apa-apa, Nak. Itu hanya kecelakaan," ujar William lembut sambil mencoba membersihkan noda di sepatu gadis itu. Kemudian ia berdiri dan menghadap pria

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2 - Kembalinya Ryan Pendragon

    “Terima kasih,” ucap Ryan setelah turun dari taksi dan memberikan bayaran ke sopir.Beralih menatap sebuah bangunan kantor yang menjulang tinggi di hadapan, Ryan membaca lagi secarik kertas yang diberikan oleh gurunya, memastikan ini adalah tempat yang harus dia tuju.“Snowfield Group,” ulang Ryan, lalu mengangkat pandangan untuk melihat plang besar yang terpatri nyata di depan gedung. “Benar ini,” ucapnya sebelum masuk ke dalam lobi.Awalnya, Ryan berniat untuk langsung pergi ke Ibu Kota–Riverdale dan mencari Master Lucas, pria yang muncul di kediamannya lima tahun lalu dan membunuh ayahnya. Bagaimanapun, dia adalah orang yang paling ingin Ryan bunuh selama lima tahun terakhir. Namun, gurunya bersikeras agar Ryan terlebih dahulu pergi ke Golden River dan menemui seorang wanita bernama Rindy Snowfield. Oleh karena itu, di sinilah Ryan sekarang, di lobi perusahaan Snowfield Group.Mengenakan kaos, topi, dan tas selempang kusam yang tersampir di bahunya, penampilan Ryan yang sederhana

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 3 - Keributan

    Keheningan mencekam menyelimuti lobi gedung Snowfield Group. Semua mata tertuju pada sosok pemuda yang berdiri tenang di tengah kekacauan. Dua penjaga keamanan tergeletak tak sadarkan diri di dekat pecahan kaca, sementara pemuda itu hanya berdiri diam, seolah tak terjadi apa-apa."Astaga, apa yang baru saja terjadi?" bisik salah seorang karyawan, matanya terbelalak ketakutan."Ssst! Jangan keras-keras. Kau mau jadi korban berikutnya?" balas temannya, menarik lengan si karyawan untuk menjauh.Para resepsionis muda bersembunyi di balik meja, ketakutan. Mereka bahkan tidak melihat pemuda itu menyerang. Semuanya terjadi begitu cepat, seolah-olah kedua penjaga itu tiba-tiba saja terpental dan tak sadarkan diri.Ryan melirik kedua penjaga yang tak sadarkan diri itu dan menggelengkan kepalanya dengan jengkel. Tanpa menghiraukan tatapan ketakutan dari orang-orang di sekitarnya, ia melangkah santai dan duduk di sofa. Dengan tenang, ia mengambil koran yang tergeletak di meja, mulai membacanya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 4 - Pemaksaan

    Adel menghela napas lega saat melangkah keluar dari gedung Snowfield Group.Hari ini sungguh tidak terduga, tapi setidaknya situasi dengan pemuda misterius itu sudah mereda. Dia membuka pintu Mercedes-nya, bersiap untuk pergi ke pertemuan berikutnya.Tepat saat dia hendak masuk, pintu penumpang terbuka. Adel terkejut melihat Ryan meluncur masuk dengan santai."Hei! Apa yang kau lakukan?" seru Adel, matanya melebar.Ryan menatapnya dengan serius. Dia bisa melihat aura gelap menyelimuti Adel, tanda adanya bahaya yang mengintai. Teknik Matahari Surgawi-nya memperingatkan bahwa gadis ini akan menghadapi ancaman besar dalam waktu dekat."Kupikir kau mungkin butuh teman ngobrol dalam perjalanan," jawab Ryan ringan, menyembunyikan kekhawatirannya.Adel mengangkat alisnya. "Oh, benarkah? Dan sejak kapan kita jadi teman ngobrol?"Ryan tersenyum. "Sejak aku memutuskan untuk berterima kasih atas bantuanmu tadi."Adel memutar matanya, tapi ada senyum kecil di bibirnya. "Baiklah, tuan misterius.

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 5 - Hanya Sekedar Semut

    Keheningan mencekam menyelimuti ruangan. Semua mata tertuju pada sosok Ryan yang baru saja membela Adel dengan berani. Tak seorang pun menyangka akan ada yang berani menentang Effendy Shaw, apalagi di wilayah kekuasaannya sendiri."Hei, kau!" Yohan, salah satu penjilat Effendy, berdiri dengan wajah merah padam. Dia menunjuk ke arah Ryan dengan jari gemetar, suaranya bergetar menahan amarah. "Dasar orang bodoh! Apa kau tahu siapa yang kau hadapi? Lihat pakaianmu, bahkan itu tidak sampai bernilai ratusan ribu. Beraninya orang desa sepertimu menyinggung Tuan Muda Shaw!"Ryan hanya melirik Yohan sekilas, tatapannya dingin dan menusuk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aura intimidasi yang dipancarkannya membuat Yohan mundur selangkah.Merasa terhina oleh sikap acuh tak acuh Ryan, Yohan melanjutkan ancamannya dengan suara bergetar, "A-aku hanya perlu menelepon, dan kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada kehidupanmu di Golden River!"Ryan mendengus pelan, seolah menganggap ancaman it

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 6 - Datangnya Magnus Shaw

    Beberapa waktu berlalu, dan suasana di ruangan itu semakin mencekam. Adel, dengan wajah pucat, mencondongkan tubuhnya ke arah Ryan."Dengar," bisiknya, suaranya bergetar, "kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Keluarga Shaw mungkin baru naik daun dalam lima tahun terakhir, tapi pengaruh mereka di Golden River tidak bisa diremehkan."Ryan menoleh, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Oh ya? Ceritakan padaku."Adel menarik napas dalam-dalam, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. "Keluarga Shaw... mereka bukan sekadar keluarga kaya biasa. Lima tahun lalu, mereka hanya pemilik beberapa properti di Golden River. Tapi sekarang? Mereka menguasai hampir setengah pasar real estate kota ini."Ryan mendengarkan dengan seksama, matanya menyipit sedikit mendengar perkembangan pesat keluarga Shaw."Bukan hanya itu," Adel melanjutkan, suaranya semakin pelan. "Mereka punya koneksi politik yang kuat. Walikota, kepala kepolisian, bahkan beberapa anggota dewan kota—semuanya berada di bawah pe

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 7 - Unjuk Kekuatan

    "Seekor semut, katamu?" Ryan tersenyum dingin. "Mungkin kau perlu memeriksa matamu, Pak Tua."Tetua Zimmer mendengus mendengar balasan Ryan. Dia mengambil posisi bertarung, kedua tangannya terangkat di depan dada. "Anak muda, aku akan memberimu kesempatan terakhir untuk berlutut dan memohon ampun. Jika tidak, jangan salahkan aku jika kau tidak bisa meninggalkan tempat ini dengan utuh."Ryan hanya mengangkat alisnya, ekspresinya masih tenang. "Oh? Lalu apa yang akan kau lakukan? Membunuhku dengan omong kosongmu?"Kemarahan melintas di wajah Tetua Zimmer. Tanpa peringatan lebih lanjut, dia melesat maju, telapak tangannya mengarah langsung ke dada Ryan."Teknik Telapak Angin Topan!"Serangan Tetua Zimmer begitu cepat hingga mata biasa nyaris tidak bisa mengikutinya. Angin kencang berputar di sekitar telapak tangannya, menciptakan pusaran udara yang mampu meremukkan tulang.Namun, Ryan tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak sedikitpun."Ryan, awas!" teriak Adel panik, tangannya menu

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 8 - Bebas

    "Berlututlah dan letakkan tanganmu di belakang kepala! Ini peringatan kedua!" suara wanita itu terdengar lagi, kali ini dengan nada yang lebih tegas.Ryan tetap tidak bergerak. Ia hanya menatap polisi wanita itu, mengamati sosoknya yang mencolok. Wanita itu berdiri tegak dengan postur yang menunjukkan kewibawaan, tingginya sekitar 170 cm dengan tubuh ramping namun berotot. Rambut hitamnya yang panjang diikat rapi dalam sanggul tinggi, memberikan kesan profesional sekaligus feminin. Wajahnya oval dengan tulang pipi tinggi dan mata coklat gelap yang tajam. Seragam polisinya yang rapi membalut tubuhnya dengan pas, menegaskan lekuk tubuhnya yang proporsional.Saat petugas wanita itu hendak memberinya peringatan ketiga, Adel bergegas maju dan meraih tangan Ryan tanpa ragu-ragu.Dia mengangkat keduanya ke atas kepala Ryan dan memaksa Ryan untuk berlutut.Setelah melakukan semua itu, Adel berlutut di samping Ryan. Dia berbisik, "Sekarang bukan saatnya melamun. Mereka akan benar-benar memb

Bab terbaru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 362 - Menempa Ulang Caliburn (II)

    "Hmpf!" Tetua Helios akhirnya mendengus keras dan melambaikan lengan bajunya dengan kasar. "Aku tak punya kata-kata untuk bocah sombong sepertimu! Tapi ingat—tindakan bodohmu ini akan menghancurkan pedang yang tak ternilai harganya!"Juliana Herbald yang sejak tadi diam kini angkat bicara. Dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas sebelum berkata, "Tuan Ryan, tidakkah sebaiknya Anda mempertimbangkan hal ini lagi?"Kekhawatirannya dapat dimengerti. Bagaimanapun, meski Pedang Suci Caliburn kini menjadi milik Ryan, pedang itu awalnya adalah harta paling berharga Keluarga Herbald. Jika sesuatu terjadi padanya, dia tak akan sanggup menghadapi arwah para leluhurnya.Ryan menggeleng mantap. "Tidak perlu membuang waktu dengan diskusi ini," ujarnya sambil merapikan lengan bajunya. "Aku akan menempa ulang pedang itu sekarang juga. Apakah semua yang kuminta sudah disiapkan?""Tuan Ryan..." Juliana menghela napas pasrah. "Ya, semuanya sudah siap di balik pintu ketiga.""Bagus."Ryan melangkah

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 361 - Menempa Ulang Caliburn

    "Tuan Ryan, tampaknya pedang ini mengenali asal usulnya," Juliana bergumam takjub sebelum bertanya, "Apakah Anda akan menempa ulang pedang ini sekarang?""Ya." Ryan mengangguk mantap. Semakin cepat pedang ini ditempa ulang, semakin baik baginya.Juliana menepuk tangan, membuat salah satu dari enam pintu di ruangan itu terbuka. Api menyala terang dari dalam sebelum seorang lelaki tua berjubah hitam melangkah keluar dengan perlengkapan lengkap.Wajah tua itu dipenuhi kebanggaan saat ia menggenggam palu di tangannya. Jelas sekali ia bukan pandai besi biasa, terlebih dengan kekuatan yang menguar dari tubuhnya."Juliana, kamu akhirnya di sini," sapa sang lelaki tua."Tuan Ryan, ini adalah Tetua Helios, pandai besi pedang terbaik yang khusus saya undang dari Ibu Kota," Juliana menjelaskan dengan hormat. "Beliau adalah teman baik kakek saya, dan terkenal sebagai salah satu pandai besi pedang terbaik di Nexopolis."Tetua Helios membelai jenggotnya dengan senyum bangga. "Juliana, kau terlalu

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 360 - Caliburn Memberontak

    "Kesampingkan semuanya, aku ingin tahu apa yang sebenarnya dikatakan Ryan. Kalimat itu sepertinya bukan ucapannya. Lagipula, aku bisa tahu kapan kau berbohong, dan kau tahu itu," ujar Farid Askari.Mordred tampak bingung beberapa saat sebelum akhirnya menyerah. "Ayah, Ryan tidak ingin bertemu denganmu. Dia juga mengatakan bahwa kamulah yang memulai konflik ini, dan jika kita berani memprovokasi dia lagi, kita harus siap menanggung amarahnya."Ekspresi Farid Askari menggelap. "Menderita amarahnya? Sungguh arogan! Aku ingin melihat seberapa kuat dia!"**Keesokan paginya pukul 9, sebuah Mercedes-Benz berhenti di depan kediaman Keluarga Herbald. Ryan melangkah keluar dan mendapati Juliana Herbald telah menunggu dengan senyum ramah."Tuan Ryan, Anda akhirnya tiba. Saya sudah lama menunggu Anda.""Baiklah, bawa aku melihatnya." Ryan menjawab singkat. Ia bisa merasakan Pedang Suci Caliburn bergetar samar dalam genggamannya–seolah tidak sabar untuk ditempa ulang.Juliana membawa Ryan ke seb

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 359 - Undangan Pemimpin Cabang

    "Mordred Luxis," ujarnya santai tanpa menoleh, "apa aku harus menyiapkan kamar untukmu di sini? Tidak bisakah kau mengetuk pintunya?"Ryan menutup pintu kulkas dengan apel di tangan. Setelah mencucinya, ia duduk di sofa sambil menatap wanita di hadapannya."Kau membunuh Tang San?" tanya Mordred dengan nada tak yakin. Meski telah mendengar kabarnya, ia ingin mendengar pengakuan langsung dari Ryan."Masalah ini telah meledak," lanjutnya. "Meski aku berada di Ordo Hassasin, aku telah mendengar namamu tidak kurang dari seratus kali hari ini. Bagaimana kamu membunuh Tang San?"Ryan mengangkat bahu santai. "Jika aku bilang tanganku terpeleset, apa kau akan percaya?""Hufft!" Mordred tak bisa menahan senyumnya–sesuatu yang mengejutkan Ryan yang selama ini hanya melihat ekspresi dinginnya."Ehem!" Mordred berdeham, kembali ke sikap dinginnya. "Sejujurnya, kamu adalah orang pertama yang berani mengabaikan Departemen Penanggulangan Bencana Supranatural Nexopolis seperti itu."Ryan duduk bersila

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 358 - Sikap Kepala Keluarga Jorge

    Ketika lelaki tua itu mendengar kata-kata Jackson Jorge, tubuhnya bergetar dan ekspresi terkejut muncul di wajahnya. Namun kejutan itu hanya berlangsung sekejap sebelum tersembunyi di balik topeng dinginnya."Keturunan brengsek itu sebenarnya tidak mati?" desisnya berbahaya. "Memangnya kenapa kalau dia tidak mati? Dulu, dia adalah orang tidak berguna yang mempermalukan Keluarga Jorge. Bahkan jika dia hidup sekarang, dia mungkin hidup pas-pasan di suatu sudut dunia yang terpencil. Dia tidak akan pernah menjadi orang penting!""Ayah," Jackson Jorge bergegas menyela saat sang lelaki tua hendak pergi. "Dia telah menjadi praktisi bela diri setelah menghilang selama lima tahun."Ia melirik pria kurus di sampingnya sebelum menambahkan, "Sayangnya, dia menyinggung Tang San, seorang ahli dari Provinsi Riveria. Dia mungkin sudah meninggal sekarang.""Jika aku tidak salah, ini seharusnya alasanmu berada di sini," Jackson mengangguk pada si pria kur

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 357 - Keluarga Jorge

    Juliana hanya tersenyum. "Tuan Ryan, apa yang Anda katakan? Keluarga Herbald kami tidak membutuhkan apa pun dari Anda. Wajar saja jika Pedang Surgawi Excalibur memiliki pengguna yang tepat. Itu saja sudah cukup untuk memuaskan penciptanya."Ryan mengangguk mengagumi keputusan cerdas wanita itu."Ngomong-ngomong, Tuan Ryan," Juliana melanjutkan dengan antusias, "apa lagi yang Anda butuhkan? Keluarga Herbald memiliki bahan dan peralatan pembuatan pedang terbaik di seluruh negeri. Jika Anda tertarik, kami dapat menyediakan lebih dari sekadar bahan..."Mata Juliana berbinar penuh harap saat menambahkan, "Mengapa Anda tidak mengunjungi kami besok, Tuan Ryan?"Ryan mempertimbangkan tawaran itu dengan seksama. Ini bisa menghemat waktu dan tenaga dibanding mengirim Lancelot mencari bahan. Terlebih dengan Pedang Suci Caliburn yang dipulihkan, ia akan lebih siap menghadapi Fuze."Baiklah," Ryan mengangguk, membuat Juliana terkej

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 356 - Pelindung Keluarga Quins

    "Senior, apa itu Puncak Langit Biru?" Karl Quins bertanya heran. "Saya belum pernah mendengarnya sebelumnya."Lelaki tua itu tampak termenung. "Orang-orang ini hanyalah praktisi bela diri, bukan kultivator. Tentu saja mereka tidak tahu tentang Puncak Langit Biru...""Jawab aku," desisnya mendesak. "Dari mana kamu mendapatkan ini?""Senior, ini adalah harta karun yang diwariskan oleh leluhur Keluarga Quins," Karl Quins menjelaskan cepat. "Kami berharap dapat menggunakannya untuk memohon Senior agar membantu Keluarga Quins."Sang lelaki tua menyimpan benda itu di dadanya dengan hati-hati. Ini jelas sesuatu yang tak bisa ia tolak begitu saja.Setelah beberapa saat menimbang, ia berkata, "Waktuku terbatas. Demi harta karun ini, aku bersedia keluar dari gunung sekali. Namun, paling lama aku bisa menjaga Keluarga Quins selama sebulan."Ia berhenti sejenak sebelum menambahkan, "Tentu saja, aku bersedia menerima murid dari Keluarga Quins

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 355 - Pria Tua Di Gunung

    Tawa Fuze mendadak meledak memenuhi ruangan. "Sammy Lein, bagaimana kamu akan menyelamatkannya sekarang?""Fuze," Sammy Lein menghela napas, "sejak aku memasuki pintu, aku tidak berniat menyelamatkan Tuan Ryan. Aku menyelamatkanmu."Tawa Fuze semakin keras mendengar pernyataan itu. Perbedaan kekuatan antara dirinya dan Ryan terlalu jauh–ini benar-benar lelucon!Mengabaikan Sammy Lein, ia menatap Ryan dengan sorot mata tertarik. "Kamu adalah junior pertama yang berani menantangku dalam duel hidup dan mati. Menarik, sangat menarik!""Karena kaulah yang mencari kematian, aku akan memuaskanmu!" lanjutnya dengan nada final. "Lima hari kemudian, aku akan membuatmu terjerumus dalam ketakutan dan keputusasaan!"Mata Fuze berkilat berbahaya saat menambahkan, "Juga, aku lupa memberitahumu bahwa aku, Fuze, menduduki peringkat ke-99 dalam peringkat grandmaster Nexopolis!""Hahahaha!"Tawanya yang penuh kepuasan bergema di ruangan sa

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 354 - Menantang Grandmaster Fuze

    "Jika aku memberimu sepuluh tahun lagi untuk berkembang, kamu mungkin bisa melampauiku!" Fuze berkata dengan nada mengejek, tatapannya meremehkan sosok Ryan yang berdiri tenang di hadapannya.Aula perjamuan yang megah itu dipenuhi ketegangan mencekam. Para tamu undangan telah lama meninggalkan ruangan, menyisakan Ryan yang berhadapan dengan Fuze dan beberapa praktisi bela diri di belakangnya."Sayangnya, itu tidak akan terjadi," Fuze melanjutkan dengan dingin. "Kamu akan mati hari ini!"Ryan hanya tersenyum tipis mendengar ancaman itu. Ia telah menghadapi banyak ancaman kematian sejak kembali dari Gunung Langit Biru. Dan sejauh ini, mereka yang mengancam nyawanya justru telah mendahuluinya ke alam baka.Niat membunuh yang pekat menguar dari tubuh Fuze, menciptakan tekanan berat yang membuat udara terasa sesak. Namun Ryan tetap berdiri tegak, tak terpengaruh sedikitpun oleh intimidasi lawannya.Fuze baru hendak melancarkan serangan ketika suara tembakan menggelegar memecah keteganga

DMCA.com Protection Status