Terima Kasih Kak Pengunjung7102, Kak Yusri, Kak Jhonny, Kak Pengunjung6088, Kak Daniel, Kak Rubei', Kak Alberth, Kak Aiyub, Kak Hari, Kak Yan, Kak Adhen, Kak Suria, Kak Ana, dan Kak Dee atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini telah terkumpul 26 Gem yang artinya ada 2 Bab Bonus ,( ╹▽╹ ) Akumulasi Gem Bab Bonus: 29-11-2024 (pagi): 6 Gem (reset) Bab Bonus Gem Hari ini: 0/3 Bab Bonus Gem Antrian: 61 Bab Reguler: 1/2 Bab Selamat Membaca, dan selamat hari Jum'at (◠‿・)—☆
Di kediaman Keluarga Herbald, Ryan sedang mengamati Pedang Suci Caliburn di tangannya dengan senyum puas. Pilar cahaya keemasan yang tadi muncul telah lenyap sepenuhnya. Usahanya tidak sia-sia. Ia bisa merasakan kekuatan luar biasa yang mengalir dari pedang spiritual di tangannya. Dengan senjata ini, kekuatannya telah meningkat drastis! "Tuan Ryan!" sebuah suara menginterupsi lamunannya. Ryan menoleh dan mendapati Tetua Helios telah berlutut di hadapannya dengan sikap hormat yang berlebihan. "Tolong jadikan saya murid Anda!" pintanya sungguh-sungguh. "Saya tadi juga tidak sengaja menyinggung Anda. Jadi, mohon maafkan saya, Tuan Ryan!" Ryan menggeleng dengan ekspresi acuh. "Aku tidak menerima murid. Bangunlah." Namun Tetua Helios tetap berlutut. Ia tahu, jika bisa mempelajari sedikit saja dari apa yang baru ia saksikan, ia bisa mati tanpa penyesalan. Ryan mengabaikan pria tua itu dan melangkah keluar ruangan. Saat ini tubuhnya terasa lemah setelah ritual tadi. Ia butuh temp
Juliana mengangguk penuh semangat. "Tuan Ryan, jangan khawatir. Tetua Helios dan saya tidak akan memberi tahu siapa pun tentang ini!" "Itu bagus." Ryan mengangguk puas sebelum berjalan keluar. Ia segera menghubungi Derick untuk menjemputnya. Tak lama kemudian, mobil mewah itu tiba di halaman Keluarga Herbald. Namun alih-alih kembali ke vila, Ryan meminta sopirnya mengantar ke kediaman Keluarga Wealth terlebih dahulu. 'Luka-luka Gawain Wealth seharusnya sudah membaik, tapi sebaiknya aku memeriksanya,' batinnya. Setibanya di sana, pemandangan mengejutkan menyambutnya. Gawain Wealth sedang berlatih keras, melancarkan kombinasi pukulan yang begitu kuat hingga menciptakan gelombang udara di sekelilingnya. "Dia pulih begitu cepat?" gumam Ryan takjub. Tampaknya efek pil penyembuhnya jauh melampaui ekspektasi. Mendengar suara tuannya, Gawain Wealth segera menghentikan latihannya dan bergegas mendekat. "Gawain Wealth memberi hormat pada Tuan Ryan," sapanya penuh hormat. "Berikan pe
Pria paruh baya itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan dengan nada dingin, "Namun, kamu mungkin tidak akan hidup lebih dari dua hari. Kekuatan Fuze jauh melebihi kekuatanmu. Ini bukan berlebihan, tapi memang benar." "Ryan, aku akui kau sangat kuat. Kekuatanmu jauh melampaui generasi muda lainnya di Provinsi Riveria, tetapi kau tidak tahu bagaimana menahan diri. Kau terlalu sombong." "Aku telah melihat banyak orang dengan sikap seperti itu, dan pada akhirnya hanya ada satu hasil, yaitu mati muda!" "Sudah selesai?" potong Ryan bosan. "Kalau kamu di sini untuk bicara omong kosong, pergilah sebelum aku membunuhmu." "Kau..." Pria paruh baya itu akhirnya berbalik, memperlihatkan topeng hitam mengerikan yang menutupi wajahnya. Ryan menyipitkan mata melihat anak panah dengan ukiran kepala tengkorak berdarah di tangan pria itu. 'Ordo Hassasin!' batinnya waspada. "Apakah Ordo Hassasin mengirimmu untuk membunuhku?" tanya Ryan sambil melangkah maju, tangannya terlipat santai di belakang
Sebagai ahli senjata jarak jauh, pertarungan jarak dekat bukanlah spesialisasi Farid. Meski begitu, tak banyak yang mampu menandinginya dalam hal ini. Dengan gerakan mulus ia mundur sambil melancarkan pukulan balik. BOOM! Gelombang kejut dari benturan dua kekuatan itu menyapu area pertarungan. Baik Ryan maupun Farid terpental beberapa langkah ke belakang. Mereka tampak seimbang, namun Farid bisa merasakan mati rasa menjalar di lengan kanannya. 'Sialan, apakah tangan anak ini terbuat dari besi?' Belum sempat ia pulih, Ryan telah kembali menyerang. Kali ini dengan cakar yang mengincar bahunya. 'Monster macam apa anak ini?' Farid mundur panik sambil melepaskan anak panah ke arah tangan Ryan. Di luar dugaan, Ryan justru menangkap anak panah itu dengan tangan kosong! Ujung tajamnya menembus telapak tangan Ryan, membuat darah segar mengalir. Ryan melirik senjata itu dengan tatapan tertarik–sebuah anak panah spiritual! Memanfaatkan kelengahan Ryan, tinju Farid melesat bagai mer
Ryan yakin Farid Askari tidak akan berani mencari masalah dengannya jika masih ingin hidup. Namun jika pemimpin Ordo Hassasin cabang Riveria itu nekat, maka Ryan akan menghapus eksistensi organisasi pembunuh itu dari muka bumi. 'Setidaknya dia memberiku hadiah perpisahan yang menarik,' batinnya sambil mengamati anak panah spiritual di tangannya. Senjata itu akan sangat berguna untuk mengejutkan Fuze nanti. Tanpa mengatakan apapun lagi, Ryan masuk ke mobil dan memberi isyarat pada Derick untuk kembali ke vila. Dari kaca spion, ia bisa melihat Farid Askari mengepalkan tinju dengan mata memerah menatap kepergian mereka. "Ryan... Sudah lama sekali sejak seseorang menarik perhatianku seperti ini," gumam Farid pada dirinya sendiri. "Aku telah bertemu banyak jenius di Nexopolis, tetapi tidak ada satu pun yang dapat menangkap anak panahku. Aku sangat penasaran... seberapa kuat dirimu di masa depan?" Seulas senyum aneh tersungging di wajahnya. "Namun, lupakan saja tentang melarikan di
Perkataan Sammy Lein itu membuat ekspresi Ryan berubah serius. "Apa yang telah terjadi?" "Tuan Ryan, mari kita bicara langsung. Ada sebuah SUV di pintu masuk vila Anda. Saya ada di dalam mobil." "Baiklah." Ryan menutup telepon dan memberikan beberapa instruksi singkat pada Adel sebelum bergegas menuju SUV hitam yang dimaksud. Di dalam mobil, Sammy Lein duduk sendirian dengan wajah tegang. "Sesuatu terjadi pada Patrick," ujarnya dengan nada berat. "Malam ini, sepuluh anggota Eagle Squad sedang menjalankan misi khusus di perairan Nexopolis. Namun, kami kehilangan kontak dengan mereka dua jam yang lalu, dan bahkan chip pelacak yang ditanamkan di tubuh mereka tidak dapat dilacak lagi." "Patrick adalah kapten tim ini." "Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, mungkin saja... Mungkin..." Sammy Lein tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Suasana mencekam menyelimuti mobil. Bahkan tangan pengemudi yang mencengkeram setir memutih, entah karena marah atau sedih. Ryan terdiam, pikirannya
Ryan terdiam, tenggelam dalam pemikirannya. Ia tahu betul Patrick dan timnya mendapat masalah ini sebagian besar karena dirinya. Asosiasi Raja Bela Diri pasti ingin membalas dendam setelah ia membunuh beberapa anggota mereka di Kota Golden River. Pesan mengancam itu adalah bukti terbaik dari dugaannya. Tiba-tiba, ponsel Ryan kembali bergetar. Kali ini sebuah tautan muncul di layar. "Tuan Ryan," Sammy Lein berkata cepat, "boleh saya menghubungkan ponsel Anda ke laptop? Saya ingin tim teknisi Eagle Squad memeriksa tautan ini terlebih dahulu." Ryan mengangguk dan menyerahkan ponselnya. Sammy Lein segera mengeluarkan kabel data dari sakunya dan menghubungkan kedua perangkat itu. Setelah beberapa saat berkomunikasi dengan tim teknisi melalui laptop, Sammy Lein akhirnya menghela napas lega. "Tautan ini aman, bukan virus atau malware." Dengan hati-hati Ryan membuka tautan tersebut. Beberapa detik kemudian, sebuah tayangan langsung muncul di layar laptop–menampilkan pemandangan y
Pembuluh darah di leher prajurit Eagle Squad itu menonjol saat dia menggertakkan gigi menahan rasa sakit yang membakar. "Asosiasi Raja Bela Diri adalah anjing-anjing sialan!" raungnya murka. "Matilah kau, dasar bajingan!" Ekspresi pria bertopeng langsung berubah total. Dengan gerakan brutal, pria bertopeng badut menendang perut prajurit itu hingga membuatnya kehabisan napas. Namun bahkan dalam kondisi sekarat, mata prajurit itu masih dipenuhi tekad membara. Dia akan membela kehormatan Nexopolis sampai tarikan napas terakhir! Ryan yang menyaksikan semua itu tak bisa lagi menahan amarahnya. Dengan satu gerakan ia meninju pintu mobil anti peluru hingga hancur berkeping-keping. Pecahan kaca berhamburan ke segala arah. "Kau benar-benar ingin mati!" geramnya berbahaya. Sammy Lein ingin menenangkan Ryan, namun ia sendiri bahkan tak mampu mengendalikan amarahnya. Siapa yang bisa tetap tenang melihat bawahannya disiksa seperti ini? Matanya menyala-nyala penuh kebencian saat be
Dengan satu gerakan saja, bumi berguncang! Ryan mengayunkan dahan pohon bunga sakura di tangannya dengan gerakan ringan, namun dampaknya luar biasa. Tanah di bawah kakinya retak dan bergetar hebat, menciptakan gelombang kejut yang menyebar ke segala arah.Brandy Shroud yang tadinya berdiri angkuh terpaksa mundur beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan. Matanya menyipit melihat kekuatan tak terduga ini.Dengan gerakan kedua, awan gelap menutupi langit!Dahan pohon bunga sakura kembali bergerak, kali ini membentuk pola rumit di udara. Dalam sekejap, langit cerah berubah gelap mencekam. Awan hitam bergulung-gulung menutupi matahari, menciptakan suasana yang membuat bulu kuduk merinding."Mustahil..." bisik salah seorang penonton. "Bagaimana bisa sebuah dahan pohon bunga sakura memiliki kekuatan seperti ini?"Dengan gerakan ketiga, bahkan ruang terasa terkoyak!Ryan tersenyum tipi
Wajah nona muda Jirk memucat seketika, seolah seluruh energinya tersedot habis. Dengan putus asa dia menoleh pada lelaki tua di sampingnya."Kakek Juan, izinkan aku melakukannya. Aku merasa Arthur Pendragon pantas mendapatkannya."Semua wanita di Keluarga Jirk memang memiliki bakat terpendam yang memungkinkan mereka merasakan hal-hal tertentu tentang masa depan. Shirly Jirk telah menyelamatkan Ryan empat tahun lalu berkat bakat itu. Dan kini, wanita lain dari Keluarga Jirk juga merasakan sesuatu yang serupa.Sayangnya lelaki tua di sampingnya sama sekali tidak tergerak. Para penonton mendesah tak henti-hentinya menyaksikan pertarungan ini. Mereka mengira akan melihat kelahiran seorang jenius, namun tampaknya takdir berkehendak lain. Sepertinya orang jenius memang ditakdirkan untuk mati muda.Bahkan Floridas Kennedy yang baru terbangun dari proses pemulihannya hanya bisa menghela napas panjang. Dia telah mele
"Ini adalah pertarungan antara para kultivator sejati!" seru salah seorang dari mereka."Niat pedang mereka benar-benar mengerikan!""Kudengar niat pedang Brandy Shroud berasal dari Dewa Pedang Alex Shroud seribu tahun lalu," ucap seorang tetua. "Tapi dari mana warisan Arthur Pendragon berasal..."Waktu seakan membeku saat kedua sosok itu saling menatap dalam diam. Meski tidak ada yang bergerak, tekanan di sana begitu mencekam hingga membuat para penonton kesulitan bernapas."MAJU!"Teriakan keras Brandy Shroud memecah keheningan bersamaan dengan ledakan auranya yang mencapai puncak."Pedang Pembelah Sembilan Provinsi!"Benda-benda di aula Paviliun Ivoryshroud mendadak tertarik ke arah Brandy Shroud, seolah ada kekuatan misterius yang menarik mereka. Dalam sekejap, semua benda itu hancur berkeping-keping!"Aura yang sangat kuat!""Gerakan ini... sungguh menakutkan!""Ya Tuhan, bahkan ahli Ranah Transcendence tingkat puncak biasa tidak akan memiliki aura semengesankan ini!" seru seora
Dari pinggir area pertarungan, tetua Keluarga Jirk yang tadinya berniat turun tangan mendadak menghentikan langkahnya. Dia memang berencana mengikat Ryan mengingat bakat dan teknik pedang menakjubkan yang dimiliki pemuda itu. Namun situasi telah berubah jauh lebih serius sejak Brandy Shroud memutuskan turun tangan secara pribadi.Ryan hanya mencibir mendengar ancaman itu. Dengan santai dia berkata, "Tidak ada yang pernah berhasil menghentikanku membunuh siapa pun yang kuincar. Albert Shroud harus segera belajar dari pengalaman pahit itu." Tatapannya berkilat berbahaya. "Kau ingin menghentikanku? Apa kau yakin punya hak untuk melakukannya?"Begitu kata-kata itu terucap, Ryan melepaskan niat membunuh yang pekat. Pedang spiritual yang dia peroleh dari Paviliun Ivoryshroud tiba-tiba muncul dan terbang keluar. Awalnya dia berniat memberikan pedang ini pada ibunya sebagai hadiah, namun sepertinya dia harus menggunakannya untuk menampar wajah Paviliun Ivoryshroud terlebih dahulu.BOOM!
Albert Shroud yang tadinya percaya diri kini dipaksa mundur langkah demi langkah. Keringat dingin membasahi tubuhnya saat merasakan tekanan mengerikan dari pemuda di hadapannya. Bahkan dengan kultivasi Ranah Transcendence-nya, dia benar-benar ditekan tanpa mampu melawan!"Ya Tuhan... Apakah aku sedang bermimpi?"Salah seorang penonton mengucek matanya berulang kali, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Bagaimana mungkin seorang junior bisa mendominasi pertarungan melawan ahli sekaliber Albert Shroud?"Aku tidak bermimpi!" seru praktisi lain dengan suara bergetar. "Albert Shroud benar-benar bukan tandingan Arthur! Ini kenyataan!"Diskusi seru pecah di antara para penonton. Mereka yang tadinya mencemooh Ryan kini terpaksa menelan ludah melihat dominasinya yang mencengangkan."Dua jurus! Hanya butuh dua jurus!" seorang tetua menggeleng takjub. "Jurus pertama mengalahkan teknik pedang Albert Shroud, dan jurus kedua mengalahkannya. Dalam pertempuran ini, Arthur menekan Albert S
"Muridku, aku akan memberimu gelombang kekuatan lagi. Kekuatan itu seharusnya bisa bertahan beberapa menit!""Ada beberapa orang di sini yang merupakan ancaman besar bagimu. Satu-satunya hal yang perlu kau lakukan adalah membunuh lelaki tua di depanmu dan serahkan sisanya padaku!"Ryan tertegun mendengar ini. "Guru, bukankah Anda mengatakan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan tubuhku?""Dulu aku mungkin tidak bisa melakukan hal itu," Lex Denver tersenyum misterius, "Tapi sekarang, aku punya Pil Ilusi Archaic.""Baiklah, jangan banyak bicara. Meski aura orang tua ini kuat, dengan kekuatan yang kuberikan padamu dan hal-hal yang diajarkan penghuni kuburan pedang lainnya kepadamu, itu sudah cukup untuk menghancurkannya!"Ryan kembali fokus, matanya berkilat dengan cahaya berbeda. Dengan dukungan Lex Denver, apa yang perlu ditakutkannya?"Ilmu pedangmu tidak buruk. Sayangnya, aura pedangmu lemah dan belum menyentuh Dao Pedang!" ejek
Nona muda dari Keluarga Jirk melirik Ryan dan menghela napas dalam-dalam. Detik berikutnya, dia pergi. Saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dan melihat. Bagaimanapun, jika tindakannya merugikan kepentingan Keluarga Jirk, dia tidak akan bisa memikul tanggung jawab.Shiki Seiho memandang situasi dengan wajah serius. Dia tahu bahwa anak panah sudah terpasang di busur dan harus ditembakkan. Tanpa ragu dia melangkah ke sisi Ryan."Tuan Arthur, saya akan menangani ini. Anda sebaiknya pergi dulu."Dengan begitu banyak kultivator di sini, dia tidak punya pilihan lain selain melindungi Ryan! Jika terpaksa, dia akan mengungkapkan identitasnya. Toh Brandy Shroud hanyalah seorang pemimpin paviliun cabang–apa yang perlu ditakutkan? Dia yakin Paviliun Ivoryshroud tidak akan berani berperang melawan Sekte Myriad Sword hanya demi Brandy Shroud. Bagaimanapun, Sekte Myriad Sword bukanlah faksi yang bisa dianggap
Paviliun Ivoryshroud bukanlah faksi sembarangan–mereka adalah salah satu faksi utama di Gunung Langit Biru. Jika Ryan bergabung dengan mereka, dia akan mendapat akses ke sumber daya tak terbatas. Dalam waktu singkat, dia bisa menjadi salah satu jenius paling berpengaruh di sana.Tawaran yang sungguh menggiurkan! Namun sungguh ironis, mengingat beberapa saat lalu Albert Shroud mencoba memaksa Ryan berlutut, dan kini berusaha menjerat pemuda itu. Sungguh tindakan yang memalukan!Nona Muda Jirk menggigit bibir dengan ekspresi cemas. Di satu sisi, dia ingin Ryan bergabung dengan Keluarga Jirk. Namun semua keputusan ada di tangan pemuda itu. Dia tidak memiliki kualifikasi untuk membuat keputusan untuknya.Pada saat itu, banyak sekali tatapan mata tertuju pada Ryan sambil menunggu jawabannya. Dari sudut pandang semua orang, ini adalah hal yang wajar-+tawaran bergabung dengan Paviliun Ivoryshroud bukanlah kesempat
Ryan menatap dingin pedang yang melesat ke arahnya. "Pedang Dawnbringer, keluarlah!"Meski tak bisa menggunakan Pedang Claiomh Solais, dia masih memiliki saudara kembarnya yang tak kalah hebat! Pedang Dawnbringer akan menjadi senjata pamungkasnya.Ryan memejamkan mata erat, senyum samar tersungging di bibirnya. Angin menderu kencang di sekelilingnya saat auranya terus meningkat. Setiap hembusan angin mengandung jejak niat pedang yang mematikan.WUSHHH!Pedang Dawnbringer seolah merasakan tekad tuannya, berubah menjadi seberkas cahaya merah yang membelah langit. Ryan harus melumpuhkan Floridas Kennedy–ini semua demi ayahnya yang masih terjebak di Markas Besar Sekte Hell Blood!JLEB!Dalam sekejap mata, Pedang Dawnbringer menembus tubuh Floridas Kennedy tepat di bagian dantian. Darah segar mengucur deras membasahi tanah. Dengan hancurnya dantian, kehidupan Floridas Kennedy sebagai k