Terima Kasih Kak Rahmat, Kak Fajar, Kak Time, Kak Usman, Kak Yudo, Kak Sultan, Kak Sharaditul, Kak Sukito, Kak Bobo, Kak Alberth, Kak Ahmad, Kak Rismanto, Kak Hendri, Kak Zaenul, Kak Zulfadzli, Kak KibutsukiM36316, Kak Alka, Kak Pengunjung3102, Kak Ramadhan, dan Kak Pengunjung9248 atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Bab Bonus Gem hari ini: 2/3 Bab Antrian: 63 Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Sebagai ahli senjata jarak jauh, pertarungan jarak dekat bukanlah spesialisasi Farid. Meski begitu, tak banyak yang mampu menandinginya dalam hal ini. Dengan gerakan mulus ia mundur sambil melancarkan pukulan balik. BOOM! Gelombang kejut dari benturan dua kekuatan itu menyapu area pertarungan. Baik Ryan maupun Farid terpental beberapa langkah ke belakang. Mereka tampak seimbang, namun Farid bisa merasakan mati rasa menjalar di lengan kanannya. 'Sialan, apakah tangan anak ini terbuat dari besi?' Belum sempat ia pulih, Ryan telah kembali menyerang. Kali ini dengan cakar yang mengincar bahunya. 'Monster macam apa anak ini?' Farid mundur panik sambil melepaskan anak panah ke arah tangan Ryan. Di luar dugaan, Ryan justru menangkap anak panah itu dengan tangan kosong! Ujung tajamnya menembus telapak tangan Ryan, membuat darah segar mengalir. Ryan melirik senjata itu dengan tatapan tertarik–sebuah anak panah spiritual! Memanfaatkan kelengahan Ryan, tinju Farid melesat bagai mer
Ryan yakin Farid Askari tidak akan berani mencari masalah dengannya jika masih ingin hidup. Namun jika pemimpin Ordo Hassasin cabang Riveria itu nekat, maka Ryan akan menghapus eksistensi organisasi pembunuh itu dari muka bumi. 'Setidaknya dia memberiku hadiah perpisahan yang menarik,' batinnya sambil mengamati anak panah spiritual di tangannya. Senjata itu akan sangat berguna untuk mengejutkan Fuze nanti. Tanpa mengatakan apapun lagi, Ryan masuk ke mobil dan memberi isyarat pada Derick untuk kembali ke vila. Dari kaca spion, ia bisa melihat Farid Askari mengepalkan tinju dengan mata memerah menatap kepergian mereka. "Ryan... Sudah lama sekali sejak seseorang menarik perhatianku seperti ini," gumam Farid pada dirinya sendiri. "Aku telah bertemu banyak jenius di Nexopolis, tetapi tidak ada satu pun yang dapat menangkap anak panahku. Aku sangat penasaran... seberapa kuat dirimu di masa depan?" Seulas senyum aneh tersungging di wajahnya. "Namun, lupakan saja tentang melarikan di
Perkataan Sammy Lein itu membuat ekspresi Ryan berubah serius. "Apa yang telah terjadi?" "Tuan Ryan, mari kita bicara langsung. Ada sebuah SUV di pintu masuk vila Anda. Saya ada di dalam mobil." "Baiklah." Ryan menutup telepon dan memberikan beberapa instruksi singkat pada Adel sebelum bergegas menuju SUV hitam yang dimaksud. Di dalam mobil, Sammy Lein duduk sendirian dengan wajah tegang. "Sesuatu terjadi pada Patrick," ujarnya dengan nada berat. "Malam ini, sepuluh anggota Eagle Squad sedang menjalankan misi khusus di perairan Nexopolis. Namun, kami kehilangan kontak dengan mereka dua jam yang lalu, dan bahkan chip pelacak yang ditanamkan di tubuh mereka tidak dapat dilacak lagi." "Patrick adalah kapten tim ini." "Berdasarkan pengalaman saya sebelumnya, mungkin saja... Mungkin..." Sammy Lein tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Suasana mencekam menyelimuti mobil. Bahkan tangan pengemudi yang mencengkeram setir memutih, entah karena marah atau sedih. Ryan terdiam, pikirannya
Ryan terdiam, tenggelam dalam pemikirannya. Ia tahu betul Patrick dan timnya mendapat masalah ini sebagian besar karena dirinya. Asosiasi Raja Bela Diri pasti ingin membalas dendam setelah ia membunuh beberapa anggota mereka di Kota Golden River. Pesan mengancam itu adalah bukti terbaik dari dugaannya. Tiba-tiba, ponsel Ryan kembali bergetar. Kali ini sebuah tautan muncul di layar. "Tuan Ryan," Sammy Lein berkata cepat, "boleh saya menghubungkan ponsel Anda ke laptop? Saya ingin tim teknisi Eagle Squad memeriksa tautan ini terlebih dahulu." Ryan mengangguk dan menyerahkan ponselnya. Sammy Lein segera mengeluarkan kabel data dari sakunya dan menghubungkan kedua perangkat itu. Setelah beberapa saat berkomunikasi dengan tim teknisi melalui laptop, Sammy Lein akhirnya menghela napas lega. "Tautan ini aman, bukan virus atau malware." Dengan hati-hati Ryan membuka tautan tersebut. Beberapa detik kemudian, sebuah tayangan langsung muncul di layar laptop–menampilkan pemandangan y
Pembuluh darah di leher prajurit Eagle Squad itu menonjol saat dia menggertakkan gigi menahan rasa sakit yang membakar. "Asosiasi Raja Bela Diri adalah anjing-anjing sialan!" raungnya murka. "Matilah kau, dasar bajingan!" Ekspresi pria bertopeng langsung berubah total. Dengan gerakan brutal, pria bertopeng badut menendang perut prajurit itu hingga membuatnya kehabisan napas. Namun bahkan dalam kondisi sekarat, mata prajurit itu masih dipenuhi tekad membara. Dia akan membela kehormatan Nexopolis sampai tarikan napas terakhir! Ryan yang menyaksikan semua itu tak bisa lagi menahan amarahnya. Dengan satu gerakan ia meninju pintu mobil anti peluru hingga hancur berkeping-keping. Pecahan kaca berhamburan ke segala arah. "Kau benar-benar ingin mati!" geramnya berbahaya. Sammy Lein ingin menenangkan Ryan, namun ia sendiri bahkan tak mampu mengendalikan amarahnya. Siapa yang bisa tetap tenang melihat bawahannya disiksa seperti ini? Matanya menyala-nyala penuh kebencian saat be
"Kau tahu? Tubuh manusia biasanya mengandung 4,4 sampai 5,6 liter darah," Pria bertopeng badut itu melanjutkan dengan nada santai seolah sedang memberi kuliah. "Kehilangan 15% darah akan membuat detak jantung meningkat. Penderita akan mulai merasa pusing dan kedinginan." Ia berhenti sejenak untuk efek dramatis. "Dan ketika kehilangan 40% darah, aliran balik ke jantung akan terganggu. Kematian yang menyakitkan akan menyusul tak lama kemudian." Ryan bisa merasakan darahnya mendidih mendengar penjelasan klinis itu. Namun sebelum ia sempat membalas, pria bertopeng melanjutkan: "Kau punya waktu dua jam untuk menemukan tempat kami berada. Jika gagal..." dia terkekeh pelan, "aku akan melemparkan mayatnya ke laut untuk dimakan hiu." Senyumnya semakin lebar saat ia mengakhiri dengan nada ceria yang kontras dengan situasinya, "Waktunya mulai dari sekarang. Selamat bermain!" Layar mendadak menjadi hitam total. Keheningan mencekam menyelimuti interior mobil SUV. Sammy Lein yang tak mampu
Di sebuah pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai pulau Aurora, di lepas pantai Nexopolis, sekelompok orang dari Asosiasi Raja Bela Diri berdiri di dek kapal pesiar yang terbengkalai. Mata mereka menyapu lautan luas di cakrawala, sementara pedang-pedang tajam tergantung angkuh di pinggang. "Kukira Eagle Squad Nexopolis sangat tangguh," salah seorang dari mereka tertawa mengejek. "Tak kusangka mereka selemah ini! Hahaha!" "Gustav, bukan karena mereka lemah," yang lain menyahut dengan nada sombong. "Tapi karena kita terlalu kuat! Kita adalah prajurit terpilih Guru Besar Beckham. Lupakan saja Eagle Squad, bahkan jika sampah-sampah dari dunia seni bela diri Nexopolis datang mencari kita, hasilnya akan tetap sama!" "Cahaya suci Tuan Beckham bersinar di atas kita!" seru yang lain penuh semangat. "Asosiasi Raja Bela Diri akhirnya akan menguasai dunia!" "Setelah membereskan para prajurit Eagle Squad ini, kita akan menyelinap ke Nexopolis dan menangkap bocah nakal bernama Ryan Pendrago
Pria itu terus bergumam bagai merapalkan mantra, seolah ia telah kehilangan akal sehat. Para anggota Asosiasi Raja Bela Diri yang masih berpesta meliriknya dengan tatapan mengejek. "Kau terlalu mabuk sampai berhalusinasi? Bukankah tadi kau yang sombong akan bertahan paling lama malam ini?" "Hahaha, sudahlah!" Namun pria itu mengabaikan ejekan mereka. Dengan tangan gemetar ia menunjuk ke arah laut. "Ada orang di sana! Ada orang yang sedang berlari di atas air!" Kata-katanya justru memancing tawa yang lebih keras. "Mungkin sudah waktunya kau sadar dari mabukmu," salah seorang rekannya mencibir. "Kalau kau bilang ada kapal yang mendekat, kami mungkin masih percaya. Tapi orang berjalan di atas air? Halusinasi macam apa yang kau alami? Apa kau bermimpi menjadi seorang ninja seperti yang ada dalam anime?" Pria itu nyaris gila karena tidak dipercaya. Dia menarik kerah salah satu rekannya dan memaksa menunjuk ke arah laut. "Lihatlah! Lihat saja sendiri!" Senyum mengejek di wajah rek
"Ini adalah pertarungan antara para kultivator sejati!" seru salah seorang dari mereka."Niat pedang mereka benar-benar mengerikan!""Kudengar niat pedang Brandy Shroud berasal dari Dewa Pedang Alex Shroud seribu tahun lalu," ucap seorang tetua. "Tapi dari mana warisan Arthur Pendragon berasal..."Waktu seakan membeku saat kedua sosok itu saling menatap dalam diam. Meski tidak ada yang bergerak, tekanan di sana begitu mencekam hingga membuat para penonton kesulitan bernapas."MAJU!"Teriakan keras Brandy Shroud memecah keheningan bersamaan dengan ledakan auranya yang mencapai puncak."Pedang Pembelah Sembilan Provinsi!"Benda-benda di aula Paviliun Ivoryshroud mendadak tertarik ke arah Brandy Shroud, seolah ada kekuatan misterius yang menarik mereka. Dalam sekejap, semua benda itu hancur berkeping-keping!"Aura yang sangat kuat!""Gerakan ini... sungguh menakutkan!""Ya Tuhan, bahkan ahli Ranah Transcendence tingkat puncak biasa tidak akan memiliki aura semengesankan ini!" seru seora
Dari pinggir area pertarungan, tetua Keluarga Jirk yang tadinya berniat turun tangan mendadak menghentikan langkahnya. Dia memang berencana mengikat Ryan mengingat bakat dan teknik pedang menakjubkan yang dimiliki pemuda itu. Namun situasi telah berubah jauh lebih serius sejak Brandy Shroud memutuskan turun tangan secara pribadi.Ryan hanya mencibir mendengar ancaman itu. Dengan santai dia berkata, "Tidak ada yang pernah berhasil menghentikanku membunuh siapa pun yang kuincar. Albert Shroud harus segera belajar dari pengalaman pahit itu." Tatapannya berkilat berbahaya. "Kau ingin menghentikanku? Apa kau yakin punya hak untuk melakukannya?"Begitu kata-kata itu terucap, Ryan melepaskan niat membunuh yang pekat. Pedang spiritual yang dia peroleh dari Paviliun Ivoryshroud tiba-tiba muncul dan terbang keluar. Awalnya dia berniat memberikan pedang ini pada ibunya sebagai hadiah, namun sepertinya dia harus menggunakannya untuk menampar wajah Paviliun Ivoryshroud terlebih dahulu.BOOM!
Albert Shroud yang tadinya percaya diri kini dipaksa mundur langkah demi langkah. Keringat dingin membasahi tubuhnya saat merasakan tekanan mengerikan dari pemuda di hadapannya. Bahkan dengan kultivasi Ranah Transcendence-nya, dia benar-benar ditekan tanpa mampu melawan!"Ya Tuhan... Apakah aku sedang bermimpi?"Salah seorang penonton mengucek matanya berulang kali, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Bagaimana mungkin seorang junior bisa mendominasi pertarungan melawan ahli sekaliber Albert Shroud?"Aku tidak bermimpi!" seru praktisi lain dengan suara bergetar. "Albert Shroud benar-benar bukan tandingan Arthur! Ini kenyataan!"Diskusi seru pecah di antara para penonton. Mereka yang tadinya mencemooh Ryan kini terpaksa menelan ludah melihat dominasinya yang mencengangkan."Dua jurus! Hanya butuh dua jurus!" seorang tetua menggeleng takjub. "Jurus pertama mengalahkan teknik pedang Albert Shroud, dan jurus kedua mengalahkannya. Dalam pertempuran ini, Arthur menekan Albert S
"Muridku, aku akan memberimu gelombang kekuatan lagi. Kekuatan itu seharusnya bisa bertahan beberapa menit!""Ada beberapa orang di sini yang merupakan ancaman besar bagimu. Satu-satunya hal yang perlu kau lakukan adalah membunuh lelaki tua di depanmu dan serahkan sisanya padaku!"Ryan tertegun mendengar ini. "Guru, bukankah Anda mengatakan bahwa Anda tidak dapat mengendalikan tubuhku?""Dulu aku mungkin tidak bisa melakukan hal itu," Lex Denver tersenyum misterius, "Tapi sekarang, aku punya Pil Ilusi Archaic.""Baiklah, jangan banyak bicara. Meski aura orang tua ini kuat, dengan kekuatan yang kuberikan padamu dan hal-hal yang diajarkan penghuni kuburan pedang lainnya kepadamu, itu sudah cukup untuk menghancurkannya!"Ryan kembali fokus, matanya berkilat dengan cahaya berbeda. Dengan dukungan Lex Denver, apa yang perlu ditakutkannya?"Ilmu pedangmu tidak buruk. Sayangnya, aura pedangmu lemah dan belum menyentuh Dao Pedang!" ejek
Nona muda dari Keluarga Jirk melirik Ryan dan menghela napas dalam-dalam. Detik berikutnya, dia pergi. Saat ini, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dan melihat. Bagaimanapun, jika tindakannya merugikan kepentingan Keluarga Jirk, dia tidak akan bisa memikul tanggung jawab.Shiki Seiho memandang situasi dengan wajah serius. Dia tahu bahwa anak panah sudah terpasang di busur dan harus ditembakkan. Tanpa ragu dia melangkah ke sisi Ryan."Tuan Arthur, saya akan menangani ini. Anda sebaiknya pergi dulu."Dengan begitu banyak kultivator di sini, dia tidak punya pilihan lain selain melindungi Ryan! Jika terpaksa, dia akan mengungkapkan identitasnya. Toh Brandy Shroud hanyalah seorang pemimpin paviliun cabang–apa yang perlu ditakutkan? Dia yakin Paviliun Ivoryshroud tidak akan berani berperang melawan Sekte Myriad Sword hanya demi Brandy Shroud. Bagaimanapun, Sekte Myriad Sword bukanlah faksi yang bisa dianggap
Paviliun Ivoryshroud bukanlah faksi sembarangan–mereka adalah salah satu faksi utama di Gunung Langit Biru. Jika Ryan bergabung dengan mereka, dia akan mendapat akses ke sumber daya tak terbatas. Dalam waktu singkat, dia bisa menjadi salah satu jenius paling berpengaruh di sana.Tawaran yang sungguh menggiurkan! Namun sungguh ironis, mengingat beberapa saat lalu Albert Shroud mencoba memaksa Ryan berlutut, dan kini berusaha menjerat pemuda itu. Sungguh tindakan yang memalukan!Nona Muda Jirk menggigit bibir dengan ekspresi cemas. Di satu sisi, dia ingin Ryan bergabung dengan Keluarga Jirk. Namun semua keputusan ada di tangan pemuda itu. Dia tidak memiliki kualifikasi untuk membuat keputusan untuknya.Pada saat itu, banyak sekali tatapan mata tertuju pada Ryan sambil menunggu jawabannya. Dari sudut pandang semua orang, ini adalah hal yang wajar-+tawaran bergabung dengan Paviliun Ivoryshroud bukanlah kesempat
Ryan menatap dingin pedang yang melesat ke arahnya. "Pedang Dawnbringer, keluarlah!"Meski tak bisa menggunakan Pedang Claiomh Solais, dia masih memiliki saudara kembarnya yang tak kalah hebat! Pedang Dawnbringer akan menjadi senjata pamungkasnya.Ryan memejamkan mata erat, senyum samar tersungging di bibirnya. Angin menderu kencang di sekelilingnya saat auranya terus meningkat. Setiap hembusan angin mengandung jejak niat pedang yang mematikan.WUSHHH!Pedang Dawnbringer seolah merasakan tekad tuannya, berubah menjadi seberkas cahaya merah yang membelah langit. Ryan harus melumpuhkan Floridas Kennedy–ini semua demi ayahnya yang masih terjebak di Markas Besar Sekte Hell Blood!JLEB!Dalam sekejap mata, Pedang Dawnbringer menembus tubuh Floridas Kennedy tepat di bagian dantian. Darah segar mengucur deras membasahi tanah. Dengan hancurnya dantian, kehidupan Floridas Kennedy sebagai k
Ryan mengamati perubahan lawannya dengan dahi berkerut. Aura Floridas Kennedy terus meningkat melampaui tahap Ranah Transcendence tengah. "Arthur Pendragon, ini adalah jalan terakhirku," teriak Floridas Kennedy. "Kaulah yang memaksaku ke dalam keadaan ini. Aku dan Sekte Hell Blood bukanlah sesuatu yang bisa dipermalukan oleh semut sepertimu!"Bibir Ryan melengkung membentuk senyum samar. Tanpa ragu dia mengaktifkan jurus andalannya."Teknik Pedang Tak Terbatas…"Suhu di arena mendadak turun drastis. Embun beku mulai menutupi tanah sementara kristal-kristal es berputar mengelilingi pedang spiritual Ryan."Tebasan Es Surgawi!"Dengan satu teriakan lantang, Ryan mengayunkan pedangnya. Wajah para penonton memucat melihat kekuatan serangan itu. Bahkan Brandy Shroud yang mengawasi dari ketinggian pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Mungkinkah Arthur Pendragon benar-benar seorang ahli Ranah Transcendence? Dan lebih mengejutkan lagi, dia bisa menggunakan kekuatan sedahsyat ini di
Di samping Shiki Seiho, Nona Muda Jirk bahkan lebih bersemangat. Matanya berbinar-binar mengamati sosok Ryan yang bergerak dengan elegan di arena pertarungan. Jantungnya berdegup kencang setiap kali melihat senyum tipis tersungging di bibir pemuda itu."Arthur Pendragon benar-benar memberi kejutan besar!" bisiknya pada diri sendiri. Baginya, semua harta di Paviliun Ivoryshroud tak ada artinya dibandingkan sosok menawan itu.Dalam hati, gadis itu telah memutuskan bahwa Keluarga Jirk harus memenangkan hati Ryan dengan cara apapun. Dia tidak akan membiarkan pemuda istimewa ini lepas begitu saja.Sementara itu, seratus meter dari arena pertarungan, tepatnya di lantai enam Paviliun Ivoryshroud, sekelompok tetua tengah mengamati dengan serius. Mereka semua adalah sosok yang sangat dihormati di paviliun tersebut.Di tengah kelompok itu, seorang lelaki tua berpakaian bordir berdiri dengan tangan terlipat di belakang punggung. Ekspresinya serius saat mengamati pertarungan di bawah. Diala