Terima Kasih Kak Paparock, Kak tonggo42770350, dan Kak Alberth atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 17 Gem, yang artinya ada 1 Bab Bonus lagi dalam antrian ( ╹▽╹ ) Akumulasi Gem Bab Bonus: 22-11-2024 (Pagi): 7 Gem (reset) Selamat Membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus Gem Hari Ini: 0/3 Bab Bab Bonus Gem Antrian: 38 Bab Reguler: 0/2
Ryan menggumamkan nama itu dengan dahi berkerut. "Jackson Jorge... nama gadis Ibuku Eleanor Jorge, mereka memiliki nama keluarga yang sama dan wajah yang mirip." Ia teringat sosok lembut ibunya yang selalu tersenyum hangat. Hubungan kedua orang tuanya begitu harmonis, namun sejak kecil ada yang selalu mengganjal di benaknya. Ia tak pernah bertemu kakek-nenek dari pihak ibu, bahkan teman atau saudara ibunya. Ketika ia bertanya, sang ibu hanya tersenyum dan berkata ia berasal dari desa pegunungan yang jauh. Ayahnya selalu mengalihkan pembicaraan saat topik itu muncul, seolah keduanya tak ingin menyentuh masa lalu itu. Ryan juga sering memergoki ibunya menatap kosong ke arah utara dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan itu selalu membuat dadanya sesak. Kini penyelidikan insiden Paviliun Riverside telah membuka sebagian rahasia keluarganya yang terpendam bertahun-tahun. Mengapa Master Lucas yang tak dikenal tiba-tiba menghancurkan Keluarga Pendragon? Mengapa jenazah orang tuanya
Tang San telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencari pembunuhnya, namun hasilnya nihil. Sebenarnya beberapa orang mengenali Ryan dari foto yang beredar. Namun sebelum informasi itu sampai ke atasan mereka, pasukan khusus Guild Round Table milik Lancelot telah membungkam mereka selamanya. Meski Ryan mengatakan tak butuh perlindungan Guild Round Table, Lancelot diam-diam telah membereskan semua kekacauan yang ditinggalkan tuannya. Itulah yang seharusnya dilakukan seorang bawahan. Berkat kerja kerasnya, usaha Tang San tak membuahkan hasil. Kini Tang San nyaris gila karena frustasi. BRAK! Ia menggebrak meja dan meraung murka pada para anggota Asosiasi, "Kalian semua tidak berguna! Mencari di seluruh Provinsi Riveria tapi hanya menemukan beberapa pemuda dengan bentuk tubuh mirip?" "Aku mencari pembunuhnya! Jelas bukan mereka!" Para bawahan memucat, tak ada yang berani bersuara. Tang San menarik napas dalam menahan amarah. "Kuberi kalian waktu tiga hari lagi. Jika masih bel
Tang San ragu sejenak. Dengan semua yang menimpanya bulan ini, ia khawatir akan ada berita buruk lain. Namun setelah beberapa saat, ia tetap mengangkat telepon itu. "Tang San di sini. Ada apa?" Tak lama kemudian, ekspresinya berubah dingin. Bibirnya bergetar saat berkata pada bawahannya, "Sesuatu yang besar terjadi pada Keluarga Wealth." Ruangan seketika sunyi senyap. Bahkan suara napas pun tertahan saat semua orang membeku di tempat bagai patung. Mereka menarik napas tajam. Sial! Situasi semakin memburuk! Tang San menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Mulai sekarang, cari orang itu di seluruh kota!" "Dan karena kita belum tahu namanya, kita sebut saja dia Hunter!" "Tapi kita lihat saja siapa yang sebenarnya akan jadi pemburu dan siapa yang diburu!" Kata-kata terakhir itu praktis diteriakkan, menggetarkan dinding ruangan yang masih utuh. ** Di villa Pendragon, Ryan baru saja berbaring santai di sofa ketika ponselnya berdering. Nama Agravain tertera di layar. Sudut
"Jadi kau benar-benar sang Hunter yang membuat banyak faksi di Kota Riverpolis gemetar," gumam Mordred. "Pantas saja kau membunuh anggota Ordo Hassasin tanpa ragu. Bagiku itu masalah besar, tapi bagimu mungkin hanya masalah kecil." Ryan menatap lurus Mordred tanpa ekspresi dan berkata, "sekarang setelah kau tahu, beritahu aku tentang Pedang Suci Caliburn." "Pedang Suci Caliburn?" Mordred tersadar dari lamunannya. Ia melirik pedang patah itu–rupanya nama itu adalah nama yang diberikan Ryan pada pedang tersebut. "Aku mendapatkannya secara tidak sengaja saat membunuh seseorang," jelasnya. "Orang itu menyembunyikannya dengan sangat baik semasa hidup. Aku tahu pedang ini sangat berharga, jadi kusimpan. Selama bertahun-tahun aku menyelidiki asal-usulnya." Dia melirik Ryan yang menatapnya penuh minat sebelum melanjutkan, "Pedang ini ditempa oleh jenius pandai besi Heinrich Herbald 200 tahun lalu. Butuh tiga tahun penuh untuk menempanya!" "Dia mencurahkan jiwa raganya ke dalamnya. Namun
Frederich berpikir sejenak dan berkata, "Tuan Ryan, salah satu leluhur Keluarga Herbald memang pandai besi." "Saya pernah mendengar tentang bahan pembuat pedang yang Anda sebutkan. Namun, itu dianggap sebagai harta Keluarga Herbald. Tidak mungkin itu akan diberikan kepada orang luar." Ryan mengangguk mendengarkan dengan seksama. Di tangannya, Pedang Suci Caliburn yang patah berpendar samar, seolah merespons pembicaraan tentang bahan pembuatnya. "Lagipula," Frederich melanjutkan dengan nada hati-hati, "bahan itu ada di tangan kepala keluarga saat ini. Mengingat sifatnya yang pemarah, mustahil mengambil sesuatu darinya!" Frederich menatap Caliburn dengan sorot mata penuh minat sebelum melanjutkan, "Namun, karena Tuan Ryan sangat membutuhkannya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelidiki masalah ini. Meski begitu, jika saya gagal, saya harap Tuan Ryan memaklumi." Frederich sungguh tak menyangka Ryan berani mengincar harta pusaka Keluarga Herbald. Bahan untuk menempa Pedan
Usia wanita itu sekitar dua puluh tahun, tinggi semampai dengan pembawaan yang begitu berwibawa. Setiap gerakannya mencerminkan keanggunan yang natural, bukan hasil latihan. "Tuan Ryan," Angelica berbisik pelan, "Anda pasti pernah mendengar tentang tiga wanita tercantik Kota Riverpolis, bukan?" Ryan mengangguk. Rindy memang salah satu dari mereka. Entah siapa yang menciptakan gelar itu, tapi Ryan tak bisa membantah Rindy memang layak menyandangnya. "Selain Nona Rindy yang Anda kenal, ada dua wanita lainnya. Dan yang baru keluar itu adalah salah satunya," Angelica melanjutkan. U"Namanya Juliana Herbald. Dalam silsilah keluarga, saya harus memanggilnya Bibi Juliana. Meski begitu, usianya mungkin hanya terpaut setahun atau dua dari Tuan Ryan." "Juliana Herbald sangat pandai menangani berbagai urusan, baik internal maupun eksternal. Namanya begitu terkenal di kalangan keluarga berpengaruh Kota Riverpolis. Terlebih, posisinya di keluarga utama sangat tinggi." "Oh." Ryan menanggapi da
Mata Ryan menyipit penuh minat. "Kau cukup terus terang. Bagaimana kalau ternyata tidak seperti itu?" "Saat ini sedang ada rapat keluarga, hanya anggota keluarga yang diizinkan masuk. Jadi kedatanganmu ke sana jelas menunjukkan kau butuh bantuan Keluarga Herbald." Juliana menyesap kopinya sebelum melanjutkan, "Aku selalu bersikap lugas dalam segala hal. Katakan saja apa yang kau mau. Jika aku bisa membantu, tentu akan kubantu. Demi Lindsay, aku akan melakukan yang terbaik untukmu." Melihat lawan bicaranya begitu terbuka, Ryan memutuskan tak perlu bertele-tele. "Aku tahu Keluarga Herbald pernah menjadi keluarga penempa pedang. Aku membutuhkan bahan baku untuk pedang milikku." Tak ada keterkejutan di mata Juliana. Ia meletakkan cangkirnya dengan gerakan elegan. "Memang benar keluargaku dulunya pandai besi, bahkan kami telah menempa ribuan pedang. Bahan pedang seperti apa yang kau butuhkan?" Ryan tak menjawab dengan kata-kata. Dalam sekejap, Pedang Suci Caliburn telah muncul di tanga
Di saat kritis itu, aliran udara mendadak berputar kencang hingga membalikkan meja. Angin tajam itu bahkan menggores pipi Juliana. Namun yang lebih mengejutkan, sebuah tangan telah muncul di depan dahinya! Tangan Ryan! Segalanya terjadi begitu cepat hingga pikiran Juliana seolah membeku. TING! Ryan membuka telapak tangannya, memperlihatkan peluru yang kini tergeletak di atas meja terbalik. Juliana akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Seseorang benar-benar mencoba membunuhnya! Jika bukan karena Ryan, ia pasti sudah mati! Ryan bahkan mampu menangkap peluru senapan runduk dengan tangan kosong! Bagaimana mungkin? Seorang praktisi bela diri hebat memang bisa menangkap peluru, tapi tak semudah yang Ryan lakukan. Terlebih jarak mereka hanya beberapa meter! Rasa takut merayap di hatinya–bukan karena percobaan pembunuhan itu, tapi karena sosok angkuh dan misterius di hadapannya! Tanpa membuang waktu, Juliana mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Matanya berkila
Ryan mengenali teknik ini–ini adalah teknik Penjarahan Roh milik Lin Qingxun, bahkan dengan level yang lebih tinggi! Di tengah kepanikan sang patriark, sesosok bayangan melayang dalam pikirannya.Saat melihat sosok itu, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Matanya memerah saat mengenali siapa yang muncul–sosok yang terlalu familiar baginya.Pendiri White Tower, Lin Qingxun! Leluhur Lin!"Leluhur... Kamu.... Kenapa kamu ada di sini?""Hmph!" Lin Qingxun mencibir dengan nada dingin. "Dasar junior yang tidak tahu apa-apa, berani menyentuh seseorang yang sudah kuincar? Sepertinya kau tidak menghargai hidupmu sendiri."Kata-kata itu membuat sang patriark panik. Seseorang yang menjadi incaran Leluhur Lin? Junior yang bodoh? Keringat dingin mengucur di dahinya saat menyadari bahwa sosok dalam pikirannya berasal dari Ryan!"Tidak mungkin..." batinnya tak percaya. Dia tidak pernah menyangka bahwa Leluhur Lin ternyata masih hidup dan berada dalam tubuh pemuda ini. "Aku akan memberimu satu kesemp
Setelah memastikan keselamatan kedua temannya, Ryan menyeka darah di sudut bibirnya. Tanpa ragu dia mengeluarkan Pedang Surgawi EX-Caliburn. Bersamaan dengan itu, naga darah mengaum ganas keluar dari tubuhnya, sementara rune kehidupan berkilat-kilat memancarkan petir.Raungan naga mengguncang seisi White Tower! Petir menyambar-nyambar di langit yang menggelap, menciptakan pemandangan yang menakjubkan sekaligus mengerikan. Ryan sadar dia tidak bisa menahan diri menghadapi lawan sekuat ini.Sebenarnya dia berharap Lin Qingxun akan turun tangan membantu, namun sang leluhur tetap diam di dalam Kuburan Pedang. Tak punya pilihan lain, Ryan harus menghadapi patriark White Tower sendirian."Brengsek!" umpatnya dalam hati. Niat pedang yang ganas meledak dari tubuhnya, berubah menjadi ribuan untaian qi pedang yang melesat ke arah sang patriark. Ini adalah serangan terkuatnya–kombinasi sempurna antara kekuatan naga darah dan petir Ilahi.Sang patriark mengerutkan kening melihat serangan ya
Ryan menatapnya tanpa emosi. Formasi api warisan Lin Qingxun menyapu ke depan dengan ganas, bagai predator lapar yang siap melahap mangsanya. Baik untuk Sekte Medical God maupun dirinya sendiri, membunuh Lin Ruhai tidak akan berdampak apa pun.Api yang tak terkendali merambati tubuh Lin Ruhai, membuatnya menjerit kesakitan. Sia-sia dia berjuang–rasa sakit yang mendera tubuhnya terlalu intens. Dalam hitungan detik, dia berubah menjadi manusia yang terbakar hidup-hidup.Para pengikut White Tower menatap ngeri, ingin menolong namun tak berdaya menghadapi kekuatan formasi leluhur mereka sendiri. Teriakan Lin Ruhai menggelegar memenuhi White Tower.BOOM!Tiba-tiba tanah bergetar hebat, retakan menyebar ke segala arah. Sebuah sosok bayangan hitam melesat mendekat dengan kecepatan tinggi, berhenti tepat di depan Lin Ruhai. Dengan satu lambaian tangan, api yang membakar tubuh Lin Ruhai seketika lenyap.
Ryan mengangkat alisnya mendengar kata-kata itu. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang mengandung ejekan. "Oh? Bukankah White Tower yang lebih dulu bersikap kejam pada murid-murid Sekte Medical God?""Ini bukan hal yang baik untukmu atau untuk White Tower," lanjut Lin Ruhai, mengabaikan sindiran Ryan. "Juga, sejujurnya, kau seharusnya melihat fenomena di langit tadi. Ini adalah tanda bahwa jalur pengobatan akan kembali ke puncaknya."Dia berhenti sejenak untuk memberi tekanan pada kata-katanya. "Patriark kami saat ini sedang berkultivasi dalam isolasi, tetapi begitu dia menerobos dan mengetahui tindakanmu, konsekuensinya akan tak terbayangkan.""Berhenti sekarang," tawarnya dengan nada serius. "Satu-satunya hal yang bisa kujanjikan padamu adalah aku tidak akan melanjutkan masalah ini lagi."Ryan mendengarkan dengan seksama, namun matanya tetap dingin tanpa emosi. Dia bisa mendengar keengganan dalam suara Lin Ruha
"Mengapa kalian tidak percaya padaku?" Ryan menghela napas berat. Dengan gerakan cepat, jari-jarinya membentuk segel rumit untuk menciptakan formasi pelindung di sekitar kedua gadis itu.Namun Xiao Bi dan Lina masih berusaha keras melepaskan diri dari formasi tersebut. Melihat kekeraskepalaan mereka, Ryan terpaksa menggunakan kekuatannya untuk membekukan tubuh keduanya."Ryan, apa yang kau lakukan?" protes Xiao Bi."Lepaskan kami!" Lina ikut berteriak.Mengabaikan protes mereka, Ryan berbalik menghadap sang tetua. Matanya berkilat dingin saat berkata, "Apakah kau tahu bahwa kau telah mengecewakan Lin Qingxun?""Berani-beraninya kau menyebut nama leluhur kami dengan lancang!" raung sang tetua murka. "Kubunuh kau!"Tanpa menahan diri lagi, dia mengeluarkan sebuah jimat kuno dari balik jubahnya. Begitu jimat itu diaktifkan, seluruh area Sekte White Tower bergetar hebat. Suhu udara meningkat drastis hingga menciptakan ilusi seolah mereka berada di tengah lautan api."Formasi Leluhur ka
Xiao Bi yang tadinya ketakutan kini berdiri tegak dengan dagu terangkat. Melihat perubahan situasi yang drastis, kepercayaan dirinya mulai kembali."Terserah kau saja," jawabnya mantap. "Yang pasti aku muak melihat wajah mereka.""Kalau begitu sudah diputuskan." Ryan melangkah maju dengan tenang. "Mulai hari ini, Sekte White Tower akan menjadi milik Sekte Medical God.""Tunggu!" Sang tetua berteriak panik. "Kau tidak bisa seenaknya...""Tentu saja bisa," potong Ryan dingin. "Atau kau lebih suka aku menghancurkan sekte ini seperti yang kulakukan pada Paviliun Ivoryshroud?"Para kultivator Sekte White Tower saling pandang dengan wajah pucat. Mereka masih ingat jelas berita kehancuran Paviliun Ivoryshroud. Jika orang ini benar-benar Arthur Pendragon, maka melawannya sama saja dengan bunuh diri."Serang dia!" Sang tetua akhirnya berteriak frustasi. "Dia hanya satu orang! Kita masih punya kesempatan!"Selusin praktisi Sekte White Tower melesat maju dengan pedang terhunus. Meski fokus me
Sang tetua Sekte White Tower menatap Ryan dengan sorot penuh selidik. Ada sesuatu yang sangat aneh dengan pemuda ini. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, murid-murid Sekte Medical God seharusnya tidak memiliki kekuatan sekuat ini. Terlebih lagi, teknik Matahari Surgawi yang dikuasai Ryan bahkan lebih murni dari milik patriark mereka sendiri.'Bagaimana mungkin seorang murid dari sekte rendahan seperti Sekte Medical God bisa menguasai teknik ini sampai level seperti itu?' batinnya penasaran. 'Dan lagi, sikapnya terlalu percaya diri untuk ukuran murid Sekte Medical God. Apa yang membuatnya begitu yakin bisa melawan Sekte White Tower?'Setelah beberapa saat mengamati, sang tetua melangkah maju dengan aura dominan. "Anak muda, aku akan bertanya sekali lagi. Dari mana kau mendapatkan teknik Matahari Surgawi itu?""Bukankah sudah jelas?" Ryan tersenyum tipis. "Tentu saja dari guruku di Sekte Medical God.""Omong kosong!" hardik sang tetua. "Aku pernah bertemu dengan pemimpin Sekte
Kata-kata Ryan yang frontal membuat Xiao Bi ketakutan setengah mati. Dia bahkan tak berani bernapas, apalagi mencoba menghentikan Ryan.'Gila!' batinnya panik.Seluruh praktisi Sekte White Tower memasang ekspresi muram mendengar kata-kata Ryan yang tidak sopan."Apakah anak ini berkata jujur?" sang tetua melirik si pria berpakaian kasual. "Kau bahkan tidak bisa mengeluarkan satu pun jarum perak dari tubuhmu?"Tentu saja pria itu tidak mau mengakuinya. "Guru, anak ini menggunakan teknik iblis!" bantahnya keras. "Lagipula saya dari Sekte White Tower. Bagaimana mungkin kalah dari orang lain dalam hal jarum perak?"Sang tetua mengangguk sambil menimbang. Matanya kembali pada Ryan. "Kau punya empat detik lagi untuk memutuskan. Jika tidak segera memilih, jangan salahkan aku bersikap kasar!"Ryan mendengus mengejek. Dalam sekejap, sebuah jarum perak biasa muncul di tangannya."Untuk apa bicara omong kosong? Kau akan tahu setelah melihatnya sendiri."Begitu kata-kata itu terucap, jarum perak
Si pria berpakaian kasual takut situasi akan berubah. Dia melirik Xiao Bi dengan tatapan jijik, "Memangnya kenapa kalau dia dari Sekte Medical God? Kalau kami tidak menerima kalian, sekte kalian pasti sudah lama musnah!"Matanya berkilat kejam saat menambahkan, "Dan kau, seorang penyapu rendahan, berani berbicara dengan Guru? Apa hakmu memohon belas kasihan?""Enyahlah!"Tanpa peringatan, dia menendang ke arah dada Xiao Bi. Di mata orang-orang Sekte White Tower, Sekte Medical God memang masih ada hubungan dengan mereka. Namun praktisi Sekte Medical God hanyalah semut rendahan! Membunuh seorang penyapu seperti wanita ini tak akan menimbulkan masalah apapun.Namun sebelum tendangan itu mengenai Xiao Bi, sebuah sosok muncul bagai hantu di depannya. Ryan mencengkeram pergelangan kaki pria itu dengan ekspresi dingin yang mengerikan.Tatapannya beralih pada Xiao Bi yang masih berlutut. Suaranya dipenuhi kesedihan dan amarah saat bertanya, "Kapan Sekte Medical God jatuh ke keadaan sepert