Terima Kasih Kak Rubei', Kak Jaz, Kak Rembulan, Kak Rizki, Kak Mas Nur, Kak Gion, dan Kak Hary atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 23 Gem, yang artinya ada 2 Bab Bonus lagi ( ╹▽╹ ) Akumulasi Gem Bab Bonus: 23-11-2024 (sore): 3 Gem (reset) Nanti malam othor harus datang ke nikahan teman, jadi perhitungan Gem malam ini othor baru lakukan besok pagi. Yang rilis adalah bab terjadwal mulai sore ini. besok pagi kembali rilis manual. Selamat Membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus Gem Hari Ini: 2/6 Bab Bab Bonus Gem Antrian: 37
"Ada apa, Adel Sayang?" Helaan napas lega terdengar dari seberang. "Ryan, kau di mana sekarang? Bisakah datang ke Gedung Trading Tower? Golden Dragon Group menghadapi masalah kecil..." "Rindy tidak bersamamu?" Ryan mengerutkan kening. Dengan kemampuan Rindy, seharusnya ia bisa menangani banyak hal. "Rindy kembali ke kediaman Keluarga Snowfield untuk menyelesaikan beberapa urusan," jawab Adel. "Ponselnya tidak aktif." "CEO Jeremy baru saja berangkat dan masih di pesawat, jadi tidak bisa dihubungi untuk sementara. Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat datang ya? Aku di lantai 15 Gedung Trading Tower." "Baiklah, tunggu aku di sana." Ryan menutup telepon dan meminta Derick mengarahkan mobil ke sana. Ia ingat Adel memang telah menyewa seluruh lantai Gedung Trading Tower beberapa hari lalu sebagai kantor cabang Golden Dragon Group di Kota Riverpolis. Nantinya, mereka akan membangun gedung sendiri di kota ini. Selama masa transisi ini, Adel bertanggung jawab penuh atas operasional
"Bajingan, kau memaksaku menggunakan kekerasan!" geram Zurich Loot murka. "Jalang, jangan sok jual mahal. Kau pikir kau siapa? Ini bukan Kota Golden River!""Tapi aku suka semangatmu. Hari ini, kau akan menjadi salah satu koleksiku!"Zurich melepas jasnya dan mendekati Adel dengan langkah mengancam. Dia melirik ke arah dua pengawalnya. "Kalian keluar dan jaga pintu. Jangan masuk apapun yang kalian dengar. Aku tidak ingin diganggu saat bersenang-senang!""Baik, Tuan Muda!"Kedua pengawal itu saling pandang sebelum melangkah keluar ruangan.Zurich menjilat bibirnya, menatap Adel penuh nafsu. Hasrat primitif mengalir deras di sekujur tubuhnya saat ia bersiap menerkam mangsanya.BOOM!Pintu kantor mendadak terbuka dengan keras!"Brengsek!"Zurich meraung murka. "Bukankah sudah kubilang jangan ganggu aku?!"Namun Zurich langsung terdiam saat menoleh dan mendapati kedua pengawalnya tergelet
"Itu tidak mungkin benar, kan..." Zurich bergumam tidak percaya.Dengan tangan gemetar ia mengambil ponsel dari lantai dan menekan tombol jawab. "Ayah..."Suaranya nyaris tak terdengar."Zurich Loot!" suara menggelegar terdengar dari seberang. "Siapa yang kau sakiti?! Keluarga Loot sekarang dipenuhi mayat! Dasar binatang buas! Kau–"Panggilan terputus mendadak.Zurich merasa seolah terjun ke jurang tak berdasar. Sebuah panggilan singkat telah menentukan nasib seluruh keluarganya!Dia bahkan tak berani menatap pemuda di hadapannya. Iblis macam apa orang ini?Dengan panik ia bersujud di hadapan Ryan. "Tuan... saya, saya... saya salah! Tolong lepaskan saya. Saya bersedia..."Satu-satunya yang ia inginkan sekarang adalah tetap hidup! Selama masih bernapas, masih ada harapan!"Kau seharusnya tidak memprovokasku," ujar Ryan dingin. "Dan kau seharusnya tidak mencoba menyentuh paca
Tang San masih dipenuhi amarah. Ia menekan kedua tangannya ke meja konferensi."Aku sangat menyadari hal itu! Tapi jika kalian tak bisa menemukan Hunter, setidaknya cari tahu identitas kekuatan sialan yang menghalangi kita!"Sang tetua hanya bisa terdiam canggung.Tepat saat itu, seorang staf mengetuk pintu aula dengan tergesa."Masuk!" perintah Tang San dengan suara berat.Ia menatap tajam staf yang tampak panik itu. "Ada apa? Kau tidak tahu kami sedang rapat?!"Wajah staf itu memucat. Terakhir kali seseorang melaporkan berita buruk pada Tang San, orang itu berakhir mati. Ia tak ingin mengalami nasib serupa."Presiden Tang, ada seorang gadis di luar yang mengaku tahu identitas orang di foto itu."Mata Tang San menyipit. Ia mencengkeram kerah staf itu penuh semangat. "Benarkah? Cepat bawa dia masuk!""Ba-baik, Tuan!"Tak lama kemudian, seorang wanita muda melangkah masuk. Tang San sed
Di Kota Riverpolis, tepatnya di Villa Pendragon, Ryan sedang berkultivasi dalam kamarnya. Tiba-tiba, ponselnya berdering, memecah konsentrasi Ryan. "Halo?" "Tuan Ryan, sesuatu yang gawat telah terjadi!" suara panik Agravain terdengar dari seberang. "Tang San telah mengetahui bahwa Anda adalah Hunter!" "Dia mengerahkan semua orang untuk mencari Anda. Jika dia menemukan Anda, Tuan Ryan, nyawa Anda dalam bahaya!" "Tuan Ryan, segeralah pergi sebelum mereka menemukan Anda!" Nada Agravain dipenuhi kecemasan yang nyata. Dia benar-benar mengkhawatirkan keselamatan Ryan. "Oke, aku mengerti," jawab Ryan tenang. Di seberang telepon, Agravain tertegun sebelum berseru, "Tuan, ini bukan permainan anak-anak! Sebentar lagi, seluruh praktisi Asosiasi Seni Bela Diri Provinsi Riveria akan menyerbu vila Anda!" Ryan mengabaikan kepanikan itu dan justru bertanya santai, "Aku penasaran bagaimana Tang San bisa menemukanku." "Baru saja seorang wanita bernama Selly Hilton datang. Entah bagaimana dia pu
"Milikmu?" Adel terkesiap, matanya membulat tak percaya. Gedung Camelot adalah salah satu landmark Kota Riverpolis! Bangunannya seratus kali lebih megah dari kantor Golden Dragon Group. Bahkan dari luar tadi ia sudah bisa merasakan betapa pentingnya gedung ini. "Bagaimana mungkin?" bisik Adel tak percaya. "Kau baru beberapa hari di kota ini..." Ryan tak menjawab, hanya menuntun Adel menuju lift khusus di sudut area parkir. Setelah pemindaian wajah dan iris mata, pintu lift terbuka dengan suara desisan pelan. Adel mengamati sistem keamanan canggih itu dengan kening berkerut. Bahkan gedung-gedung termewah yang pernah ia kunjungi tak memiliki teknologi secanggih ini. Jelas tempat ini bukan gedung biasa. 'Ada apa sebenarnya?' batinnya penasaran. 'Rahasia apa lagi yang Ryan sembunyikan dariku?' Lift bergerak naik dalam keheningan. Dua puluh detik kemudian, pintu terbuka memperlihatkan ruangan luas yang membuat napas Adel tercekat. Ratusan orang berbaris rapi dalam formasi ya
"Putri saya dan ibunya sedang mengunjungi mertua saya sejak beberapa lalu," Herold menjawab hati-hati. "Jadi mereka masih belum kembali. Bahkan jika ingin segera pulang, butuh waktu...""Aku tidak peduli!" potong sang tetua murka. "Aku ingin melihat putrimu hari ini. Jika tidak..." Ia menggantung ancamannya, membiarkan imajinasi Herold melengkapi sisanya.Herold terdiam sejenak, otaknya berputar mencari jalan keluar. Tiba-tiba sebuah ide muncul."Tuan," ujarnya penuh perhitungan, "meski putriku berasal dari Keluarga Snowfield, dia adalah tunangan Oliver Quins. Bagaimana mungkin dia memiliki hubungan dengan Ryan?"Efek nama itu sungguh luar biasa. Pupil sang tetua mengecil seketika. Ia melambaikan lengan bajunya dengan sikap acuh. "Rupanya kau bagian dari kami. Baiklah, aku tak akan mengganggumu lagi. Tapi jika kau mendapat kabar tentang Ryan, segera beritahu kami!"Herold membungkuk dalam-dalam, mengantar rombongan itu keluar de
"Tuan Jackson," si pria kurus melanjutkan, "meski tindakan anak ini menggemparkan Provinsi Riveria, tapi dia akan mati di tangan Tang San dalam waktu kurang dari dua hari.""Ulang tahun ke-60 Tang San adalah lusa. Dia telah mengundang banyak praktisi bela diri dari Provinsi Riveria. Dan yang lebih penting..." ia menelan ludah sebelum melanjutkan, "Tang San telah mengeluarkan surat perintah hukuman mati untuk Ryan. Itu harus dilaksanakan sebelum ulang tahunnya yang ke-60!"Kilatan aneh melintas di mata Jackson Jorge. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke jendela, memandang ke arah Kota Riverpolis di kejauhan."Meski dia anak haram Eleanor Jorge dengan orang lain," gumamnya pelan, "darah Keluarga Jorge masih mengalir dalam nadinya, meski hanya setetes.""Apakah Tuan ingin saya turun tangan?" tanya si pria kurus dengan nada terkejut.Jackson Jorge menggeleng mantap. "Tidak perlu bergerak. Dia hanyalah seekor semut kecil." Ia berbalik mena
Ryan menimbang situasinya dengan hati-hati. Pil Ilusi Archaic sangat dia butuhkan, namun memberikan tendon Ular Piton Batu Hitam jelas bukan pilihan bijak. Gadis dari Keluarga Jirk ini terus mendesaknya, tapi Ryan tetap teguh pada pendiriannya."Kamu benar-benar tidak memilikinya?" Mata gadis itu menatap Ryan lekat-lekat, mencari celah kebohongan."Tidak, aku tidak," jawab Ryan tegas. Tanpa menunggu respons, dia memberi isyarat pada Shiki Seiho untuk segera pergi. Sikapnya dingin dan tegas, jelas menunjukkan dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini."Kau..." Gadis itu cemberut melihat sikap Ryan yang mengabaikannya begitu saja.Begitu Ryan menghilang dari pandangan, sudut bibir gadis itu melengkung membentuk senyum berbahaya. "Hmph! Mereka berdua orang yang menarik. Barkley, bantu aku mencari tahu identitasnya! Dia pasti memiliki tendon itu!""Nona, bukankah ini melanggar peraturan?" tanya lelaki tua di sampingnya dengan ragu."Lakukan apa yang aku katakan." Nada suaranya tak ter
Lelaki tua itu tersenyum canggung. "Selama kalian bersedia datang, Paviliun Ivoryshroud akan berutang budi pada kalian. Di masa depan, jika kalian menginginkan sesuatu dari kami, kami bersedia memperjuangkannya.""Nona dari Keluarga Jirk?"Mendengar kata-kata lelaki tua itu, Ryan dan Shiki Seiho saling berpandangan dengan sorot mata terkejut.Ryan merasakan jantungnya berdegup kencang. Nama Keluarga Jirk membangkitkan berbagai kenangan–terutama tentang Shirly dan Lina yang telah membantunya di masa lalu. Namun kegembiraan itu segera berubah menjadi kewaspadaan. Mereka berdua seharusnya sedang berkultivasi di Gunung Langit Biru, tidak mungkin berada di sini.'Mungkin anggota Keluarga Jirk yang lain?' Ryan menimbang dalam hati.Di Gunung Langit Biru, Keluarga Jirk memang memiliki banyak cabang dan pengaruh yang luas. Bisa saja ini jebakan atau seseorang yang memanfaatkan nama besar mereka.Intuisinya mengatakan pertemuan ini berkaitan dengan barang-barang yang dia lelang di Paviliun
Ryan menyipitkan mata. Rupanya Lex Denver punya alasan khusus mengincar pil yang tidak sempurna ini. Tidak ada yang bisa memperbaikinya di Nexopolis atau Gunung Langit Biru, tapi kultivator kuno di nisan pedang kedua mampu melakukannya!"Namun, Muridku, ini tidak mendesak. Dengarkan instruksiku nanti.""Baik."Ryan mengalihkan perhatiannya ke panggung saat barang lelang berikutnya dikeluarkan–kulit dan sisik Ular Piton Batu Hitam miliknya! Aura binatang iblis yang kuat seketika memenuhi aula.Semua orang langsung mengenali asal-usulnya. Ular Piton Batu Hitam adalah binatang iblis legendaris yang telah menghilang dari Gunung Langit Biru seratus tahun lalu. Seluruh tubuhnya adalah harta karun–dari kantong empedu, tendon, sisik, hingga kulitnya. Nilainya tak terukur!Floridas Kennedy dari Sekte Hell Blood menawar dengan gila-gilaan, membuat harga melonjak hingga mencapai 3.000 batu Spirit hanya untuk setengah bagian saja!"Tuan Ryan, orang-orang Sekte Hell Blood benar-benar gila!" S
Begitu sang pembawa acara selesai bicara, suasana di aula lelang itu langsung mencapai puncaknya."Saya tawar 500 batu Spirit!" seru seseorang."Hmph! 500? Aku tawar 550 batu Spirit!" sahut yang lain.Suara-suara tawaran terus bersahutan. Begitu pelelangan dimulai, harga Pil Ilusi Archaic yang tidak sempurna itu melonjak drastis, membuat semua orang terkejut."Ini... Tuan Ryan," Shiki Seiho menggeleng tak percaya. "Orang-orang ini benar-benar... Mengapa mereka menaikkan harga begitu tinggi untuk pil yang tidak sempurna..."Ryan hanya menyipitkan mata mendengar keluhan Shiki Seiho. Dia tetap tenang tanpa segurat pun kegelisahan. "Kita lihat saja dan tunggu."Meski tidak sempurna, pil ini tetap menarik banyak perhatian terutama karena manfaatnya bagi jiwa primordial. Efek itu saja sudah cukup membuat orang menggilainya. Yang bisa Ryan lakukan sekarang hanyalah menunggu dan mengamati situasi."700 batu Spirit!""750 batu Spirit!"Harga terus melambung tinggi, hampir mencapai 800 batu S
Ryan mengikuti arah pandangnya dengan ekspresi rumit. Keluarga Jirk adalah salah satu keluarga teratas di Gunung Langit Biru, dan mereka memiliki hubungan khusus dengannya melalui Shirly Jirk dan Lina Jirk. Lima tahun lalu saat pertama menginjakkan kaki di Gunung Langit Biru, Ryan hanyalah kultivator lemah yang bisa diinjak siapa saja. Dengan akar fananya, dia telah melewatkan masa terbaik untuk berkultivasi. Semua orang menertawakannya. Hanya tiga orang yang memberinya kehangatan–sang guru yang membawanya ke Pegunungan Langit Biru dan mengajarinya teknik kultivasi, Lina Jirk yang eksentrik, serta Shirly Jirk yang selalu membantunya tanpa pamrih. Shirly memberinya pil dan melindunginya saat dia dipukuli, bahkan berani melawan seluruh faksi demi dirinya. Kata-katanya masih terngiang jelas: "Ryan, kau tidak akan mati. Bahkan jika semua orang di dunia mati, kau tidak akan mati!" Ryan masih tidak mengerti mengapa Shirly, seorang jenius kesayangan surga, begitu memperhatikannya.
Ryan mengangguk serius. Sesuatu yang membuat Lex Denver seantusias ini pasti sangat istimewa. "Mata uang apa yang digunakan untuk lelang di sini?" tanyanya pada Shiki Seiho. "Tuan Ryan ingin ikut lelang? Hanya batu Spirit yang diterima, dan barang-barangnya sangat mahal." Shiki Seiho mengeluarkan satu-satunya batu Spirit yang dibawanya dengan raut menyesal. "Maaf, saya sedang terburu-buru tadi sehingga tidak membawa banyak." "Ikut denganku. Aku akan memikirkan cara mendapatkan uang lebih banyak." Ryan melirik ke lantai dua saat merasakan sesuatu yang menarik. Tanpa ragu dia melangkah menaiki tangga. Ryan berpikir sejenak sambil mengamati ruang lelang yang megah. Mereka sedang melelang harta karun, jadi mengapa dia tidak menggunakan hartanya sendiri untuk ditukar dengan batu Spirit? Kebetulan Kuburan Pedang masih menyimpan beberapa bagian Ular Piton Batu Hitam yang tersisa–Theodore Crypt pernah mengatakan barang itu sangat berharga. Meski begitu, Ryan tahu Pil Ilusi Archaic y
Ryan bisa melihat telapak tangan Shiki Seiho berkeringat saking gugupnya. Jelas sekali pemuda ini menganggap kedatangannya ke Nexopolis sebagai keputusan yang tepat–dia berhasil menemukan Ryan sebelum orang lain. Dengan perlindungan dari Master seperti Ryan, statusnya di Sekte Myriad Sword pasti akan meningkat pesat. "Tidak usah terburu-buru pergi ke Sekte Myriad Sword," Ryan menggeleng. Matanya menyipit saat teringat sesuatu. "Aku masih punya urusan penting yang harus diselesaikan." "Ayahku dibawa pergi oleh Sekte Hell Blood, jadi aku ingin mengurus mereka terlebih dahulu. Apakah kau tahu lokasi pasti markas besar mereka dan bagaimana cara masuknya?" Ryan menyadari keterbatasannya saat ini. Meski memiliki Kuburan Pedang dan tiga ahli mahakuasa kuno, mereka memiliki batasan. Bahkan Lex Denver tidak mampu mengendalikan tubuhnya atau meninggalkan Kuburan Pedang. Semakin tinggi ranah kultivasinya, pembatasan Kuburan Pedang justru semakin ketat. Itulah mengapa Lex Denver hanya b
Melihat praktisi senior itu benar-benar hendak melumpuhkan kultivasinya, Ryan bergegas mencegah."Berhenti!"Suaranya menggelegar memecah ketegangan. Hembusan angin dari telapak tangan Shiki Seiho menunjukkan dia memang telah menggunakan pukulan yang mematikan. Jika Ryan terlambat sepersekian detik saja, salah satu praktisi terkuat di Gunung Langit Biru ini akan kehilangan seluruh kultivasinya."Masalah ini bukan salahmu," ujar Ryan dengan nada tenang namun tegas. "Ada terlalu banyak orang di sini. Berdirilah dan mari kita masuk ke dalam untuk bicara."Senyum lega merekah di wajah Shiki Seiho. Sorot matanya dipenuhi rasa syukur dan kekaguman saat dia berkata, "Terima kasih atas pengampunan Anda, Master!"Begitu berdiri, Shiki Seiho teringat sesuatu krusial–identitas Ryan sebagai Master Sekte Myriad Sword belum boleh terungkap sekarang. Hanya ketika Ryan kembali ke sekte, masalah ini bisa diresmikan dengan prosesi yang layak. Dan karena beberapa orang telah menyaksikan kejadian in
Tanpa diduga, raut wajah Shiki Seiho berubah total mendengar perkataan Ketua sekte Sam itu. Niat membunuh yang jauh lebih pekat meledak dari tubuhnya, membuat udara di sekitar mereka seolah membeku."Master, seekor semut berani berteriak seperti ini. Dia hanya mencari kematian!"Di mata Shiki Seiho, liontin giok itu melambangkan sang master leluhur, Ahli Dao Pedang Tak Terhitung! Dilihat dari sikap sang master leluhur dan teknik pedang yang ditunjukkan Ryan, kemungkinan besar pemuda ini adalah murid rahasia gurunya.Jika benar begitu, dalam hal senioritas, Ryan bahkan berada di level yang sama dengan pendiri Sekte Myriad Sword, atau mungkin lebih tinggi! Semua orang di Sekte Myriad Sword, termasuk ketua sekte, seharusnya memanggil Ryan dengan sebutan "Master"!Tanpa menunggu jawaban Ryan, Shiki Seiho bangkit dan melesat bagai angin puting beliung ke arah Ketua Sekte Sam. Niat membunuh yang dingin membuat wajah Ketua Sekte Sam memucat seketika. Dia sama sekali tidak menyangka Shik