Beranda / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 325 - Hadiah Istimewa

Share

Bab 325 - Hadiah Istimewa

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 14:45:13
Tang San telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencari pembunuhnya, namun hasilnya nihil.

Sebenarnya beberapa orang mengenali Ryan dari foto yang beredar.

Namun sebelum informasi itu sampai ke atasan mereka, pasukan khusus Guild Round Table milik Lancelot telah membungkam mereka selamanya.

Meski Ryan mengatakan tak butuh perlindungan Guild Round Table, Lancelot diam-diam telah membereskan semua kekacauan yang ditinggalkan tuannya.

Itulah yang seharusnya dilakukan seorang bawahan. Berkat kerja kerasnya, usaha Tang San tak membuahkan hasil.

Kini Tang San nyaris gila karena frustasi.

BRAK!

Ia menggebrak meja dan meraung murka pada para anggota Asosiasi, "Kalian semua tidak berguna! Mencari di seluruh Provinsi Riveria tapi hanya menemukan beberapa pemuda dengan bentuk tubuh mirip?"

"Aku mencari pembunuhnya! Jelas bukan mereka!"

Para bawahan memucat, tak ada yang berani bersuara.

Tang San menarik napas dalam menahan amarah. "Kuberi kalian waktu tiga hari lagi. Jika masih bel
Rianoir

mohon maaf, Othor belum sempat menghitung akumulasi Gem siang ini. Nanti sore othor hitung Bab Bonus Gem Hari ini: 1/3 Bab Bab Bonus Gem Antrian: 39 Selamat Membaca (⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 326 - Hunter

    Tang San ragu sejenak. Dengan semua yang menimpanya bulan ini, ia khawatir akan ada berita buruk lain. Namun setelah beberapa saat, ia tetap mengangkat telepon itu."Tang San di sini. Ada apa?"Tak lama kemudian, ekspresinya berubah dingin. Bibirnya bergetar saat berkata pada bawahannya, "Sesuatu yang besar terjadi pada Keluarga Wealth."Ruangan seketika sunyi senyap. Bahkan suara napas pun tertahan saat semua orang membeku di tempat bagai patung.Mereka menarik napas tajam. Sial! Situasi semakin memburuk!Tang San menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Mulai sekarang, cari orang itu di seluruh kota!""Dan karena kita belum tahu namanya, kita sebut saja dia Hunter!""Tapi kita lihat saja siapa yang sebenarnya akan jadi pemburu dan siapa yang diburu!"Kata-kata terakhir itu praktis diteriakkan, menggetarkan dinding ruangan yang masih utuh.**Di villa Pendragon, Ryan baru saja berbaring santai di sofa ketika ponselnya berdering. Nama Agravain tertera di layar.Sudut bibir Ryan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 1 - Tragedi

    Suara pekikan kecil terdengar diikuti oleh suara dentingan piring yang jatuh, membuat suasana pesta menjadi hening.Ryan Pendragon menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang gadis kecil, mungkin berusia sekitar 10 tahun, berdiri kaku dengan wajah pucat. Di depannya, seorang pria tinggi besar dengan mata tajam berdiri menjulang, jasnya yang mahal kini bernoda makanan yang tumpah."Ma-maafkan saya, Tuan," gadis kecil itu terbata-bata, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.Pria itu menatap gadis kecil tersebut dengan tatapan dingin yang menusuk. Tangannya terkepal erat, dan Ryan bisa melihat urat-urat di lehernya menegang karena menahan amarah.Melihat situasi yang semakin tegang, Ayah Ryan–William Pendragon bergegas menghampiri mereka. Ia berlutut di samping gadis kecil itu, mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya."Tidak apa-apa, Nak. Itu hanya kecelakaan," ujar William lembut sambil mencoba membersihkan noda di sepatu gadis itu. Kemudian ia berdiri dan menghadap pria

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 2 - Kembalinya Ryan Pendragon

    “Terima kasih,” ucap Ryan setelah turun dari taksi dan memberikan bayaran ke sopir.Beralih menatap sebuah bangunan kantor yang menjulang tinggi di hadapan, Ryan membaca lagi secarik kertas yang diberikan oleh gurunya, memastikan ini adalah tempat yang harus dia tuju.“Snowfield Group,” ulang Ryan, lalu mengangkat pandangan untuk melihat plang besar yang terpatri nyata di depan gedung. “Benar ini,” ucapnya sebelum masuk ke dalam lobi.Awalnya, Ryan berniat untuk langsung pergi ke Ibu Kota–Riverdale dan mencari Master Lucas, pria yang muncul di kediamannya lima tahun lalu dan membunuh ayahnya. Bagaimanapun, dia adalah orang yang paling ingin Ryan bunuh selama lima tahun terakhir. Namun, gurunya bersikeras agar Ryan terlebih dahulu pergi ke Golden River dan menemui seorang wanita bernama Rindy Snowfield. Oleh karena itu, di sinilah Ryan sekarang, di lobi perusahaan Snowfield Group.Mengenakan kaos, topi, dan tas selempang kusam yang tersampir di bahunya, penampilan Ryan yang sederhana

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 3 - Keributan

    Keheningan mencekam menyelimuti lobi gedung Snowfield Group. Semua mata tertuju pada sosok pemuda yang berdiri tenang di tengah kekacauan. Dua penjaga keamanan tergeletak tak sadarkan diri di dekat pecahan kaca, sementara pemuda itu hanya berdiri diam, seolah tak terjadi apa-apa."Astaga, apa yang baru saja terjadi?" bisik salah seorang karyawan, matanya terbelalak ketakutan."Ssst! Jangan keras-keras. Kau mau jadi korban berikutnya?" balas temannya, menarik lengan si karyawan untuk menjauh.Para resepsionis muda bersembunyi di balik meja, ketakutan. Mereka bahkan tidak melihat pemuda itu menyerang. Semuanya terjadi begitu cepat, seolah-olah kedua penjaga itu tiba-tiba saja terpental dan tak sadarkan diri.Ryan melirik kedua penjaga yang tak sadarkan diri itu dan menggelengkan kepalanya dengan jengkel. Tanpa menghiraukan tatapan ketakutan dari orang-orang di sekitarnya, ia melangkah santai dan duduk di sofa. Dengan tenang, ia mengambil koran yang tergeletak di meja, mulai membacanya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 4 - Pemaksaan

    Adel menghela napas lega saat melangkah keluar dari gedung Snowfield Group.Hari ini sungguh tidak terduga, tapi setidaknya situasi dengan pemuda misterius itu sudah mereda. Dia membuka pintu Mercedes-nya, bersiap untuk pergi ke pertemuan berikutnya.Tepat saat dia hendak masuk, pintu penumpang terbuka. Adel terkejut melihat Ryan meluncur masuk dengan santai."Hei! Apa yang kau lakukan?" seru Adel, matanya melebar.Ryan menatapnya dengan serius. Dia bisa melihat aura gelap menyelimuti Adel, tanda adanya bahaya yang mengintai. Teknik Matahari Surgawi-nya memperingatkan bahwa gadis ini akan menghadapi ancaman besar dalam waktu dekat."Kupikir kau mungkin butuh teman ngobrol dalam perjalanan," jawab Ryan ringan, menyembunyikan kekhawatirannya.Adel mengangkat alisnya. "Oh, benarkah? Dan sejak kapan kita jadi teman ngobrol?"Ryan tersenyum. "Sejak aku memutuskan untuk berterima kasih atas bantuanmu tadi."Adel memutar matanya, tapi ada senyum kecil di bibirnya. "Baiklah, tuan misterius.

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 5 - Hanya Sekedar Semut

    Keheningan mencekam menyelimuti ruangan. Semua mata tertuju pada sosok Ryan yang baru saja membela Adel dengan berani. Tak seorang pun menyangka akan ada yang berani menentang Effendy Shaw, apalagi di wilayah kekuasaannya sendiri."Hei, kau!" Yohan, salah satu penjilat Effendy, berdiri dengan wajah merah padam. Dia menunjuk ke arah Ryan dengan jari gemetar, suaranya bergetar menahan amarah. "Dasar orang bodoh! Apa kau tahu siapa yang kau hadapi? Lihat pakaianmu, bahkan itu tidak sampai bernilai ratusan ribu. Beraninya orang desa sepertimu menyinggung Tuan Muda Shaw!"Ryan hanya melirik Yohan sekilas, tatapannya dingin dan menusuk. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aura intimidasi yang dipancarkannya membuat Yohan mundur selangkah.Merasa terhina oleh sikap acuh tak acuh Ryan, Yohan melanjutkan ancamannya dengan suara bergetar, "A-aku hanya perlu menelepon, dan kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada kehidupanmu di Golden River!"Ryan mendengus pelan, seolah menganggap ancaman it

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 6 - Datangnya Magnus Shaw

    Beberapa waktu berlalu, dan suasana di ruangan itu semakin mencekam. Adel, dengan wajah pucat, mencondongkan tubuhnya ke arah Ryan."Dengar," bisiknya, suaranya bergetar, "kau tidak tahu apa yang kau hadapi. Keluarga Shaw mungkin baru naik daun dalam lima tahun terakhir, tapi pengaruh mereka di Golden River tidak bisa diremehkan."Ryan menoleh, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Oh ya? Ceritakan padaku."Adel menarik napas dalam-dalam, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam. "Keluarga Shaw... mereka bukan sekadar keluarga kaya biasa. Lima tahun lalu, mereka hanya pemilik beberapa properti di Golden River. Tapi sekarang? Mereka menguasai hampir setengah pasar real estate kota ini."Ryan mendengarkan dengan seksama, matanya menyipit sedikit mendengar perkembangan pesat keluarga Shaw."Bukan hanya itu," Adel melanjutkan, suaranya semakin pelan. "Mereka punya koneksi politik yang kuat. Walikota, kepala kepolisian, bahkan beberapa anggota dewan kota—semuanya berada di bawah pe

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 7 - Unjuk Kekuatan

    "Seekor semut, katamu?" Ryan tersenyum dingin. "Mungkin kau perlu memeriksa matamu, Pak Tua."Tetua Zimmer mendengus mendengar balasan Ryan. Dia mengambil posisi bertarung, kedua tangannya terangkat di depan dada. "Anak muda, aku akan memberimu kesempatan terakhir untuk berlutut dan memohon ampun. Jika tidak, jangan salahkan aku jika kau tidak bisa meninggalkan tempat ini dengan utuh."Ryan hanya mengangkat alisnya, ekspresinya masih tenang. "Oh? Lalu apa yang akan kau lakukan? Membunuhku dengan omong kosongmu?"Kemarahan melintas di wajah Tetua Zimmer. Tanpa peringatan lebih lanjut, dia melesat maju, telapak tangannya mengarah langsung ke dada Ryan."Teknik Telapak Angin Topan!"Serangan Tetua Zimmer begitu cepat hingga mata biasa nyaris tidak bisa mengikutinya. Angin kencang berputar di sekitar telapak tangannya, menciptakan pusaran udara yang mampu meremukkan tulang.Namun, Ryan tetap berdiri di tempatnya, tidak bergerak sedikitpun."Ryan, awas!" teriak Adel panik, tangannya menu

Bab terbaru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 326 - Hunter

    Tang San ragu sejenak. Dengan semua yang menimpanya bulan ini, ia khawatir akan ada berita buruk lain. Namun setelah beberapa saat, ia tetap mengangkat telepon itu."Tang San di sini. Ada apa?"Tak lama kemudian, ekspresinya berubah dingin. Bibirnya bergetar saat berkata pada bawahannya, "Sesuatu yang besar terjadi pada Keluarga Wealth."Ruangan seketika sunyi senyap. Bahkan suara napas pun tertahan saat semua orang membeku di tempat bagai patung.Mereka menarik napas tajam. Sial! Situasi semakin memburuk!Tang San menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Mulai sekarang, cari orang itu di seluruh kota!""Dan karena kita belum tahu namanya, kita sebut saja dia Hunter!""Tapi kita lihat saja siapa yang sebenarnya akan jadi pemburu dan siapa yang diburu!"Kata-kata terakhir itu praktis diteriakkan, menggetarkan dinding ruangan yang masih utuh.**Di villa Pendragon, Ryan baru saja berbaring santai di sofa ketika ponselnya berdering. Nama Agravain tertera di layar.Sudut bibir Ryan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 325 - Hadiah Istimewa

    Tang San telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencari pembunuhnya, namun hasilnya nihil. Sebenarnya beberapa orang mengenali Ryan dari foto yang beredar. Namun sebelum informasi itu sampai ke atasan mereka, pasukan khusus Guild Round Table milik Lancelot telah membungkam mereka selamanya. Meski Ryan mengatakan tak butuh perlindungan Guild Round Table, Lancelot diam-diam telah membereskan semua kekacauan yang ditinggalkan tuannya. Itulah yang seharusnya dilakukan seorang bawahan. Berkat kerja kerasnya, usaha Tang San tak membuahkan hasil. Kini Tang San nyaris gila karena frustasi. BRAK! Ia menggebrak meja dan meraung murka pada para anggota Asosiasi, "Kalian semua tidak berguna! Mencari di seluruh Provinsi Riveria tapi hanya menemukan beberapa pemuda dengan bentuk tubuh mirip?" "Aku mencari pembunuhnya! Jelas bukan mereka!" Para bawahan memucat, tak ada yang berani bersuara. Tang San menarik napas dalam menahan amarah. "Kuberi kalian waktu tiga hari lagi. Jika masih bel

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 324 - Misteri Keluarga Sang Ibu

    Ryan menggumamkan nama itu dengan dahi berkerut. "Jackson Jorge... nama gadis Ibuku Eleanor Jorge, mereka memiliki nama keluarga yang sama dan wajah yang mirip." Ia teringat sosok lembut ibunya yang selalu tersenyum hangat. Hubungan kedua orang tuanya begitu harmonis, namun sejak kecil ada yang selalu mengganjal di benaknya. Ia tak pernah bertemu kakek-nenek dari pihak ibu, bahkan teman atau saudara ibunya. Ketika ia bertanya, sang ibu hanya tersenyum dan berkata ia berasal dari desa pegunungan yang jauh. Ayahnya selalu mengalihkan pembicaraan saat topik itu muncul, seolah keduanya tak ingin menyentuh masa lalu itu. Ryan juga sering memergoki ibunya menatap kosong ke arah utara dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan itu selalu membuat dadanya sesak. Kini penyelidikan insiden Paviliun Riverside telah membuka sebagian rahasia keluarganya yang terpendam bertahun-tahun. Mengapa Master Lucas yang tak dikenal tiba-tiba menghancurkan Keluarga Pendragon? Mengapa jenazah orang tuanya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 323 - Perkembangan Kasus Paviliun Riverside

    Ryan menyipitkan matanya penuh minat. Tanpa ragu ia mengeluarkan setetes esensi darahnya. "Apakah kau bersedia menerima ini?" tanyanya tenang. "Jika kau menerimanya, aku akan melepaskanmu. Namun, selamanya kau akan menjadi pelayanku." Lily Wealth menatap tetesan darah itu. Dia paham betul konsekuensi menerima esensi darah kultivato–dia akan terikat seumur hidup. Namun dibandingkan kematian, pilihan apa lagi yang dia miliki? "Aku bersedia!" jawabnya tegas. Sesaat kemudian, esensi darah Ryan menyembur ke dahinya, menciptakan ikatan yang tak terputuskan. Mengabaikan Lily, Ryan mengalihkan perhatiannya pada Gawain Wealth yang terluka parah. Kondisi pria itu sungguh mengenaskan–tubuhnya dipenuhi luka, wajahnya bengkak tak berbentuk, dan banyak tulangnya yang patah. Dengan kata lain, Gawain dapat dianggap lumpuh total. "Terima kasih telah membalaskan dendamku, Tuan Ryan," Gawain Wealth berkata lemah, matanya dipenuhi tekad dan kesakitan. "Tapi sepertinya aku tak bisa melayanimu lag

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 322 - Alasan Lily

    "Sudah kubilang berlutut," Ryan berkata acuh tak acuh, "tapi kau masih keras kepala juga." Gelombang tekanan spiritual meledak dari tubuhnya, terfokus pada sosok Castiel Wealth. Darah segar menyembur dari mulut kepala keluarga Wealth itu sebelum lututnya akhirnya menyentuh tanah. Jika Castiel Wealth masih memiliki kewarasan, mungkin dia bisa melarikan diri dan bertahan hidup. Namun melihat ayahnya dipenggal di depan mata kepalanya sendiri, telah merampas kemampuan berpikirnya. Yang tersisa hanya keputusasaan yang mencekam. Keluarga Wealth, yang dulu begitu ditakuti di Provinsi Riveria, kini berlutut di hadapan seorang pemuda. Meski telah merosot dari masa kejayaannya, tak ada yang berani mengganggu eksistensi mereka. Namun di dunia seni bela diri Nexopolis, kekuatan adalah segalanya. Tak ada yang akan mengasihani yang lemah, tak ada yang akan berkedip saat yang kuat menunjukkan taringnya. "Tuan Ryan, kami mengakui kesalahan kami!" para praktisi Keluarga Wealth berseru pani

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 321 - Berlutut

    "Kau seharusnya tidak menyinggung perasaanku," ujar Ryan tenang namun berbahaya. "Kau benar-benar seharusnya tidak melakukannya." Selesai mengucapkan itu, Ryan bergerak! Aura di sekitar tubuhnya meledak dahsyat. Di saat bersamaan, Pedang Caliburn beresonansi dengan energinya! Api biru samar berkedip-kedip di sepanjang bilah patahnya, menciptakan pemandangan yang bahkan membuat para praktisi senior tercengang. 'Dari mana pemuda ini berasal?' mereka bertanya-tanya ngeri. Bahkan dengan pengalaman puluhan tahun, ini pertama kalinya mereka melihat fenomena semenakjubkan ini! Sang tetua merasakan bahaya yang mendekat. Ia refleks mundur namun terlambat. Dalam kepanikan, ia berteriak lantang, "Semuanya! Serang bocah ini sekuat tenaga! Bunuh dia!" Ia tak punya pilihan lain. Dengan pedang spiritual di tangan Ryan, kemenangan satu lawan satu mustahil dicapai. Satu-satunya harapan adalah menang dengan jumlah! Castiel Wealth dan puluhan praktisi Keluarga Wealth bergerak serempak. Niat membu

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 320 - Melawan Leluhur Keluarga Wealth

    Pedang patah di tangan Ryan bergetar samar, seolah merasakan niat membunuh yang menguar dari tuannya. Ryan tak pernah membayangkan akan menggunakan Pedang Suci Caliburn secepat ini, namun kelakuan Keluarga Wealth telah melampaui batas toleransinya. "Hari ini," Ryan mengangkat pedangnya, "darah Keluarga Wealth akan memberi makan Pedang Suci Caliburn!" Castiel Wealth menatap Ryan dengan campuran ketidakpercayaan dan penghinaan. Pemuda ini masih berani menantang dalam situasi tak menguntungkan seperti ini? Di sampingnya, sang ayah–tetua tertinggi Keluarga Wealth–mendengus dingin. Dia membungkuk untuk mengambil pedang panjang yang tergeletak di tanah, energi qi pekat menguar dari tubuhnya yang masih kuat di usia senja. "Aku telah memberimu jalan keluar," desis sang tetua, "tapi kau menolak mengambilnya. Karena kau bersikeras memilih jalan menuju neraka, akan kugunakan nyawamu untuk menenangkan jiwa ketiga anggota Wealth yang tewas itu!" Dengan gerakan mulus hasil latihan puluha

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 319 - Leluhur Keluarga Wealth

    Ryan sama sekali belum melancarkan serangan balasan. Ia terus menghindari serangan demin serangan Castiel bagai hantu. Bukannya Ryan tidak ingin melawan, ia hanya ingin mengukur kekuatan salah satu praktisi bela diri terkuat di Provinsi Riveria ini. Dengan membandingkannya pada Tang San yang lebih kuat, ia bisa memperkirakan level lawannya nanti. Namun ketidakmampuannya menyentuh Ryan membuat Castiel semakin murka. "Bukankah kamu tadi sangat sombong? Ayo lawan aku! Kenapa kamu hanya menghindar?" Castiel meningkatkan kecepatannya, berusaha menutup semua jalur pelarian Ryan. "MATI KAU!" Telapak tangannya melesat ke arah kepala Ryan. Kali ini pemuda itu berhenti menghindar. Energi qi pembantaian merah darah berkumpul di tinjunya saat ia menyambut serangan Castiel. BOOM! Benturan dua kekuatan itu menghancurkan dinding halaman. Castiel terpental enam langkah ke belakang, sementara Ryan hanya mundur tiga langkah. Para anggota Keluarga Wealth terperangah. Siapa sangka ada pemuda

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 318 - Membunuh Grandmaster Keluarga Wealth

    "Karena kau mencari kematian, kami akan memenuhi keinginanmu!" tegas Yoshua. Belati muncul di tangan Yoshua dan Terry, mengincar titik vital Ryan. Namun pemuda itu hanya mendengus sebelum tubuhnya lenyap bagai hantu berkat Teknik Dragon Phantom Flash. Mata kedua lawannya membelalak tak percaya. Bagaimana mungkin ada orang secepat ini? Mereka berbalik panik mencari Ryan, namun sosok bayangan telah muncul di belakang Terry. Tangan Ryan mencengkeram pergelangan tangan pria itu. KRAK! Tulang remuk dalam sekejap, membuat belati jatuh dari genggamannya. Ryan menangkap senjata itu di udara sebelum mengayunkannya dalam gerakan mulus namun mematikan. SLASH! Darah menyembur dari leher Terry yang terputus. Tubuhnya ambruk tanpa nyawa ke lantai marmer. Melihat rekannya dibunuh semudah membalikkan telapak tangan, ketakutan memenuhi mata Yoshua. Tanpa pikir panjang dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menusuk Ryan. Namun sesuatu yang tak terduga terjadi. Udara di hadapannya men

DMCA.com Protection Status