Malam semuanya, akhirnya othor kembali (≧▽≦) Terima Kasih Kak Rubei', Kak Aldi, Kak Rama, Kak Alberth, Kak Dewi, Kak Rustam, Kak Rijer, Kak Harianto, dan Kak Pengunjung7595 atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 19 Gem, yang artinya ada 3 Bab bonus (✯ᴗ✯) Akumulasi Gem Bab Bonus: 14-11-2024 (malam): 4 Gem (reset) Selamat membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus Gem Hari ini: 4/5 Bab Bonus Gem Besok: 7 Bab Bonus View: 1
Tingkat kultivasi Ryan telah meningkat pesat. Dalam beberapa hari ke depan, ia yakin bisa mengaktifkan nisan pedang berikutnya di Kuburan Pedang. Meski agak lebih awal dari rencana, ini saat yang tepat untuk mengunjungi Kota Riverpolis. "Ketua Guild," Lancelot berseru antusias, "perlu saya kirim mobil untuk menjemput?" "Tidak perlu. Aku punya transportasi sendiri. Tetaplah di posisimu, jangan mengekspos diri untuk sementara." Setelah menutup telepon, Ryan kembali ke ruang tamu. Tepat saat itu, Adel juga selesai dengan panggilannya. "Ada yang perlu kuberitahu," ujar mereka bersamaan. Adel terkikik geli, mata indahnya berkedip jenaka. "Kamu duluan." "Aku berencana ke Kota Riverpolis besok, ada urusan yang harus diselesaikan." Ryan mengira Adel akan kecewa, namun gadis itu justru melingkarkan lengan di pinggangnya dengan wajah cerah. "Jeremy baru saja menelepon. Golden Dragon Group akan ekspansi dengan membuka cabang baru. Prioritas utama saat ini adalah menstabilkan pasar Kota
"Beritahu aku alamatnya. Aku akan datang nanti," ujar Ryan tenang. "Tuan Ryan, tolong pikirkan baik-baik," Gawain Wealth berusaha membujuk. "Status saya di Keluarga Wealth tidak rendah. Mereka tidak akan melakukan apa pun kepada saya, tetapi..." "Kirim saja alamatnya ke ponselku. Itu saja." Ryan memotong ucapannya, mengakhiri panggilan tanpa menunggu jawaban. Beberapa detik kemudian sebuah pesan berisi alamat masuk ke ponselnya. Tanpa pikir panjang, Ryan langsung menenumi Derick dan menintanya mengantar ke alamat yang diberikan Gawain. ** Setengah Jam berlalu, sebuah mobil Mercedes-Benz hitam berhenti di tepi sungai. Derick mengamati vila bergaya Eropa di kejauhan dengan tatapan waswas. Siapapun tahu itu adalah kediaman utama Keluarga Wealth di Kota Riverpolis. "Tuan Ryan," ujarnya hati-hati, "Anda baru saja tiba dari Kota Golden River dan fondasi Anda belum stabil di sini. Apakah Anda yakin ingin mengunjungi Keluarga Wealth?" Kekhawatiran jelas terdengar dalam suaranya. Jika
'Menarik,' batin Ryan seraya tersenyum kecil. 'Wanita itu pasti penasaran bagaimana aku bisa membuat Gawain Wealth mengesampingkan kepentingan Keluarga Wealth demi aku.' "Apakah kau Ryan Pendragon?" Castiel Wealth akhirnya angkat bicara, suaranya berat dan berwibawa. Ryan memilih diam, tak merasa perlu menjawab pertanyaan yang jawabannya sudah jelas. Seorang lelaki tua di samping Castiel Wealth tampak tersinggung dengan sikap acuh Ryan. Dia bangkit berdiri, menunjuk pemuda itu dengan jari bergetar karena amarah. "Nak, apa kamu tuli? Apa kamu tidak mendengar kepala keluarga Wealth bertanya padamu?!" Pria itu adalah Eriel Wealth, adik Castiel Wealth yang menduduki peringkat 324 dalam ranking grandmaster Nexopolis. Kemarahan jelas terpancar dari matanya melihat sikap tak sopan Ryan. Ryan melirik Eriel Wealth dengan tatapan meremehkan, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum mengejek. "Hanya karena dia bertanya padaku, apakah aku harus menjawabnya?" Ryan datang ke sini bukan untuk
Lily Wealth menatap Ryan dengan mulut ternganga. Meski usianya tak jauh berbeda dengannya, ia hanya mampu menahan tekanan sang ayah. Ia bahkan tak pernah sekalipun berhasil mematahkannya seperti yang baru saja Ryan lakukan. 'Sejak kapan praktisi dari Kota Golden River menjadi begitu menakutkan?' pikirnya takjub. Setelah beberapa saat, Castiel Wealth pulih dari keterkejutannya. "Ryan, aku akui kamu cukup kuat. Mungkin karena itulah kamu begitu percaya diri dan sombong. Namun, jangan pura-pura tidak sadar bahwa kamu hanyalah sendirian!" ujarnya dingin. "Dengan kekuatanmu sendiri, kau tidak akan mampu menahan amukan Keluarga Quins sama sekali!" Ryan meliriknya dengan ekspresi tenang. "Castiel Wealth," balasnya tegas, sengaja mengabaikan gelar kepala keluarga, "aku datang ke Keluarga Wealth hari ini untuk memberitahumu satu hal. Aku, Ryan, akan menyelesaikan masalahku sendiri. Jika kamu takut pada Keluarga Quins, salahkan saja aku atas semua kejadian ini!" Para tetua kembali terkesia
Eriel Wealth tertawa paling keras di antara semuanya. Dia menunjuk ke arah Gawain Wealth dengan sikap mengejek. "Gawain Wealth, bahkan jika Nexopolis hancur, Keluarga Wealth tidak akan pernah memintamu untuk kembali!" "Enyahlah sekarang!" bentaknya kasar. Ryan melirik Gawain Wealth dan menggelengkan kepala tanpa daya sebelum berbalik. "Ayo pergi." Awalnya, demi Gawain Wealth, ia berniat membantu Keluarga Wealth. Namun mereka lebih memilih menjadi musuh, sesuatu yang sama sekali tak membuatnya gentar. Beberapa orang memang tak layak untuk didekati. "Baik, Tuan Ryan." Gawain Wealth mengangguk patuh dan mengikuti di belakangnya. Tepat saat mereka hendak melangkah keluar, sebuah suara hangat terdengar dari halaman. "Kepala Keluarga Wealth, saya mohon maaf. Saya terlambat karena beberapa hal." Wajah Castiel Wealth seketika berseri-seri. Ia bergegas menuju pintu. Tamu yang ditunggu akhirnya tiba! Meski Gawain Wealth telah diusir, konflik dengan Keluarga Quins masih harus disele
"Pertama, minumlah satu dari sepuluh pil ini setiap tiga hari. Kecepatan kultivasimu akan meningkat setidaknya tiga kali lipat," ujar Ryan seraya memberikan pil di tangannya. "Kedua, teknik ini adalah hadiahku untukmu. Mulai sekarang, buang semua teknik bela diri sampah yang pernah kau latih sebelumnya dan gunakan teknik kultivasi ini!" "Ketiga, aku berjanji padamu bahwa dalam waktu satu bulan, Keluarga Wealth akan menundukkan kepala dan memohon perlindunganmu!" Gawain Wealth menatap pil di tangan Ryan dan tubuhnya gemetar. Sepuluh butir pil yang mampu meningkatkan kecepatan kultivasi hingga tiga kali lipat! Jika dilelang, harganya pasti akan mencapai angka fantastis. Namun Ryan memberikannya tanpa keraguan sedikitpun. Pandangannya beralih pada buku kecil bertuliskan 'Teknik Api Surgawi' di sampulnya. Meski belum memahami teknik kultivasi ini, kata-kata Ryan sangat jelas–seni bela diri Keluarga Wealth tak ada apa-apanya dibanding apa yang tertulis dalam buku ini. Matanya me
Rindy akhirnya memutuskan pulang untuk beristirahat sejenak. Setelah tidur beberapa jam, ia akan kembali menjaga neneknya. Setibanya di vila Keluarga Snowfield, Rindy menyeret tubuhnya yang lelah masuk ke dalam. Saat Ia baru saja meneguk air dan hendak naik ke lantai atas, sebuah suara dingin tiba-tiba terdengar, menghentikan langkahnya. "Kamu akhirnya kembali." Tubuh Rindy menegang. Ia menoleh ke arah sumber suara dan menemukan sosok pemuda berwajah dingin berdiri tak jauh darinya–Oliver Quins! Rindy refleks berbalik hendak naik ke atas, namun mendadak tubuhnya tak bisa bergerak. Seolah ada kekuatan tak kasat mata yang menahannya! Oliver Quins melangkah mendekat hingga berdiri tepat di hadapannya. "Mengapa kau mencoba melarikan diri saat melihatku? Apakah aku seseram itu?" "Tidak... tidak, aku tidak melakukannya," jawab Rindy gemetar, mata indahnya dipenuhi ketakutan. Oliver Quins mencibir sebelum mencengkeram leher Rindy dan mengangkatnya hingga nyaris tercekik. Namun secepa
Ekspresi Ryan menggelap. Berani sekali ada yang menerobos masuk ke kediamannya tanpa izin! Energi qi murni seketika memenuhi telapak tangannya saat ia melancarkan serangan ke arah sosok itu. Namun tepat saat jemarinya hendak mencengkeram si penyusup, sosok itu ambruk ke lantai. 'Hmm? Apakah ini jenis penipuan asuransi baru?' Ryan mengernyit curiga. Ia menarik tangannya dan mengamati sosok yang tergeletak itu. Ternyata sosok itu adalah seorang wanita bertopeng yang terluka parah. Ryan mendengus dingin sambil mencengkeram tubuh wanita itu. Ia membuka pintu, berniat mengusirnya. Ryan bukan pemilik yayasan amal, tak ada alasan menerima orang asing yang mencurigakan. Namun tepat saat hendak mengusirnya, wanita itu membuka mata dan meraih lengannya. "Tolong biarkan aku tinggal sebentar. Orang-orang itu ingin menangkapku." "Tidak mungkin," tolak Ryan tegas, tatapannya tetap acuh tak acuh. "Jika kau berani melangkah maju lagi," ancamnya dingin, "aku jamin kau tidak akan hidup c
Tanpa membuang waktu, Ryan melompat ke dinding dan menekuk lututnya. Dalam satu gerakan eksplosif, ia mendorong tubuhnya ke arah tiga grandmaster yang tersisa. Pedang Suci Caliburn berpendar dingin di tangannya.Ketiga praktisi yang tersisa segera mengeluarkan senjata masing-masing. Namun sebelum mereka sempat menyerang, Ryan telah muncul di hadapan Wesly.Tak ada belas kasihan dalam gerakan Ryan saat Pedang Caliburn yang dipenuhi energi spiritual melesat membelah udara. Pedang Wesly hancur berkeping-keping oleh tebasan itu.Darah segar mengalir dari leher Wesly. Ia mencoba bicara namun tubuhnya tak lagi merespons. Dalam gerakan mulus yang mengerikan, kepalanya terpisah dari tubuh.Satu gerakan! Hanya butuh satu gerakan untuk membunuh seorang grandmaster!Seluruh ruangan menahan napas menyaksikan pembantaian itu. Juliana Herbald, Wilhem Herbald, Frederich Herbald, dan Herold Snowfield gemetar di tempat duduk mereka. Wajah mereka dipenuhi ketakutan dan ketidakpercayaan.Ryan ter
Keheningan total menyelimuti ruangan. Keluarga Herbald yang legendaris berniat melindungi Ryan? Ini di luar dugaan semua orang!"Aku tidak mengerti mengapa Keluarga Herbald ingin melindungi pria ini..." Tang San menggeram dengan tatapan dingin.Juliana tersenyum misterius. "Karena dia memiliki sesuatu yang diinginkan Keluarga Herbald, sehingga kami merasa perlu untuk melakukannya.""Pertimbangkan kembali orang-orang di balik Keluarga Herbald-ku," lanjutnya dengan nada mengancam. "Jangan hancurkan masa depan dan kultivasimu yang hebat karena keinginan egoismu sendiri!"Wajah Tang San menggelap mendengar ancaman terselubung itu. Sementara Juliana melangkah anggun mendekati Ryan."Aku akan membawamu pergi dengan selamat sekarang, dan kau harus memberikan benda itu kepadaku," ujarnya dengan senyum misterius. "Kesepakatan ini seharusnya memuaskan, bukan?"Juliana Herbald tersenyum penuh percaya diri. Dia yakin Ryan tidak punya pilihan! Saat ini, Keluarga Herbald adalah satu-satunya ya
Salah satu dari mereka bangkit dengan wajah merah padam. Energi qi menguar dari tubuhnya saat ia membentak, "Siapa kau yang berani membuatku...!"Namun sebelum kalimatnya selesai, Ryan telah bergerak. Dalam sekejap mata, tangannya mencengkeram leher pria itu dan melemparkannya ke dinding terdekat.KRAK!Suara tulang retak memenuhi ruangan saat tubuh pria itu menghantam tembok dengan keras. Para tamu terkesiap ngeri melihat demonstrasi kekuatan itu.Tanpa menghiraukan keterkejutan di sekitarnya, Ryan membantu Jeremy duduk sebelum melangkah menghampiri Paman Wong dan Bibi Sandra. Tatapannya menggelap melihat wajah pucat keduanya.'Organ dalam mereka terluka parah,' Ryan menganalisis dengan cepat. Amarah dingin mulai bergolak dalam dadanya. Bagaimanapun, mereka hanyalah warga biasa. Tang San keterlaluan melibatkan orang-orang tak berdosa dalam dendam pribadinya.Ryan mengeluarkan dua butir pil lagi, memberikan satu pada Wong Ren yang berdiri gemetar menahan amarah di samping orang t
Di salah satu meja, mata Juliana Herbald terbuka, menatap Ryan dengan rasa ingin tahu. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis.Ini pertama kalinya dia melihat pemuda semenarik ini di Nexopolis.Sementara itu, wajah Frederick dan seluruh anggota keluarga Pierce serta Snowfield memucat."Apa yang Tuan Ryan lakukan di sini?" Frederick berbisik putus asa. "Dia terlalu gegabah!"Ryan melangkah tenang membawa peti mati menuju Tang San. Namun lima praktisi bela diri dari Asosiasi langsung menghadangnya dengan senjata terhunus."Ryan, beraninya kau muncul di sini! Kau cari mati!"Mata Ryan berkilat merah penuh nafsu membunuh. Ia mengangkat peti mati dari bahunya dan menggunakannya sebagai senjata.BOOM! BOOM! BOOM!Peti mati menghantam tubuh para praktisi satu per satu, membuat mereka terpental menabrak dinding dan lantai. Darah segar mengucur dari luka-luka mereka yang menganga.Namun sebelum mayat mereka menyentuh lantai, sepuluh praktisi lain telah maju menggantikan, memotong
Tatapan Tang San beralih pada Jeremy. Ia melangkah maju dan menginjak lengan orang tua itu dengan sepatu kulitnya yang mengilap.KRAK!Suara tulang patah memenuhi ruangan."Kudengar kau punya hubungan baik dengan Ryan dan telah bekerja keras untuknya," ujar Tang San. "Apa kau pikir anak itu akan datang menyelamatkanmu?""Karena ini ulang tahunku yang ke-60, katakan sesuatu yang baik. Mungkin aku akan memaafkanmu jika itu membuatku senang."Jeremy menahan rasa sakitnya dan mengangkat wajah, menatap Tang San dengan sorot mata dingin. "Aku baru mengenal Tuan Ryan beberapa bulan," ujarnya tegas. "Tapi ada satu hal yang pasti kuketahui–siapa pun yang menyinggungnya akan mati. Kau tidak akan jadi pengecualian!"Kalimat terakhir Jeremy teriakkan penuh amarah.**Sementara itu di luar Paviliun Riverside, sebuah truk pikap berhenti. Di baknya terdapat sebuah peti mati.Seorang pemuda melangkah turun, tatapannya lebih dingin dari es."Ketua Guild, Guild Round Table siap menunggu perintah Anda,"
Franklin Pierce, Fabian Pierce, dan Herold Snowfield duduk di meja yang sama, wajah mereka dipenuhi kekhawatiran. Tak seorang pun menyangka Ryan akan melakukan hal segila ini."Pengaruh dan sumber daya kita tak akan mampu menyelamatkannya kali ini," bisik Franklin gelisah."Bahkan jika orang-orang penting ingin turun tangan, situasinya terlalu rumit," Fabian menimpali. "Ini juga alasan Eagle Squad tidak muncul."Mereka hanya bisa berharap Ryan cukup bijaksana untuk tidak muncul hari ini.Di meja lain, seorang gadis cantik duduk dengan anggun, kakinya disilangkan dengan apik. Matanya yang cerah memancarkan kecerdasan, dan setiap gerak-geriknya menunjukkan keanggunan alami.Juliana Herbald–mungkin sosok paling menarik di Paviliun Riverside saat ini.Di sampingnya duduk seorang pria paruh baya–Wilhem Herbald, kepala Keluarga Herbald. Matanya terus melirik ke arah pintu dengan gelisah."Jika Ryan benar-benar datang," bisiknya pada Juliana, "apakah kita benar-benar akan melindunginya?""
"Saya berada di peringkat 307 dalam ranking grandmaster Nexopolis," ujarnya cepat. "Saya bersedia bekerja untuk Tuan Ryan, membantu menghadapi Tang San!"Namun tanpa pikir panjang, Ryan langsung menjawab dingin, "Kau tidak layak. Mati saja!"WHAM!Kaki kanan Ryan menghantam dada Tetua Jobs dengan kekuatan penuh. Meski sang tetua bereaksi cepat, mengumpulkan energi qi ke telapak tangannya untuk bertahan...KRAK! KRAK!Organ dalamnya hancur seketika oleh tendangan mematikan itu. Tubuhnya terpental jauh, menabrak pohon besar hingga tulang belakangnya patah."Uhuk!"Darah segar menyembur dari mulutnya sebelum kehidupan meninggalkan tubuhnya yang remuk.Hao Yuan menyaksikan semua itu dengan takjub. Namun ia tak merasa takut–ia tahu pemuda ini datang untuk menyelamatkan, bukan membunuhnya.Setelah membereskan ketiga tetua, tatapan Ryan beralih pada Selly. Dengan gerakan santai ia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, menghisap dalam-dalam sebelum melangkah mendekati gadis yang ge
Di ambang pintu, seorang anak berusia tujuh tahun gemetar hebat menyaksikan semua itu. Kakinya nyaris tak mampu menopang tubuhnya yang bergetar ketakutan.Tetua Jobs melesat bagai kilat, tangannya yang dipenuhi energi qi bergerak untuk mencabik tubuh mungil itu.BOOM!Mendadak ledakan dahsyat mengguncang halaman vila. Telinga semua orang berdenging saat mereka menoleh ke arah sumber keributan.Di sana, sosok pemuda mengendarai motor hitam melaju kencang ke arah mereka dengan aura membunuh yang pekat.Selly seketika mengenali siapa pendatang baru itu. Wajahnya memucat."Ryan Pendragon!"Ketakutan memenuhi matanya saat ia berseru pada ketiga tetua, "Hentikan dia! Itu Ryan Pendragon! Jika kalian bisa menangkapnya, kalian akan dapat hadiah besar!"Mata ketiga tetua itu berbinar mendengar janji hadiah. Aura membunuh menguar dari tubuh mereka saat mereka melesat menyambut motor yang melaju kencang itu.Ryan yang melihat Selly dan ketiga tetua dari kejauhan mengeluarkan raungan murka. Ene
Dengan gerakan cepat, Ryan mengeluarkan dua puluh butir pil dan memberikannya pada para penjaga. "Minumlah untuk menyembuhkan diri kalian."Tanpa membuang waktu, Ryan melompat ke atas sepeda motor yang terparkir di depan gedung, milik salah satu penjaga yang terluka itu. Ini cara tercepat untuk berkeliling Kota Golden River.Sambil memacu motornya, ia menghubungi Sammy Lein. "Lacak koordinatku. Dari Golden Dragon Group Jalan Bambu Runcing, kuharap tidak ada halangan. Dan satu lagi, cari di mana Selly Hilton berada.""Baik."Motor Ryan melaju bagai kilat membelah jalanan Kota Golden River. Namun betapa kecewanya ia saat tiba di kedai Paman Wong dan Bibi Sandra.Pemandangan mengenaskan menyambutnya. Panel kaca hancur berkeping-keping, dapur porak poranda, meja dan kursi berserakan.Genangan darah segar memenuhi lantai."Sialan!" Ryan mengumpat penuh amarah.Matanya memerah, aura pembunuh yang pekat menguar dari tubuhnya. Energi qi berputar ganas di sekelilingnya, membentuk ilusi nag