Terima kasih Kak Rubei', Kak Pengunjung6088, Kak Jhonny, Kak Jaz, Kak Andi, Kak Tuan Muhd, Kak Aiyub, dan Kak Rayhan atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 15 Gem, yang artinya ada 3 Bab Bonus (≧▽≦) Akumulasi Gem Bab Bonus: 13-11-2024 (Siang): 0 Gem (Reset) Oh ya, hari ini ternyata jumlah View mencapai 15K. Sesuai janji othor, tiap kelipatan 5K akan ada bab bonus ( ╹▽╹ ) Selamat Membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus Gem Hari ini: 1/5 Bab Bonus Gem besok: 6 Bab Bonus View: 1
Adel yang menyadari keraguan audiens tersenyum. "Saya memahami setiap produk yang menentang pengetahuan konvensional pasti akan dipertanyakan. Karena itu, kami telah menyiapkan beberapa sampel untuk diuji langsung oleh wartawan yang hadir." Ia menjelaskan sistem undian yang akan menentukan sepuluh orang beruntung yang bisa mencoba sampel. Setiap reporter menerima nomor undian saat masuk, dan pengundian akan dilakukan secara transparan melalui layar besar. Hasilnya, terpilih delapan wartawan dari Nexopolis serta dua reporter dari Negara Firehaven dan Watergate. Kesepuluh orang tersebut difoto sebelum dibawa ke belakang panggung. Lima menit kemudian, seruan-seruan takjub terdengar dari balik panggung, membuat wartawan yang tersisa semakin penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Ketika kesepuluh wartawan itu keluar, seluruh ruangan terkesiap. Perubahan pada penampilan mereka begitu mencolok! Wajah-wajah yang tadinya dipenuhi kerutan kini tampak jauh lebih segar dan muda.
Adel menggigit bibirnya, berusaha memikirkan jawaban yang tepat. Namun semakin lama ia diam, reporter dari Negara Kabut itu tampak semakin puas. 'Ini pasti jebakan,' batin Adel. Entah mengapa ia merasa reporter ini tidak datang secara kebetulan. Ada sesuatu yang mencurigakan dari cara wanita itu terus-menerus menyerang Golden Dragon Group. Para penonton mulai tidak sabar menunggu jawaban. Beberapa fotografer bahkan sudah bersiap mengabadikan momen "kegagalan" konferensi pers ini. Keringat dingin mulai membasahi dahi Adel. Satu jawaban salah bisa menghancurkan reputasi perusahaan bahkan sebelum produknya diluncurkan. Ia melirik ke arah petugas keamanan yang berjaga di pintu, mempertimbangkan untuk mengusir reporter yang terus membuat masalah itu. Namun tindakan seperti itu pasti akan memperburuk situasi. Media akan dengan mudah memutarbalikkan fakta, menuduh Golden Dragon Group mencoba membungkam pers yang kritis. Adel berdiri kaku di atas panggung, otaknya bekerja keras
Namun sebelum wartawan wanita dari Negara Kabut itu sempat melanjutkan protesnya, Ryan memotong, "Oh ya, sebagai pemilik 100% saham Golden Dragon Group termasuk gedung ini, aku minta kau segera keluar. Reporter yang tidak menghargai waktu tidak berhak mengikuti konferensi pers kami." Reporter itu menatap Ryan seolah melihat orang gila. Berani-beraninya dia menyinggung seluruh Negara Kabut? Begitu para politisi memberikan tekanan pada Nexopolis, Golden Dragon Group pasti akan dikorbankan demi hubungan internasional! Namun sebelum ia sempat membalas, enam petugas keamanan telah mengepungnya. Mereka menunjuk ke arah pintu keluar dengan ekspresi tidak bersahabat. Wajah wartawan itu merah padam saat melangkah keluar dengan hentakan keras. "Sebaik apapun produk kalian, Golden Dragon Group tak akan bertahan lama! Tunggu saja akibat dari kebodohan ini!" Ryan mengabaikan ancaman kosong itu. Dengan begitu banyak kekuatan di belakang Golden Dragon Group, ia tak perlu takut pada sebuah med
Patrick menarik napas berat. "Kami menemukan mayat di dekat Danau Emerald. Setelah identifikasi, itu adalah jenazah Xerc Jeager." "Ada bekas pertarungan di lokasi, dan meski beliau seorang grandmaster, ia tewas tertimpa reruntuhan. Hasil otopsi menunjukkan tulang rusuk dan lengannya patah saat mencoba menghalangi penyerang." Mata Ryan menyipit mendengar detail ini. Seberapa berharga liontin giok itu hingga membuat seseorang rela melakukan pembantaian? "Lucy Jeager?" tanyanya singkat. "Dari jejak yang kami temukan, tampaknya Xerc Jeager mengulur waktu agar putrinya bisa melarikan diri. Namun jejak kaki Lucy menghilang di tepi Danau Emerald. Eagle Squad masih menyelidiki dan akan segera melapor jika ada temuan baru." "Bagus. Terima kasih atas kerja kerasmu." Ryan menutup telepon, pikirannya berpacu cepat. Lucy kemungkinan masih hidup - setidaknya untuk saat ini. Ia sebenarnya enggan terlibat lebih jauh dalam masalah Keluarga Jeager. Namun liontin giok itu... energi qi-nya telah ia
Sebenarnya Lucy Jeager sudah bersiap untuk mati. Tubuhnya yang penuh luka terasa begitu lemah, namun hatinya justru dipenuhi kepuasan. Setidaknya, ia telah melindungi Ryan hingga akhir. Namun ketika sosok familiar itu muncul di kejauhan, berjalan tenang di atas permukaan danau seolah menginjak tanah keras, Lucy merasakan campuran emosi yang rumit. Harapan dan keputusasaan bercampur dalam dadanya. 'Bagaimana Ryan menemukanku?' batinnya heran. Ia sengaja tak memberitahu siapapun tentang keberadaannya, tak ingin melibatkan orang lain dalam masalah Keluarga Jeager. Tanpa menyadari keberadaan Ryan, telapak tangan Jake Yard yang dipenuhi energi qi terus melaju mendekat ke wajah Lucy. Lucy bisa merasakan hembusan angin dingin dari serangan mematikan itu. Namun sebelum serangan itu mendarat, sesuatu melesat membelah udara! Bilah angin tajam menyambar bagai petir di siang bolong. Jake Yard yang merasakan bahaya menggerakkan tubuhnya ke samping dengan gerakan refleks seorang prakt
Meski melihat Jake maju dengan pedangnya, Ryan tetap berdiri tenang, kedua tangan terlipat di belakang punggung. Bahkan matanya tak berkedip menghadapi serangan mematikan itu. "Tuan Ryan, hati-hati!" Lucy berseru panik. "Dia sangat ahli menggunakan pedang!" Jake Yard menyeringai kejam. "Dengarkan wanita itu, nak! Karena berani ikut campur, jantungmu akan kucungkil sendiri!" Pedang mengilat turun dalam gerakan vertikal, mengincar dada Ryan untuk membelahnya jadi dua! Tepat saat itu, Ryan akhirnya bergerak. Dua jarinya terangkat dengan santai, energi qi berputar di ujungnya bagai tornado mikroskopis. TING! Pedang Jake Yard mendadak berhenti di udara! Pupil mata pria berambut panjang itu melebar horor. Tebasan pedangnya yang mampu membelah batu karang terhenti oleh dua jari kurus?! Bagaimana mungkin?! Jake Yard berusaha menarik pedangnya, namun senjata itu seolah tertanam dalam beton. Tak bergerak sedikitpun dari jepitan jari Ryan. "Sampah sepertmu tak pantas menggunakan
BOOM!Benturan dua kekuatan dahsyat itu menciptakan gelombang kejut yang membuat permukaan danau beriak hebat.Udara bergetar seolah baru saja terjadi ledakan bawah air.Namun sebelum Jake Yard sempat merasa puas, sensasi bahaya menjalari tulang punggungnya.KRAK!Rasa sakit yang tak tertahankan menyebar ke seluruh tubuhnya.Terlambat ia sadari, ternyata lengan kanannya telah patah!Tulang putih mencuat mengerikan dari daging yang terkoyak."ARGHHHH!" jeritannya memenuhi area Danau Emerald.Ryan menatapnya tanpa ekspresi. "Tang
'Tang San adalah legenda hidup!' batin Lucy Jeager cemas. 'Dia berada dalam 200 peringkat teratas ranking grandmaster!'Yang lebih mengkhawatirkan, data itu berasal dari beberapa tahun lalu.Besar kemungkinan Tang San kini telah memasuki 100 besar!Dapatkah Ryan benar-benar mengalahkan praktisi sekaliber itu?Ryan yang tak menyadari kekhawatiran Lucy mengeluarkan sebutir pil dari sakunya. "Minum ini," ujarnya sambil menyodorkan pil tersebut. "Tubuhmu akan membaik."Lucy mengangguk patuh dan menelan pil itu.Seketika aroma obat yang kuat menyebar ke seluruh tubuhnya, dan ia bisa merasakan luka-lukanya mulai pulih.'Dia
Melihat Ryan mendekat, Slaughter Lord segera berlutut dan bersujud tanpa mempedulikan harga dirinya lagi. "Tuanku, semua ini terjadi karena ketua sekte Dao mengancamku! Aku sama sekali tidak ingin menyerangmu."Suaranya penuh keputusasaan saat dia melanjutkan, "Kekuatanku tidak buruk, dan aku bersedia melakukan apa pun untukmu. Aku bahkan dapat melindungi orang-orang di sekitarmu, Tuanku. Tolong beri aku kesempatan."Ryan menatapnya dengan ekspresi datar. "Jika Monica tidak ada di dekatku, apakah kamu akan memberiku kesempatan?" tanyanya dengan senyum dingin."Ya, tentu saja..." Slaughter Lord menjawab dengan suara gemetar, kebohongan terdengar jelas di setiap kata.Ryan mendengus dan melanjutkan, "Aku akan memberimu kesempatan. Ceritakan semua yang kau ketahui tentang Sekte Dao!""Baik, Tuanku. Aku akan menceritakan semuanya padamu!" Slaughter Lord buru-buru menjawab, takut kesempatan hidup akan terlepas dari tangannya. "Ketua sekte Dao saat ini sedang terluka dan kekuatannya telah
Gelombang suara dari teriakannya beriak keluar dan berubah menjadi garis-garis energi tak kasatmata yang menghantam penghalang. Krak! Retakan langsung muncul pada penghalang merah darah yang dibentuk oleh ketiga kultivator Sekte Dao. Mulanya hanya sebesar ujung jari, namun dengan cepat retakan itu menyebar seperti jaring laba-laba. Dalam hitungan detik, pedang-pedang es hitam menghujani penghalang yang sudah melemah, dan seluruhnya pun hancur berkeping-keping. Ketiga kultivator itu memuntahkan darah segar secara bersamaan. Wajah mereka pucat pasi, kengerian terpancar jelas dari mata mereka. Bagaimana mungkin teknik pelindung terbaik Sekte Dao—yang bahkan mampu menahan serangan kultivator Ranah Dao Origin—bisa dihancurkan semudah menghempaskan debu? "Ini mustahil!" teriak kultivator berelemen petir dengan suara bergetar. Tangannya gemetar tak terkendali saat mencoba membentuk segel pertahanan kedua. Para kultivator Sekte Dao kini sepenuhnya menyadari bahwa mereka tak seband
Ryan maju selangkah, mengabaikan tiga serangan mematikan yang semakin mendekat. "Karena kamu akan segera meninggal, sebaiknya aku memberitahumu sebuah rahasia." "Aku tidak sendirian." Suaranya berubah, tidak lagi tenang dan dingin, tetapi dipenuhi kepastian yang menggetarkan. "Monica, aku serahkan sisanya padamu! Bunuh ketiga orang ini dan aku akan menyetujui syaratmu!" Begitu kalimat itu terucap, segalanya menjadi sunyi. Mata Slaughter Lord membesar ketika dia memandang sekeliling yang kosong. Dia tidak percaya perkataan Ryan—bagaimana mungkin seseorang bisa menyelinap ke dalam formasi mereka tanpa terdeteksi? Namun tepat ketika tiga serangan elemental akan melahap Ryan, seberkas cahaya merah menyala muncul dari udara kosong! Sesosok wanita cantik melayang turun, seolah-olah baru saja turun dari surga. Jubah merah berkilau miliknya berkibar diterpa angin malam, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus mengerikan. Ujung kakinya bertumpu anggun pada sebilah pedang yan
Tubuhnya jatuh tanpa ampun ke tanah, mendarat di kaki tiga kultivator dari Sekte Dao. Sebagian besar tulang di tubuhnya tampak patah. Sang Slaughter Lord terbatuk, memuntahkan darah segar yang mengalir di sudut bibirnya. Rasa sakit tak tertahankan menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya nyaris tak mampu bergerak. Pandangannya kabur, namun cukup jelas untuk melihat sosok bertopeng yang masih berdiri tegak di kejauhan. Ryan sendiri sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. Ini pertama kalinya dia menggunakan Godsbreaker di dunia luar sejak mempelajarinya dari Lin Qingxun. Meski teknik itu terbukti sangat kuat, energi qi dalam dantiannya kini hampir sepenuhnya terkuras. Tubuhnya mencapai batas kelelahan, lengannya hampir sepenuhnya mati rasa. "Sial, menggunakan Godsbreaker hampir melampaui beban maksimum yang bisa ditanggung tubuhku," batin Ryan, merasakan tremor kecil di tangan kanannya. Namun tak ada yang bisa mendeteksi kelelahan di balik topeng Arthur Pendragon. Dengan l
Memanfaatkan keunggulannya, Slaughter Lord melancarkan serangan telapak tangan ganas ke arah Ryan. "Kau tidak akan bisa bertahan kali ini!" teriaknya penuh keyakinan. Pedang darahnya hancur berkeping-keping, berubah menjadi pecahan-pecahan tajam yang menempel pada serangan telapak tangan, siap mencabik-cabik tubuh Ryan. Serangan kombinasi yang seharusnya mampu mengakhiri pertarungan! ‘Belum lagi Arthur Pendragon, bahkan Xiao Yan di puncak kekuatannya pun tidak mungkin menghentikan serangan ini!’ batin Slaughter Lord penuh keyakinan. Boom! Wajah Ryan mengeras melihat bahaya yang mendekat. Dia mundur selangkah, dengan cepat membentuk segel tangan dan mengeluarkan setetes esensi darah. Penghalang pelindung langsung terbentuk di depannya. "Kau pikir benteng kecilmu bisa menghentikan seranganku?" ejek Slaughter Lord. Pada saat yang sama, naga darah melesat turun dari langit, menambah lapisan pertahanan kedua. Namun serangan Slaughter Lord terlalu kuat. Penghalang Ryan hancur s
Slaughter Lord berbalik menghadap ketiga pemuda identik, memberi perintah dengan nada mendesak, "Cepat, gunakan teknik yang diberikan oleh ketua sekte kepada kita! Kita tidak bisa membiarkan anak ini lolos!" Ketiga pemuda mengangguk serempak, dan dengan gerakan identik, mereka membentuk segel tangan rumit dengan jari-jari mereka. Tiga tetes esensi darah dipaksa keluar dari ujung jari mereka, langsung mengembun menjadi rune hitam di langit malam. Kabut hitam yang menakutkan muncul dari rune-rune tersebut, perlahan naik dan mulai menyapu area sekitar. Ryan merasakan penghalang hitam yang perlahan terbentuk di sekitarnya! Aura yang dipancarkan penghalang itu sangat familiar. Itu persis sama dengan teknik jahat kuno yang menyegel dantian Xiao Yan! Saat itulah semua kepingan puzzle tersusun dengan sempurna dalam benak Ryan. 'Sekte Dao!' batinnya, ekspresinya mengeras di balik topeng. Tampaknya identitasnya telah terungkap ketika dia menghancurkan segel di dantian gurunya. Meski
Ryan mengamati lebih teliti, berusaha merasakan detail yang mungkin terlewat. Memang ada sesuatu yang berbeda dari aura ketiga pemuda itu, seolah mereka bukan tiga orang terpisah, melainkan satu entitas yang telah terbagi. "Rune kehidupan mereka masih tersembunyi, jadi ini masih dugaan," lanjut Monica, "tapi tampaknya siapa pun yang berada di balik ini memiliki cara yang luar biasa. Kau harus berhati-hati." Ryan memikirkan situasinya dengan cermat. Slaughter Lord saja sudah merupakan lawan yang tangguh, ditambah tiga kultivator misterius ini, tantangannya sangat besar. Namun dia tak bisa mundur—keempat orang ini jelas menargetkan White Tower, tempat orang-orang yang dicintainya berada. "Dengan kekuatanku saat ini, seberapa besar peluangku untuk menang melawan keempat orang ini?" tanya Ryan, suaranya tenang meski situasinya serius. Monica memutar matanya, ekspresinya campuran antara kagum dan kesal. "Kamu setidaknya punya nyali, tapi kalau bicara peluang menang…" Dia berhenti
Slaughter Lord membuka matanya dan melirik kabut hitam dengan ekspresi bosan. Hari ini mereka sudah mengamati berjam-jam, dan tidak ada tanda-tanda dari Arthur Pendragon maupun Xiao Yan. "Wajar jika orang-orang datang dan pergi dari White Tower," ucapnya dengan nada acuh tak acuh. "Baru saja, beberapa murid White Tower turun gunung. Sayangnya, para murid itu tutup mulut dan lebih suka menghancurkan diri sendiri daripada mengungkapkan informasi tentang apa yang terjadi di dalam." Dia berhenti sejenak, melihat ketiga pemuda itu masih waspada. "Jangan terlalu terkejut. Beristirahatlah dengan baik. Tidak akan terlambat untuk bertindak begitu ketua sekte mengirim kepala sekte White Tower pergi. Target kita adalah Arthur Pendragon dan Xiao Yan!" Setelah mengucapkan beberapa patah kata, Slaughter Lord menutup matanya dan bersiap untuk meneruskan kultivasinya. Namun, baru saja dia memejamkan mata, ketiga pemuda di sampingnya tiba-tiba berdiri serempak, tubuh mereka menegang dengan aur
Monica duduk di tempat tidur dan meregangkan tubuhnya dengan gerakan anggun. Senyum tipis menghiasi bibirnya yang berwarna merah delima. "Karena kita adalah orang yang sama," jawabnya dengan suara lembut. "Di zaman dahulu, aku juga pernah disiksa oleh kebingungan yang sama. Aku tahu apa yang sedang dialaminya." Dia berhenti sejenak dan menatap langsung ke mata Ryan. "Ah, benar, aku adalah host dari Fisik Dingin Ekstrim Seribu dari Sepuluh Fisik Bencana Besar." "Meski begitu, meskipun kami berdua memiliki tubuh beratribut es, ada perbedaan besar di antara kami berdua. Aku harus menahan lebih banyak rasa sakit daripada dia." Ryan tidak menduga hal ini. Fisik Dingin Ekstrem Seribu tidak dapat dibandingkan dengan Fisik Iblis Berdarah Dingin milik Wendy dalam hal kepekaan terhadap atribut es, tetapi memiliki kemampuan yang lebih mengerikan—kemampuan untuk menyerap dan menyatu dengan sebagian kekuatan orang lain! Ryan hendak menanyakan detail lebih lanjut ketika Monica tiba-tiba bangk