Beranda / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 25 - Kemarahan Jeremy

Share

Bab 25 - Kemarahan Jeremy

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Melanie berdiri terpaku di sudut kamar, matanya terbelalak menatap sosok ayahnya yang kini duduk tegak di ranjang.

Meski bibirnya bergetar, ia berusaha keras menahan diri untuk tidak berteriak. Pikirannya berkecamuk, antara tidak percaya dan takjub.

"Ini... ini bukan mimpi, kan?" bisiknya pada diri sendiri, tangannya mencubit lengannya sendiri untuk memastikan ia benar-benar terjaga.

Saat ini, mata Jeremy Blackwood dipenuhi dengan kehidupan, seolah-olah dia baru saja kembali dari ambang kematian.

Pancaran emosi yang terpancar dari matanya begitu nyata, begitu manusiawi. Melanie merasakan dadanya sesak oleh perasaan yang campur aduk.

Tiba-tiba, gambaran punggung Ryan terlintas dalam pikirannya.

Pemuda itu, dengan sikapnya yang sombong, dingin, dan kesepian, telah melakukan sesuatu yang mustahil.

Melanie menutup mulutnya dengan tangan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Dia... dia benar-benar melakukannya," gumam Melanie, suaranya bergetar. "Tapi bagaimana...?"

B
Rianoir

Terima kasih atas dukungan Gem-nya Kak Trisha.

| 12
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 26 - Rapat Penting

    Di ruang konferensi Snowfield Group, suasananya terasa sangat berat. Itu karena beberapa menit yang lalu, saham Snowfield Group anjlok drastis. Itu adalah krisis terbesar yang pernah mereka hadapi sejak Rindy Snowfield pertama kali mendirikan Snowfield Group. Adel memasuki ruangan dengan langkah berat. Matanya menyapu sekeliling, mengamati wajah-wajah tegang para petinggi perusahaan yang jarang ia temui dan anggota inti departemen R&D Snowfield Group. Mereka semua duduk dengan gelisah, menunggu kedatangan CEO mereka, Rindy Snowfield. Meskipun situasi terasa mencekam, pikiran Adel justru melayang ke tempat lain. Ke seseorang yang baru saja memasuki hidupnya dan mengacaukan segalanya: Ryan. Sosok misterius yang entah bagaimana telah mencuri sedikit ruang di hatinya. 'Apakah dia akan pulang malam ini?' Adel bertanya-tanya dalam hati. Bayangan punggung Ryan yang menjauh tadi pagi kembali muncul di benaknya, membuat dadanya terasa sesak. Mencoba mengalihkan pikirannya, Adel m

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 27 - Formula Asli

    Rindy meletakkan tangannya di atas meja konferensi dan menatap Susan, bertanya, "Susan, apakah kamu mengatakan yang sebenarnya? Siapa yang kamu maksud dengan Manajer Adel?" Susan, dengan senyum licik tersungging di bibirnya, menjawab dengan nada manis yang dibuat-buat, "Tentu saja, CEO Rindy. Saya berbicara tentang Adel Weiss, Manajer Pemasaran kita yang terhormat." Ia melirik ke arah Adel dengan tatapan penuh kebencian. "Bukankah begitu, Adel sayang?" Semua mata di ruangan itu seketika tertuju pada Adel. Wajahnya memucat, jantungnya berdegup kencang. Ia menatap Susan dengan campuran kemarahan dan ketakutan. Pikirannya berpacu, mencoba mencari jalan keluar dari situasi ini. Rindy, masih dengan tatapan tajamnya, beralih ke Adel. "Adel, apakah benar kau memiliki formula untuk Pil Kecantikan? Jika iya, tunjukkan pada kami sekarang juga!" Suaranya tegas, namun ada setitik harapan yang tersirat di dalamnya. "Jika formulamu benar-benar nyata dan berfungsi, aku akan langsung mengangkatmu

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 28 - Penolakan

    Saat itu jam di pergelangan tangan Adel menunjukkan pukul 11 malam. Adel pulang mengendarai mobilnya dengan pelan. Ia membuka jendela mobilnya, membiarkan angin dingin bertiup di wajahnya, berharap itu akan menenangkan pikirannya. Kejadian-kejadian hari itu bagaikan roller coaster emosional baginya. Lelaki yang selama ini diremehkannya itu ternyata telah memberinya sebuah formula senilai seratus miliar seolah-olah itu bukan apa-apa. Ryan telah memberitahunya kemarin bahwa formula itu dapat menjamin perusahaannya tidak akan jatuh, namun Adel hanya mencibirnya dalam hati, berasumsi bahwa dia hanyalah seorang penipu menyedihkan yang suka mengada-ada. "Ryan, kenapa kau memberiku sesuatu yang begitu berharga?" gumam Adel pelan, matanya menatap kosong jalanan di depannya. "Kenapa kau tidak memberitahuku bahwa itu nyata?" Mobil Adel akhirnya berhenti di depan gedung apartemennya. Ia turun dengan langkah gontai, tas kerjanya terasa berat di bahunya. Saat tiba di depan pintu apartemenn

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 29 - Mengunjungi Paviliun Kejayaan

    Kluster Mutiara Berkilau berdiri angkuh di jantung Golden River, sebuah kawasan perumahan elit yang menjadi simbol kemewahan dan prestise. Rumah-rumah di sini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan lambang status yang tak sembarang orang bisa miliki. Setiap unit, dengan harga lebih dari 100 miliar Nex, menjadi hunian eksklusif bagi para pewaris kerajaan bisnis dan pemilik perusahaan ternama di Nexopolis. Di salah satu sudut kawasan ini, tepatnya di sebuah unit mewah bernilai 150 miliar Nex, Rindy Snowfield tengah menjalani ritual malamnya. Berendam di bathtub mewah setelah hari yang panjang di kantor telah menjadi kebiasaan yang tak pernah ia lewatkan. Malam itu, Rindy memejamkan mata rapat-rapat, membenamkan seluruh tubuhnya dalam gelembung-gelembung air dan hanya menyisakan kepalanya di atas permukaan. Ketenangan itu terganggu oleh dering ponsel yang memecah keheningan. Dengan enggan, Rindy mengulurkan tangannya yang lentik untuk mengangkat telepon. "CEO Rindy," suara Ade

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 30 - Frederich Herbald

    Suasana di Paviliun Kejayaan berubah tegang dalam sekejap. Pernyataan Ryan yang menyebut patung berharga itu palsu bagaikan bom yang meledak di tengah kerumunan. Angelica, si gadis muda, adalah yang pertama bereaksi. "Dasar pria kampung!" teriaknya dengan wajah merah padam. "Apa kau tahu apa yang kau katakan? Palsu? Percayalah padaku, aku bisa memenjarakanmu karena kasus pencemaran nama baik!" "Oh aku tahu … kau pasti datang kemari memang sengaja untuk mencari masalah, kan?" lanjutnya. Ryan hanya menatapnya dengan tenang, tak terpengaruh oleh ledakan emosi gadis itu. Sikapnya yang santai justru semakin membuat Angelica naik pitam. "Kau!" Angelica menunjuk Ryan dengan jari bergetar. "Kau hanya sampah yang tidak berpendidikan! Berani-beraninya kau mencoba mencoreng reputasi Paviliun Kejayaan!" Keributan itu menarik perhatian para penjaga keamanan di sekitar mereka. Dengan sigap, mereka mulai bergerak mendekati Ryan, siap untuk menangkapnya. Namun sebelum mereka sempat bertin

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 31 - Keterkejutan Kakek Dan Cucu

    "Kau!" Angelica menggeram, matanya berkilat penuh amarah. Dengan gerakan cepat, ia kembali meluncurkan tendangan kuat ke arah Ryan. Ryan, yang sedari tadi hanya diam mengamati, akhirnya bergerak. Dengan santai, ia mengulurkan tangannya dan memberikan dorongan kecil seolah hanya mengusir lalat yang mengganggu. Seketika itu juga, gelombang energi Qi yang tak kasat mata melonjak keluar dari telapak tangannya, memaksa Angelica menjauh dengan kekuatan yang tak terbayangkan Angelica, yang tak siap dengan serangan balik itu, terhempas ke belakang. Untungnya, Ryan telah menekan kekuatannya sehingga gadis itu hanya mendarat dengan pantatnya di lantai marmer Paviliun Kejayaan. "Ugh!" Angelica mengerang, lebih karena terkejut daripada kesakitan. Matanya melebar, menatap Ryan dengan campuran ketakutan dan ketidakpercayaan. "Ma-manipulasi energi Qi! Bagaimana mungkin?!" Frederich Herbald, yang menyaksikan kejadian itu dari dekat, merasakan gelombang kengerian melonjak di kedalaman hatinya.

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 32 - Bukti

    Frederich Herbald menatap Ryan dengan sorot mata penuh perhitungan. Pikirannya berpacu, menimbang-nimbang situasi yang tak terduga ini. 'Jika keluarga Herbald di Kota Golden River bisa mendapatkan dukungan seorang grandmaster bela diri seperti Ryan, status kami akan meroket!' pikirnya. Bisnis keluarga Herbald di bidang tanaman obat memang tidak terlalu menonjol, bahkan sering mendapat celaan dari cabang utama keluarga Herbald di Provinsi Riviera. Frederich sadar, satu-satunya cara agar keluarganya dapat dianggap serius oleh keluarga inti adalah dengan menjalin hubungan dekat dengan pemuda luar biasa di hadapannya ini."Tuan," Frederich berkata dengan hati-hati, "jika Anda berkenan, bisakah Anda menjelaskan lebih lanjut tentang kecurigaan Anda terhadap patung ini?"Ryan menatap patung itu sejenak, lalu berkata dengan nada datar, "Jika kau ingin tahu keasliannya, keluarkan patung itu dari lemari kaca dan bawa padaku. Aku akan membuktikannya."Tanpa ragu, Frederich memerintahkan petug

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 33 - Kenangan Lama

    Frederich segera teringat kejadian yang terjadi lima tahun lalu. Ingatannya melayang ke malam berdarah yang mengguncang Kota Golden River, saat keluarga Pendragon dibantai oleh orang berpengaruh dari Ibu Kota. "Ryan..." gumam Frederich pelan, matanya menyipit mengamati pemuda di hadapannya. Bayangan seorang remaja berusia 17 tahun bernama Ryan Pendragon muncul dalam benaknya. Jika masih hidup, usianya sekarang akan hampir sama dengan pemuda yang berdiri di hadapannya ini. Namun, Frederich menggelengkan kepalanya, menepis pikiran itu. Tidak mungkin mereka orang yang sama. "Tuan Ryan," Frederich berkata dengan hati-hati, "boleh saya tahu nama lengkap Anda?" Ryan menatap Frederich dengan tatapan datar. "Ryan Reynald," jawabnya singkat. Frederich mengangguk pelan, sedikit kecewa. Tentu saja, pikirnya, nama Ryan cukup umum. Tidak mungkin pemuda ini ada hubungannya dengan keluarga Pendragon yang malang itu. "Ah, Tuan Reynald," Frederich tersenyum sopan, "maafkan pertanyaan lanc

Bab terbaru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 328 - Mengunjungi Keluarga Herbald

    Frederich berpikir sejenak dan berkata, "Tuan Ryan, salah satu leluhur Keluarga Herbald memang pandai besi." "Saya pernah mendengar tentang bahan pembuat pedang yang Anda sebutkan. Namun, itu dianggap sebagai harta Keluarga Herbald. Tidak mungkin itu akan diberikan kepada orang luar."Ryan mengangguk mendengarkan dengan seksama. Di tangannya, Pedang Suci Caliburn yang patah berpendar samar, seolah merespons pembicaraan tentang bahan pembuatnya."Lagipula," Frederich melanjutkan dengan nada hati-hati, "bahan itu ada di tangan kepala keluarga saat ini. Mengingat sifatnya yang pemarah, mustahil mengambil sesuatu darinya!"Frederich menatap Caliburn dengan sorot mata penuh minat sebelum melanjutkan, "Namun, karena Tuan Ryan sangat membutuhkannya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelidiki masalah ini. Meski begitu, jika saya gagal, saya harap Tuan Ryan memaklumi."Frederich sungguh tak menyangka Ryan berani mengincar harta pusaka Keluarga Herbald. Bahan untuk menempa Pedang Suc

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 327 - Asal-Usul Pedang Suci Caliburn

    "Jadi kau benar-benar sang Hunter yang membuat banyak faksi di Kota Riverpolis gemetar," gumam Mordred. "Pantas saja kau membunuh anggota Ordo Hassasin tanpa ragu. Bagiku itu masalah besar, tapi bagimu mungkin hanya masalah kecil."Ryan menatap lurus Mordred tanpa ekspresi dan berkata, "sekarang setelah kau tahu, beritahu aku tentang Pedang Suci Caliburn.""Pedang Suci Caliburn?"Mordred tersadar dari lamunannya. Ia melirik pedang patah itu–rupanya nama itu adalah nama yang diberikan Ryan pada pedang tersebut."Aku mendapatkannya secara tidak sengaja saat membunuh seseorang," jelasnya. "Orang itu menyembunyikannya dengan sangat baik semasa hidup. Aku tahu pedang ini sangat berharga, jadi kusimpan. Selama bertahun-tahun aku menyelidiki asal-usulnya."Dia melirik Ryan yang menatapnya penuh minat sebelum melanjutkan, "Pedang ini ditempa oleh jenius pandai besi Heinrich Herbald 200 tahun lalu. Butuh tiga tahun penuh untuk menempanya!" "Dia mencurahkan jiwa raganya ke dalamnya. Namun saat

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 326 - Hunter

    Tang San ragu sejenak. Dengan semua yang menimpanya bulan ini, ia khawatir akan ada berita buruk lain. Namun setelah beberapa saat, ia tetap mengangkat telepon itu."Tang San di sini. Ada apa?"Tak lama kemudian, ekspresinya berubah dingin. Bibirnya bergetar saat berkata pada bawahannya, "Sesuatu yang besar terjadi pada Keluarga Wealth."Ruangan seketika sunyi senyap. Bahkan suara napas pun tertahan saat semua orang membeku di tempat bagai patung.Mereka menarik napas tajam. Sial! Situasi semakin memburuk!Tang San menyapukan pandangannya ke sekeliling ruangan. "Mulai sekarang, cari orang itu di seluruh kota!""Dan karena kita belum tahu namanya, kita sebut saja dia Hunter!""Tapi kita lihat saja siapa yang sebenarnya akan jadi pemburu dan siapa yang diburu!"Kata-kata terakhir itu praktis diteriakkan, menggetarkan dinding ruangan yang masih utuh.**Di villa Pendragon, Ryan baru saja berbaring santai di sofa ketika ponselnya berdering. Nama Agravain tertera di layar.Sudut bibir Ryan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 325 - Hadiah Istimewa

    Tang San telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencari pembunuhnya, namun hasilnya nihil. Sebenarnya beberapa orang mengenali Ryan dari foto yang beredar. Namun sebelum informasi itu sampai ke atasan mereka, pasukan khusus Guild Round Table milik Lancelot telah membungkam mereka selamanya. Meski Ryan mengatakan tak butuh perlindungan Guild Round Table, Lancelot diam-diam telah membereskan semua kekacauan yang ditinggalkan tuannya. Itulah yang seharusnya dilakukan seorang bawahan. Berkat kerja kerasnya, usaha Tang San tak membuahkan hasil. Kini Tang San nyaris gila karena frustasi. BRAK! Ia menggebrak meja dan meraung murka pada para anggota Asosiasi, "Kalian semua tidak berguna! Mencari di seluruh Provinsi Riveria tapi hanya menemukan beberapa pemuda dengan bentuk tubuh mirip?" "Aku mencari pembunuhnya! Jelas bukan mereka!" Para bawahan memucat, tak ada yang berani bersuara. Tang San menarik napas dalam menahan amarah. "Kuberi kalian waktu tiga hari lagi. Jika masih bel

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 324 - Misteri Keluarga Sang Ibu

    Ryan menggumamkan nama itu dengan dahi berkerut. "Jackson Jorge... nama gadis Ibuku Eleanor Jorge, mereka memiliki nama keluarga yang sama dan wajah yang mirip." Ia teringat sosok lembut ibunya yang selalu tersenyum hangat. Hubungan kedua orang tuanya begitu harmonis, namun sejak kecil ada yang selalu mengganjal di benaknya. Ia tak pernah bertemu kakek-nenek dari pihak ibu, bahkan teman atau saudara ibunya. Ketika ia bertanya, sang ibu hanya tersenyum dan berkata ia berasal dari desa pegunungan yang jauh. Ayahnya selalu mengalihkan pembicaraan saat topik itu muncul, seolah keduanya tak ingin menyentuh masa lalu itu. Ryan juga sering memergoki ibunya menatap kosong ke arah utara dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan itu selalu membuat dadanya sesak. Kini penyelidikan insiden Paviliun Riverside telah membuka sebagian rahasia keluarganya yang terpendam bertahun-tahun. Mengapa Master Lucas yang tak dikenal tiba-tiba menghancurkan Keluarga Pendragon? Mengapa jenazah orang tuanya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 323 - Perkembangan Kasus Paviliun Riverside

    Ryan menyipitkan matanya penuh minat. Tanpa ragu ia mengeluarkan setetes esensi darahnya. "Apakah kau bersedia menerima ini?" tanyanya tenang. "Jika kau menerimanya, aku akan melepaskanmu. Namun, selamanya kau akan menjadi pelayanku." Lily Wealth menatap tetesan darah itu. Dia paham betul konsekuensi menerima esensi darah kultivato–dia akan terikat seumur hidup. Namun dibandingkan kematian, pilihan apa lagi yang dia miliki? "Aku bersedia!" jawabnya tegas. Sesaat kemudian, esensi darah Ryan menyembur ke dahinya, menciptakan ikatan yang tak terputuskan. Mengabaikan Lily, Ryan mengalihkan perhatiannya pada Gawain Wealth yang terluka parah. Kondisi pria itu sungguh mengenaskan–tubuhnya dipenuhi luka, wajahnya bengkak tak berbentuk, dan banyak tulangnya yang patah. Dengan kata lain, Gawain dapat dianggap lumpuh total. "Terima kasih telah membalaskan dendamku, Tuan Ryan," Gawain Wealth berkata lemah, matanya dipenuhi tekad dan kesakitan. "Tapi sepertinya aku tak bisa melayanimu lag

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 322 - Alasan Lily

    "Sudah kubilang berlutut," Ryan berkata acuh tak acuh, "tapi kau masih keras kepala juga." Gelombang tekanan spiritual meledak dari tubuhnya, terfokus pada sosok Castiel Wealth. Darah segar menyembur dari mulut kepala keluarga Wealth itu sebelum lututnya akhirnya menyentuh tanah. Jika Castiel Wealth masih memiliki kewarasan, mungkin dia bisa melarikan diri dan bertahan hidup. Namun melihat ayahnya dipenggal di depan mata kepalanya sendiri, telah merampas kemampuan berpikirnya. Yang tersisa hanya keputusasaan yang mencekam. Keluarga Wealth, yang dulu begitu ditakuti di Provinsi Riveria, kini berlutut di hadapan seorang pemuda. Meski telah merosot dari masa kejayaannya, tak ada yang berani mengganggu eksistensi mereka. Namun di dunia seni bela diri Nexopolis, kekuatan adalah segalanya. Tak ada yang akan mengasihani yang lemah, tak ada yang akan berkedip saat yang kuat menunjukkan taringnya. "Tuan Ryan, kami mengakui kesalahan kami!" para praktisi Keluarga Wealth berseru pani

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 321 - Berlutut

    "Kau seharusnya tidak menyinggung perasaanku," ujar Ryan tenang namun berbahaya. "Kau benar-benar seharusnya tidak melakukannya." Selesai mengucapkan itu, Ryan bergerak! Aura di sekitar tubuhnya meledak dahsyat. Di saat bersamaan, Pedang Caliburn beresonansi dengan energinya! Api biru samar berkedip-kedip di sepanjang bilah patahnya, menciptakan pemandangan yang bahkan membuat para praktisi senior tercengang. 'Dari mana pemuda ini berasal?' mereka bertanya-tanya ngeri. Bahkan dengan pengalaman puluhan tahun, ini pertama kalinya mereka melihat fenomena semenakjubkan ini! Sang tetua merasakan bahaya yang mendekat. Ia refleks mundur namun terlambat. Dalam kepanikan, ia berteriak lantang, "Semuanya! Serang bocah ini sekuat tenaga! Bunuh dia!" Ia tak punya pilihan lain. Dengan pedang spiritual di tangan Ryan, kemenangan satu lawan satu mustahil dicapai. Satu-satunya harapan adalah menang dengan jumlah! Castiel Wealth dan puluhan praktisi Keluarga Wealth bergerak serempak. Niat membu

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 320 - Melawan Leluhur Keluarga Wealth

    Pedang patah di tangan Ryan bergetar samar, seolah merasakan niat membunuh yang menguar dari tuannya. Ryan tak pernah membayangkan akan menggunakan Pedang Suci Caliburn secepat ini, namun kelakuan Keluarga Wealth telah melampaui batas toleransinya. "Hari ini," Ryan mengangkat pedangnya, "darah Keluarga Wealth akan memberi makan Pedang Suci Caliburn!" Castiel Wealth menatap Ryan dengan campuran ketidakpercayaan dan penghinaan. Pemuda ini masih berani menantang dalam situasi tak menguntungkan seperti ini? Di sampingnya, sang ayah–tetua tertinggi Keluarga Wealth–mendengus dingin. Dia membungkuk untuk mengambil pedang panjang yang tergeletak di tanah, energi qi pekat menguar dari tubuhnya yang masih kuat di usia senja. "Aku telah memberimu jalan keluar," desis sang tetua, "tapi kau menolak mengambilnya. Karena kau bersikeras memilih jalan menuju neraka, akan kugunakan nyawamu untuk menenangkan jiwa ketiga anggota Wealth yang tewas itu!" Dengan gerakan mulus hasil latihan puluha

DMCA.com Protection Status