Terima Kasih Kak Ian, Kak Jaz, Kak Daniel, dan Kak Nasihin atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, jumlah Gem telah mencapai 9, yang artinya ada 1 bab bonus lagi untuk besok ( ╹▽╹ ) Akumulasi Gem Bab Bonus: 09-11-2024 (sore): 4 Gem (reset) Ini adalah Bab Bonus ketiga hari ini. Selamat membaca (◠‿・)—☆ Bab Bonus Gem Hari Ini: 3/6 Bab Bab Bonus Gem Besok: 5
Tak butuh waktu lama, Gawain Wealth telah mencapai tempat Jet Quins tergeletak. Tatapannya sedingin es saat memandang Jet Quins, seolah melihat mayat yang belum dikubur. "Gawain Wealth!" Jet Quins mundur dengan panik. "Kau tidak bisa membunuhku! Ini akan memicu perang dengan Keluarga Quins! Ini hanya masalah antara aku dan Ryan—tak ada hubungannya denganmu. Aku bersumpah tak akan menyebut namamu atau Keluarga Wealth di hadapan Tuan Muda Quins!" Meski seorang grandmaster, Jet Quins sadar betul ia tak sebanding dengan Gawain Wealth yang peringkatnya jauh lebih tinggi. Ia harus bertahan hidup—hanya dengan begitu ia bisa melaporkan semua ini pada Keluarga Quins dan membalas dendam pada Ryan yang sombong! "Kau seharusnya tidak menyinggung Tuan Ryan," ujar Gawain Wealth dingin. "Keluarga Quins tidak berhak melakukannya. Dengan kekuatan Tuan Ryan, nasib seluruh Keluarga Quins bisa diputuskan hanya dengan satu kata." Gawain Wealth teringat bagaimana Ryan menghancurkan arena bela diri h
"Selama beberapa tahun ini, ayah Rindy telah mencari aliansi pernikahan dengan keluarga seni bela diri, tetapi tidak pernah membuahkan hasil sampai Keluarga Quins muncul," lanjut Ibu Rindy dengan nada getir. "Usulan aliansi pernikahan ini diprakarsai oleh Keluarga Quins, yang mengejutkan kami. Masih ada beberapa bulan lagi hingga aliansi pernikahan tersebut dapat terwujud." Ia menatap Ryan lekat-lekat. "Tahukah kamu mengapa aku menceritakan ini kepadamu?" Ryan tidak mengatakan apa-apa. Tatapan matanya dingin, seperti jurang tak berdasar. "Aku tahu kamu mungkin membenciku," ibu Rindy melanjutkan dengan suara bergetar. "Aku memang melakukan beberapa hal yang menjijikkan, tetapi aku melakukan semua ini demi Keluarga Snowfield dan demi Rindy!" "Gadis mana pun yang lahir di keluarga besar tidak dapat memilih pasangan hidup mereka. Begitu pula denganku. Aku menikahi ayah Rindy karena aliansi pernikahan." Ryan tetap diam, matanya yang setajam elang mengawasi setiap gerakan ibu Rindy. I
Ryan tertegun. Ia tak menyangka Adel yang biasanya pemalu akan berani melakukan ini. Namun ia paham betul, saat ini Adel butuh kepastian. "Tentu saja rasanya lebih baik saat kamu menciumku," jawabnya tulus. Tawa renyah Adel memenuhi ruangan, senyumnya merekah bagai bunga di musim semi. Matanya yang indah berbinar bahagia mendengar jawaban itu. "Ryan," bisiknya malu-malu, "karena jawabanmu membuatku senang, aku ingin memberimu hadiah yang sangat istimewa..." Suasana di ruangan mendadak berubah intim. Jarak mereka yang begitu dekat membuat Ryan bisa merasakan kehangatan tubuh Adel. Mata mereka bertemu dalam tatapan yang sarat makna, hormon yang bergejolak membuat udara terasa panas. Tanpa sadar, tangan Ryan bergerak membelai pipi Adel yang merona. Gadis itu memejamkan mata, menikmati sentuhan lembut di wajahnya. Napas keduanya mulai memburu saat jarak di antara mereka semakin menipis. "Ryan..." bisik Adel lirih saat bibir mereka nyaris bersentuhan. Tangannya yang lembut
Jeremy seolah menua beberapa tahun dalam hitungan detik. Dengan suara bergetar ia menjelaskan, "Tuan Ryan, pada pukul delapan malam tadi, sekelompok orang memaksa masuk ke dalam gedung. Beberapa praktisi bela diri yang menjaga gedung dibunuh tanpa ampun dan..." ia menelan ludah dengan susah payah, "yang terpenting, formula kita dicuri! Semua informasi penting hilang!" Mata Ryan menyipit berbahaya. Ia telah memasang beberapa lapis pengamanan di sekitar dan di dalam brankas tempat formula tersebut disimpan. Tanpa kunci dan izin khusus darinya, seharusnya mustahil ada yang bisa mencurinya. Hanya beberapa anggota inti yang memiliki akses ke sana. Tiba-tiba, tatapan dingin Ryan tertuju pada sebuah kursi kosong di sebelahnya—posisi yang seharusnya ditempati Luke Zork. Luke Zork, seorang elit dengan gelar MBA dari universitas asing terkemuka, sangat cakap dalam operasi dan perencanaan bisnis. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Jeremy yang kebetulan memiliki akses pada formula
"Aku ingin menyelidiki sesuatu," ujar Ryan langsung begitu telepon tersambung. "Akan kukirim fotonya. Aku butuh hasilnya dalam satu jam." "Baik, Tuan Ryan," balas Patrick dari ujung telepon. Sepuluh menit kemudian, ponselnya berdering. "Tuan Ryan," suara Patrick terdengar serius, "saya telah menemukan informasi yang Anda cari. Simbol pada kancing itu milik sebuah faksi bernama Asosiasi Raja Bela Diri. Pemimpinnya, Beckham, adalah sosok yang sangat kuat dengan seratus ribu pengikut. Di Negara Kabut, dia praktis dianggap sebagai dewa." Patrick menarik napas dalam sebelum melanjutkan, "Eagle Squad pernah bentrok dengan mereka di laut selatan. Hasilnya, kedua pihak menderita kerugian besar—kami kehilangan tujuh anggota. Mereka adalah ancaman ekstrem bagi Nexopolis. Tuan Ryan, mengapa Anda menanyakan tentang mereka?" "Apakah ada anggota Asosiasi Raja Bela Diri yang baru tiba di Nexopolis?" Ryan balik bertanya, matanya berkilat dingin. Patrick terdiam sejenak, merasakan firasat buruk.
"Tiga miliar Nex?" Mcqueen mendorong wanita di pangkuannya dengan kasar. Setelah merapikan celananya, ia melayangkan tendangan telak ke dada Luke Zork. BUGH! Kekuatan tendangan itu membuat Luke Zork terpental dan jatuh tersungkur. "Sekarang kau adalah budak Negara Kabut!" bentak Mcqueen murka. "Apa hakmu meminta uang? Seharusnya kau merasa terhormat bisa mengabdi pada negara kami!" Ekspresi Luke Zork berubah drastis. Amarah dan kebencian memenuhi matanya, ingin rasanya ia menerkam dan mencabik daging kedua pria ini. Namun tatapannya ke arah lima pengawal bersenjata di belakang Mcqueen membuatnya mengurungkan niat itu. Kenyataan pahit menghantamnya—kedua orang ini tak pernah berniat membawanya keluar dari Nexopolis. Hidupnya kini hancur total. 'Brengsek!' umpat Luke Zork dalam hati. 'Seharusnya aku tak pernah mempercayai bajingan-bajingan ini!' Dengan tangan terkepal, ia bangkit dan berusaha menjaga suaranya tetap datar. "Karena tidak ada alasan bagiku untuk berada di sini l
Ryan melirik mereka dengan ekspresi meremehkan. Dari gerakan dan cara mereka memegang senjata, jelas sekali mereka bukan lawan yang sepadan. Mustahil orang-orang selemah ini yang telah membunuh sepuluh anggota Golden Dragon Group yang terlatih. 'Pasti ada orang lain yang lebih kuat di balik semua ini,' batin Ryan, matanya berkilat berbahaya. Tanpa membuang waktu dengan pertarungan tidak berguna, Ryan bergerak bagai kilat. Dalam sekejap mata, ia telah berada di hadapan salah satu penyerangnya. Dengan satu gerakan mulus, ia mencengkeram pergelangan tangan pria itu dan memutarnya dengan kekuatan penuh. KRAK! Suara tulang patah bergema di ruangan bersamaan dengan jeritan kesakitan sang pengawal. Pedang di tangannya jatuh berdenting ke lantai, namun Ryan dengan gesit menangkapnya sebelum menyabet leher pengawal lainnya dalam gerakan yang nyaris tak terlihat mata. CROOT! Darah segar menyembur bagai air mancur dari leher yang terputus. Tubuh tak bernyawa itu ambruk ke lantai
Ryan hanya diam tak menanggapi perkataan pria bernama Chester itu. Dengan gerakan santai namun dipenuhi kekuatan mematikan, ia menginjak dada Sieg hingga tulang rusuknya remuk seketika. Darah segar menyembur dari mulut Sieg bersamaan dengan napas terakhirnya. "Membunuhmu telah mengotori sepatuku," ujar Ryan dingin sembari mengusap sol sepatunya yang berlumuran darah ke karpet. "BAJINGAN!" Chester meraung murka. Energi qi yang luar biasa kuat meledak dari tubuhnya, menciptakan pusaran angin yang menerbangkan perabotan di sekitarnya. Ryan mengangkat wajahnya, matanya berkilat berbahaya. "Apakah kau yang membunuh orang-orangku?" Chester tertegun sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak. "Oh, sampah-sampah dari Golden Dragon Group itu? Tahukah kau apa yang kulakukan pada mereka?" Ia menjilat bibirnya dengan ekspresi sadis. "Ada satu yang berlutut memohon belas kasihan. Katanya anaknya baru lahir, dia tak ingin mati. Kau tahu apa yang kulakukan? Kulumpuhkan anggota tubuhnya satu p
Ryan mengangguk dengan tegas."Guru, masalah ini sangat penting bagi saya. Setelah semuanya beres, saya akan segera mengikuti kompetisi jenius secepatnya."Meski Xiao Yan terlihat khawatir, dia tetap menghargai tekad muridnya. Setelah kultivasi dantianya pulih, ia bisa merasakan aura berbeda yang memancar dari Ryan. Muridnya telah bertambah kuat—mungkin bahkan lebih dari yang diketahuinya."Apakah kamu ingin aku ikut denganmu?" tanya Xiao Yan.Ryan menggeleng pelan. "Saya menghargai pemikiran Anda, Guru, tapi saya memiliki teman yang akan pergi bersama saya. Seharusnya tidak ada bahaya yang terlibat."Meskipun Xiao Yan bingung, dia tidak bertanya lebih jauh, dan hanya memberi tahu muridnya, "Ryan, berhati-hatilah di jalan."Setelah berpamitan dengan Xiao Yan, Ryan meninggalkan White Tower. Ia berencana untuk turun gunung dan mencari tunggangan, tetapi ia tidak menyangka akan disergap oleh bayangan hitam besar yang melesat dari balik pepohonan!Itu adalah Raja Harimau Hitam dari Sla
Inilah reruntuhan sekte milik Lex Denver sebelumnya!Lin Qingxun melirik gambar itu dan menghela napas panjang. Dengan lambaian tangannya yang lembut, proyeksi gambar menghilang.Kemudian, dia menatap Ryan dan berkata dengan serius, "Jika aku tidak salah, penyelidikannya benar-benar terbongkar. Awalnya dia ingin melihat wilayah sekte itu, tetapi mungkin disergap oleh para kultivator dari faksi itu.""Satu-satunya hal yang menguntungkan kita sekarang adalah bahwa tingkat kultivasi para kultivator yang dikirim oleh faksi itu tidak tinggi. Lex Denver telah mengurusnya.""Namun, begitu faksi itu menemukan kita, mereka pasti akan mengirim para kultivator yang jauh lebih kuat ke sana. Pada saat itu, Lex Denver akan benar-benar dalam bahaya."Ekspresi Lin Qingxun semakin mengeras saat melanjutkan, "Aku tidak peduli dengan kematian Lex Denver, tetapi sekarang sudah terlalu banyak hal yang belum terselesaikan. Aku harus menyelamatkannya sebelum para kultivator itu muncul!""Jika Lex Denver dib
Lex Denver telah meminum Pil Ilusi Archaic dan berkata bahwa dia ingin menyelidiki sesuatu yang berhubungan dengan perang kuno dan Kuburan Pedang.Namun, setelah sekian lama, masih belum ada kabar!Meski begitu, Ryan tidak khawatir. Bagaimanapun, Lex Denver adalah seorang kultivator perkasa kuno, dan karenanya cukup kuat untuk menghadapi segala hal di Gunung Langit Biru.Namun, pada saat ini, dia menyadari bahwa segala sesuatunya jauh dari sesederhana itu. Retakan muncul di nisan pedanh Lex Denver, yang tampaknya menunjukkan bahwa dia telah terluka parah.Ryan segera memasuki Kuburan Pedang, dan mendapati bahwa Monica dan Lin Qingxun sudah menunggunya di sana.Mereka berdua mengerutkan kening dan memiliki ekspresi jelek di wajah mereka."Guru, apa yang terjadi?" tanya Ryan, merasakan ketegangan yang menyelimuti atmosfer Kuburan Pedang.Ketika Lin Qingxun melihat Ryan masuk, dia menghela napas panjang dan berkata, "Nisan Pedangnya mulai hancur. Lex Denver mungkin terlalu terlibat dal
Pada saat ini, di aula utama Sekte Dao, ratusan pengikut berdiri di luar pintu, tampak gugup.Mereka bergabung dengan Sekte Dao karena statusnya yang kuat di Gunung Langit Biru. Bahkan di antara teman-teman dan keluarga mereka, mereka sangat dihormati. Namun, Sekte Dao kini telah ditutup oleh satu kalimat dari kultivator yang hebat itu!Semua orang mempertimbangkan untuk meninggalkan sekte tersebut. Bahkan beberapa tetua yang telah berada di Sekte Dao selama puluhan tahun pun ragu-ragu.Kreak!Pintunya tiba-tiba terbuka.Di luar benar-benar kacau."Ketua Sekte, Arthur Pendragon, dia..."Begitu seorang murid mulai berbicara, tubuhnya berubah menjadi kabut berdarah. Tindakan pemimpin sekte itu kejam dan tegas.Kerumunan itu menjadi sunyi senyap.Kemudian, sang ketua sekte tiba di hadapan khalayak.Pada saat ini, dia tampak seperti berusia ratusan tahun, dan dia kelelahan secara fisik dan mental.Dia mengangkat kepalanya, dan sekilas rasa dingin melintas di matanya yang keruh."Jangan p
Monica tahu betul bahwa dia tidak akan mampu melenyapkan Sekte Dao dengan waktu yang tersisa di dunia luar ini, tetapi setidaknya dia bisa menggunakan metode ini untuk mengintimidasi seluruh Gunung Langit Biru!Jika Sekte Dao ingin menyerang Ryan, mereka harus mempertimbangkan konsekuensi jika membuat Monica marah.Terlebih lagi, karena dia telah menyindir Sekte Dao di depan semua orang di Gunung Langit Biru, akan ada banyak kultivator yang secara diam-diam akan mulai membatasi Sekte Dao untuk menghindari skenario terburuk.Tentu saja ini bukan solusi jangka panjang.Begitu Ryan memiliki cukup kekuatan untuk secara pribadi memusnahkan Sekte Dao, semuanya akhirnya akan mencapai resolusi yang tepat dan final.Sosok Monica perlahan menghilang dari pandangan, dan salju pun lenyap bersamanya. Tubuhnya perlahan turun dan mendarat dengan anggun di samping Ryan.Wajahnya pucat dan tubuhnya jauh lebih lemah dari sebelumnya.Ini adalah yang terbaik yang bisa dia lakukan untuk Ryan.Setidaknya,
Lina Jirk menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba, dia memikirkan sesuatu dan matanya berbinar. "Kakak, meskipun tidak ada berita tentang Arthur Pendragon, berita tentang Ryan Pendragon ada di mana-mana di Nexopolis!"Dia menegakkan tubuhnya dengan bersemangat. "Kakak, kamu harus mengakui bahwa kita benar-benar meremehkan Ryan.""Dalam waktu kurang dari setahun, dia telah mencapai begitu banyak prestasi hebat! Dia bahkan menjadikan Keluarga Pendragon sebagai keluarga kelas atas, dan disebut sebagai Dewa Perang yang Tak Terkalahkan oleh banyak praktisi seni bela diri! Ck ck ck...""Biar aku beritahu padamu..." Lina meletakkan keripik kentangnya dan menggosok kedua tangannya. Dia mulai menceritakan semua yang terjadi di Nexopolis kepada kakaknya, bagaimana Ryan telah mengalahkan berbagai kultivator besar dan menjadi figur yang dihormati.Namun bahkan setelah dia selesai berbicara, Shirly Jirk tetap tidak menunjukkan reaksi berarti."Kakak, apakah kamu tidak tertarik pada anak itu?" Lina men
Monica merasakan datangnya petir Ilahi. Ekspresi seriusnya berubah lebih intens. Dia paham betul bahwa ancaman terbesar bagi Ryan saat ini bukanlah petir Ilahi, melainkan Ketua sekte Dao.Perbedaan kekuatan antara Ryan dan Ketua sekte Dao terlalu besar. Mustahil baginya untuk berada terlalu jauh dari Ryan, jadi tidak mungkin baginya meninggalkan tempat ini untuk menghancurkan Sekte Dao sendirian.Selain itu, dia tidak bisa begitu saja mengganggu keseimbangan Gunung Langit Biru. Jika dia ingin melakukan sesuatu yang signifikan, Ryan harus hadir bersamanya.Kekuatan yang diserap dari teknik jahat kuno masih tersisa dalam tubuhnya, namun akan cepat terkuras habis. Jika tidak digunakan segera, kekuatan itu akan sia-sia.Monica melirik ke arah petir Ilahi yang mulai menggumpal di langit, dan sebuah ide muncul di benaknya. Beberapa detik kemudian, dia melangkah maju, dan gelombang udara berdesir di sekelilingnya.Tubuhnya perlahan melayang naik, terus menjulang tinggi hingga puncak-puncak
Jari-jari Monica dengan cepat membentuk segel rumit. Cahaya keemasan menyilaukan langsung memancar dari ujung jarinya. Cahaya itu mengandung karakter-karakter kuno yang mengembun perlahan membentuk sebuah rune pada jimat, yang kemudian melayang turun dari langit menuju kabut hitam.Ketika Ketua sekte Dao memperhatikan jimat tersebut, dia akhirnya menyadari keberadaan wanita berjubah merah di samping Ryan. Matanya melebar penuh keterkejutan."Ini... Ini adalah Jimat Penekan Kejahatan kuno!" serunya takut. "Bukankah ini sudah hilang selamanya? Siapa sebenarnya kamu?"Suaranya dipenuhi ketakutan dan kengerian yang tak disembunyikan. Jimat Penekan Kejahatan kuno adalah musuh bebuyutan dalam jalur kultivasinya!Jimat itu telah hilang selama ribuan tahun, sehingga dia yakin warisan jimat itu telah lenyap untuk selamanya. Namun, sekarang jimat itu muncul lagi di tangan wanita muda ini.Monica mendengus dingin. Tanpa basa-basi, dia mengulurkan jarinya dan menekannya dengan ringan, menyebab
Ryan dan Monica baru saja akan meninggalkan medan pertempuran ketika Monica tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya menyipit, terarah ke tempat Slaughter Lord tewas."Tuan Pemilik Kuburan Pedang, ada masalah," ucapnya dengan nada waspada.Ryan mengikuti arah pandangan Monica. Di tempat kabut darah Slaughter Lord berada, sesuatu yang aneh terjadi.Kabut berdarah itu bergerak dengan pola yang tidak natural, melayang di udara dan warnanya berubah terus-menerus, menjadi semakin gelap dengan setiap detik yang berlalu.Tak lama kemudian, kabut berdarah itu berubah menjadi kabut hitam pekat, mengambang di udara seperti awan badai miniatur.Kabut hitam tiba-tiba terbentuk!Kabut hitam mengembun menjadi sosok seorang lelaki tua yang mengenakan jubah hitam!Rambut putihnya yang panjang tergerai hingga pinggang, wajahnya berkerut dalam namun pancaran mata kuningnya tajam menusuk. Di keningnya terdapat simbol aneh berwarna merah yang memancarkan aura kuno dan berbahaya.Tak ada keraguan—ini a