Terima Kasih Kak Usman dan Kak Aiyub atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) Akumulasi Gem Bab Bonus: 30-10-2024 (malam): 4 Gem Yuk, kurang 1 Gem lagi nih (≧▽≦) Bab Bonus Gem Hari ini: 3/6 Bab Bab Bonus View: 4 Bab Bonus Gem Besok: 2 Selamat membaca (◠‿・)—☆
Di kompleks apartemen Grand City, Ryan yang baru saja hendak membuka pintu, mendadak instingnya yang tajam menangkap kehadiran orang asing di dalam. Begitu masuk, ia mendapati Rindy dan Adel berhadapan dengan seorang wanita anggun yang ia kenali sebagai ibu Rindy. Tampak ada dua praktisi bela diri berdiri di belakang wanita itu, siap bertindak kapan saja jika ada masalah. "Tempat kumuh seperti ini tidak pantas untuk putri Keluarga Snowfield," ujar ibu Rindy dengan nada mencemooh, matanya menyapu ruangan dengan tatapan jijik. "Bahkan tidak ada bak mandi yang layak. Pulanglah ke rumah keluarga Snowfield." "Tempat ini jauh lebih hangat dari rumah dingin itu," balas Rindy tajam, dagunya terangkat menantang. "Sudah malam, sebaiknya Ibu pulang saja." "Sebentar lagi ulang tahunmu," bujuk ibunya dengan nada yang sedikit melunak. "Aku sudah menyiapkan pesta di sini, di Kota Golden River. Ini konsesi terbesar yang bisa kuberikan." "Kembalilah bersamaku. Di pesta nanti, kau akan melihat s
BRUK! Detik berikutnya, kedua pengawal itu telah berlutut di lantai, wajah mereka pucat pasi dengan darah mengalir dari sudut bibir. Jelas, keduanya mengalami luka dalam yang cukup parah! Tubuh mereka gemetar hebat—bukan karena rasa sakit, tapi karena teror yang mereka rasakan. "Ada apa dengan kalian?" Ibu Rindy tergagap, matanya membelalak tak percaya. Bukankah mereka baik-baik saja beberapa detik lalu? Rindy dan Adel juga terpaku, tak mampu memahami apa yang baru saja terjadi. Namun kedua pengawal itu tahu persis. Kedua praktisi bela diri itu hanya bisa diam dan menatap pemuda di depan mereka. Hati mereka kini dipenuhi kekacauan! Beberapa detik yang lalu, saat Ryan menghilang, mereka dapat merasakan serangan yang akan datang dan mencoba melawan. Tapi sebelum mereka sempat bergerak, tekanan tak terlihat telah menyelimuti tubuh mereka, memaksa mereka berlutut. 'Seorang grandmaster!' pikir mereka ngeri. 'Pemuda ini... dia seorang grandmaster!' "Bibi," Ryan menatap ibu Ri
Jeremy Blackwood tercengang mendengar ini. Persepsinya terhadap Ryan adalah seseorang yang lebih suka bersikap rendah hati dan menyembunyikan identitas aslinya. Oleh karena itu, dia menduga Ryan akan menggunakan orang lain sebagai kaki tangannya untuk mengendalikan perusahaan daripada mengumumkan identitasnya kepada seluruh dunia. Jika Golden Dragon Group dan Ryan muncul secara bersamaan, orang yang jeli akan dengan mudah menghubungkan titik-titiknya. Mereka akan menyadari bahwa Ryan adalah dalang di balik kebangkitan Golden Dragon Group. Hal ini tentu saja akan menarik perhatian yang tidak diinginkan dan berpotensi membahayakan Ryan serta perusahaannya. Terlebih lagi, Jeremy tahu bahwa tidak satu pun dari tiga syarat yang ia ajukan kepada Ryan telah terpenuhi. Tanpa dukungan pemerintah, perlindungan dari dunia bela diri, serta produk andalan yang menguntungkan, Golden Dragon Group akan sulit bersaing dengan raksasa bisnis seperti Keluarga Snowfield. Semua faktor ini membua
Begitu melihat Tungku Seratus Ramuan di depannya, Ryan sangat gembira. Ia telah menunggu hal ini sangat lama! Dengan tungku alkemis ini, efisiensi pembuatan pilnya akan meningkat seratus kali lipat, dan efek obat dalam pil tersebut juga akan berlipat ganda. Pada saat yang sama, ini akan menambah dan meningkatkan kecepatan kultivasinya. "Tidak ada masalah dengan barangnya. Kalian bisa pergi sekarang," ujar Ryan pada kedua kurir itu, mengabaikan keterkejutan mereka. Christ Jeager meminta rekannya untuk pergi terlebih dahulu, lalu menutup pintu apartemen Ryan. Dengan suara lembut namun serius, dia berkata, "Tuan Ryan, Nona Lucy meminta saya untuk menyampaikan pesan." Alis Ryan terangkat, penasaran. "Oh? Silakan sampaikan." "Keluarga West sudah mulai menyelidiki semua orang yang hadir di pelelangan. Tidak lama lagi Anda akan muncul di daftar tersangka mereka." "Meskipun mereka mungkin tidak akan dapat menemukan bukti konkret, Hobbs West adalah tipe orang yang akan membunuh ser
Ryan dengan hati-hati meletakkan dua Pil Jiwa Biru tujuh pola tingkat tiga ke dalam sebuah kotak dan kemudian ke sakunya. Matanya berkilat penuh antisipasi saat memandangi dua pil lainnya yang tersisa di telapak tangannya. 'Hal-hal baik memang sebaiknya disimpan untuk nanti,' pikirnya sambil tersenyum tipis. Tanpa ragu, ia segera menelan kedua pil yang tersisa. Dalam sekejap, aroma obat yang kuat menyebar ke seluruh ruangan. Ryan bisa merasakan energi yang luar biasa mengalir dalam meridiannya, bertabrakan dengan qi yang ada di dantiannya. Sensasi itu begitu intens hingga ia harus menggertakkan gigi menahan rasa sakit yang menusuk. "Akhirnya," gumamnya pelan, matanya berkilat penuh tekad, "aku akan segera menerobos!" Dengan gerakan mulus, Ryan mengambil posisi bersila dan mulai mengedarkan Teknik Matahari Surgawi. Perlahan tapi pasti, ia merasakan kesadarannya mulai melayang, memasuki kondisi pencerahan yang hanya bisa dicapai oleh kultivator tingkat tinggi. Sensasi yang
Sementara itu, di kediaman Keluarga Hilton di Kota River, sebuah pertemuan darurat diadakan. Ada 16 orang, termasuk Selly, duduk di ruang pertemuan keluarga seluas 100 meter persegi. Mereka adalah anggota inti Keluarga Hilton. Wajah Selly sedikit pucat saat menatap berita di ponselnya. 'Golden Dragon Group kembali... Bagaimana? Mengapa?' pikirnya kalut. 'Lagipula, bukankah Ryan sudah mati? Ini tidak mungkin hanya kebetulan. Tidak ada yang berani mendaftarkan perusahaan dengan nama "Golden Dragon Group".' Tragedi di Paviliun Riverside lima tahun lalu adalah mimpi buruk bagi banyak orang di Kota Golden River! Meski sosok penting itu telah kembali ke Ibu Kota, tapi pengaruhnya masih ada. Siapa pun yang berani menghidupkan kembali Golden Dragon Group, sama saja menyinggung orang itu! Selly menggenggam ponselnya erat-erat. Ia tidak menemukan foto Ryan di internet, tapi keluarganya telah menyelidiki masalah ini. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengungkap rincian di balik
Pada saat yang sama, di sebuah rumah mewah Kluster Mutiara Berkilau, ibu Rindy juga baru saja menerima kabar tentang Golden Dragon Group. Wajahnya masih tampak tegang mengingat kejadian kemarin malam. Ia telah mengerahkan seluruh kekuatan Keluarga Snowfield untuk menyelidiki keberadaan Ryan selama lima tahun terakhir. Namun anehnya, tak ada jejak sedikit pun tentang pemuda itu dalam database Nexopolis maupun jaringan informasi mereka. Seolah-olah Ryan telah lenyap dari muka bumi selama lima tahun terakhir. Mengalihkan pikirannya, kini ibu Rindy memutuskan untuk memeriksa informasi yang dikumpulkan Keluarga Snowfield tentang Golden Dragon Group dengan penuh minat. "Ryan, oh Ryan," gumamnya sambil membaca laporan tentang Golden Dragon Group, bibirnya melengkung membentuk senyum sinis. "Kau benar-benar bodoh. Apa kau pikir bisa menggoyahkan posisi Keluarga Snowfield hanya karena kau seorang praktisi bela diri dan mendirikan Golden Dragon Group? Tampaknya kau tidak bisa membedakan
Pada malam hari, di lantai 21 Kondominium One Icon, Ryan dalam suasana hati yang baik setelah terobosannya ke tingkat kultivasi yang lebih tinggi. Selama proses kultivasinya itu, Ryan mematikan ponselnya. Begitu ia menyalakan kembali ponselnya pada pukul tujuh malam, matanya melebar melihat lebih dari delapan puluh panggilan tak terjawab. Adel, Rindy, Jeremy, Lancelot, Lindsay, bahkan beberapa nomor tak dikenal telah mencoba menghubunginya berkali-kali. "Apa yang terjadi?" gumamnya heran. "Mengapa ada banyak yang menghubungiku?" Tepat saat itu, Jeremy menelepon lagi. Ryan segera mengangkatnya dan langsung disambut suara panik dari ujung telepon "Tuan Ryan, Anda akhirnya bisa dihubungi!" "Ada apa?" tanya Ryan santai, kontras dengan nada panik Jeremy. "Tuan Ryan, sesuatu yang besar telah terjadi!" Jeremy nyaris berteriak. "Keluarga Snowfield dan empat keluarga besar Kota Golden River bersama-sama memboikot kita! Bukan hanya upacara pembukaan besok yang terancam, tapi masa depa
"Apakah Ryan tahu bahwa Lucas Ravenclaw membawa William Pendragon pergi?" tanya Jackson Jorge dengan hati-hatiEleanor Jorge menggeleng, matanya yang dingin melembut sedikit saat membicarakan putranya. "Dia tidak tahu. Meski sekarang dia sangat kuat, tapi dia sudah membayar harga yang terlalu mahal untuk menyelamatkan kami terakhir kali. Aku tidak mau anakku mengambil risiko lagi. Ini saatnya aku yang melindunginya.""Kau benar soal itu," Jackson Jorge mengangguk menyetujui. "Aku melihat potensi mengerikan dalam diri Ryan. Jika dia tidak mati muda, dia bisa jadi praktisi nomor satu di dunia seni bela diri Nexopolis." Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi untuk saat ini, dia belum punya peluang melawan Lucas Ravenclaw. Dan Ryan bahkan lebih impulsif dan keras kepala darimu–siapa yang bisa menduga hal ekstrem apa yang akan dia lakukan jika tahu ayahnya diculik?""Begini saja–aku akan membantumu dengan dua hal," Jackson Jorge menawarkan solusi. "Pertama, aku akan coba meyaki
Suasana kedai yang sepi membuat percakapan mereka terdengar jelas."Eleanor, mengapa kau mengajakku bertemu di luar?" tanya Jackson Jorge sambil menyesap tehnya. "Saat aku meninggalkan kediaman tadi, Ayah sedang sangat marah."Dia merasakan ada yang berbeda dari adiknya, tapi tak bisa menjelaskan apa tepatnya.Eleanor Jorge langsung ke intinya, "Lucas Ravenclaw membawa William pergi. Aku ingin William kembali. Aku juga ingin Lucas Ravenclaw mati!" Suaranya sangat dingin dan tegas.Jackson Jorge memuntahkan kopi yang baru saja diminumnya dengan kasar, terbatuk-batuk hebat saat cairan panas itu salah masuk ke tenggorokannya. Matanya melebar tak percaya, sama sekali mengabaikan noda basah yang kini menghiasi pakaian mahalnya."Eleanor, apakah kamu sudah gila?" desisnya dengan nada serius, mencondongkan tubuh ke depan. "Dulu kamu sudah berselisih dengan Keluarga Jorge karena William Pendragon dan menghancurkan masa depanmu yang cemerlang. Sekarang kamu mau mengulangi kebodohan yang sama
Ryan tersenyum tipis. Ia hanya memiliki tiga kontak di aplikasi tersebut, dan hanya dua orang yang akan menghubunginya melalui video call–Adel dan Rindy. Dengan semua masalah Penjara Catacomb belakangan ini, ia memang belum sempat menghubungi mereka.Begitu panggilan tersambung, wajah Adel langsung muncul dengan ekspresi cemberut yang dibuat-buat. Di latar belakang, Ryan bisa melihat Rindy sedang fokus membaca beberapa dokumen."Ryan, ada apa denganmu beberapa hari ini?" Adel langsung menyembur dengan nada menuduh yang main-main. "Apakah kamu menyembunyikan wanita lain dari kami? Kalau tidak, kenapa tidak menelepon? Kami berdua sampai menduga kamu hilang!"Ryan tersenyum pahit sebelum menceritakan tentang pertemuannya kembali dengan orang tuanya, meski tanpa detail yang terlalu dalam. Mendengar hal itu, ekspresi Adel langsung berubah. Tangannya refleks menutup mulut yang menganga."Kamu... benar-benar bertemu Paman dan Bibi?" tanyanya dengan suara bergetar. Bagaimanapun, dialah y
Di kediaman Keluarga Ravenclaw yang megah, Lucas Ravenclaw juga tengah mengamati fenomena supernatural tersebut. Ekspresinya tegang, ada ketidaknyamanan yang tak biasa terpancar dari wajahnya yang biasanya tenang. Naga darah di tengah badai seolah menatap langsung ke arahnya, membuat bulu kuduknya meremang."Fenomena-fenomena ini... apakah benar-benar ditujukan untukku?" gumamnya sambil mengerutkan dahi. Pikirannya melayang ke masa lalunya di Gunung Langit Biru, mengingat orang-orang yang telah dia bunuh. Mungkinkah ini adalah pertanda pembalasan dendam?Setelah beberapa saat tenggelam dalam pemikiran, senyum dingin tersungging di bibirnya. "Aku tidak peduli siapa dirimu," ucapnya dengan nada mencemooh. "Tetapi jika kamu berani muncul di hadapanku, aku akan secara pribadi mengirimmu ke neraka!"**Keesokan paginya di Universitas Negeri Riverdale, Ryan membuka matanya perlahan. Aura samar yang menyelimuti tubuhnya menandakan perubahan besar yang telah terjadi–dia telah berhasil me
Di kamar yang berbeda, Ryan sedang bermeditasi ketika sosok Peter Carter muncul. Sosoknya kini nyaris transparan, seperti kabut yang siap menghilang kapan saja. "Muridku," ucap Peter Carter sambil menatap Ryan yang masih bersila. "Awalnya aku ingin terus mengajarimu Dao Jimat Spiritual, tapi tampaknya kamu harus melanjutkan perjalananmu sendiri." Ryan membuka mata dan hendak berdiri, namun Peter Carter mengangkat tangannya. "Tetaplah duduk. Ada beberapa hal yang harus kusampaikan." Setelah Ryan kembali tenang, Peter Carter melanjutkan dengan nada serius, "Hari ini, kau akan berusaha menerobos ke ranah Golden Core. Setelah itu, kuktivator dari nisan pedang berikutnya akan memberimu pengetahuan lebih dalam tentang Kuburan Pedang. Saat itu, kau akan memahami beratnya tanggung jawab yang kau pikul." Peter Carter terdiam sejenak sebelum melanjutkan dengan nada yang lebih lembut, "Meski aku hanya jiwa primordial dan tak yakin apakah tubuh asliku masih ada, ketahuilah bahwa aku dan semu
Eleanor Jorge tersenyum kecil menutup pintu dan kembali ke ruang tamu. "Ada gadis cantik mencarimu. Katanya tetanggamu." Ryan menyesap air dengan senyum pahit. "Dia cuma teman Bu, jangan berpikir macam-macam. Ngomong-ngomong, Ayah di mana?" Eleanor Jorge tampak panik sesaat. "Waktu keluar dari penjara tadi kabut tebal menyelimuti dan kita terpisah. Aku dengar samar Ayahmu bilang mau ke Golden River mengambil sesuatu, nanti akan kembali ke sini. Jangan khawatir, fokus pulihkan lukamu saja." "Aku juga lelah dan butuh istirahat." Tanpa memberi Ryan kesempatan bertanya lebih jauh, Eleanor Jorge bergegas ke kamar. Meski dipenuhi keraguan, Ryan sadar prioritasnya sekarang adalah memulihkan kondisi dan menerobos ke level berikutnya. Ia merasa kali ini bisa mencapai ranah Golden Core! Di dalam kamar, ekspresi lega Eleanor Jorge lenyap sepenuhnya digantikan keseriusan. Dia sengaja merahasiakan penangkapan William dari Ryan karena sangat memahami sifat putranya. Jika Ryan tahu ayahnya
Ryan melangkah terhuyung menuju ibunya, kakinya terasa berat bagai timah. "Bu, aku punya kamar di apartemen Dosen Universitas Negeri Riversale. Ayo kita ke sana dulu untuk beristirahat." Eleanor Jorge mengangguk, segera menopang tubuh putranya dan berjalan mengikuti petunjuk arah yang diberikan. Namun baru beberapa langkah meninggalkan area danau, langkah Eleanor Jorge terhenti mendadak. Suara derap kaki terdengar mendekat dari kejauhan. Samar-samar terlihat sosok jangkung yang berjalan ke arah mereka. Eleanor Jorge langsung meningkatkan kewaspadaannya–apakah Lucas Ravenclaw kembali untuk menghancurkan keluarga mereka sepenuhnya? Telapak tangannya basah oleh keringat dingin. Di sampingnya, mata Ryan juga berkilat tajam menatap sosok dalam kegelapan, siap menyerang kapan saja. Jika situasi memburuk, dia masih punya satu batu nisan terakhir yang bisa diaktifkan. Namun ketegangan mereka segera mencair saat mengenali sosok itu–Jackson Jorge, kakak Eleanor Jorge. Jackson Jorge
Tommy Zaft melirik ke kegelapan tempat Lucas Ravenclaw menghilang, lalu menatap Eleanor Jorge dengan pandangan merendahkan. "Jadi kau tokoh utama skandal yang mengguncang dunia seni bela diri Nexopolis itu?" Pengusiran Eleanor Jorge dari Keluarga Jorge memang jadi berita besar hingga sampai ke telinga Tommy Zaft. Eleanor Jorge adalah putri kesayangan Dewa, benar-benar terpilih. Baik dalam seni bela diri maupun kultivasi, dia memiliki bakat luar biasa yang bisa membuatnya jadi jenius tak tertandingi. Namun karena keputusannya sendiri, dia menyia-nyiakan anugerah langit itu. Skandalnya tidak hanya mengguncang Nexopolis, bahkan para praktisi yang mondar-mandir antara Gunung Langit Biru pun membicarakannya. Eleanor Jorge balas menatap Tommy Zaft dengan sorot mata dingin. "Aku tak peduli siapa kau. Tapi kau akan membayar mahal untuk semua ini." "Hmph!" Tommy Zaft mendengus. "Orang yang akan mati tak berhak mengancam. Akan kupenggal kepalamu sekarang dan kupersembahkan pada Keluarga
Tanpa ragu, Eleanor Jorge mengeluarkan setetes saripati darahnya dan menaruhnya di jimat pemberian Ryan. Cahaya berkedip-kedip saat jimat itu terbakar. Dari kobaran api muncul seekor serigala ilusi raksasa yang menahan Tommy Zaft untuk beberapa saat. Eleanor Jorge segera menarik tangan suaminya. "Ayo lari!" Dia bisa melihat William Pendragon kesakitan. Dengan kaki palsu, suaminya tak bisa berlari terlalu cepat atau jauh. "William, bertahanlah!" "Sayang, pergilah duluan. Ryan membutuhkanmu..." "Jangan bicara begitu! Kita sudah melewati berbagai badai bersama, yang ini pun pasti bisa kita lalui!" Mereka terus berlari sekuat tenaga. Namun setelah belasan detik, Tommy Zaft berhasil menghancurkan serigala ilusi itu. Keringat membasahi dahinya saat dia melihat dua targetnya menjauh. Dalam sekejap mata, Tommy Zaft muncul menghadang di depan mereka. "Mencoba kabur? Mana mungkin dua semut bisa lolos dariku!" Pedang muncul di tangannya saat dia melancarkan tebasan mematikan yang dipen