Terima Kasih Kak Rubei', Kak Usman, Kak Irpus, Kak Dolof, dan Kak Pengunjung0739 atas dukungan Gem-nya. (. ❛ ᴗ ❛.) Dengan ini, telah terkumpul 9 Gem, yang artinya ada 1 bab bonus (≧▽≦) Akumulasi Gem Bab Bonus: 31-10-2024 (siang): 4 Gem (reset) Yuk, kurang 1 Gem lagi ( ╹▽╹ ) Bab Bonus Gem Hari ini: 1/6 Bab Bab Bonus View: 4 Selamat Membaca (◠‿・)—☆
Pada saat yang sama, di sebuah rumah mewah Kluster Mutiara Berkilau, ibu Rindy juga baru saja menerima kabar tentang Golden Dragon Group. Wajahnya masih tampak tegang mengingat kejadian kemarin malam. Ia telah mengerahkan seluruh kekuatan Keluarga Snowfield untuk menyelidiki keberadaan Ryan selama lima tahun terakhir. Namun anehnya, tak ada jejak sedikit pun tentang pemuda itu dalam database Nexopolis maupun jaringan informasi mereka. Seolah-olah Ryan telah lenyap dari muka bumi selama lima tahun terakhir. Mengalihkan pikirannya, kini ibu Rindy memutuskan untuk memeriksa informasi yang dikumpulkan Keluarga Snowfield tentang Golden Dragon Group dengan penuh minat. "Ryan, oh Ryan," gumamnya sambil membaca laporan tentang Golden Dragon Group, bibirnya melengkung membentuk senyum sinis. "Kau benar-benar bodoh. Apa kau pikir bisa menggoyahkan posisi Keluarga Snowfield hanya karena kau seorang praktisi bela diri dan mendirikan Golden Dragon Group? Tampaknya kau tidak bisa membedakan
Pada malam hari, di lantai 21 Kondominium One Icon, Ryan dalam suasana hati yang baik setelah terobosannya ke tingkat kultivasi yang lebih tinggi. Selama proses kultivasinya itu, Ryan mematikan ponselnya. Begitu ia menyalakan kembali ponselnya pada pukul tujuh malam, matanya melebar melihat lebih dari delapan puluh panggilan tak terjawab. Adel, Rindy, Jeremy, Lancelot, Lindsay, bahkan beberapa nomor tak dikenal telah mencoba menghubunginya berkali-kali. "Apa yang terjadi?" gumamnya heran. "Mengapa ada banyak yang menghubungiku?" Tepat saat itu, Jeremy menelepon lagi. Ryan segera mengangkatnya dan langsung disambut suara panik dari ujung telepon "Tuan Ryan, Anda akhirnya bisa dihubungi!" "Ada apa?" tanya Ryan santai, kontras dengan nada panik Jeremy. "Tuan Ryan, sesuatu yang besar telah terjadi!" Jeremy nyaris berteriak. "Keluarga Snowfield dan empat keluarga besar Kota Golden River bersama-sama memboikot kita! Bukan hanya upacara pembukaan besok yang terancam, tapi masa depa
Keesokan paginya, tepat pukul delapan, suasana di depan gedung Golden Dragon Group tampak meriah. Karpet merah tergelar di pintu masuk, dan dekorasi di sekitarnya cukup mengesankan. Jeremy Blackwood berdiri di pintu dengan ekspresi campur aduk. Kerumunan orang memang berkumpul di luar, tapi ia tahu mereka bukan datang untuk memberikan dukungan. Mereka hanya ingin menyaksikan kegagalan Golden Dragon Group secara langsung. Ia melirik jam tangannya dengan gelisah. Ryan belum juga muncul. 'Apa yang dia pikirkan?' Jeremy membatin frustrasi. 'Ini perusahaannya! Kalau pemilik sahnya sendiri tidak hadir, situasi ini akan jadi semakin memalukan.' Dengan profesionalisme yang masih tersisa, Jeremy mengatur beberapa resepsionis cantik untuk membagikan brosur di sepanjang jalan, berharap bisa menarik minat pengunjung. Namun setelah sepuluh menit berlalu, tak seorang pun bergerak mendekati pintu masuk. Seolah Golden Dragon Group telah dikucilkan dari dunia. Tak lama kemudian, setelah me
Di sebuah halaman rumah mewah di sudut Kota Golden River, seorang lelaki tua baru saja menyelesaikan rangkaian gerakan bela diri paginya. Butiran keringat mengalir di dahinya yang keriput, namun matanya masih memancarkan ketajaman yang luar biasa. Franklin Pierce—pria yang beberapa hari lalu diselamatkan Ryan—tampak jauh lebih segar dibanding kondisinya di rumah sakit. Tiga orang mengawasinya dari kejauhan, salah satunya putranya sendiri, Fabian Pierce. Dua lainnya adalah tokoh terkenal di Kota Golden River yang entah mengapa tampak gelisah, meski bukan mereka yang berolahraga. Ketika seorang pelayan menghampiri Franklin dengan handuk untuk menyeka keringatnya, pria tua itu menggeleng. "Aku akan melakukannya sendiri," ujarnya sambil mengambil handuk itu. Setelah menyeka keringat, ia berjalan menuju ketiga orang yang menunggunya. "Ayah," Fabian mengingatkan, "waktunya hampir tiba. Upacara pembukaan Golden Dragon Group akan segera dimulai." Franklin mengangguk sebelum menatap
Jeremy Blackwood tercengang melihat kedatangan pria berbadan bungkuk itu. Sebagai salah satu orang dalam jajaran tokoh terkaya di Kota Golden River selama sepuluh tahun terakhir, ia tentu sangat mengenal sosok berpengaruh ini. Selama bertahun-tahun, Jeremy telah berkali-kali mencoba menjadi anggota Golden River Royal Club, namun selalu mendapat jawaban sama: "Tidak memenuhi syarat!" Namun kini, pria yang sama—yang bahkan tak sudi menerima aplikasi keanggotaannya—datang secara pribadi membawa bucket bunga untuk Golden Dragon Group! 'Bagaimana mungkin?' Jeremy melirik Ryan dengan penuh tanya. 'Apakah ini ulahnya? Mungkinkah koneksinya mencapai level setinggi ini?' Pria bungkuk itu menyerahkan bucket bunganya kepada seorang resepsionis sebelum berjalan menghampiri Ryan. Dengan gestur hormat yang mengejutkan, ia menangkupkan kedua tangannya. "Ketua... maksud saya, Tuan Ryan, selamat! Di masa depan, Golden Dragon Group pasti akan menjadi kaya dan makmur!" "Terima kasih," balas Rya
Ketika Selly mendengar ada mobil lain datang, matanya sedikit menyipit dan jantungnya mulai berdebar kencang. Siapa lagi yang lebih menakutkan dari tamu-tamu sebelumnya? Ia menoleh dan melihat sebuah limusin Lincoln meluncur anggun, namun berhenti agak jauh dari gedung Golden Dragon Group. Pengemudi membuka pintu dengan hati-hati, dan seorang wanita anggun melangkah keluar. Wanita itu tampak berusia 40 puluhan, wajahnya mirip dengan Rindy Snowfield namun lebih dewasa. Penampilannya terawat sempurna, dengan aura angkuh yang justru membuatnya terlihat semakin elegan dan berwibawa. Mata Selly melebar mengenali sosok itu. Keluarga Snowfield! "Nona Selly, siapa wanita ini?" tanya Stanley penasaran. "Mengapa dia tidak langsung menuju pintu masuk?" Senyum dingin tersungging di bibir Selly. "Itu ibu dari Rindy Snowfield. Kedatangannya berarti akan ada pertunjukan menarik." Stanley langsung paham, kekhawatirannya berganti menjadi kelegaan. Ibu Rindy berdiri di kejauhan, mengamati
Mercedes hitam itu berhenti tepat di depan gedung. Pintu terbuka, dan seorang pria paruh baya kekar keluar sambil membawa dua keranjang bunga indah.Wajah Rindy seketika memucat saat mengenali sosok itu.Itu Fabian Pierce!Rindy Snowfield menatap Ryan dan menyadari bahwa ekspresinya masih sedatar tembok. Di tengah situasi yang begitu mengejutkan ini, wajahnya tetap tenang seolah sedang menikmati teh sore yang damai.'Apakah dia sedang berlatih poker face?' Rindy bertanya-tanya dalam hati. Bahkan reaksi pria bungkuk dari Golden River Royal Club tadi jauh lebih masuk akal dibanding sikap acuh tak acuh Ryan.Tak tahan dengan rasa penasarannya, Rindy menyikut pinggang Ryan pelan. "Bagaimana kau bisa kenal dengan Fabian Pierce?" tanyanya, suaranya dipenuhi keingintahuan yang tak bisa disembunyikan.Ryan hanya mengangkat bahu dengan santai. "Oh, jadi pria pemarah itu bernama Fabian Pierce?" balas
Fabian Pierce melirik Ryan sekilas sebelum kembali menatap ibu Rindy. "Keluarga Snowfield memang dianggap sebagai keluarga terpandang di Provinsi Riveria," ujarnya dengan nada mencemooh. "Tapi sungguh memalukan melihat keluarga terpandang seperti kalian datang ke kota kecil seperti ini hanya untuk mempersulit orang lain. Kalian telah mencoreng martabat keluarga besar Provinsi Riveria!"Mendengar kata-kata itu, amarah ibu Rindy seketika meledak. Ia memang pernah mendengar tentang temperamen buruk Fabian Pierce, tapi tak menyangka pria itu berani bersikap begitu arogan."Fabian Pierce!" serunya geram. "Sebaiknya kau pahami posisimu! Kau bahkan belum menjadi kepala keluarga Pierce! Kau tidak punya wewenang untuk berbicara atas nama keluarga Pierce! Setiap keputusan yang kuambil di Kota Golden River ini telah mendapat persetujuan langsung dari kepala Keluarga Snowfield saat ini–suamiku!"Ia berpaling pada pelayan yang masih memega
"Tuan! Gawat! Ada dua orang yang muncul entah dari mana dan menghancurkan formasi pelindung Sekte White Tower!" serunya panik. "Mereka telah melukai lebih dari sepuluh praktisi kita!"Napasnya terengah saat melanjutkan, "Kemungkinan besar mereka dikirim oleh sekte seni bela diri. Dan salah satunya mengaku dari Keluarga Jirk!"Pria yang melapor ini adalah orang yang sebelumnya dihajar oleh Ryan dan Lina. Begitu pulih dari luka-lukanya, hal pertama yang dia lakukan adalah melaporkan kejadian ini.Mendengar laporan tersebut, ekspresi selusin orang di ruangan itu langsung berubah drastis. Di saat kritis ketika sang patriark hendak menerobos, dua pengacau justru berani menyusup masuk. Mereka pasti berniat mengganggu terobosan sang patriark!"Berani sekali!" salah seorang tetua menggeram murka. Niat membunuh yang pekat menguar dari tubuhnya."Karena mereka berani datang ke sini, kita akan mengubur mereka selamanya
Kediaman keluarga Jirk, di halaman utama Keluarga Jirk, Shirly Jirk berdiri anggun dengan gaun putihnya yang berkibar tertiup angin. Di hadapannya, seorang kultivator Keluarga Jirk berlutut dengan kepala tertunduk."Apakah masih belum ada kabar tentang Arthur Pendragon?" tanya Shirly dengan nada dingin namun menyiratkan kegelisahan."TIDAK!" Sang kultivator menggeleng cepat. "Setelah Arthur Pendragon muncul di Paviliun Drunken Immortal, dia menghilang tanpa jejak."Jeda sejenak sebelum dia melanjutkan dengan hati-hati, "Namun...""Tapi apa? Bicaralah dengan jelas!" potong Shirly tak sabar.Mata kultivator itu menyipit saat menjawab, "Menurut penyelidikan saya, setelah Arthur Pendragon membawa Xena Laurel pergi, dia meninggal di depan makam Sengoku Sano.""Yang membuat saya penasaran..." sang kultivator melanjutkan dengan nada penuh perhitungan, "mengapa Arthur Pendragon menyerang Keluarga Laurel saat pertama muncul di G
Melihat pemandangan mengerikan itu, wajah Ryan memucat. Dia teringat saat lelaki tua di Sekte Medical God mengajarinya keterampilan medis hanya untuk menyelamatkan orang dan melindungi diri. Tak ada yang bisa menyelamatkan Sekte Medical God dari kemunduran. Meski Lin Qingxun sangat kuat di masa lalu, hanya sedikit yang benar-benar dia tinggalkan. Pada akhirnya, Sekte Medical God menjadi satu-satunya sekte medis di Gunung Langit Biru. Bahkan sekte bela diri biasa meremehkan untuk mencari masalah dengan mereka. Satu-satunya harapan lelaki tua itu adalah berkeliling Gunung Langit Biru dan Nexopolis, berharap menemukan seseorang yang bisa menentang surga dan mengubah nasib sekte. Menyelamatkan Ryan adalah awal dari segalanya. Untungnya Ryan memang menunjukkan bakat besar dalam pengobatan, menonjol di bidang formasi dan alkimia. Jika tidak bertekad membalas dendam, Ryan mungkin akan menjadi ketu sekte berikutnya. Sayangnya beberapa hal memang tidak ditakdirkan terjadi. Na
"Ini..." Ryan hendak bertanya namun Lin Qingxun yang berdiri di sampingnya memotong. "Tidak perlu banyak tanya. Keturunanku tidak memiliki kemampuan itu, tapi aku ingin melihat apakah penguasa Kuburan Pedang memilikinya." Lin Qingxun menatap Ryan dengan sorot penuh perhitungan. "Kau telah menguasai teknik Matahari Surgawi secara lengkap tanpa penolakan dari tubuhmu. Ditambah kau dipilih Kuburan Pedang–pasti ada alasannya. Aku hanya ingin tahu apakah alasan itu ada hubungannya denganku." "Jika kau tidak bisa memahami isi prasasti ini, aku tetap akan membantumu sedikit. Tapi aku tidak akan memberikan seluruh warisan medisku yang luar biasa karena kau tidak pantas mendapatkannya." Ryan mengangguk paham. Dengan fokus penuh dia memejamkan mata, mengirimkan indra spiritualnya ke dalam prasasti batu. "Ryan, apa yang kau lakukan?" Lina yang menyadari perubahan itu bertanya penasaran. "Jika tidak masuk sekarang, kita akan kehilangan kesempatan begitu orang-orang itu pulih." Ryan tidak men
Mata Ryan menyipit. Dengan gerakan secepat kilat, dia melesatkan jarum perak yang sedari tadi terselip di jarinya. Merasakan bahaya, pria itu mendengus dan mengayunkan lengan. Gelombang energi tak kasat mata bergulir, berniat menghancurkan jarum itu. Namun di luar dugaan, jarum perak menembus pertahanannya dengan mudah dan menancap di lengannya! Dalam hitungan detik, seluruh lengannya mati rasa. "Kau berani menyerangku? Apa kau tahu statusku di Sekte White Tower?" Pria itu berusaha mencabut jarum perak dari lengannya namun mustahil–seolah ada kekuatan tak terlihat yang melindungi jarum itu. Yang lebih mengkhawatirkan, rasa mati itu terus menyebar! Dia yakin tak lama lagi seluruh tubuhnya akan membeku. "Bocah, apa yang kau lakukan padaku?" Matanya menatap Ryan murka. "Ini Sekte White Tower! Apa kau sudah memikirkan akibatnya?" "Karena kau mengaku keturunan Lin Qingxun, seharusnya kau bisa mengatasi satu jarum perak sederhana," ejek Ryan sambil menyilangkan lengan di dada.
Pria itu melirik Lina sekilas. Melihat yang datang hanya seorang gadis muda, dia mendengus. "Tidak ada pengobatan. Pergilah." Ekspresi Lina berubah mendengar penolakan dingin itu. "Apapun yang Anda inginkan, Keluarga Jirk sanggup memenuhinya! Silakan nyatakan syarat Anda." "Sudah kukatakan dengan jelas," mata pria itu menajam. "Pergi! Meski Keluarga Jirk punya pengaruh di Gunung Langit Biru, itu tak berarti apa-apa bagi kami. Jika tidak pergi sekarang, jangan salahkan aku bersikap kasar." Lina hampir meledak marah–dia belum pernah diperlakukan seperti ini! Keluarga Jirk bukanlah keluarga kecil di Gunung Langit Biru! Tiba-tiba sebuah ide melintas di benaknya. Pasti ada alasan di balik sikap mereka. Tanpa ragu, Lina mengeluarkan sebutir pil emas. Begitu pil itu muncul, energi spiritual di sekitar langsung menyerbu ke arahnya. Aroma obat yang pekat memenuhi udara, membuat pria itu dan para pengikutnya terkesiap. Sebagai anggota Sekte White Tower yang dilatih dalam pengobatan, merek
Ryan tak perlu menjelaskan apapun. Bahkan jika dia mencoba, tak akan ada yang percaya. Biarlah waktu yang membuktikan segalanya. Ketika saatnya tiba, rahasia ini pasti akan terungkap ke dunia. Dan pada hari itu, semua orang di Gunung Langit Biru akan terkejut hingga rahang mereka ternganga. "Oh tidak, aku lupa hal terpenting!" Lina tiba-tiba berseru panik. "Kita harus segera ke Sekte White Tower!" Ryan mengerutkan dahi heran. "Kau juga akan ke Sekte White Tower?" "Tunggu, kau juga mau ke sana?" Lina mengerjap. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. "Ah, aku dengar dari kakak bahwa Sekte Medical God adalah bagian dari garis keturunan Lin Qingxun. Mungkinkah kau pergi ke Sekte White Tower untuk mencari jalan pengobatan tertinggi?" Gadis itu menatap Ryan penuh selidik. "Kau hanya tinggal di Sekte Medical God beberapa tahun dan menghabiskan waktu berlatih bela diri sepanjang hari. Kurasa kemampuan medismu juga tidak seberapa." Ryan terlalu malas untuk menjelaskan dan hanya mengangguk. "K
Ryan mengangguk sambil menyimpan kipas itu. Matanya menatap Immortal God dengan rasa hormat. "Terima kasih, Guru." Mendengar panggilan 'Guru' yang tulus itu, mata Immortal God dipenuhi kepuasan. "Sejujurnya aku tidak ingin mengakuimu," ucapnya dengan nada lebih lembut. "Tapi setelah semua cobaan yang kau lalui, kau memang layak menjadi muridku." Immortal God terdiam sejenak. "Akhir-akhir ini emosiku memang sedang tidak baik. Tolong jangan dimasukkan ke hati." Dia menghela napas berat. "Sayangnya, waktuku hampir habis. Setelah hari ini, aku tidak akan bisa membantumu lagi. Entah berapa banyak yang bisa kuajarkan dengan sisa kekuatanku." "Lupakan saja, ini kesempatanmu," ujar Immortal God. "Aku akan kembali ke Kuburan Pedang terlebih dahulu. Berada di dunia luar terlalu melelahkan bagiku. Temui aku setelah kau selesai membereskan semuanya." Ryan bisa melihat kesedihan di mata gurunya saat sosok itu memasuki Kuburan Pedang. Jiwa Primordial Immortal God telah melemah hingga nyaris
"Bocah, aku akui kau telah melampaui ekspektasiku," ujar roh artefak dengan nada dingin. "Jika kau tidak mati, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun kau pasti akan mengancam posisi muridku. Kau tidak boleh dibiarkan hidup!" Energi duniawi yang mengerikan terkumpul di telapak tangan roh artefak. Dia yakin sekali serangan ini akan membunuh Ryan seketika. Bagaimanapun, sebagai roha artefak yang bertahan hidup sejak zaman kuno, kekuatannya jauh melampaui praktisi Gunung Langit Biru saat ini. Namun alih-alih ketakutan, Ryan justru mengangkat jari tengahnya dengan santai. Senyum misterius tersungging di bibirnya. "Roh artefak kuno?" Ryan mendengus mengejek. "Kau pikir dirimu hebat? Apa kau tahu ada ruguan kultivator perkasa kuno yang berdiri di belakangku? Kau tidak ada apa-apanya dibanding mereka!" Begitu kata-kata itu terucap, awan hitam berkumpul di langit. Kilat menyambar-nyambar liar sementara aura kuno yang pekat menyebar ke segala arah dengan Ryan sebagai pusatnya. Formasi