“Permisi, apakah ini pertama kalinya kamu bermain game ini?”
Ares mendengar suara itu dan langsung menoleh. Saat itulah nafas Karl tercekat saat melihat seseorang di hadapan Ares. Seorang gadis dengan rambut pirang panjang tampak begitu cantik. Gadis itu mengenakan gaun biru sebatas lutut. Di atas kepalanya mengenakan mahkota berwarna perak. Dan tangannya membawa sebuah pedang berwarna perah dengan ornamen salju.
“Bagaimana kamu tahu aku baru pertama kali main?” tanya Ares.
Gadis itu mengulurkan tangannya ke arah Ares. Laki-laki itu meraih uluran tangan gadis itu dan berdiri. Gadis itu tersenyum pada Ares. Sialnya melihatnya tersenyum membuat Karl yang melihat berdebar-debar.
“Namaku Lucia. Siapa namamu?” ta
Sudah satu minggu Zoya mengajar di Universitas Lomonosov Moscow State. Dia sama sekali tidak mengalami kesulitan apapun. Dia mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan kampus. Dia juga lumayan dekat dengan anak-anak. Dan juga setiap kali berinteraksi dengan mahasiswa, nama tiga anak keluarga Matvey selalu saja masuk dalam pembicaraan mereka. Zoya pernah bertemu dengan salah satu anak dari keluarga Matvey. Laki-laki tampan yang membantunya memungut beberapa bukunya yang terjatuh. Namun Zoya tidak mau terlihat dengan pria tampan sehingga tidak mempedulikannya. Lalu saat mengajar, Zoya juga bertemu satu-satunya gadis dari kelaurga Matvey bernama Evelina. Gadis itu tidak terlalu memperhatikan pelajaran karena sibuk menggoda laki-laki bertubuh gendut bernama Aleksey Litvinova. Namun yang membuat Zoya heran adalah nilai Evelina ya
Zoya masuk ke dalam mobil adiknya dengan nafas terengah-engah. Bahkan wajahnya berubah pucat jika memikirkan apa yang baru saja terjadi. Darya yang duduk di belakang kemudi menatap sang kakak dengan tatapan yang bingung. “Ada apa, Zoya? Wajahmu tampak pucat dan kamu terlihat sangat ketakutan. Apakah kamu baru saja melihat hantu di kampus ini?” tanya Darya. Zoya menoleh menatap adiknya. “Hantu? Aku baru saja bertemu orang yang jauh lebih mengerikan dari hantu, Darya. Aku tidak percaya aku melihatnya.” Darya yang mendengar ucapan kakaknya benar-benar tidak bisa memahaminya. “Apa maksudmu bertemu dengan orang yang jauh lebih mengerikan dari hantu? Apakah dia monster? Atau vampir?” Zoya menghela nafas berat mendengar ucapan adiknya. “Kamu terlalu banyak menonton film, Da
Aleksey meringis sakit saat Evelina memberikan obat luka di sudut bibir dan pelipinya yang berdarah. Evelina tampak sangat berhati-hati karena tidak ingin laki-laki itu merasakan kesakitan. Bahkan saat Evelina selesai membubuhkan obat luka, dia akan menunduk untuk meniup luka Aleksey agar tidak terlalu perih. Sayangnya karena wajah Evelina yang terlalu dekat membuat wajah Aleksey semakin memerah. “Oh, tidak. Wajahmu benar-benar merah, Aleksey. Apakah kamu panas?” Evelina mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening laki-laki itu. Tapi dia tidak merasakan panas di kening Aleksey. Karena tidak ingin terlalu dekat dengan Evelina yang mampu membuat jantungnya pecah karena berdegup tidak karuan, Aleksey menepis tangan gadis itu. “Aku… aku baik-baik saja, Nona Matvey. Aku bisa mengurus diriku sendiri.” Aleksey memilih
“Berhentilah menuduhku sebelum kamu melihat kebenarannya, Aleksey. Karena aku tidak pernah kasihan padamu atau mempermainkan perasaanmu. Karena yang aku tahu adalah aku menyukaimu.” Aleksey bisa merasakan kelembutan bibir Evelina menyentuh bibirnya. Dia merasa sedang bermimpi. Karena ini adalah ciuman pertamanya. Dan ciuman pertama ini terasa manis. Seketika Aleskey merasakan jantungnya berdegup kencang karena ciuman itu. Tiba-tiba pintu ruang kesehatan terbuka. Evelina segera melepaskan ciumannya pada bibir Aleksey dan menoleh. Dia bisa melihat Karl berdiri di ambang pintu dengan terperangah. Mulutnya terbuka lebar karena terlalu terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya. Saudara perempuannya baru saja mencium laki-laki. “Karl? Apa yang kamu lakukan di sini?” kesal Evelina karena adiknya itu m
Evelina memasangkan kacamata berbentuk bulat sama seperti yang dikenakan oleh Harry Potter ke wajah Aleksey. Dia mundur satu langkah untuk melihat apakah kacamata itu cocok untuknya. Namun kemudian gadis itu menggelengkan kepalanya karena merasa kacamata itu tidak cocok untuk Aleksey. Dengan bentuknya yang bulat membuat wajah Aleksey terlihat semakin bulat.“Tidak cocok untukmu. Ganti yang lain lain.” Gumam Evelina melepaskan kacamata itu di wajah Aleksey.Setelah kacamata itu berpindah ke tangannya, gadis itu menyerahkan benda itu kepada pelayan toko. Kemudian meminta wanita yang mengenakan seragam pelayan toko itu untuk mengambilkan kacamata dengan bentuk oval. Pelayan toko itu mengambilkan kacamata yang diinginkan oleh Evelina dan menyerahkannya pada gadis itu. Setelah menerima kacamata itu, segera Evelina memasangkannya di wajah Aleksey.
“Natasha?” Evelina mendengar pria berkumis itu memanggilnya dengan nama sang ibu. Dia yakin jika pria itu pasti mengenal ibunya. Tapi karena Evelina sudah diajarkan Leon dan Natasha untuk tidak semudah itu percaya pada orang, dia memilih berpura-pura untuk tidak mengenal nama itu. “Maaf, Tuan. Tapi sepertinya kamu salah mengenali orang.” Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian dia memegang kedua bahu Evelina dengan keras lalu mengguncang-guncangkannya. “Tidak, aku tidak mungkin salah mengenalimu, Natasha. Wajahmu tidak banyak berubah sejak terakhir kita bertemu.” Aleksey memegang tangan pria itu dan berusaha melepaskannya dari bahu Evelina. “Tuan, kamu salah mengenalinya. Nama gadis itu bukan Natasha.” Namun ka
"Seorang pria asing menyakiti Eve?" Liev tampak terkejut mendengar ucapan Karl yang tiba-tiba saja masuk kamarnya. Karl yang duduk di tepi ranjang Liev menganggukkan kepalanya. "Ya, aku tidak sengaja melihat bekas kemerahan di bahu Eve. Tapi sebenarnya bukan Eve sasarannya." Liev yang duduk di kursi belajar tampak memicingkan matanya menatap sang adik. "Apa maksudmu Eve bukan sasarannya?" "Eve menceritakannya padaku jika pria asing itu salah mengira dirinya adalah Mom." "Mom?" mata Liev melotot kaget. "Jika melihat fisik Eve, dia memang mirip sekali dengan Mom. Tidak heran orang itu mengira Eve adalah Mom." "Tapi aku punya firasat buruk tentang hal ini, Liev. Karena itu aku ingin kamu menyelidikinya." Ucap Ka
"Sergei Bortich. Lahir di Moskow dan berusia empat puluh dua tahun." Karl membaca data dari pria asing yang tertera di layar komputer Liev. Pria itu adalah orang yang sudah menyakiti Evelina."Jika pria itu berusia empat puluh dua tahun, maka usianya tidak jauh dari Mom." Gumam Liev berpikir.Karl menganggukkan kepalanya setuju. "Kamu benar. Aku pikir mungkin dia orang yang ada di masa lalu Mom.""Jadi apa yang akan kita lakukan? Apakah kita harus memberitahu Mom dan Dad?" Liev menanyakan pendapat Karl tujuan mereka selanjutnya setelah menemukan informasi dari pria asing itu.Karl menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kita tidak perlu memberitahu Mom. Aku pikir kita hanya perlu memberitahu Dad."Liev memicingkan