Valerie sudah pergi ke kantor karena ada rapat penting yang harus dia hadiri. Nick mengantarnya, kebetulan rapat itu pun harus dia hadiri. Tanpa dia sadari, beberapa anak buah Ruben masih mengintai di tempat itu. Mereka mengambil beberapa foto Valerie ketika melihatnya. Foto itu akan menjadi bukti bahwa wanita yang mereka cari memang ada di sana dan setelah mendapatkan foto itu, para anak buah Ruben pun segera pergi. Mereka harus waspada karena mereka tidak mau ada yang mengetahui keberadaan mereka.Bisa saja ada yang curiga dengan gerak-gerik mereka lalu melaporkan hal itu pada polisi.Begitu tiba, yang Valerie cari adalah Emy. Dia membutuhkan Emy serta beberapa berkas yang akan dia gunakan nanti ketika memulai rapat. Valerie meminta Nick untuk menunggu di ruangannya, sedangkan dia mencari Emy ke dalam ruangan lain.Dia sudah mencoba menghubungi Emy, tapi sekretarisnya tak menjawab sama sekali. Dia masih berusaha untuk tidak berpikiran buruk akan keadaan Emy karena bisa saja Emy s
Ruben membangunkan Emy dari pingsannya menggunakan seember air dingin. Emy berteriak dengan keras. Tubuhnya menggigil akibat dinginnya air.Ruben melangkah menghampiri. Dia membutuhkan wanita itu untuk berbicara pada Valerie. Dia harus meyakinkan Valerie jika tawanan berada di tangannya. Dengan demikian barulah Valerie akan datang padanya.“Di-dingin!” Emy berteriak ketika Ruben kembali menyiramkan seember air padanya.“Cepat bangun dan lakukan peranmu dengan baik. Jika kau ingin hidup dan selamat, maka jangan membantah!”“Dingin… Dingin!” Emy memeluk tubuhnya.“Aku beri kau waktu dua menit!” Wanita itu harus sadar sepenuhnya agar dia dapat berbicara dengan jelas.Valerie pergi ke rumah Emy dengan harapan dia dapat bertemu dengan Emy di sana. Tak hentinya dia mencoba menghubungi Emy. Mungkin saja Emy akan menjawab saat di perjalanan tapi hasilnya nihil karena ponsel Emy masih saja tidak aktif.Firasat buruk semakin kuat dia rasakan. Dia memang tidak tahu bagaimana kehidupan sekretaris
Nick masih saja dikejar. Dia semakin kesal saja. Dia harus mengakhiri semua itu. Orang-orang itu begitu gigih ingin menghabisinya dan hal itu justru membuat Nick curiga. Jangan-jangan mereka bukanlah orang-orang suruhan ayah Adelia.Dia mengenal ayah Adelia dengan baik. Pria itu tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu apalagi sampai membunuhnya di tempat terbuka seperti itu apalagi di siang hari. Seperti Valerie, firasatnya pun buruk dan entah kenapa dia merasa terjadi sesuatu dengan Valerie.Nick memerintahkan supir pribadinya untuk terus menghindari tabrakan. Dia ingin menghubungi Valerie karena dia jadi memikirkan kekasihnya. Dia sangat berharap Valerie telah tiba di rumah Emy.“Mereka masih mengejar, Sir. Apa yang harus aku lakukan?” Supir pribadinya tidak panik. Dia tampak tenang menghadapi situasi seperti itu karena pengalamannya sudah ada.“Terus saja menghindar dan bawa mereka keluar dari keramaian!” Bisa-bisa orang lain akan menjadi korban hanya karena dirinya. Nick mengamb
“Nona, bangun Nona,” Emy mencoba membangunkan Valerie yang sudah bersama dengannya saat ini.Padahal dia berharap Valerie tidak tertangkap dan meminta bantuan untuk membebaskan dirinya tapi dengan mudahnya, penjahat itu membawa Valerie dalam keadaan pingsan. Sekarang mereka berdua berada di dalam masalah besar karena tidak akan ada yang datang ntuk menyelamatkan mereka.Emy kembali memanggil Valerie. Mereka berdua ditinggalkan begitu saja. itu bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk melarikan diri meskipun dia tidak tahu bagaimana caranya.“Tolong Nona, cepatlah sadar!” Emy menggoyang tubuh Valerie menggunakan kedua tangannya yang terikat. “Emy?” Valerie mendengar panggilannya dengan samar.“Aku di sini, Nona. Cepatlah sadar. Kita harus segera pergi karena ini adalah kesempatan kita!”Valerie membuka kedua mata. Kepalanya begitu sakit akibat pukulan yang dia dapatkan dari anak buah Ruben.“Nona, Aku senang kau baik-baik saja!” Emy berusaha memeluknya dan menangis, “Kenapa Nona juga
“Lepaskan aku, lepaskan!” Emy berteriak karena dia ditarik paksa oleh anak buah Ruben. Mereka berniat menikmati tubuh Emy di depan mata Valerie dan setelah itu, mereka akan menikmati tubuh Valerie.“Tolong aku, Nona. Aku mohon padamu!” Emy kembali berteriak. Dia ditarik ke sebuah kursi yang tidak jauh darinya.“Ha… ha.. ha! Aku yang lebih dulu!” Teriak salah satu anak buah Ruben. Mereka mulai membuka baju dan terlihat tidak sabar.“Sebaiknya lepaskan dan jangan sentuh dia!” Teriak Valerie. Dia sedang mencari momen yang tepat untuk menyerang balik.Hanya satu kesempatan yang dia miliki jadi dia tidak boleh gagal. Dia sedang mengincar senjata api yang ada di tangan Ruben. Hanya dengan itu saja dia dapat melawan karena dia tidak akan menang melawan mereka semua tanpa adanya senjata api.Keberadaan Emy akan menjadi kelemahan jadi dia harus membebaskan Emy dan memintanya untuk lari.Kedua tangan yang diikat ke bagian belakang pun tidak memungkinkan dirinya dapat melawan dengan mudah tapi d
Emy masih berteriak dan berusaha memberontak dari laki-laki yang sedang memegangi bahunya saat ini. Dia kira salah satu penjahat itu telah menangkap dirinya. Dia bahkan tidak berani membuka kedua mata untuk melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini tapi dia bisa merasakan, banyak orang yang berlari melewati dirinya.“Emy!” Suara yang tidak asing memanggil dirinya. Emy membuka kedua matanya dan dia sangat senang melihat Nick berdiri di hadapannya.“Tu-Tuan, akhirnya kau datang,” suaranya bergetar.“Apa yang terjadi dan di mana Valerie?”“Nona masih berada di dalam. Dia berusaha melawan para penjahat itu seorang diri. Kau harus segera membantunya, Tuan!” Emy memegangi lengan Nick dan memohon padanya.“Tidak perlu khawatir. Tenangkan dirimu. Seseorang akan membawamu untuk mengobati lukamu!” Dia bisa melihat, Emy terluka di bagian belakang.“Segera selamatkan Nona Valerie, Tuan. Aku takut mereka menggilirnya lalu membunuhnya!”“Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!” Nick melepa
Nick segera berlari menghampiri Valerie yang jatuh terduduk di atas tanah. Dia sangat lelah, darah juga sudah keluar banyak dari luka tembak yang dia dapatkan. Dia sangat lega, Nick datang tepat waktu di saat dia sudah berada diujung tanduk.“Valerie, apa kau baik-baik saja?” Pistol disimpan, Nick melepaskan jasnya lalu berjongkok untuk melihat keadaan Valerie..“Tidak, kau bisa melihatnya!”“Kurang ajar. Aku akan mengejar mereka setelah aku membawamu keluar dari sini!” Nick memakaikan jasnya ke bahu Valerie lalu membantunya untuk berdiri.“Mereka pasti mampu menangkapnya, Rick. perintahkan mereka tangkap pemimpinnya dan bawa. Aku ingin tahu siapa yang telah memerintahkan dirinya untuk menyingkirkan aku!”“Jadi targetnya adalah dirimu?” Dia mengira Emy yang menjadi target sejak awal.“Pria itu memang mengincar aku tapi dia menggunakan Emy sebagai umpan. Aku ingin tahu siapa yang yang telah memerintahkan dirinya.”“Apakah hal ini tidak ada hubungannya dengan keluarga mantan suamimu, V
Adelia tidak bisa tidur sepanjang malam. Semua itu gara-gara Ruben. Dia jadi memikirkan perkataan Ruben. Apa maksudnya Valerie bukanlah wanita biasa? Dengan anak buahnya yang begitu banyak, tidak mungkin Ruben kesulitan membunuh seorang wanita saja. Apakah Ruben salah menangkap orang tapi bagaimana mungkin?Pikiran-pikirannya itu, membuat Adelia tak bisa tidur sama sekali. Dia tahu Ruben selalu profesional dan tak mungkin salah target. Dia juga yakin Ruben tidak mungkin berbohong karena itu tidaklah penting sama sekali tapi apa yang sebenarnya terjadi?Kini dia berpikir mengenai Valerie. Dia memang tidak terlalu mengenal wanita itu. Yang dia dengar jika Valerie hanyalah wanita miskin dari ibu mertuanya tapi bagaimana jika wanita itu memiliki rahasia?“Kenapa kau tidak tidur, Adelia?” Pertanyaan Jonathan membuyarkan lamunan.“Aku mimpi buruk!”“Hanya mimpi saja, jangan terlalu dilebihkan dan kembalilah tidur!”“Mantan istrimu itu, apa benar dia dari keluarga miskin dan seorang pecundan