Sandi begitu kesal karena Dharu berani mengancamnya. Dia tak menyangka kalau Dharu memiliki bukti kalau dia memiliki wanita simpanan.“Lebih baik untuk sekarang Anda jangan gegabah, Pak. Saranku, berhenti saja mengejar Nona Dhira,” ujar Ibra mencoba menasihati agar aib bosnya itu aman.Sandi langsung menatap tajam ke Ibra. Dia tak menyangka akan kalah dalam mendapatkan wanita hingga berakhir mendapat ancaman.“Dia pikir bisa melakukan segalanya, bahkan berani mengancamku!” geram Sandi.“Tapi itu kenyataannya, Pak. Saya tahu kalau istri Anda tidak akan bisa membangkang meski Anda memiliki simpanan, tapi keluarga Nona Dhira juga pasti takkan diam jika Anda terus mengganggunya. Saya harap Anda memikirkan ini dengan baik untuk sekarang,” ujar Ibra mencoba menasihati.Sandi sangat kesal meskipun apa yang dikatakan Ibra semuanya benar. Dia sangat penasaran dengan Dhira, karena itu Sandi berusaha keras ingin mendapatkan wanita itu, tapi sayangnya dia lupa kalau Dhira memiliki saudara yang se
Malam semakin larut, kini di kamar itu hanya terdengar suara denting jam dinding dengan jarum jam yang terus berputar. Dharu memeluk Briana saat mereka tidur, hingga lelap mereka terganggu karena suara ponsel Dharu yang terus berdering.“Ponselmu terus berdering, lihatlah dulu siapa yang menghubungi,” ucap Briana dengan suara serak.Dharu sebenarnya enggan menjawab panggilan itu, tapi karena Briana meminta melihat siapa yang menghubungi, membuat Dharu akhirnya menyalakan lampu kemudian melihat jam dindin menunjukkan pukul satu malam.Dharu mengambil ponsel, melihat nama Dika terpampang di layar.“Hal apa yang membuatmu sampai menghubungiku di tengah malam?” tanya Dharu sambil memijat kening karena merasa pusing.“Sistem perusahaan diretas seseorang dan sampai sekarang belum bisa dipulihkan.”Dharu langsung membuka mata lebar mendengar ucapan Dika. Dia sampai duduk dengan tegap karena mendengar sistem perusahaannya diretas.“Kamu sudah meminta tim IT untuk menanganinya?” tanya Dharu.“
Briana tak bisa tidur nyenyak semalaman sejak Dharu pergi. Sesekali dia bangun untuk mengecek apakah suaminya menghubungi, hingga sampai pagi tapi Dharu belum pulang dan belum menghubungi juga.Pagi itu Briana sudah selesai mandi, saat baru saja keluar dari kamar mandi, ponselnya berdering dan membuat Briana langsung mengecek siapa yang menghubungi.Briana tersenyum melihat nama Dharu terpampang di layar ponsel, dia langsung menjawab panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Briana saat menjawab panggilan dari Dharu.“Sudah teratasi, tapi ada beberapa data yang terhapus,” jawab Dharu dari seberang panggilan.Briana sangat terkejut dan kini mencemaskan Dharu yang pasti sedang sangat frustasi.“Apa sudah terlacak siapa yang meretas?” tanya Briana meski itu sedikit mustahil.“Tim sudah menemukan asal peretas itu masuk, aku tidak akan pulang karena ingin melakukan investigasi. Tidak masalah, kan?” tanya Dharu meminta izin karena tak menepati janji untuk pulang.“Ya, tidak masalah,” jawab Briana m
Dharu melipat kedua tangan di depan dada, menunggu staff membuktikan jika tak bersalah dan semalam benar-benar tak datang ke kantor.Hingga terdengar suara ketukan pintu yang membuat semua orang di ruangan itu menoleh. Pintu terbuka setelah Dika mempersilakan, hingga Dharu dan Dika sama-sama terkejut melihat siapa yang datang.“Kenapa kamu malah ke sini?” tanya Dharu ke wanita yang tak lain sekretarisnya.Sekretaris Dharu melirik ke pria yang sedang disidak dan melihat pria itu mengangguk memintanya mendekat.Dika sampai melongo, lalu memandang ke staff yang dituduh sebagai penyebab sistem perusahaan diretas.“Dia pacarmu?” tanya Dika seolah tak percaya.Staff itu mengangguk pasrah. Di perusahaan itu sudah ada peraturan jika tak boleh pacaran dengan sesama karyawan untuk menghindari ketidakprofesionalan saat bekerja. Sebab itulah staff panik saat diminta membuktikan kalau dirinya punya pacar.Mengabaikan SOP yang berlaku. Dharu tetap harus menginterogasi dulu untuk menguak siapa pelak
Siang itu para direksi perusahaan Dharu menghadiri rapat membahas sistem yang baru saja diretas hingga mengakibatkan penurunan harga saham pagi ini.“Bagaimana sistem inti perusahaan bisa disusupi peretas? Bukankah selama bertahun-tahun tidak ada yang bisa menyusup? Apa perusahaan ini mengalami penurunan kualitas?”Salah satu direksi langsung mencecar karena merasa paling dirugikan akibat penurunan saham yang lumayan signifikan.Dharu memandang ke direksi yang baru saja melayangkan protes. Dia lalu mencoba menjelaskan duduk perkara masalah yang terjadi.“Saya tahu selama ini tak ada yang bisa menyusup ke sistem kita karena kecanggihan pengamanan sistem perusahaan. Namun, hal ini tentunya tidak terjadi begitu saja. Peretas itu tidak masuk melalui celah di luar, melainkan masuk dari server yang terbuka tanpa keamanan di dalam perusahaan,” ujar Dharu mulai menjelaskan.“Selama ini tidak yang ceroboh melakukan itu? Apa kamu yakin kalau masalahnya memang dari sana?” Direksi tadi kembali pr
Rani sudah bersiap ke kafe karena masuk siang. Dia berjalan melewati lorong menuju jalan raya untuk perg ke halte bus.Saat berjalan menuju halte. Dia melihat Briana yang baru saja menutup pintu mobil. Dia berjalan menghampiri untuk menyapa, tapi tiba-tiba melihat seorang pria membekap Briana.Hei! Tolong!” Rani berteriak kencang meminta tolong.Pria yang membekap Briana terkejut. Dia melihat beberapa orang di dalam supermarket dan di seberang jalan memandang ke arahnya. Tak ingin tertangkap, pria itu memilih melepas Briana lalu berlari untuk kabur.Rani sangat terkejut melihat Briana jatuh ke tanah. Dia berlari dan ada beberapa orang yang menghampiri.“Kak, bangun!” Rani mencoba membangunkan Briana yang tak sadarkan diri.“Pak, tolong!” Rani meminta orang yang berkerumun untuk memasukkan Briana ke mobil.Penjahat tadi kabur saat dikejar orang-orang yang menolong Rani. Rani sendiri segera membawa Briana ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.Saat sampai di rumah sakit, Briana langsu
“Wajahmu agak pucat. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Dharu saat Briana sampai di kantornya.Briana terkejut mendengar pertanyaan Dharu. Dia mencoba tersenyum lalu kembali menyajikan kopi untuk suaminya.“Mungkin karena cuaca di luar tadi sangat panas. Aku masih harus menunggu montir datang mengganti ban. Tadi sampai keringetan ketika menunggu ban diganti,” jawab Briana membuat alasan agar Dharu tak cemas.Dharu mengangguk percaya mendengar jawaban Briana. Dia menikmati kopi yang dibawa istrinya, lalu memandang Briana yang sedang mengupas buah.“Apa pekerjaanmu tidak banyak sampai kamu bisa meluangkan waktu ke sini?” tanya Dharu.“Banyak, tapi demi suami, tentunya aku harus bisa meluangkan waktu untuk suamiku,” jawab Briana lalu memotong apel, kemudian menyodorkan ke Dharu.Dharu menahan senyum mendengar jawaban Briana, hingga tiba-tiba berpikir jika selama beberapa tahun ini Briana pasti sangat perhatian ke Farhan tapi sayangnya pria itu tak tahu terima kasih. Dharu mendadak cemburu k
Mirna sedang menyetrika seperti biasa. Dia mulai terbiasa dengan pekerjaannya itu apalagi Briana tak memperlakukannya buruk.Saat masih sibuk menyetrika, ponsel Mirna berdering dan membuat wanita itu mengecek siapa yang menghubungi. Dia lalu menjawab panggilan itu.“Halo.” Mirna menjawab dengan hati-hati.“Ma.”Mirna sangat terkejut karena Farhan yang menghubunginya.“Mama bekerja di mana?” tanya Farhan dari seberang panggilan.“Kenapa kamu tiba-tiba menghubungi mama?” tanya Mirna balik karena agak panik.Mirna sampai menoleh ke arah pintu untuk memastikan tidak ada yang mendengarnya bicara dengan Farhan.“Kamu masih dicari polisi, kenapa sekarang tiba-tiba menghubungi mama?” tanya Mirna lagi.Mirna tak mendengar jawaban dari Farhan, hingga kemudian Farhan akhirnya bicara. “Polisi takkan menangkapku. Tenang saja, Ma. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat.”Mirna terkejut mendengar ucapan Farhan.“Apa maksudmu? Apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Mirna benar-benar panik.“Apa ya