Home / Pernikahan / Pembalasan Istri yang Terzolimi / Masalah yang semakin rumit

Share

Masalah yang semakin rumit

Author: Ibu peri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Dengan langkah berat, Bagas mendekati pintu depan, mencoba meredakan kecemasan yang mendalam. Ia tahu bahwa situasinya sangat genting. Apa yang telah terjadi dengan Suci, video yang sudah terkirim, dan potensi kedatangan petugas dari yayasan perlindungan perempuan dan anak semuanya menggantung di atas kepalanya. Karir dan reputasi Bagas sebagai seorang PNS berada dalam bahaya besar.

Namun, ketika Bagas melangkah keluar dan melihat siapa yang berdiri di depan pintu, perasaan kaget mendalam menyergapnya. Itu bukan orang dari yayasan perlindungan perempuan dan anak, melainkan ibunya sendiri, Farida. Bagas mematung, tidak tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan. Kehadiran ibunya di rumah ini saat ini adalah yang paling tidak diharapkan.

"Ibu? Kenapa Ibu sudah pulang dari rumah Anita? Katanya dia akan lama disana. Aduh, gawat ini jika Ibu tahu," ujar Bagas dengan nada gugup, mencoba menutupi kecemasannya.

Farida memandang tajam pada Bagas, menangkap kebingungannya. "Anak ibu yang ganteng kok wajahnya cemberut gitu sih lihat ibu pulang. Nggak seneng ya lihat ibu pulang," ucap Farida dengan senyum yang kurang ramah. "Padahal ibu sudah bawa oleh-oleh loh buat kamu."

"Nggak Bu, Bagas seneng kok. Cuma kaget saja. Katanya lama, kok udah balik aja," jawab Bagas dengan cepat, mencoba meyakinkan ibunya.

"Tunggu, kamu kenapa, Nak? Sepertinya ada yang aneh? Apa ada yang terjadi di sini?" tanya Farida dengan nada tegas, menunjukkan bahwa dia tahu ada sesuatu yang tidak beres.

"Nggak ada apa-apa kok, Bu," jawab Bagas, mencoba meminimalkan situasi ini.

Seketika Bagas mencoba merenungkan rencana yang cepat dalam pikirannya, ia merasa benar-benar terjepit di tengah-tengah masalah. Tidak hanya harus menghindari konfrontasi dengan ibunya, tetapi juga menghadapi tekanan dari yayasan perlindungan perempuan dan anak yang telah terlibat. Bagas merasa bahwa ia berada dalam perangkap yang lebih besar dari yang bisa ia kendalikan.

Farida termasuk orang yang tidak mudah dikelabui. Ia memasuki rumah dengan penasaran. Sedangkan Bagas mengikutinya dari belakang dengan perasaan yang campur aduk.  

Farida merasa ada yang sangat aneh di sini, tetapi belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Penuh kebingungan dan kekhawatiran, ia memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut. Ada ketegangan yang terasa dalam udara, dan semua orang di ruangan itu merasa bahwa segalanya bisa berubah dalam sekejap.

Mata ibu Bagas memancarkan rasa kaget ketika ia melihat ruang makan yang biasanya rapi, kini porak poranda. "Apa yang terjadi di sini?" tanyanya dengan nada tajam.

Suci tersentak, tidak tahu bagaimana dia harus menjelaskan situasi ini kepada Farida. Ia ingin mengatakan segalanya. Tapi hal itu tentu akan percuma. Karena Suci tidak akan mungkin mendapatkan pembelaan dari mertuanya itu.

Sementara Bagas gemetar. Ekspresi terkejut juga tergambar di wajahnya saat ia melihat ibunya emosi. Dia tidak pernah berencana untuk memberitahu ibunya tentang insiden ini, terutama setelah Suci mengirim video tersebut ke yayasan perlindungan perempuan dan anak.

Ibu Bagas, seorang wanita yang selama ini terlihat cuek dan dingin terhadap Suci, sekarang menatap tajam kearah Suci. "Apa yang terjadi di sini?" ia mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan nada lebih keras. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres di rumahnya.

Farida, yang terkenal dengan ketegasannya, menatap tajam pada Suci. Wajahnya tampak marah, dan matanya berkilat mencari jawaban atas pertanyaannya yang belum dijawab.

Bagas mencoba untuk mengendurkan rasa takutnya dan menjelaskan, "Bu, ini hanya masalah kecil. Kami sedang memiliki pertengkaran biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Suci kan memang selalu seperti ini. Tidak bisa diandalkan. Bagas sudah lapar, tapi Suci tidak memasak apapun"

"Apa benar itu Suci? Dasar pemalas. Kamu sengaja ya ingin membuat anakku ini kelaparan?" bentak Farida. 

Mendengar ucapan Bagas, Suci malah tidak membenarkan kata-kata suaminya itu. "Ibu, itu tidak benar. Ini masalah serius bukan sekedar pertengkaran biasa. Bukan soalnya makanan. Mas Bagas jujur aja ke Ibu katakan apa yang sebenarnya."

"Apa-apaan sih kamu Suci. Jaga bicaramu! Jangan coba-coba membuat masalah ya. Sudah mulai berani bicara ya kamu."

Namun, Farida tidak mudah ditenangkan. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh anak dan menantunya ini. "Kalian berdua tidak akan bisa menyembunyikan sesuatu dariku. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

"Ini semua salah mas Bagas, Bu. Bukan ulah Suci." Bela Suci. "Mas Bagas yang melakukan ini semua hanya karena masalah sepele. Bahkan ia juga memukul Suci. Tapi kenapa ibu kaget. Bukankah biasanya memang seperti ini." Imbuhnya.

"Tumben kamu berani bicara. Memang menantu sampah" Sanggah Farida dengan sedikit berteriak. Tangannya terangkat bersiap untuk menampar Suci. Tapi Bagas mencegahnya.

"Jangan ibu, jangan lakukan itu!" Kata Bagas ketakutan.

"Emang kenapa. Kamu juga aneh. Tumben kamu bela wanita sial ini."

"Bukan gitu Bu, nanti masalahnya jadi semakin rumit."

"Masalah apa? Sebenarnya ada apa?"

Bagas berada dalam tekanan yang semakin besar. Ia harus memutuskan apakah akan berbicara terus terang kepada ibunya tentang situasi yang sebenarnya atau terus menyembunyikannya dalam upaya untuk melindungi dirinya sendiri. 

Farida, semakin kesal dengan kebingungannya yang belum terpecahkan, mulai berbicara dengan tegas, "Baiklah, cukup! Saya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di sini, sekarang juga."

"Jika ibu memang ingin tahu, Suci akan menceritakan semua. Sebenarnya-" Suci akan mengawali cerita tapi Bagas segera menghentikannya. Ia takut ibunya menjadi shock saat tahu jika Suci menjebaknya.

"Cukup Suci. Kau memang wanita tak tahu diuntung. Menyesal aku menikahimu. Kunci saja mulutmu. Jelas-jelas tidak ada apa-apa. Kau malah ingin membesarkan masalah saja."

"Kenapa kamu takut ya mas ibu tahu jika kehidupanmu akan hancur setelah ini." Kata Suci dengan tersenyum sengit. Ia tidak menyangka jika melihat Bagas sedang ketakutan rasanya sangat menyenangkan sekali.

"Diam bajingan. Tidak akan ada yang bisa menghancurkanku. Apalagi kamu yang tidak ada harganya bagiku." Teriak Bagas. Kali ini ia tidak bisa lagi menyembunyikan ketakutannya. Ia tidak menyangka Suci yang selama ini lemah sekarang terlihat perkasa.

Farida akhirnya menengahi mereka. Rasa penasaran semakin kuat. Apalagi Suci mulai mengancam anak kesayangan. "Suci, cepat jelaskan apa maksudmu bicara seperti itu pada anakku. Sudah berani kurang ajar kau sekarang. Istri tak tahu diuntung"

Saat kata-kata tajam Farida terdengar, terdengar juga suara ketukan keras di pintu depan rumah mereka, membuat semua orang terdiam. Mata mereka membelalak, berpikir siapa yang bisa datang dengan begitu tiba-tiba.

Pintu diketuk lagi, kali ini lebih keras, menggetarkan hati mereka. Rasa takut melanda batin Bagas, "apakah ini petugas dari yayasan perlindungan perempuan dan anak? Apakah Suci benar-benar melaporkanku?" Guman Bagas dalam hati.

Bagas, Suci, dan Farida, semuanya berdiri membeku di tengah ruang makan, menunggu dengan ketegangan ketukan ketiga yang akan memutuskan nasib mereka.

Ketukan ketiga pada pintu semakin mendekat. Dalam ketegangan yang mencekam, Bagas, Suci, dan Farida saling pandang, mencari jawaban satu sama lain di mata mereka yang penuh ketidakpastian.

Suci melangkah mendekati pintu, perasaan cemasnya merasuki tubuhnya. Dia menggenggam gagang pintu dengan gemetar dan dengan hati-hati membukanya. Saat pintu terbuka, mereka bertiga menahan nafas, siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Namun, alih-alih melihat petugas yayasan perlindungan perempuan dan anak, mereka dihadapkan pada pandangan yang jauh lebih mengejutkan. Di ambang pintu, berdiri seorang wanita muda dengan ekspresi murung. Dia adalah Anita, adik Bagas, yang tiba-tiba datangi ke rumah  mereka tanpa pemberitahuan. Pandangannya yang penuh penasaran dan kebingungan memberikan kejutan baru dalam pertemuan keluarga yang penuh ketegangan ini.

Related chapters

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Pertolongan datang

    Dengan langkah berat, Bagas mendekati pintu depan, mencoba meredakan kecemasan yang mendalam. Ia tahu bahwa situasinya sangat genting. Apa yang telah terjadi dengan Suci, video yang sudah terkirim, dan potensi kedatangan petugas dari yayasan perlindungan perempuan dan anak semuanya menggantung di atas kepalanya. Karir dan reputasi Bagas sebagai seorang PNS berada dalam bahaya besar.Namun, ketika Bagas melangkah keluar dan melihat siapa yang berdiri di depan pintu, perasaan kaget mendalam menyergapnya. Itu bukan orang dari yayasan perlindungan perempuan dan anak, melainkan ibunya sendiri, Farida. Bagas mematung, tidak tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan. Kehadiran ibunya di rumah ini saat ini adalah yang paling tidak diharapkan."Ibu? Kenapa Ibu sudah pulang dari rumah Anita? Katanya dia akan lama disana. Aduh, gawat ini jika Ibu tahu," ujar Bagas dengan nada gugup, mencoba menutupi kecemasannya.Farida memandang tajam pada Bagas, menangkap kebingungannya. "Anak ibu yang gant

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Keputusan akhir Suci

    Setelah video bukti kekejaman Bagas diperlihatkan, suasana di rumah tersebut semakin tegang. Farida dan Bagas tidak bisa lagi menghindari kenyataan yang begitu nyata di depan mata mereka. Mereka terdiam, tak bisa berkata apa-apa.Suci tetap merasa takut, tetapi dengan Tantri di sisinya, ia merasa lebih kuat. Tantri, dengan tegas, berkata kepada mereka, "Saya datang ke sini, tidak untuk menghancurkan keluarga Anda, tapi untuk melindungi Suci dari kekerasan yang telah ia alami selama ini. Kami berharap Anda bisa memahami seriusnya situasi ini."Bagas mencoba mempertahankan dirinya, "Ini semua hanya salah paham. Suci pasti memanipulasi video ini untuk merusak reputasi saya. Saya tidak pernah melakukan kekerasan terhadap istri saya.""Saya memiliki bukti yang kuat dan saksi yang telah melihat kekerasan ini terjadi. Saya juga akan membawa kasus ini ke pihak berwenang jika perlu. Yang kita inginkan adalah keamanan dan keadilan bagi Suci," jawab Tantri dengan tenang dan penuh wibawa.Farida

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Suci keluar dari rumah

    Suci yang hanya mengenakan selimut, melepaskan pelukan Anita. Dengan suara lembut ia menghibur Anita, "Jangan menangis, Anita. Semoga kamu tak pernah merasakan apa yang aku rasakan. Maafkan aku jika selama disini aku pernah melakukan kesalahan kepadamu. Aku akan pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik, sahabatku."Anita, meskipun terisak, mencoba tersenyum pada Suci, "Suci, aku tahu ini bukan salahmu. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan. Pergilah, raihlah kebahagiaanmu di dunia yang baru di sana."Walaupun Suci sangat menderita, melihat Anita yang sedih seperti itu, hatinya kasihan. Ia tahu selama ini Anita selalu jahat padanya, tetapi bagaimanapun juga, Anita pernah menjadi sahabatnya saat SMA dulu. Entah kesalahan apa yang dilakukan Suci padanya hingga Anita ikut-ikutan keluarganya membenci Suci.Tangis Anita semakin menjadi-jadi seakan tak rela Suci pergi. Tapi ia mendukung Suci untuk meninggalkan rumah yang seperti neraka ini. Agar Suci bisa menemukan kebahagiaannya sendiri di luar

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Suami Tantri tiba-tiba Pulang

    "Kamu? Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Tantri kaget, matanya memancarkan kebingungan yang mendalam ketika dia melihat seorang lelaki berbaju biru yang santai duduk di depan televisi.Dimas Herlambang, suami Tantri, tersenyum penuh arti. "Kenapa tidak bisa? Saat istriku rindu, jangankan Eropa, surga pun akan aku tinggalkan dan segera datang menemuimu. bukankah begitu seharuanya sayang?""Aku sengaja meminta cuti, jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Agar kita bisa dinner di hari anniversary ke 5 kita."Sementara Dimas menjelaskan alasan kedatangannya, Tantri yang penuh perasaan tak bisa berkata apa-apa. Bibirnya membisu. Dia merasa terharu karena tak pernah menyangka Dimas akan meluangkan waktunya di tengah kesibukan pekerjaannya yang tak kunjung lengang. Ia tidak menduga jika suaminya lebih mengutamakan dirinya daripada pekerjaannya.Mata Tantri berkaca-kaca, dan tanpa berpikir panjang, dia memeluk erat suaminya dengan manja. Namun, Dimas

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Menuju Sekolah Fajar

    Setelah hampir setengah jam Tantri membantu Suci berpakaian, mereka berdua akhirnya siap pergi ke sekolah Fajar untuk menjemputnya.Suci yang tadinya tidak mengenakan pakaian sama sekali, kini tampak cantik dan elegan dengan baju mahal yang melekat di tubuhnya. Ditambah lagi dengan sedikit riasan yang dibubuhkan oleh Tantri, membuat Suci bertransformasi menjadi wanita yang berbeda. Suci dan Tantri pun kini siap untuk berangkat.   Ketika mereka berdua akan pergi, Dimas tiba-tiba menghentikannya, "Loh, mau pergi kemana kalian?""Urusan perempuan, sayang. Mau tahu aja" Jawab Tantri dengan pura-pura tegas.Mata Dimas tertuju kearah suci. Ia memperhatikan Suci dari ujung kepala ke ujung kaki. Karena sekarang Suci sudah berubah menjadi cantik jelita. Ia hampir saja tidak mengenali Suci.Suci yang merasa malu karena diperhatikan oleh Dimas hanya bisa tertunduk dan diam. "Hei, ada apa sayang? Kok segitunya liat Suci?" Tanya Tantri deng

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Siapa yang menjemput Fajar

    Suci memandang pintu gerbang sekolah dengan perasaan bingung yang semakin dalam. Entah kenapa, namun instingnya memberi isyarat bahwa perempuan yang telah menjemput Fajar bukanlah seseorang yang bisa dipercayai. Ia pun berusaha meredam kecemasannya dan berbicara dengan Tantri dan Dimas."Saya rasa ada yang tidak beres, Tan. Fajar ternyata sudah dijemput oleh seorang wanita yang mengaku sebagai aku. Apakah Bagas mungkin terlibat dalam ini? Apa mungkin ini rencananya." Kata Suci dengan nada panik.Tantri dan Dimas juga merasa cemas mendengar penjelasan Suci. Mereka tahu bahwa Bagas memiliki motif tersendiri, terutama setelah Suci mengungkapkan tentang niatannya untuk membawanya Fajar pergi.Dimas berbicara dengan tegas, "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi. Suci, apakah kamu punya nomor telepon Bagas? Cobalah hubungi dia.""Tidak bisa, aku tidak punya HP. Tadi HP ku sudah dibanting oleh mas Bagas." Jawab Suci. "Terus bagaimana ini?""S

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Apakah Fajar Diculik Seseorang

    Suci sama sekali tidak menyangka masalahnya akan melebar seperti ini. Ia berpikir jika setelah mengungkap masalah KDRT suaminya kepada Tantri, ia akan langsung bisa hidup bebas berdua bersama Fajar. Tapi ternyata hasilnya diluar dugaan.Karena tindakan berani itu ternyata berdampak buruk. Hingga Fajar yang tidak tahu apa-apa ikut terseret menjadi korbannya. "Seharusnya aku tidak senekat Iki. Seharusnya aku tahu jika mas Bagas akan melakukan hal ini. Kenapa aku tidak memperhitungakan hal ini. Ia pasti menyuruh Anita untuk menjemput Bagas." Eluh Suci. Ia mulai menyesali apa yang telah ia lakukan."Suci, jangan menyerah. Apa yang kamu lakukan sudah benar. Percayalah. Oh ya, kenapa kamu bisa berpikir jika Anita yang menjemput Fajar?" Tanya Tantri."Karena Fajar akrab dengan Anita. Walaupun Anita sangat membenciku. Tapi ia sangat sangat terhadap Fajar. Tadi guru BK dan pak satpam itu juga bilang jika Fajar mengakui wanita itu sebagai ibunya. Berarti Fajar kenal betul siapa wanita itu.""Be

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Apakah Bagas Bukan Pelakunya?

    Suci, Tantri, dan Bagas terdiam dalam kebingungan yang mendalam. Panasnya cahaya matahari yang menyengat tak terasa karena otak mereka sudah mendidih berkat masalah Fajar yang menghilang secara misterius.Dalam kesunyian yang hanya dipenuhi oleh ketegangan yang semakin merayap, mereka saling memandang, mencari jawaban atas misteri yang semakin rumit ini. Fajar yang tidak ada di sekolah, ada perempuan yang mengaku sebagai Suci yang menjemputnya, dan Bagas yang dengan tulus datang untuk menjemput Fajar, semuanya terasa seperti potongan puzzle yang sulit dipadukan.Suci mencoba untuk merenung sejenak, mencari petunjuk atau ide tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Kita harus segera mencari tahu di mana Fajar berada. Ini sangat mengkhawatirkan," kata Suci dengan nada prihatin. Cahaya matahari menyilaukan melalui jendela mobil, menciptakan bayangan yang tak menentu di wajah mereka.Tantri setuju, "Benar, kita harus bertindak cepat. Pak Bagas, apakah anda punya ide siapa yang bisa menjemput

Latest chapter

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Hari Pertama bertemu Intan

    9 tahun yang lalu. Saat aku masih duduk di kelas 1 SMA, disitulah pertama kali aku bertemu dengan Intan. Tepatnya pada semester ke 2. Kala itu Intan menjadi murid pindahan. Yang pindah dari kota lain.Intan adalah seorang gadis yang sangat cantik dan manis. Ia juga sangat lugu. Sepertinya dia adalah gadis yang baik. Tapi entah kenapa Intan selalu menjadi bahan bully-an di kelasku. Sebenarnya saat pertama Intan masuk kelasku, aku ingin menyapanya. Tapi aku malu. Intan sering merasa asing di sekolah ini. Karena kebanyakan siswa di kelas ini memiliki hp, untuk berpartisipasi dalam grup WhatsApp, dan terhubung satu sama lain melalui media sosial. Mereka sering berbicara tentang aplikasi chat terbaru dan membandingkan hp mereka.Namun, Intan adalah pengecualian. Dia satu-satunya siswa yang tidak memiliki hp, dan ini membuatnya merasa semakin terisolasi dari teman-teman barunya. Mereka sering mengolok-oloknya dan membuatnya merasa tidak diinginkanSuatu hari, Intan duduk di kursi belaka

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Misteri yang Mulai Terkuak

    Tanpa membuang waktu, mereka bertiga segera kembali ke rumah Tantri. Setelah sampai, mereka bertiga berkumpul di ruang tengah. Hingga akhirnya hp Dimas diisi daya dan video CCTV berhasil diputar.Mereka mulai melihat gambar yang cukup menggemparkan. Di layar, terlihat seorang wanita yang mereka tidak kenal sedang menggandeng Fajar dengan lembut. Bahkan mereka berdua terlihat sedang bercanda di sepanjang koridor sekolah.Tantri langsung menyuarakan kebingungannya, "Siapa dia? Kenapa dia ada di sekolah dan mengambil Fajar? Dan kenapa jika terlihat sangat akrab dengan Fajar? Apa kamu mengenalnya?""Tidak mungkin. Kenapa dia ya Tuhan?" Ucap Suci. Matanya masih terpaku pada layar HP Dimas. Ia masih tidak mempercayai apa yang sedang ia lihat."Jadi kamu mengenalnya, Ci?" Tanya Tantri lagi."Tentu saja, Tan. Aku sangat mengenalnya." Suci menjawab dengan ekspresi yang penuh emosi. Ia pun menutup wajahnya dengan tangannya. Dan menangis.M

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Apakah Bagas Bukan Pelakunya?

    Suci, Tantri, dan Bagas terdiam dalam kebingungan yang mendalam. Panasnya cahaya matahari yang menyengat tak terasa karena otak mereka sudah mendidih berkat masalah Fajar yang menghilang secara misterius.Dalam kesunyian yang hanya dipenuhi oleh ketegangan yang semakin merayap, mereka saling memandang, mencari jawaban atas misteri yang semakin rumit ini. Fajar yang tidak ada di sekolah, ada perempuan yang mengaku sebagai Suci yang menjemputnya, dan Bagas yang dengan tulus datang untuk menjemput Fajar, semuanya terasa seperti potongan puzzle yang sulit dipadukan.Suci mencoba untuk merenung sejenak, mencari petunjuk atau ide tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Kita harus segera mencari tahu di mana Fajar berada. Ini sangat mengkhawatirkan," kata Suci dengan nada prihatin. Cahaya matahari menyilaukan melalui jendela mobil, menciptakan bayangan yang tak menentu di wajah mereka.Tantri setuju, "Benar, kita harus bertindak cepat. Pak Bagas, apakah anda punya ide siapa yang bisa menjemput

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Apakah Fajar Diculik Seseorang

    Suci sama sekali tidak menyangka masalahnya akan melebar seperti ini. Ia berpikir jika setelah mengungkap masalah KDRT suaminya kepada Tantri, ia akan langsung bisa hidup bebas berdua bersama Fajar. Tapi ternyata hasilnya diluar dugaan.Karena tindakan berani itu ternyata berdampak buruk. Hingga Fajar yang tidak tahu apa-apa ikut terseret menjadi korbannya. "Seharusnya aku tidak senekat Iki. Seharusnya aku tahu jika mas Bagas akan melakukan hal ini. Kenapa aku tidak memperhitungakan hal ini. Ia pasti menyuruh Anita untuk menjemput Bagas." Eluh Suci. Ia mulai menyesali apa yang telah ia lakukan."Suci, jangan menyerah. Apa yang kamu lakukan sudah benar. Percayalah. Oh ya, kenapa kamu bisa berpikir jika Anita yang menjemput Fajar?" Tanya Tantri."Karena Fajar akrab dengan Anita. Walaupun Anita sangat membenciku. Tapi ia sangat sangat terhadap Fajar. Tadi guru BK dan pak satpam itu juga bilang jika Fajar mengakui wanita itu sebagai ibunya. Berarti Fajar kenal betul siapa wanita itu.""Be

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Siapa yang menjemput Fajar

    Suci memandang pintu gerbang sekolah dengan perasaan bingung yang semakin dalam. Entah kenapa, namun instingnya memberi isyarat bahwa perempuan yang telah menjemput Fajar bukanlah seseorang yang bisa dipercayai. Ia pun berusaha meredam kecemasannya dan berbicara dengan Tantri dan Dimas."Saya rasa ada yang tidak beres, Tan. Fajar ternyata sudah dijemput oleh seorang wanita yang mengaku sebagai aku. Apakah Bagas mungkin terlibat dalam ini? Apa mungkin ini rencananya." Kata Suci dengan nada panik.Tantri dan Dimas juga merasa cemas mendengar penjelasan Suci. Mereka tahu bahwa Bagas memiliki motif tersendiri, terutama setelah Suci mengungkapkan tentang niatannya untuk membawanya Fajar pergi.Dimas berbicara dengan tegas, "Kita harus mencari tahu apa yang terjadi. Suci, apakah kamu punya nomor telepon Bagas? Cobalah hubungi dia.""Tidak bisa, aku tidak punya HP. Tadi HP ku sudah dibanting oleh mas Bagas." Jawab Suci. "Terus bagaimana ini?""S

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Menuju Sekolah Fajar

    Setelah hampir setengah jam Tantri membantu Suci berpakaian, mereka berdua akhirnya siap pergi ke sekolah Fajar untuk menjemputnya.Suci yang tadinya tidak mengenakan pakaian sama sekali, kini tampak cantik dan elegan dengan baju mahal yang melekat di tubuhnya. Ditambah lagi dengan sedikit riasan yang dibubuhkan oleh Tantri, membuat Suci bertransformasi menjadi wanita yang berbeda. Suci dan Tantri pun kini siap untuk berangkat.   Ketika mereka berdua akan pergi, Dimas tiba-tiba menghentikannya, "Loh, mau pergi kemana kalian?""Urusan perempuan, sayang. Mau tahu aja" Jawab Tantri dengan pura-pura tegas.Mata Dimas tertuju kearah suci. Ia memperhatikan Suci dari ujung kepala ke ujung kaki. Karena sekarang Suci sudah berubah menjadi cantik jelita. Ia hampir saja tidak mengenali Suci.Suci yang merasa malu karena diperhatikan oleh Dimas hanya bisa tertunduk dan diam. "Hei, ada apa sayang? Kok segitunya liat Suci?" Tanya Tantri deng

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Suami Tantri tiba-tiba Pulang

    "Kamu? Kenapa kamu bisa di sini?" tanya Tantri kaget, matanya memancarkan kebingungan yang mendalam ketika dia melihat seorang lelaki berbaju biru yang santai duduk di depan televisi.Dimas Herlambang, suami Tantri, tersenyum penuh arti. "Kenapa tidak bisa? Saat istriku rindu, jangankan Eropa, surga pun akan aku tinggalkan dan segera datang menemuimu. bukankah begitu seharuanya sayang?""Aku sengaja meminta cuti, jadi aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Agar kita bisa dinner di hari anniversary ke 5 kita."Sementara Dimas menjelaskan alasan kedatangannya, Tantri yang penuh perasaan tak bisa berkata apa-apa. Bibirnya membisu. Dia merasa terharu karena tak pernah menyangka Dimas akan meluangkan waktunya di tengah kesibukan pekerjaannya yang tak kunjung lengang. Ia tidak menduga jika suaminya lebih mengutamakan dirinya daripada pekerjaannya.Mata Tantri berkaca-kaca, dan tanpa berpikir panjang, dia memeluk erat suaminya dengan manja. Namun, Dimas

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Suci keluar dari rumah

    Suci yang hanya mengenakan selimut, melepaskan pelukan Anita. Dengan suara lembut ia menghibur Anita, "Jangan menangis, Anita. Semoga kamu tak pernah merasakan apa yang aku rasakan. Maafkan aku jika selama disini aku pernah melakukan kesalahan kepadamu. Aku akan pergi sekarang. Jaga dirimu baik-baik, sahabatku."Anita, meskipun terisak, mencoba tersenyum pada Suci, "Suci, aku tahu ini bukan salahmu. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan. Pergilah, raihlah kebahagiaanmu di dunia yang baru di sana."Walaupun Suci sangat menderita, melihat Anita yang sedih seperti itu, hatinya kasihan. Ia tahu selama ini Anita selalu jahat padanya, tetapi bagaimanapun juga, Anita pernah menjadi sahabatnya saat SMA dulu. Entah kesalahan apa yang dilakukan Suci padanya hingga Anita ikut-ikutan keluarganya membenci Suci.Tangis Anita semakin menjadi-jadi seakan tak rela Suci pergi. Tapi ia mendukung Suci untuk meninggalkan rumah yang seperti neraka ini. Agar Suci bisa menemukan kebahagiaannya sendiri di luar

  • Pembalasan Istri yang Terzolimi    Keputusan akhir Suci

    Setelah video bukti kekejaman Bagas diperlihatkan, suasana di rumah tersebut semakin tegang. Farida dan Bagas tidak bisa lagi menghindari kenyataan yang begitu nyata di depan mata mereka. Mereka terdiam, tak bisa berkata apa-apa.Suci tetap merasa takut, tetapi dengan Tantri di sisinya, ia merasa lebih kuat. Tantri, dengan tegas, berkata kepada mereka, "Saya datang ke sini, tidak untuk menghancurkan keluarga Anda, tapi untuk melindungi Suci dari kekerasan yang telah ia alami selama ini. Kami berharap Anda bisa memahami seriusnya situasi ini."Bagas mencoba mempertahankan dirinya, "Ini semua hanya salah paham. Suci pasti memanipulasi video ini untuk merusak reputasi saya. Saya tidak pernah melakukan kekerasan terhadap istri saya.""Saya memiliki bukti yang kuat dan saksi yang telah melihat kekerasan ini terjadi. Saya juga akan membawa kasus ini ke pihak berwenang jika perlu. Yang kita inginkan adalah keamanan dan keadilan bagi Suci," jawab Tantri dengan tenang dan penuh wibawa.Farida

DMCA.com Protection Status