"Apa maksud Paman?" tanganku sedikit gemetar saat memegang ponsel. Terkejut mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Paman Hamzah. Masih teringat jelas bahwa kedua mertuaku datang dan memberikan sebuah nasehat dan dukungannya terhadap diriku. Jadi, tak mungkin jika ada sesuatu yang tidak beres dengan keduanya."Banyak yang belum kau ketahui Mawar, jadi berhati-hatilah."Klik!Telepon terputus.Aku memegangi dadaku yang terasa begitu sesak. Pikiranku mengatakan bahwa orang tua Mas Akbar berada dipihakku. Tapi, setelah mendengarkan ucapan Paman Hamzah, sepertinya opiniku selama ini tidak sepenuhnya benar.Saat akan kembali melepas hijab, terdengar suara Mobil memasuki pekarangan rumah. Karena penasaran, segera aku berjalan menuju ke balkon kamar dan melihat siapa yang bertamu ke rumah.Jujur saja aku tak mengenali mobil yang datang berkunjung. Saat sang pengendara Mobil turun, aku baru menyadari bahwa Mas Akbarlah yang telah mengendarai mobil tersebut.Aku hanya bisa pasrah dengan ke
"Puaskan aku, Sayang…" Mas Akbar sudah mulai mencumbu bibirku dan mulai menyentuh area sensitif tubuhku. Walaupun sebenarnya aku sama sekali tidak menikmati sentuhannya, tapi aku berusaha untuk bersikap biasa dan berpura-pura ikut menikmatinya.Saat Mas Akbar mulai membuka resleting celana yang ia pakai, aku berusaha untuk memundurkan tubuhku agar menjauh dari jangkauan Mas Akbar."Kenapa Sayang?" suaranya terdengar begitu serak, pasti gelombang nafsu telah menggerogoti setiap persendiannya.Aku memandang sekilas bagian tubuh bawah Mas Akbar yang hanya memakai celana dalam saja."Maafkan aku Mas. Tapi, saat ini aku sedang datang bulan." ***Akbar mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Sesuatu harus segera ia tuntaskan, karena di bagian bawah tubuhnya terasa begitu sesak dan panas. Baru saja ingin mencicipi tubuh Mawar, dirinya harus menelan pil pahit karena wanita itu sedang datang bulan. Terpaksa, Ia harus membuang lahar panasnya pada istri keduanya. Walaupun Ia baru saja ha
Langit siang ini nampak begitu gelap. Seperti mengerti perasaanku yang telah mati rasa oleh sikap Mas Akbar yang kembali meninggalkan diriku dalam kesendirian. Tidak mendapatkan apa yang Ia mau membuatnya bergegas meninggalkan rumah. Ya, apa lagi kalau tidak menyalurkan hasratnya pada istri keduanya itu.Kepergian Mas Akbar membuatku merasa harus bertindak cepat. Segera aku mengambil kunci mobil dan pergi meninggalkan rumah untuk memastikan perkataan Paman Hamzah. Saat sudah sampai ke parkiran mobil Hotel, segera aku bergegas untuk menuju ruangan Paman Hamzah. Namun, sebelum itu terjadi, aku bertemu dengan Abian di lobi hotel."Apa yang kau lakukan disini?""Aku ingin menemui paman Hamzah." "Lebih baik kau urungkan niatmu itu sebelum terlambat. Karena saat aku meninggalkan ruangan paman Hamzah, ada dua orang yang sedang berbincang-bincang dengan Paman Hamzah."Keningku berkerut mendengar ucapan Abian."Sudahlah, aku buru-buru!"Saat aku melewati tubuh Abian, pria itu menahan tubuhku
"Ini kali kedua dirimu menuduhku berselingkuh, Mas. Apa karena kau menemui diriku sedang makan berdua dengan Abian, jadi kau terus saja mengatakan hal itu. Apa kau tidak berkaca pada dirimu sendiri? Kalau kau bisa menuduh diriku berselingkuh, akupun bisa melakukan hal itu."Mas Akbar berdiri dari tempat duduknya. Pria berbadan tegap itu Berjalan mendekati diriku."Maksudmu?""Jangan-jangan kau berselingkuh dibelakangku, Mas. Biasanya, orang yang suka menuduh adalah pelaku utamanya." Jawabku sambil terus tersenyum memandang wajah Mas Akbar.Pria dihadapanku ini terlihat beberapa kali menggaruk kepala yang aku yakin tidak gatal sama sekali."Bicaramu ngawur, Mawar!"Mas Akbar tak banyak bicara. Pria itu segeralah meninggalkan diriku dan kembali duduk di sofa sambil menonton televisi.Aku hanya dapat menghembuskan nafas lega, karena sepertinya Mas Akbar tidak memperpanjang masalah. Walaupun sebenarnya hatiku terasa sakit dengan tuduhan perselingkuhan yang ia katakan padaku. Bisa-bisanya
Mulan mendadak terdiam mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari bibir tipis pria dihadapannya ini. Ia berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Aslan, namun pria itu semakin kuat genggamannya."Jadilah wanitaku.""Apa?!""Kau bisa menjadi ratu di dua tempat berbeda. Aku jamin, kau akan merasakan deretan kenikmatan yang luar biasa jika menerima tawaranku ini."Mulan menggelengkan kepalanya berulang kali, wanita itu amat terkejut mendengar tawaran gila yang dilakukan oleh Aslan, tunangan dari temannya."Tidak, aku tidak akan melakukan hal yang kau inginkan! Kau adalah pria yang sudah bertunangan dengan temanku, aku tidak mungkin mengkhianati…"Aslan melepaskan genggaman tangannya, lalu ia menyodorkan ponsel yang masih menampilkan adegan mesum Mulan dengan Akbar. Didalam video, keduanya terlihat sedang melakukan hubungan layaknya suami istri.Saat akan mengambil ponsel, Mulan kalah cepat dengan pergerakan tangan Aslan. "Kau akan tahu akibatnya, jika menolak tawaranku in
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Mulan tak terima dengan perlakuanku.Saat tangan Mulan hendak melayangkan tamparan pada wajahku, dengan cepat Mas Akbar menghalangi telapak tangan Mulan agar tidak dapat menjangkau wajahku."Jangan kurang ajar!" sentak Mas Akbar. Dibalik masker yang kukenakan, aku dapat dengan leluasa tersenyum melihat pemandangan indah ini.Mulan terlihat begitu terkejut dengan bentakan nyaring dari mulut Mas Akbar. Mungkin karena terbiasa diperlakukan seperti putri, Mulan jadi terlihat sangat terkejut mendapati bahwa Mas Akbar dapat dengan sadar membentaknya dihadapan orang banyak."Maaf ya mas, aku hanya takut jika dia berusaha untuk merayumu. Zaman sekarang, banyak orang yang suka menghalalkan segala cara agar memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya dengan menjadi pelakor, alias perebut suami orang." Sindirku sambil sesekali mengusap lembut lengan Mas Akbar sambil bersandar pada lengan kokoh suamiku, Membuat suasana hati Mulan semakin terasa tercubit sakit saja.
"Aku hanya bercanda Mas, kenapa kau jadi serius begitu?"Mas Akbar kembali fokus pada jalanan. Dari raut wajahnya, nampak jelas dirinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Pertengkaran yang baru saja terjadi antara aku dan Mulan pasti membuat Mas Akbar semakin overprotektif terhadap Mulan .bisa jadi wanita itu tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah. Saat itulah, aku harus kembali mendekati Mulan dan kembali menghasutnya agar hubungan keduanya semakin merenggang dan tentunya terjadi konflik terus menerus. Akan aku ciptakan neraka dunia dalam hubungan keduanya.Saat Mobil telah berhenti tepat di depan pagar rumah, aku segera turun dari mobil."Sayang, aku ada urusan sebentar. Tidak masalah bukan, kalau aku tinggal sebentar?" Ucap Mas Akbar tampak turun dari mobil. Pria itu meminta izin padaku. Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya, karena tanpa diberitahu aku sudah paham tujuannya adalah menemui Mulan. Dan pastinya, sebuah pertengkaran akan tercipta dan bisa jadi, dari pert
Aku memilih untuk tidak masuk ke rumah. Saat ini Rasanya rumah bukanlah tempat ternyaman yang harus aku prioritaskan. Memilih menikmati pemandangan jalanan yang terasa begitu menyejukkan hati adalah pilihan kedua."Jadi, ke pantai Nona?" tanya sopir Grab dengan sikap ramahnya"Iya, pantai Lamaru Pak!" jawabku sambil menurunkan kaca jendela Mobil agar bisa menikmati angin serta pemandangan kota yang masih terlihat begitu asri dengan pepohonan yang tumbuh di pinggiran jalan."Matikan saja AC-nya pak, saya ingin menikmati angin.""Baik, Nona. Lagi pula kota kita ini masih banyak ditumbuhi pohon-pohon. Jadi, untuk kualitas udara sejuknya Kota Balikpapan masih terbilang bagus," Komentar sang Sopir taksi.aku hanya mengangguk mengiyakan dan kembali memandang ke luar jendela.Sesampainya di Pantai, aku segera berlari menuju ke arah bibir pantai. Bermain dengan ombak yang menggelitik kakiku yang sudah basah oleh air. Suasana hatiku terasa begitu menikmati momen indah ini. Karena sejujurnya, P