Share

Bab 87

Pukulan-pukulan itu terus Ansel tahan dengan sekuat tenaga. Salahnya karena tidak mempertimbangkan soal ini, tapi Ansel yakin, kalau dia bisa mengalahkan mereka semua.

Orang-orang berpakaian serba hitam mulai mengeluarkan senjata api dari balik tubuh mereka. Kali ini tak terlihat main-main, karena semuanya menodongkan senjata itu ke arah Ansel.

Dan pria itu memandang Ansel dengan remeh. Dia tahu, di tempat yang sempit dan juga apek ini, akan menjadi tempat Ansel menghembuskan napas terakhirnya.

Ansel menyeringai saat orang-orang itu mulai menyerangnya lagi. Tapi semuanya terpental jatuh ke tanah. Dan di saat yang sama, Ansel juga merebut senjata api yang ada disalah satu pria berbaju hitam. Dan dalam sekejap, Ansel sudah berada tepat di samping si penghianat negara.

Semua orang menahan napas ketika Ansel menodongkan senjata tepat di samping kepala pria itu. Keringat dingin menetes di dahi mereka semua, dengan napas yang memburu.

"K-kau?"

"Sudah kubilang, jangan main-main denganku!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status